You are on page 1of 32

REFERAT

Problem pada BBLR

Disusun Oleh:
Monica Novyanti Nasution

Pembimbing:
dr. Retno Murti Laila, Sp.A
BBLR adalah bayi dengan berat lahir
<2500 gr tanpa memandang usia
gestasi.
BBLR dapat terjadi pada bayi kurang
bulan atau pada bayi cukup bulan.
Sampai saat ini BBLR masih
merupakan masalah di seluruh dunia,
karena menjadi salah satu penyebab
utama kesakitan dan kematian pada
masa neonatal.
Masalah yang sering timbul pada
BBLR:
Masalah pernapasan karena paru-paru
yang belum matur
Masalah pada jantung
Perdarahan otak
Fungsi hati yang belum sempurna
Anemia atau polisitemia
Lemak yang sedikit sehingga kesulitan
mempertahankan suhu tubuh normal
Masalah pencernaan atau toleransi minum
Resiko infeksi
1. Masalah pernapasan karena
paru-paru yang belum matur
Sindrom Aspirasi Mekonium

Penyakit Membran Hialin


Transient Tachypnea of the
Newborn / TTN
Asfiksia Neonatorum
Sindrom Aspirasi Mekonium
Terjadi karena mekonium masuk ke
saluran napas sehingga menyumbat
bronkus perifer dan mengakibatkan
pneumonitis kimiawi.
Pada penghisapan mulut dan jalan
napas (suction) didapati adanya
mekonium.
Pemeriksaan Roentgen: gambaran
hiperinflasi dada, infiltrat kasar yang
menyebar di lapang paru, efusi pleura
minimal, hingga atelektasis paru.
Komplikasi: pneumothoraks,
pnemomediastinum, hipertensi
Penyakit Membran Hialin
Terjadi akibat paru bayi yang belum matang dan
defisiensi surfaktan.
Biasanya terjadi pada neonatus prematur (usia gestasi
<34 minggu).
Gangguan napas terjadi segera setelah lahir dan
semakin memburuk dalam 48-72 jam (kecurigaan PMH
dieksklusi jika gejala timbul >8 jam pertama
kehidupan).
Selain distres pernapasan, dapat ditemukan adanya
edema perifer dan bayi tampak letargi.
Penyebab HMD adalah kurangnya surfaktan.
Gagal napas dapat didiagnosa dengan analisis gas
darah.
Pada pemeriksaan Roentgen tampak adanya ground
glass appearance yang tampak retikulogranuler
menyeluruh, gambaran air bronchogram.
Komplikasi HMD adalah perdarahan intrakranial,
Transient Tachypnea of the
Newborn / TTN
Gangguan pernapasan yang terutama
beresiko terjadi pada bayi lahir dengan
seksio sesarea, bayi prematur, partus
presipitus, dan polihidramnion.
Gejala klinis tampak segera setelah lahir
dan membaik dalam beberapa jam
(umumnya <24 jam), kemudian hilang
dalam 5-7 hari.
Pemeriksaan Roentgen: gambaran
hiperinflasi dada, fisura interlobaris
yang opak, efusi pleura, dan
Asfiksia Neonatorum
Ditandai dengan keadaan hipoksemia,
hiperkarbia, dan asidosis.
Menurut AAP dan ACOG (2004), karakteristik
asfiksia neonatorum:
Asidemia metabolik atau campuran yang jelas,
yaitu pH <7, pada sampel darah yang diambil
dari arteri umbilikal
Nilai APGAR 0-3 pada menit ke 5
Manifestasi neurologi pada periode BBL segera,
termasuk kejang, hipotonia, koma, atau
ensefalopatia hipoksik iskemik
Terjadi disfungsi sistem multiorgan segera pada
periode BB
Penilaian pada bayi yang terkait dengan
penatalaksaan resusitasi, dibuat berdasarkan
2. Masalah pada
Jantung
Penyakit Jantung Bawaan
Asianotik
Penyakit Jantung Bawaan
Sianotik
Penyakit Jantung Bawaan
Asianotik
Pembukaan abnormal pada sekat yang
memisahkan atrium kiri dan kanan.
Dapat terjadi di tiga lokasi utama: regio fossa
