Professional Documents
Culture Documents
201520401011113
Istilah pemphigus dari kata pemphix (Yunani)
berarti melepuh atau gelembung
pemphigus ialah kumpulan penyakit kulit
autoimun berbula yang mengenai kulit dan
membran mukosa yang secara histologi ditandai
dengan bula intraepidermal akibat proses
akantolisis (pemisahan antar sel epidermal) dan
secara imunopatologi ditemukan antibodi IgG
terhadap komponen desmosome pada permukaan
keratinosit
Pada dasarnya, pemfigus dibagi menjadi 4
tipe: vulgaris, foliaceus, paraneoplastik, dan
pemfigus IgA.
Pada pemfigus vulgaris (PV), bula timbul pada
lapisan terdalam epidermis, diatas stratum
basalis, dan pemfigus foliaseus (PF), juga
disebut superficial pemphigus, bula terletak
pada stratum granulosum
Pemfigus foliaseus merupakan suatu kelainan
autoimun yang ditandai dengan hilangnya daya
adesi interselular keratinosit di bagian
epidermis (akantolisis), yang akhirnya
mengakibatkan pembentukan vesikel/bula
dangkal.
Tanda klinis muncul pada kulit yang terlihat
sehat dan kemudian melepuh ketika digosok.
Pemfigus foliaseus dicirikan dengan proses
yang kronis, dengan sedikit atau tanpa
keterlibatan selaput lendir (Stanley,2003).
Pemfigus adalah penyakit autoimun, karena pada
serum penderita ditemukan autoantibodi
Erosi Mudah
Berdarah dan
Sukar
Menyembuh
D. herpetiformis Pemfigoid Bulosa
Papula eritematosa vesikel Bula besar, berdinding
berdinding tegang, jarang bula.
tegang.
herpetiformis
Simetris Bula serous/hemoragic
daerah ekstensor Daerah intertriginosa
Epidermolisis Bulosa Acq (EBA)
Kulit yang rapuh dan bula tegang, erosi-
perdarahan
Pada tempat yg sering terkena trauma
(localized)
Bula berdinding tegang, serous/hemoragic
1. Penanganan lesi luas diperlukan rawat inap untuk
pengobatan dan perawatan yang tepat. Keseimbangan
cairan dan gangguan elektrolit perlu diperhatikan.
2. Topikal :
Lesi Basah : kompres garam faali (NaCl 0.9%)
Lesi Kering : talcum Acidum Salicylicum 2%.
3. Sistemik:
a.Antibiotik : bila timbul infeksi sekunder
b.Kortikosteroid : Prednison 60 mg per hari. Jika masih
timbul lesi baru setelah 5-7 hari, dosis dinaikkan 50%.
Kalau telah ada perbaikan, dosis diturunkan secara
bertahap, setiap 5-7 hari diturunkan 10-20 mg.
c. Imunosupresan : obat imunosupresan diberikan
pada saat penurunan dosis kortikosteroid untuk
mencegah relaps.
Azathioprin dosisnya 50-150 mg sehari selama 2-4
minggu.
Siklofosfamid 50-100 mg sehari selama 6 minggu
Metotrexat 25 mg per minggu i.m
Mayoritas pasien meninggal sebelum penghentian
terapi steroid
Kortikosteroid mengurangi angka mortalitas 5-15%
Pemfigus yang tidak mendapatkan terapi adekuat
akan berakibat fatal karena penderita rentan
terkena infeksi dan disertai gangguan
keseimbangan elektrolit
Morbiditas dan mortalitas terkait dengan luasnya
lesi, dosis kortikosteroid maksimum yang
diperlukan untuk menginduksi remisi, dan adanya
penyakit penyerta
Infeksi sekunder baik sistemik maupun terlokalisasi
pada kulit dapat terjadi karena penggunaan
imunosupresan dan adanya erosi multipel.
Retardasi pertumbuhan: terjadi pada anak-anak yang
mendapatkan terapi kortikosteroid dan
imunosupresan sistemik.
Supresi sumsum tulang: terjadi pada pasien yang
mendapatkan terapi imunosupresan.
Osteoporosis dan insufisiensi adrenal dilaporkan
terjadi setelah penggunaan kortikosteroid jangka
panjang
Peningkatan insidensi leukemia dan limfoma juga
dilaporkan terjadi pada imunosupresan jangka
panjang.
Meminimalisir kemungkinan terjadinya trauma
pada kulit karena kulit pasien sangat rapuh
akibat penyakitnya sendiri maupun efek
samping dari steroid sistemik dan topikal.
Pemahaman bahwa penyakit yang diderita
adalah penyakit yang bersifat kronis.
Terapi yang diberikan dosis obat, efek
samping, dan gejala toksisitas obat sehingga
jika terjadi dapat segera menghubungi dokter.
Perawatan luka yang adekuat.