REPERTUM Bantuan dokter untuk peradilan menurut KUHAP : 1. Lisan 2. Tulis (Visum et repertum).
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For VISUM ET REPERTUM 1. Laporan tertulis 2. Dibuat dokter 3. Permintaan dari penyidik (resmi & tertulis) 4. Tentang hasil pemeriksaan medis 5. Terhadap barang bukti 6. Berupa tubuh atau bagian dari tubuh manusia (hidup ataupun mati) 7. Yang diduga merupakan korban atau pelaku peristiwa tindak pidana. 8. Pada kasus perlukaan, kejahatan seksual, keracunan dan kejiwaan. 9. Berdasarkan yang dilihat atau ditemukan 10.Menurut analisa ilmu pengetahuan 11.Untuk Revisi 2016 kepentingan peradilan dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked.For DASAR HUKUM VISUM ET REPERTUM (UTAMA)
Revisi 2016 M.Ked.For 1. Lembaran Negara No: 350/ thn 1937 Pasal 1: Visa et Reperta pada dokter yang dibuat baik atas sumpah dokter yang diucapkan pada waktu menyelesaikan pelajarannya di negeri Belanda atau Indonesia, maupun atas sumpah khusus seperti tercantum dalam pasal 2, mempunyai daya bukti yang syah dalam perkara pidana selama Visa et Reperta tersebut berisi keterangan mengenai hal- hal yang diamati oleh dokter itu pada benda-benda yang diperiksa. dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, Revisi 2016 M.Ked.For 2. KUHAP Pasal 133 1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter dan atau ahli lainnya.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 2. Permintaan keterangan ahli sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan secara tertulis, yang dalam surat itu disebutkan dengan tegas untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan mayat dan atau pemeriksaan bedah mayat.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 3. Mayat yang dikirim kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter pada rumah sakit harus diperlakukan secara baik dengan penuh penghormatan terhadap mayat tersebut dan diberi label yang memuat identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan yang dilekatkan pada ibu jari kaki atau bagian lain badan mayat.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 3. KUHAP Pasal184 1. Alat bukti yang sah ialah: a. keterangan saksi; b. keterangan ahli; c. surat; d. petunjuk; e. keterangan terdakwa. 2. Hal yang secara umum sudah diketahui tidak perlu dibuktikan.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 4. KUHAP Pasal 187 Surat sebagaimana tersebut pada Pasal 184 ayat (1) huruf c, dibuat atas sumpah jabatan atau dikuatkan dengan sumpah, adalah: a. Berita acara dan surat lain dalam bentuk resmi yang dibuat oleh pejabat umum yang berwenang atau yang dibuat di hadapannya, yang memuat keterangan tentang kejadian atau keadaan yang didengar, dilihat atau yang dialaminya sendiri, disertai dengan alasan yang jelas dan tegas tentang keterangannya itu; Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked.For b. Surat yang dibuat menurut ketentuan peraturan perundang-undangan atau surat yang dibuat oleh pejabat mengenai hal yang termasuk dalam tata laksana yang menjadi tanggung jawabnya dan yang diperuntukkan bagi pembuktian sesuatu hal atau sesuatu keadaan; c. Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu keadaan yang diminta secara resmi padanya; dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, Revisi 2016 M.Ked.For d. Surat lain lain yang hanya dapat berlaku jika ada hubungannya dengan isi dari alat pembuktian yang lain.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 5. INSTRUKSI KAPOLRI NO : INS/E/20/IX/75 1. Mengadakan peningkatan penertiban prosedur permintaan/pencabutan Visum et Reperturn kepada Dokter / Ahli Kedokteran Kehakiman. 2. Dalam mengirimkan seorang luka atau mayat ke Rumah Sakit untukdiperiksa, yang berarti pula meminta Visum et Repertum, maka jangan dilupakan bersama-sama si korban atau mayat tadi mengajukan sekali permintaan tertulis untuk mendapatkan Visum et Repertum. Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked.For 3. Dalam hal seorang yang menderita luka tadi akhirnya meninggal dunia, maka harus segera mengajukan surat susulan untuk meminta Visum et Repertum. Dengan Visum et Repertum atas mayat, berarti mayat harus dibedah. Sama sekali tidak dibenarkan mengajukan permintaan Visum et Repertum atas mayat berdasarkan pemeriksaan luar saja.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 4. Untuk kepentingan di Pengadilan dan mencegah kekeliruan dalam pengiriman seorang mayat harus selalu diberi label dan segel pada ibu jari kaki mayat. Pada label itu harus jelas disebutkan nama, jenis kelamin, umur, bangsa, suku, agama, asal, tempat tinggal dan tanda tangan petugas POLRI yang mengirimkannya.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 5. Tidak dibenarkan mengajukan permintaaan Visum et Repertum tentang keadaan korban atau mayat yang telah lampau yaitu keadaan sebelum permintaan Visum et Repertum diajukan kepada Dokter mengingat rahasia jabatan.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 6. Bila ada keluarga korban/mayat keberatan jika diadakan Visum et Repertum bedah mayat, maka adalah kewajiban petugas POLRI cq Pemeriksa untuk secara persuasif memberikan penjelasan perlu dan pentingnya autopsi, untuk kepentingan penyidikan, kalau perlu bahkan ditegakkannya pasal 222 KUHP.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 7. Pada dasarnya penarikan/pencabutan kembali Visum et Repertum tidak dapat dibenarkan. Bila terpaksa Visum et Repertum yang sudah diminta harus diadakan pencabutan/penarikan kembali, maka hal tersebut hanya diberikan oleh Komandan Kesatuan paling rendah tingkat Komres dan untuk kota besar hanya oleh DAN TABES. Wewenang penarikan/pencabutan kembali Visum et Repertum tidak dapat dilimpahkan pada Pejabat/petugas bawahan. dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, Revisi 2016 M.Ked.For DASAR HUKUM VISUM ET REPERTUM (TAMBAHAN)
1. Putusan Majelis Pertimbangan Kesehatan
RI, tentang: Fatwa MUI No.5/1956 2. Keputusan Menkeh No. M.01.PW.07-03/ 1982, tentang: Pedoman Pelaksanaan KUHAP dalam Pasal 133 Ayat 2 3. KUHAP Pasal 1 butir 28, tentang: Keterangan ahli
Revisi 2016 M.Ked.For 9. KUHAP Pasal 134, tentang: Prosedur menjelaskan kepada keluarga korban pentingnya bedah mayat serta batasan waktu bedah mayat dilakukan. 10.KUHAP Pasal 135, tentang: Penggalian kubur. 11.KUHAP Pasal 136, tentang: Pembiayaan pelayanan visum et repertum.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 11.KUHAP Pasal 179, tentang: Kewajiban memberikan keterangan ahli demi peradilan. 12.KUHAP Pasal 180, tentang: Hak hakim dan penasehat hukum terdakwa untuk meminta dilakukan pemeriksaan ulang dari barang bukti dan dihadirkan saksi lain di persidangkan. 13.KUHAP Pasal 183, tentang: Dasar hakim menjatuhkan hukuman/ vonis.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 14.KUHAP Pasal 186,tentang : Keterangan ahli di pengadilan. 15.KUHAP Pasal 227, tentang : Prosedur pemanggilan saksi (ahli). 16.KUHAP Pasal 229, tentang : Hak penggantian biaya pemanggilan saksi (ahli). 17.Peraturan Pemerintah no. 27 tahun 1983, tentang: Kepangkatan penyidik yang berwewenang meminta visum et repertum sebagaimana dimaksud KUHAP pasal 6 dan 7. dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, Revisi 2016 M.Ked.For PELANGGARAN TERHADAP KETENTUAN DI ATAS AKAN DIKENAKAN HUKUMAN PIDANA (DENDA/ KURUNGAN) 1. KUHP PASAL 222, barang siapa : Dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan pemeriksaan mayat forensik. 2. KUHP PASAL 224, barang siapa : Dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagai saksi ahli.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 3. KUHP PASAL 233, barang siapa : Dengan sengaja menghancurkan, merusak, membikin tak dapat dipakai dan menghilangkan barang bukti. 4. KUHP PASAL 322, barang siapa : Dengan sengaja membuka rahasia jabatan atau pekerjaaan. 5. KUHP PASAL 216, barang siapa : Tidak menuruti perintah atau permintaan atau mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan tugas menurut undang- undang. Revisi 2016 dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, M.Ked.For KLASIFIKASI VISUM ET REPERTUM
