Professional Documents
Culture Documents
Sistem
Pengelolaan
Sampah
Disampaikan oleh:
Endang
Setyaningrum
Pejabat Fungsional
TPL
PENANGANAN SAMPAH SAAT
INI
Pendahuluan
Untuk mengatasi masalah persampahan di Indonesia,
pemerintah telah mensahkan UU Nomor 18 Tahun 2008
tentang Pengelolaan Sampah yang bertujuan antara lain:
Agarpengelolaan ini dapat memberikan manfaat secara
ekonomi (sampah sebagai sumber daya), sehat bagi
masyarakat dan aman bagi lingkungan, serta dapat
mengubah perilaku masyarakat
Agar
mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh
sampah terhadap kesehatan dan lingkungan
Agar pengelolaan sampah dapat berjalan secara
proporsional, efektif, dan efisien.
UUD 45 UU Pasal 20: ketentuan lebih lanjut mengenai baku mutu lingkungan hidup
PP
Pasal 32/2009 Pasal 60: larangan dumping limbah tanpa ijin
PPLH
28H Pasal 163:
UU (3) Lingkungan sehat bebas dari ganguan kesehatan limbah cair, padat,
gas, sampah dll
36/2009 (4) Ketentuan mengenai standar baku mutu kesehatan lingkungan sehat
dan proses pengolahan limbah PP
KESEHATAN
UU Pasal 17: Rencana struktur ruang meliputi rencana sistem pusat
permukiman dan rencana sistem jaringan prasarana (mencakup sistem air
26/2007 minum, persampahan, sanitasi)
Pengumpulan
Pengangkutan
Pengolahan
POLA BARU
RESIDU
ANGKUT
BUANG / PROSES
Pemilihan
Opsi
Teknologi
Definisi/ Sumber Sampah
Sumber sampah menurut UU Nomor 18 Tahun 2008 :
Sampah rumah tangga didefinisikan sebagai berasal dari
kegiatan sehari-hari dalam rumah tangga, tidak termasuk
tinja dan sampah spesifik.
Sampah sejenis sampah rumah tangga sebagaimana
dimaksud berasal dari kawasan komersial, kawasan industri,
kawasan khusus, fasilitas sosial, fasilitas umum, dan/atau
fasilitas lainnya.
Kebiasaan
masyarakat mempengaruhi penanganan
sampah mulai dari sumber sampah.
Peraturan terkait dengan kebijakan pemerintah
misalkan peraturan untuk mengurangi penggunaan
kemasan yang tidak ramah lingkungan.
Kondisi fisik dan geografi (musim, iklim, dataran
tinggi)
ANALISA KOMPOSISI SAMPAH
SNIM-36-1991-03 Metode
Pengambilan dan Pengukuran
Contoh Timbulan dan Komposisi
Sampah Perkotaan
Pengambilan contoh langsung dari
rumah tangga 100 kg pilah
timbang (%)
Pengambilan contoh langsung dari TPS
dari alat pengumpul sampah homogen
100 kg pilah timbang (%)
Densitas Sampah
Densitas
sampah adalah berat sampah yang diukur
dalam satuan kilogram dibandingkan dengan volume
sampah yang diukur tersebut (kg/m3).
Densitassampah sangat penting dalam menentukan
jumlah timbulan sampah dan menentukan luas lahan
TPA yang diperlukan.
Penentuan densitas sampah berdasarkan SNI M-36-
1991-03 dilakukan dengan cara menimbang sampah
yang disampling dalam 1/5-1 m3 volume sampah.
Komposisi Sampah
Komposisi sampah adalah setiap komponen sampah yang
membentuk suatu kesatuan, dalam persentase (%).
Komposisi sampah berbeda-beda berdasarkan sumber sampah,
karakteristik perilaku masyarakat serta kondisi ekonomi yang
berbeda dan proses penanganan sampah di sumber sampah.
