You are on page 1of 65

MORBILIPembimbing :

dr. David Darmawan, Sp.PD


Pendahuluan
Morbili merupakan penyakit virus
menular dan menimbulkan dampak
yang serius. Seseorang yang tidak
mendapat vaksin virus ini memiliki
risiko lebih tinggi terkena morbili.
Morbili lebih sering terjadi pada
seseorang yang rentan (mereka yang
tidak pernah terkena penyakit ini
sebelumnya atau yang tidak mendapat
vaksin) yang melakukan perjalanan.
Lanjutan

Morbili menular melalui kontak


langsung melalui droplet infeksi
maupun penyebaran udara.
Transmisi juga terjadi melalui
kontak maupun sentuhan dengan
bahan yang terkontaminasi dan
kemudian tersentuh mata, hidung,
dan/atau mulut.
Lanjutan

Pada tahun 2007, WHO juga menekankan


pentingnya upaya imunisasi campak
tambahan, yang menjangkau anak-anak
yang belum pernah divaksinasi dan belum
pernah menderita penyakit campak, serta
menyediakan kesempatan kedua untuk
kasus kegagalan vaksinasi campak.
Lanjutan

Indonesia termasuk negara


berkembang yang insiden kasus
campaknya cukup tinggi.Pada
tahun 2008, angka absolut
Campak di Indonesia adalah
15.369 kasus.
Lanjutan
Morbili merupakan penyakit yang dapat
dicegah dengan vaksin, sehingga
penularan penyakit ini dapat dicegah
atau dikurangi. Tujuannya untuk
mencegah komplikasi dan atau
mengurangi angka kematian.

Peta Penyebaran Kasus Campak berdasarkan


WHO Bulan Januari 2014 Hingga Juni 2014
Definisi

Morbili merupakan adalah penyakit virus


akut yang disebabkan oleh virus campak
(famili paramyxoviridae anggota genus
morbilivirus). Campak mempunyai
karakteristik yang diawali dengan stadium
prodromal yang menunjukkan gejala
demam, malaise, batuk, pilek, konjungtivitis,
yang diikuti dengan timbulnya ruam
makulopapula (Katz SL, Hinman AR, 2004).
ETIOLOGI

Virus campak merupakan virus RNA


familiparamyxoviridaedengan
genusMorbili virus
Virus bisa ditemukan pada sekret
nasofaring, darah dan urin paling tidak
selama masa prodromal hingga
beberapa saat setelah ruam muncul.
Gambar Virus
Morbili
Cara Penularan

Campak dapat ditularkan melalui :


Virus Campak ditularkan dari orang ke orang,
manusia merupakan satu-satunya reservoir
penyakit Campak.
Penularan terjadi melalui udara, kontak
langsung dengan secret hidung atau
tenggorokan dari orang yang terinfeksi dan
jarang terjadi oleh kontak dengan benda-
benda yang terkontaminasi dengan sekret
hidung dan tenggorokan.
Lanjutan

Penularan dapat terjadi antara 1 2 hari


sebelumnya timbulnya gejala klinis sampai 4
hari setelah timbul ruam. Penularan virus
Campak sangat efektif sehingga dengan virus
yang sedikit sudah dapat menimbulkan infeksi
pada seseorang.
Patofisiologi
Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis
Stadium Kataral ( Prodromal )

Biasanya stadium ini berlangsung


selama 4- 5 hari disertai demam,
malaise, batuk, nasofaringitis,
fotofobia, konjungtivitis dan koriza.
Menjelang akhir stadium kataral dan 24
jam sebelum timbul enantema, timbul
bercak koplik yang patognomonik bagi
morbili, tetapi sangat jarang dijumpai.
Manifestasi Klinis
Stadium Erupsi

Ditandai dengan timbulnya eritema


berbentuk macula-papula disertai
meningkatnya suhu badan, pilek dan batuk
bertambah. Ruam ini muncul pertama kali
pada daerah batas rambut dan dahu serta
belakang telinga kemudian menyebar
dengan cepat ke seluruh wajah, leherr,
lengan atas dan bagian atas dada pada
sekitar 24 jam pertama
Manifestasi Klinis
Stadium Konvalesen

Erupsi berkurang meninggalkan bekas


yang berwarna lebih tua
(hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan
akan hilang sendiri. Selain
hiperpigmentasi pada anak Indonesia
sering ditemukan pula kulit yang
bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan
gejala patognomonik untuk morbili.
Diagnosis
Anamnesis :

Demam tinggi terus menerus 38,5oC atau


lebih disertai batuk, pilek, nyeri menelan,
mata merah, silau bila kena cahaya
(fotofobia), seringkali diikuti diare.
Pada hari ke 4-5 demam, timbul ruam
kulit, didahului oleh suhu yang
meningkat lebih tinggi dari semula.
Diagnosis
Anamnesis :