ovalis (DSA ostium sekundum), bagian
superior septum atrium dekat dengan vena
Defek kava superior (DSA sinus venosus), dan
bagian inferior septum atrium dekat annulus
Septu katup trikuspid (DSA ostium primum).
m Tanda klinis utama DSA adalah wide and
fixed splitting bunyi jantung II.
Atrial DSA besar (DSA dengan rasio aliran
(DSA) pulmonal ke sistemik [Qp:Qs] lebih dari
1,5:1) sebaiknya ditutup untuk mencegah
kemungkinan timbulnya hipertensi pulmonal
dan menurunkan resiko paradoxical emboli.
Penutupan dapat dilakukan melalui operasi
atau kateterisasi intervensi.
Pembukaan abnormal pada septum yang
memisahkan ventrikel kiri dan kanan.
Salah satu kelainan kongenital jantung yang
paling sering ditemukan saat kelahiran tetapi
jarang ditemukan sebagai lesi soliter saat
dewasa.
Hal ini terjadi karena kebanyakan DSV pada
Defek anak bersifat besar dan non restriktif sehingga
Septu menyebabkan gagal jantung dan membutuhkan
operasi penutupan segera, atau kecil dan
m menutup secara spontan.
Tanda klasik yang dapat ditemukan adalah
Ventrik bising pansistolik keras, sering dapat teraba di
el batas sternum kiri bawah.
Pasien DSV dengan rasio Qp:Qs lebih besar dari
(DSV) 1,5:1 harus dipertimbangkan untuk menjalani
operasi penutupan defek.
Pilihan lain selain operasi adalah penutupan
dengan alat trans-kateter.
Terapi gagal jantung simtomatis pada DSV
adalah diuretik, penghambat ACE, dan bila
gejala masih menetap berikan digoksin.
Komunikasi persisten antara aorta desendens
dengan arteri pulmonalis akibat gagal
menutupnya duktus arteriosus setelah lahir.
Pasien umumnya asimtomatis.
Bayi 3-6 minggu dapat ditemukan dengan
takipnea, diaphoresis, kesulitan makan, dan
penurunan (atau tidak ada kenaikan) berat
badan.
Pasien dengan defek besar biasanya memiliki
Duktus riwayat gagal tumbuh.
Arterios Tanda patognomonik DAP adalah bising
jantung yang terus menerus, terdengar dari
us Paten sistol hingga diastol (bising kontinu).
(DAP) Sebagian besar DAP akan menutup sendiri.
Pada bayi prematur, penutupan secara
farmakologis dapat dilakukan dengan
ibuprofen (10 mg/KgBB bolus kemudian diikuti
5 mg/KgBB selama 2-3 hari setelahnya).
tidak responsif pada bayi yang matur. Agen
diuretik dan digoksin bila timbul gejala gagal
jantung. Penutupan DAP secara trans-kateter
dapat dilakukan bila penutupan secara
farmakologis gagal.
Penyakit Jantung Bawaan
Sianotik Defek tunggal hipoplasia konus yang
menyebabkan: DSV, obstruksi right ventricular
outflow tract (RVOT), aorta mengangkang
(overriding aorta), hipertrofi ventrikel kanan
Sering didiagnosis setelah tahun pertama
kehidupan.
Manifestasi klinis: hipoksia. Biasanya terjadi
pada aktivitas yang memerlukan energi tinggi
Tetralo (menangis, berolahraga).
gy of Perawatan medis bergantung pada keadaan bayi.
Pada bayi dengan penurunan aliran darah ke
Fallot paru dengan hipoksemia berat, diberikan infus
(TOF) prostaglandin E.
Pada bayi dengan peningkatan aliran darah ke
paru, diberikan terapi digitalis dan diuretik
sampai operasi dapat dilakukan. Terapi operatif
biasanya dilakukan pada tahun pertama
kehidupan. Operasi pembuatan pirai Blalock
Taussig atau pirai Glenn dapat dilakukan, bila
masih terdapat hipoksemia berulang dilakukan
prosedur Fontan.
3. Perdarahan Otak