Contoh perbandingan komposisi sampah beberapa negara :
Karakteristik Sampah
1.Karakteristik fisik, terdiri atas:
Kandungan kadar air, yang dapat ditentukan dengan
rumus berikut ini:
M = {(w-d)/w}x100%
Dimana,
w : jumlah berat sampel, kg
d : berat sampel setelah dikeringkan 105C, kg
Spesific Weight / Berat Jenis (berat/volume; kg/liter,
lb/ft3)
Ukuran partikel dan distribusi partikel
FieldCapacity, didefinisikan sebagai jumlah total air
yang dapat ditahan oleh sampah secara gravitasi
Permeabilitas sampah
Karakteristik Sampah
2. Karakteristik kimiawi, yang dapat diketahui melalui:
Proximate Analysis
Analisis terhadap kelembaban sampah, kandungan volatile di
dalam sampah, fixed carbon, dan ash di dalam sampah.
Fusing point of ash
Temperatur dimana samapah menjadi terbakar menjadi abu
(clinker), yaitu pada suhu diatas 1000 0C
Ultimate Analysis
Analisis terhadap unsur-unsur kimia penyusun sampah.
Sampah mengandung komponen Karbon, Hidrogen, Oksigen,
Nitrogen, Sulfur, dan Ash. Analisis ini sangat menentukan
sistem pengolahan sampah yang efektif digunakan untuk
memusnahkan sampah.
Energy content (Btu/lb)
Analisis kandungan energi dalam sampah
Karakteristik Sampah
Karakteristik Biologi, yaitu:
Biodegradability adalah kemampuan sampah untuk diuraikan
dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme. Karakteristik
ini dapat ditentukan dengan:
BF = 0.83 0.028 LC
Dimana,
BF : Biodegradable Fraction (fraksi bahan organik yang mudah
terurai)
LC : Lignin Content (kandungan lignin)
Sampah Rumah Tangga B3
Komposisi Sampah B3
Rumah Tangga (US
EPA,2011)
TPS
Kompos (Sampah Organik)
Pengangkutan material
daur ulang (sampah
terpilah)
Compactor Sampah
Terpilah (contoh)
go
Pemisahan, Pemrosesan, dan
Transformasi
Pengolahan sampah dimaksudkan untuk mengurangi
volume sampah yang harus dibuang ke TPA serta
meningkatkan efisiensi penyelenggaraan prasarana dan
sarana persampahan.
Teknologi pengolahan sampah dapat dilakukan melalui
pembuatan kompos, pembakaran sampah secara aman
(bebas COx, SOx, NOx dan dioxin), pemanfaatan gas
metan dan daur ulang sampah.
Skala pengolahan sampah mulai dari individual, komunal
(kawasan), skala kota dan skala regional.
Penerapan teknologi pengolahan harus memperhatikan
aspek lingkungan, dana, SDM dan kemudahan operasional.
Daur Ulang
Contoh Daur
Ulang Kertas,
kaleng
Contoh Daur Ulang
Stereofoam
Komposting Skala
Kawasan
Contoh
Composting
Plant (500
t/hari)
Sampah B3
Terpilah
Pemrosesan Akhir
Pemilihan lokasi TPA harus mengacu pada SNI 03-3241-1994
tentang Tata Cara Pemilihan Lokasi TPA.
Metode pembuangan akhir minimal harus dilakukan dengan
controlled landfill (untuk kota sedang dan kecil) dan sanitary
landfill (untuk kota besar dan metropolitan) dengan sistem
sel.
Prasarana dasar minimal yang harus disediakan adalah jalan
masuk, drainase keliling dan pagar pengaman (dapat berfungsi
sebagai buffer zone).
Fasilitas perlindungan lingkungan yang harus disediakan.
Fasilitas operasional yang harus disediakan berupa alat berat
(buldozer, excavator, loader dan atau landfill compactor) dan
stok tanah penutup.
Penutupan tanah harus dilakukan secara harian atau minimal
secara berkala dengan ketebalan 20-30 cm.
Pemrosesan Akhir
Penyemprotan insektisida harus dilakukan apabila
penutupan sampah tidak dapat dilakukan secara
harian.
Penutupan tanah akhir harus dilakukan sesuai
dengan peruntukan lahan bekas TPA.
Kegiatan pemantauan lingkungan harus tetap
dilakukan meskipun TPA telah ditutup.
Manajemen pengelolaan TPA perlu dikendalikan
secara cermat dan membutuhkan tenaga terdidik
yang memadai.
