You are on page 1of 54

Oleh

Dr.H.Junaidi,M.Kes
PENGERTIAN PERNAFASAN
(Respirasi )
Suatu peristiwa dari sistim tubuh yang
melakukan pengambilan oksigen ( O2)
yang berada diluar tubuh ( atmosfer )
yang dihirup ( Inspirasi ) melalui organ2
pernafasan, dan tubuh mengeluarkan
( ekspirasi) Carbon dioksida ( CO2) yang
dihasilkan oleh tubuh kembali keluar
tubuh ( ke atmosfer)
ORGAN-ORGAN ANATOMI SISTEM
PERNAFASAN

HIDUNG
FARING
LARING
TRAKEA
BRONKUS
BRONKIOLUS DI PARU-PARU
ALVEOLI --- -----
HIDUNG
Organ tubuh : Alat Pernafasan &
Indra Penciuman
Bentuk hidung luar seperti piramid dengan
bagian-bagiannya dari atas ke bawah :
1) pangkal hidung (bridge)
2) batang hidung (dorsum nasi)
3) puncak hidung (hip)
4) ala nasi
5) kolumela
6) lubang hidung (nares anterior)
Hidung luar dibentuk oleh kerangka tulang
dan tulang rawan yang dilapisi oleh kulit,
jaringan ikat dan beberapa otot kecil yang
berfungsi melebarkan atau menyempitkan
lubang hidung
Kerangka tulang terdiri dari :
1) tulang hidung (os nasal)
2) prosesus frontalis os maksila
3) prosesus nasalis os frontal
Kerangka tulang rawan terdiri dari
beberapa pasang tulang rawan yang
terletak di bagian bawah hidung, yaitu :
1) Sepasang kartilago nasalis lateralis
superior,
2) Sepasang kartilago nasalis lateralis
inferior yang disebut juga sebagai
kartilago ala mayor
3) Tepi anterior kartilago septum
Bahagian hidung dalam terdiri atas
struktur yang membentang dari
os.internum di sebelah anterior hingga
koana di posterior, yang memisahkan
rongga hidung dari nasofaring
Septum nasi membagi kavum nasi
menjadi dua ruang kanan dan kiri
Kavum nasi terdiri dari:
1. Dasar hidung dibentuk oleh prosesus
palatine os maksila dan prosesus horizontal
os palatum
2. Atap hidung terdiri dari kartilago lateralis
superior dan inferior, os nasal, prosesus
frontalis os maksila, korpus os etmoid, dan
korpus os sphenoid
Sebagian besar atap hidung dibentuk
oleh lamina kribrosa yang dilalui oleh
filament-filamen n.olfaktorius yang
berasal dari permukaan bawah bulbus
olfaktorius
3. Dinding lateral dibentuk oleh
permukaan dalam prosesus frontalis os
maksila, os lakrimalis, konka superior
dan konka media
4.Konka
Fosa nasalis dibagi menjadi tiga meatus oleh
tiga buah konka
Celah antara konka inferior dengan dasar
hidung disebut meatus inferior
Celah antara konka media dan inferior disebut
meatus media
Di sebelah atas konka media disebut meatus
superior
Kadang-kadang didapatkan konka keempat
disbt : konka suprema ( yang teratas)
Di meatus media bermuara sinus maksila,
sinus frontal dan bahagian anterior sinus
etmoid.
Di balik bagian anterior konka media yang
letaknya menggantung, pada dinding
lateral terdapat celah yang berbentuk
bulan sabit yang dikenal sebagai
infundibulum
Meatus inferior adalah yang terbesar di
antara ketiga meatus, mempunyai muara
duktus nasolakrimalis
Nares anterior adalah saluran terbuka ke
dalam rongga hidung dan bermuara pada
bagian yang dikenal sebagai vestibulum
Nares posterior atau koana adalah
pertemuan antara kavum nasi dengan
nasofaring
Di bahagian atap dan lateral dari rongga
hidung terdapat sinus yang terdiri atas
sinus maksila, sinus etmoid, sinus frontalis
dan sinus sphenoid
Sinus paranasal adalah rongga-rongga di
dalam tulang kepala yang berisi udara
yang berkembang dari dasar tengkorak
Sinus maksilaris merupakan sinus
paranasal terbesar di antara lainnya, yang
berbentuk piramid yang irregular dengan
dasarnya menghadap ke fossa nasalis
dan puncaknya menghadap ke arah
apeks prosesus zygomatikus os maksilla.
Rongga hidung bagian atas mendapat
pendarahan dari a. etmoid anterior dan
posterior yang merupakan cabang dari a.
oftalmika dari a.karotis
Bagian bawah rongga hidung mendapat
pendarahan dari cabang a. maksilaris
interna
Bagian depan hidung mendapat
pendarahan dari cabang a.fasialis.
Vena-vena hidung mempunyai nama yang sama
dan berjalan berdampingan dengan arterinya
Bagian depan dan atas rongga hidung