Perdarahan Perdarahan Perdarahan Perdarahan


Subdural Subaraknoid Intraserebral Periventrikular-
Penyebab: trauma Primer Jarang terjadi, lebih Intraventrikular
kepala Penyebab: akibat sering dijumpai pada Sering ditemukan pada
Pada BBL cukup bulan trauma lahir, akibat BKB dibandingkan BKB.
Gejala klinis: gejala proses hipoksia janin dengan BCB Gejala klinis: sindrom
kehilangan darah Pada bayi prematur Gejala klinis: gejala perburukan katastrofik,
seperti pucat, gawat Gejala klinis: tanda neurologik yang sindrom perburukan
napas, ikterus akibat kehilangan darah dijumpai berupa gejala saltatorik, gambaran
hemolisis atau gejala (perdarahan yang kompresi batang otak, klinis tenang.
peninggian tekanan umumnya kecil dan Kadang disertai
intrakranial seperti tidak sampai bradikardia, obstruksi
iritabel, kejang, letargi, menimbulkan keadaan aliran cairan
tangis melengking, yang buruk) dan serebrospinal disertai
hipotonia, ubun-ubun gangguan fungsi kenaikan tekanan
menonjol atau sutura neurologik (iritabilitas intrakranial, ubun-ubun
melebar. dan kejang) menonjol, dan sutura
melebar.
Tatalaksana:
simtomatik
4. Fungsi Hati Yang Belum
Sempurna
Ikterus Fisiologis
Ikterus Non
Fisiologis
Ikterus Fisiologis
Umumnya terjadi pada BBL, kadar
bilirubin tak terkonjugasi pada
minggu pertama >2 mg/dL.
Keadaan umum: toleransi minum
baik, berat badan naik, dan kuning
menghilang pada minggu 1-2 pasca
kelahiran.
Ikterus Non Fisiologis
Keadaan yang merupakan petunjuk untuk
tindak lanjut:
Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam
Setiap peningkatan kadar bilirubin serum
yang memerlukan fototerapi
Peningkatan kadar bilirubin total serum >
0,5 mg/dL/jam
Adanya tanda-tanda penyakit yang
mendasari pada setiap bayi (muntah,
letargis, malas menetek, penurunan berat
badan yang cepat, apnea, takipnea atau
suhu yang tidak stabil)
Ikterus bertahan setelah 8 hari pada BCB
atau setelah 14 hari pada BKB
Tatalaksana:
Terapi ikterus dini (early jaundice) pada
bayi yang mendapat ASI
Terapi sinar dan transfusi tukar
Antibiotik pada dugaan infeksi
Antimalaria jika terdapat demam dan
bayi berasal dari daerah endemis
malaria
Evaluasi berkala (follow-up) sesuai
dengan usia bayi dan kadar bilirubin
saat dipulangkan.
5. Anemia
Abnormalitas hematologi yang paling sering pada BBL.
Anemia pada BCB merupakan hal yang normal dan
tidak memberikan dampak klinis yang buruk.
Pada BKB anemia yang terjadi lebih berat dan timbul
lebih dini.
Pada BBL dengan anemia akut dapat terjadi kolaps
kardiovaskuler sampai dengan gagal napas.
Anemia juga dianggap berperan dalam timbulnya
berbagai gejala termasuk asupan makan yang buruk
dan kenaikan berat badan yang tidak adekuat.
Mekanisme:
Anemia karena perdarahan
Anemia karena penurunan atau kegagalan produksi
eritrosit
Anemia karena hemolisis
Anemia karena kombinasi mekanisme di atas (anemia
6. Lemak Yang Sedikit Sehingga
Kesulitan Mempertahankan Suhu
Tubuh Normal
Pusat pengatur panas belum sempurna
Luas badan bayi relatif besar sehingga
penguapannya bertambah
Kemampuan metabolisme panas masih
rendah, sehingga bayi dengan BBLR
perlu diperhatikan agar tidak terlalu
banyak kehilangan panas badan dan
dapat diperhatikan sekitar 30oC sampai
37oC
7. Masalah pencernaan atau
toleransi minum
Imaturitas fungsi organ pencernaan
Ketersediaan enzim pencernaan pada BBLR
masih rendah.
Kemampuan pengosongan lambung (gastric
emptying time) lebih lambat pada bayi
BBLR dari pada BCB.
Fungsi mengisap dan menelan (suck and
swallow) masih belum sempurna
Toleransi terhadap osmolaritas formula yang
diberikan masih rendah, sehingga
kemungkinan terjadinya komplikasi seperti
NEC (neoritising enterocolitis) ataupun diare
8. Resiko Infeksi
Sepsis
Neonatorum
Sepsis Neonatorum
Sindrom klinis penyakit sistemik akibat
infeksi yang terjadi dalam satu bulan
pertama kehidupan.
Sering terjadi pada bayi beresiko
misalnya pada BKB, BBLR, bayi dengan
gangguan napas atau bayi yang lahir dari
ibu beresiko.
Berdasarkan awitannya, dibagi menjadi:
Early onset sepsis (EOS) Timbul pada
usia 72 jam, biasanya
mikroorganisme berasal dari ibu.
Late onset sepsis (LOS) Timbul pada
usia 72 jam, biasanya di atas 3
Manifestasi klinis:
Bayi dicurigai mengalami sepsis jika
memiliki 2 gejala kriteria A atau 3
gejala kriteria B.
Kriteria A Persalinan di lingkungan kurang higienis
Kesulitan bernapas, apnea, napas > 80 kali/menit, retraksi dinding
dada, grunting ekspirasi, sianosis sentral
Kejang
Tidak sadar
Suhu tubuh tidak normal (sejak lahir dan tidak berespon terapi,
atau tidak stabil sesudah pengukuran 3 kali)
Kondisi memburuk cepat dan dramatis
Kriteria B Air ketuban bercampur meconium
Tremor
Letargi atau lunglai
Mengantuk atau aktivitas berkurang
Iritabel/muntah/perut kembung
Malas minum (sebelumnya baik)
Tanda-tanda mulai muncul setelah hari ke-4
Tatalaksana:
Bayi harus dirawat dirawat di rumah sakit dan
dipasang jalur intravena serta diberikan O 2
Pemberian antibiotik
Terapi lainnya:
Pemberian cairan dosis rumatan berupa NaCl 0,9%
atau 10 mL/kgBB/30 menit pada gangguan perfusi,
Transfusi komponen darah yang diperlukan
Manajemen nutrisi secara adekuat.
Terapi spesifik sesuai etiologi dan gangguan
sistem yang terjadi
Komplikasi berupa gejala sisa neurologis:
retardasi mental, gangguan penglihatan,
gangguan konsentrasi, serta kelainan
tingkah laku, dll.

You might also like