Saat ruam timbul, batuk dan diare


bertambah parah sehingga pasien
mengalami sesak nafas atau dehidrasi. Pada
hari ke 4-5 demam, timbul ruam kulit,
didahului oleh suhu yang meningkat lebih
tinggi dari semula.
Perlu juga ditanyakan adanya riwayat kontak
dan riwayat imunisasi.
Diagnosis
Pemeriksaan fisik :

1 Pada stadium kataral manifestasi yang


tampak mungkin hanya demam
(biasanya tinggi) dan tanda-tanda
nasofaringitis dan konjungtivitis.
2. Pada umunya pasien tampak lemah.
Diagnosis
Pemeriksaan fisik :

3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas (akhir


stadium kataral).
4. Pada stadium erupsi timbul ruam (rash)
yang khas : ruam makulopapular yang
munculnya mulai dari belakang telinga,
mengikuti pertumbuhan rambut di dahi,
muka, dan kemudian seluruh tubuh.
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium
Diagnosis Banding

1. Scarlet Fever

2. Erupsi Obat

3. Rubella

4. Roseola Infantum

5. Infeksi Mononukleosus

6. Dukes Disease
Komplikasi
1. Laringitis Akut

2. Bronkopneumonia

3. Ensefalitis

4. SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis)

5. Otitis Media

6. Enteritis

7. Konjungtivitis

8. Sistem Kardiovaskulaar
Komplikasi
1. Laringitis Akut

2. Bronkopneumonia

3. Ensefalitis

4. SSPE (Subacute Sclerosing Panencephalitis)

5. Otitis Media

6. Enteritis

7. Konjungtivitis

8. Sistem Kardiovaskulaar
Tatalaksana

Pasien campak tanpa penyulit dapat berobat jalan.

Anak harus diberikan cukup cairan dan kalori

Pengobatan bersifat simptomatik

Penderita dengan usia di bawah 5 tahun perlu


diberikan vitamin A
Indikasi Rawat Inap

1. Hiperpireksia (suhu tubuh >39.0 C)

2. Dehidrasi (kekurangan cairan)

3. Kejang

4. Sulit makan atau minum

5. Adanya komplikasi
Pencegahan

Imunisasi Campak
Dosis dan Cara Pemberian :
Dosis vaksin campak sebanyak 0,5 ml
Pemberian diberikan pada umur 9 bulan, secara
subkutan tapi dapat juga diberikan secara
intramuscular
Imunisasi campak diberikan lagi pada saat masuk
sekolah SD (Program BIAS)
Prognosis

Campak merupakan penyakitself


limitingsehingga bila tanpa disertai
dengan penyulit maka prognosisnya
baik. Baik pada anak dengan keadaan
umum yang baik, tetapi prognosis
buruk bila keadaan umum buruk, anak
yang sedang menderita penyakit
kronis atau bila ada komplikasi.
LAPORAN KASUS


Identitas Pasien

Nama : Nn. D

Umur : 16 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Alamat : Bojonegoro

Status : Pelajar

Pekerjaan : Petani

Agama : Islam

Tanggal MRS : 08/01/2017

No register : 513153
Anamnesis

A. Keluhan Utama : Demam sejak 6 hari SMRS

B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan


demam 6 hari. Pasien mengaku setelah pulang
sekolah, mendadak badan demam sumer-sumer
kemudian orang tua pasien membawa pasien
periksa ke RS Sumberejo Bojonegoro, kemudian
diperkirakan sakit typhoid dan diberi obat untuk
rawat jalan, namun pasien lupa nama obat.
Lanjutan

Pasien mengaku demam turun setelah minum


obat, namun demam mendadak tinggi dan
juga dirasakan terus menerus, tapi tidak
disertai menggigil dan kejang namun timbul
bercak-bercak merah hampir di seluruh
tubuh, awalnya mulai dari belakang telinga
kemudian meluas sampai wajah dan
menyebar ke seluruh tubuh disertai mata
merah dan berair sejak 1 hari SMRS sehingga
orang tua pasien membawa pasien ke RSUD
Bojonegoro
Lanjutan
Pasien mengeluh demam disertai batuk dan
pilek yang dirasakan sejak 10 hari ini, batuk
tidak berdahak. Nafsu makan pasien
menurun karena nyeri tenggorokan dan
nyeri telan, tapi tidak disertai mual muntah.
Buang air besar cair 2x sejak kemarin, ada
ampas, tidak ada lendir, tidak ada darah
ataupun berwarna hitam. Buang air kecil
tidak ada keluhan, warna jernih kadang
kuning, tidak ada nyeri saat buang air kecil.
Riwayat Penyakit Dahulu

Sebelumnya pasien belum pernah


mengalami keluhan yang sama seperti
ini. Orang tua pasien menyangkal bahwa
pasien memiliki riwayat alergi terhadap
obat, maupun makanan tertentu. Orang
tua pasien juga menyangkal adanya
riwayat penyakit lain sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga tidak ada yang sakit seperti ini.