mendapat persarafan sensoris dari n.etmoidalis
anterior, yang merupakan cabang dari
n.nasosiliaris, yang berasal dari n.oftalmikus
(N.V-1)
Rongga hidung lainnya, sebagian besar
persarafan sensoris dari n.maksila melalui
ganglion sfenopalatinum.
Adalah pipa berotot yang berjalan dari
dasar tengkorak sampai persambungan-
nya dengan oesopagus pada ketinggian
tulang rawan krikoid
Letaknya di belakang larinx (larinx-
faringeal)
Orofaring adalah bagian dari faring
merupakan gabungan sistem respirasi
dan pencernaan.
Terletak pada garis tengah bagian depan
leher, sebelah dalam kulit, glandula
tyroidea, dan beberapa otot kecil, dan
didepan laringofaring dan bagian atas
esopagus
Struktur terdiri atas :
1. Cartilago yaitu cartilago thyroidea,
epiglottis, cartilago cricoidea, dan
2 cartilago arytenoidea
2. Membarana yaitu menghubungkan
cartilago satu sama lain dan dengan os.
Hyoideum, membrana mukosa, plika
vokalis, dan otot yang bekerja pada
plica vokalis
Cartilago tyroidea berbentuk V, dengan
V menonjol kedepan leher sebagai jakun.
Ujung batas posterior diatas adalah cornu
superior, penonjolan tempat melekatnya
ligamen thyrohyoideum, dan dibawah
adalah cornu yang lebih kecil tempat
berartikulasi dengan bagian luar cartilago
cricoidea.
Cartilago yang berbentuk daun dan
menonjol keatas dibelakang dasar lidah.
Epiglottis ini melekat pada bagian
belakang Vertebra cartilago thyroideum.
Plica aryepiglottica, berjalan kebelakang
dari bagian samping epiglottis menuju
cartilago arytenoidea, membentuk batas
jalan masuk laring
Plica vocalis adalah dua lembar
membrana mukosa tipis yang terletak di
atas ligamenturn vocale, dua pita fibrosa
yang teregang di antara bagian dalam
cartilago thyroidea di bagian depan dan
cartilago arytenoidea di bagian belakang.
Plica vocalis palsu adalah dua lipatan.
membrana mukosa tepat di atas plica
vocalis sejati. Bagian ini tidak terlibat
dalam produksi suara.
Otot-otot kecil yang melekat pada
cartilago arytenoidea, cricoidea, dan
thyroidea, yang dengan kontraksi dan
relaksasi dapat mendekatkan dan
memisahkan plica vocalis. Otot-otot
tersebut di inervasi oleh nervus cranialis X
(vagus).
Suara dihasilkan oleh vibrasi plica vocalis
selama ekspirasi. Suara yang dihasilkan
dimodifikasi oleh gerakan palatum molle,
pipi, lidah, dan bibir, dan resonansi
tertentu oleh sinus udara cranialis.
Adalah tabung fleksibel dengan panjang
kira-kira 10 cm dengan lebar 2,5 cm.
trachea berjalan dari cartilago cricoidea
kebawah pada bagian depan leher dan
dibelakang manubrium sterni, berakhir
setinggi angulus sternalis (taut manubrium
dengan corpus sterni) atau sampai kira-
kira ketinggian vertebrata torakalis 5 dan
di tempat ini bercabang menjadi dua
bronckus (bronchi)
Trachea tersusun atas 16 - 20 lingkaran
tak- lengkap yang berupan cincin tulang
rawan yang diikat bersama oleh jaringan
fibrosa dan yang melengkapi lingkaran
disebelah belakang trachea, selain itu
juga membuat beberapa jaringan otot.
Percabangan saluran nafas dimulai dari
trakea yang bercabang menjadi bronkus
kanan dan kiri. Masing-masing bronkus
terus bercabang sampai dengan 20-25
kali sebelum sampai ke alveoli. Sampai
dengan percabangan bronkus terakhir
sebelum bronkiolus, bronkus dilapisi oleh
cincin tulang rawan untuk menjaga agar
saluran nafas tidak kolaps atau kempis
sehingga aliran udara lancar.
Bagian terakhir dari perjalanan udara
adalah di alveoli. Di sini terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida dari
pembuluh darah kapiler dengan udara.
Terdapat sekitar 300 juta alveoli di kedua
paru dengan diameter masing-masing
rata-rata 0,2 milimeter.
Sistem pernafasan pada dasarnya
dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan
paru-paru beserta pembungkusnya
(pleura) dan rongga dada yang
melindunginya. Di dalam rongga dada
terdapat juga jantung di dalamnya.
Rongga dada dipisahkan dengan rongga
perut oleh diafragma.
Paru-paru terdapat dalam rongga thoraks
pada bagian kiri dan kanan. Paru-paru
memilki :