Lahan bekas TPA direkomendasikan untuk
digunakan sebagai lahan untuk berbagai
keperluan seperti taman, lapangan olahraga, dan
lain-lain.
Untuk Controlled
Landfill
Untuk Sanitary
Landfill
TPA-COMPOSTING
Temesi - GIANYAR
Tahun 200 201 201 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
9 0 1
1,443 3,362 5,393 7,100 8,538 9,750 10,773 11,639 12,372 10,829
CO2-e
1,443 4,805 10,198 17,298 25,836 35,586 46,359 57,998 70,370 81,199
Jumlah
Aspek Kelembagaan
Kelembagaan yang diharapkan dalam pengelolaan
sampah adalah
Memisahkan regulator dan operator pengelola
sampah, misalnya membentuk UPTD atau kerjasama
dengan swasta sebagai operator (UPTD dapat
dikembangkan menjadi PPK BLUD)
Peningkatan kualitas SDM melalui training dan
rekruitmen SDM untuk jangka panjang sesuai dengan
kualifikasi bidang keahlian persampahan/manajemen
karena struktur organisasi mencerminkan tugas dan
tanggung jawab yang jelas dalam kegiatan-kegiatan
penanganan sampah yang harus senantiasa ditunjang
dengan kapasitas serta kualitas SDM yang memadai
Aspek Pembiayaan
Pembiayaan yang diharapkan dalam pengelolaan sampah adalah sebagai
berikut:
Investasiyang lebih memadai yang didasarkan pada kebutuhan dan
peningkatan sarana prasarana, kapasitas SDM, serta kampanye dan
edukasi bidang persampahan
Biayaoperasi dan pemeliharaan yang mencukupi untuk kebutuhan
pengoperasian sarana prasarana persampahan
Tarifatau retribusi yang disusun berdasarkan struktur/klasifikasi wajib
retribusi (cross subsidi), kemampuan daerah, kemampuan masyarakat
yang dapat mencukupi kebutuhan operasional pengelolaan sampah
(mengarah pada pola cost recovery)
Penerapanpola insentif dan disinsentif bagi para pelaku yang terlibat
dalam pengelolaan persampahan
Pendapatan dari penarikan tarif atau retribusi harus terkoordinasi dan
tercatat secara baik dan transparan serta diinvestasikan kembali untuk
kepentingan pengelolaan sampah.
Aspek Peraturan
Hukum dan peraturan yang diharapkan dalam pengelolaan
sampah adalah sebagai berikut:
Pemerintahdaerah memiliki Perda yang terdiri dari Perda
Pembentukan Institusi, Perda Ketentuan Penanganan
Persampahan dan Perda Retribusi, dimana substansi materi
Perda harus cukup menyeluruh, tegas dan dapat
diimplementasikan untuk jangka panjang (20 tahun);
Penerapan Perda tersebut perlu didahului dengan
sosialisasi, uji coba dikawasan tertentu dan penerapan
secara menyeluruh. Selain itu juga diperlukan kesiapan
aparat dari mulai kepolisian, kejaksaan dan kehakiman
untuk penerapan sanksi atas pelanggaran yang terjadi;
Evaluasi Perda perlu dilakukan setiap 5 tahun untuk
menguji tingkat kelayakannya
Aspek Peran Serta
Masyarakat
Peran serta masyarakat yang diharapkan dalam
pengelolaan sampah adalah sebagai berikut:
Meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap
pengelolaan sampah melalui antara lain kampanye,
sosialisasi dan edukasi bidang persampahan;
Mensosialisasikan dan menyebarluaskan NSPK
(Norma, Standar, Prosedur, Kriteria) persampahan
yang ada;
Perlu dibentuk forum komunikasi sebagai media
antara masyarakat dan pemerintah daerah.
KESIMPULAN
PENINGKATAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH
HARUS DILAKUKAN SECARA LEBIH MEMADAI,
untuk mengatasi :
Perkembang biakan vektor penyakit
Pencemaran air karena pembuangan
sampah (termasuk B3) ke sungai,
penanganan leachate di TPA yang tidak
memadai
Pencemaran udara (CO2, dioxin, CH4, dll)
Gangguan estetika
Dampak sosial