Riwayat Pengobatan

Tidak ada obat-obatan yang rutin dikonsumsi tiap


hari.
Riwayat Alergi

Alergi obat (-), alergi makanan-susu sapi (-) alergi


cuaca-debu (-)
Anamnesis Sistem
A. Sistem Serebrospinal : Demam (+), kejang (-), penurunan
kesadaran (-)

B. Sistem Kardiovaskular : Nyeri dada (-), palpitasi (-)

C. Sistem Pernapasan : Sesak (-), batuk (+) tidak berdahak, pilek


(+)

D. Sistesm Gastrointestinal : Nyeri perut (+), mual (-), muntah (-), nafsu makan

berkurang (+), BAB cair (+) dengan ampas

E. Sistem Urogenital : BAK lancar, tidak ada keluhan

F. Sistem Integumentum : Turgor kulit normal, bibir kering (+)

G. Sistem Muskuloskeletal : Edema (-), tidak ada keluhan


Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran: GCS 4-5-6

Vital Sign :

Tensi : 110/80 mmHg

Temp : 40,2C (axilla)

Nadi : 89x/Mnt

RR : 20x/Mnt
Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran: GCS 4-5-6

Vital Sign :

Tensi : 110/80 mmHg

Temp : 40,2C (axilla)

Nadi : 89x/Mnt

RR : 20x/Mnt
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik
Problem List

1. Demam

2. Batuk, pilek

3. Mata merah dan berair

4. Nyeri tenggorokan dan nyeri telan

5. Nafsu makan berkurang

6. BAB cair
Pemeriksaan Penunjang
Hasil Pemeriksaaan Laboratorium tanggal
07-03-2017
Pembahasan
Pasien wanita usia 16 tahun MRS dengan
keluhan demam sumer-sumer disertai
batuk tanpa dahak dan pilek sejak 6 hari
SMRS, demam sempat turun namun
mendadak demam tinggi terus menerus
tapi tidak sampai menggigil dan kejang
namun disertai timbul bercak-bercak
merah hampir di seluruh tubuh, awalnya
mulai dari belakang telinga kemudian
meluas sampai wajah dan menyebar ke
seluruh tubuh disertai mata merah dan
berair sejak 1 hari SMRS.
Lanjutan
Hal ini sesuai dengan manifestasi klinis
dari morbili yaitu batuk, pilek mata
meradang atau merah disertai sekret
mukopurulen dan demam tinggi
dalam beberapa hari yang diikuti
timbulnya ruam yang memiliki ciri
khas dari morbili, yaitu diawali dari
belakang telinga kemudian menyebar
ke muka, leher, dada, tubuh, lengan
dan kaki bersamaan dengan
meningkatnya suhu tubuh.
Lanjutan
Sedangkan pada scarlet fever, ruam yang
timbul dimulai dari dada, ketiak dan
belakang telinga serta khasnya adalah
terdapat gambaran lidah merah stroberi.
Pada erupsi obat, biasanya terdapat
reaksi alergi pada daerah kulit
mukokutan dan timbul setelah pasien
mengonsumsi obat tertentu, namun
pasien mengaku tidak minum obat selain
paracetamol dan tidak ada riwayat alergi
obat sehingga alergi obat dapat
disingkirkan.
Lanjutan
Nafsu makan menurun (+)
karena nyeri
tenggorokan, nyeri telan
(+), BAB cair (+) 2x,
ampas (+), lendir (-) sejak
1 hari SMRS, BAK tidak
ada keluhan.
Lanjutan
Dari hasil pemeriksaan fisik,
ditemukan terdapat peningkatan
suhu tubuh pasien, yaitu 40,2C,
terdapat konjungtivitis pada
kedua mata disertai sekret
mukopurulen kedua mata, faring
tampak hiperemis dan terdapat
ruam makulopapular di seluruh
tubuh, turgor kulit normal.
Lanjutan
Sehingga dapat disimpulkan
pada pasien ini terdapat
kelompok gejala klinis dari
morbili 3C (cough, coryza,
conjungtivitis), disertai
demam dan timbul ruam
makulopapular yang khas
pada morbili.
Diagnosa Kerja

Observasi Febris H+6 e.c Morbili


dengan Diare Cair Akut tanpa
dehidrasi
Diagnosis Banding

Scarlet Fever
Erupsi Obat
Rencana Pemeriksaan

Pemeriksaan Antibodi IgM anti Campak


Penatalaksanaan

Inf. RL : D5 2 : 1

Inf. Paraceamol 2 flash/hari (iv)

Inj. Omeprazole 2x1 (iv)

Inj. Ondancetron 3x1 (iv)

Inj. Antrain 3x1 (iv)

Tab. Codein 3x10mg (po)

Tab. Diagit 3x1 (po)

Tab. Diphenhidarmin HCl 3x25mg (po)

Syr. Sucralfat 3xCI (po)


Follow Up
Follow Up
Follow Up
Follow Up
TERIMA
KASIH

You might also like