1. Apeks, Apeks paru meluas kedalam


leher sekitar 2,5 cm diatas calvicula
2. permukaan costo vertebra, menempel
pada bagian dalam dinding dada
3. permukaan mediastinal, menempel
pada perikardium dan jantung.
4. dan basis. Terletak pada diafragma
Paru kanan dibagi atas tiga lobus yaitu lobus
superior, medius dan inferior sedangkan paru
kiri dibagi dua lobus yaitu lobus superior dan
inferior. Tiap lobus dibungkus oleh jaringan
elastik yang mengandung pembuluh limfe,
arteriola, venula, bronchial venula, ductus
alveolar, sakkus alveolar dan alveoli.
Diperkirakan bahwa stiap paru-paru
mengandung 150 juta alveoli, sehingga
mempunyai permukaan yang cukup luas untuk
tempat permukaan/pertukaran gas.
Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada
yang menempel langsung ke paru, disebut
sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura
parietal menempel pada dinding rongga dada
dalam. Diantara pleura visceral dan pleura
parietal terdapat cairan pleura yang berfungsi
sebagai pelumas sehingga memungkinkan
pergerakan dan pengembangan paru secara
bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.
Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang
yang membentuk rangka dada. Rangka
dada ini terdiri dari costae (iga-iga),
sternum (tulang dada) tempat sebagian
iga-iga menempel di depan, dan vertebra
torakal (tulang belakang) tempat
menempelnya iga-iga di bagian belakang.
Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada
yang berfungsi penting sebagai otot pernafasan. Otot-
otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai
berikut :
- interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang
mengangkat masing-masing iga.
- sternokleidomastoid yang mengangkat sternum
(tulang dada).
- skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.
- interkostalis internus (antar iga dalam) yang
menurunkan iga-iga.
- otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus
membuat isi perut mendorong diafragma ke atas.
- otot dalam diafragma yang dapat menurunkan
diafragma.
Proses fisiologis respirasi di mana oksigen dipindahkan dari
udara ke dalam jaringan-jaringan, dan karbon dioksida
dikeluarkan ke udara ekspirasi dapat dibagi menjadi tiga
stadium.

1. Stadium pertama adalah ventilasi, yaitu masuknya


campuran gas-gas ke dalam dan ke luar paru-paru.
2. Stadium ke dua, transportasi, yang terdiri dari beberapa
aspek :
(a) difusi gas-gas antara alveolus dan kapiler paru-paru
(respirasi eksterna) dan antara darah sistemik dan selsel
jaringan;
(b) distribusi darah dalam sirkulasi pulmoner dan
penyesuaiannya dengan distribusi udara dalam alveolus-
alveolus; dan
(c) reaksi kimia dan fisik dari oksigen dan karbon dioksida
dengan darah.
3. Respirasi sel atau respirasi interna merupakan stadium akhir
dari respirasi. Selama respirasi ini metabolit dioksidasi untuk
mendapatkan energi, dan karbon dioksida terbentuk sebagai
sampah proses metabolisme sel dan dikeluarkan oleh paru-
paru.
Udara bergerak masuk dan keluar dari
paru-paru karena selisih tekanan yang
terdapat antara atmosfer dan alveolus
oleh kerja mekanik otot-otot.
Stadium ke dua proses respirasi
mencakup proses difusi gas-gas melintasi
membran antara alveolus-kapiler yang
tipis (tebalnya kurang dari 0.5 um).
Kekuatan pendorong untuk pernindahan
ini adalah selisih tekanan parsial antara
darah dan fase gas.
Oksigen dapat ditranspor dari paru-paru ke
jaringan melalui dua jalan :

1. secara fisik larut dalam plasma atau


2. secara kimia berikatan dengan
hemoglobin sebagai oksihemoglobin
(HbO2).
ikatan kimia oksigen dan hemoglobin ini
bersifat reversibel.
Transport CO2 dari jaringan keparu-paru melalui
tiga cara sebagai berikut:
1. Secara fisk larut dalam plasma (10 %)
2. Berikatan dengan gugus amino pada
Hb dalam sel darah merah (20%)
3. ditransport sebagai bikarbonat plasma (70%)
Karbon dioksida berikatan dengan air dengan
reaksi seperti dibawah ini:
CO2 + H2O = H2CO3 = H+ +HCO3-
1. Medulla Oblongata
2. Pons
Secara garis besar bahwa Paru-paru memiliki
fungsi sebagai berikut:
1. Terdapat permukaan gas-gas yaitu
mengalirkan Oksigen dari udara atmosfer
kedarah vena dan mengeluarkan gas
carbondioksida dari alveoli keudara atmosfer.
2. Menyaring bahan beracun dari sirkulasi
3. Reservoir darah
4. Fungsi utamanya adalah pertukaran gas-gas
Selesai ..

You might also like