1. Berdasarkan waktu permintaan.
2. Berdasarkan jenis pemeriksaan. 3. Berdasarkan kondisi korban. 4. Berdasarkan peristiwa tindak pidana.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 1. Berdasarkan waktu permintaan: a) Visum seketika. Visum yang diminta oleh penyidik dan hasilnya langsung diberikan kepada penyidik segera setelah korban selesai diperiksa (dengan isi kesimpulan ditulis lengkap) disertai derajad kualifikasi luka korban (pada korban hidup) dan sebab kematian korban (pada korban mati).
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For b) Visum sementara. Visum yang dibuat untuk sementara, karena korban masih memerlukan tindakan khusus atau perawatan, agar penyidik dapat melakukan proses penyidikan dengan cepat (hanya untuk korban hidup).
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For Kesimpulan belum dapat ditulis dengan lengkap tentang kondisi akhir korban, karena korban masih dalam perawatan medis.
Hanya berisi tentang identitas korban, kondisi
umum (vital sign korban), jenis luka, umur luka serta mekanisme terjadinya luka.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For c) Visum lanjutan. Visum dibuat setelah korban sembuh atau meninggal dan merupakan lanjutan dari visum sementara (harus dijelaskan bahwa visum ini adalah visum lanjutan dari visum sebelumnya saat korban masih dirawat).
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 2. Berdasarkan jenis pemeriksaan: a) Visum pemeriksaan luar. Visum yang berisi tentang hasil pemeriksaan luar. b) Visum pemeriksaan luar dan dalam (bedah mayat/ autopsi). Visum yang berisikan tentang hasil pemeriksaan luar dan dalam (bedah mayat/ autopsi).
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 3. Berdasarkan kondisi korban: a) Visum orang hidup Visum yang berisi tentang hasil pemeriksaan pada korban yang masih hidup. b) Visum orang mati Visum yang berisi tentang hasil pemeriksaan pada korban yang sudah mati (jenazah).
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 4. Berdasarkan peristiwa tindak pidana: a) Visum perlukaan Visum yang dibuat terhadap korban kasus perlukaan spt; penganiayaan, pembunuhan, atau kecelakaan perlu diberikan kejelasan peri hal jenis luka dan jenis kekerasan serta derajad kualifikasi luka (pada korban hidup), atau penyebab kematian (pada korban mati/ jenazah).
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For b) Visum kesusilaan Visum yang dibuat terhadap korban yang diduga mengalami tindakan kesusilaan (biasanya dilakukan pada korban hidup). Dengan menjelaskan adakah tanda persetubuhan, tanda kekerasan dan penilaian lainnya spt : usia, pantas atau tidak pantas dikawini, korban dalam keadaan sadar atau pingsan, dll.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For c) Visum keracunan Visum ini dibuat, untuk membuktikan korban mengalami keracunan, dan dampak zat beracun bagi kesehatan (pada korban hidup) atau sebab kematian korban (pada korban mati). Serta jenis dan dosis dari zat beracun tersebut.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For d) Visum kejiwaan Visum ini biasanya dibuat terhadap tersangka/ terdakwa. Agar dapat dijelaskan apakah pelaku tersebut memiliki gangguan kejiwaan atau tidak dan apakah tindak kejahatan tersebut dilakukan saat korban menderita sakit kejiwaan atau tidak (untuk menjalankan KUHP Pasal 44).
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For BAGIAN POKOK VISUM ET REPERTUM 1. PROJUSTICIA Kalimat yang ditulis di sudut kanan atas dari lembaran Visum et Repertum. Kalimat projusticia ini menyatakan bahwa Visum et Repertum adalah salah satu alat bukti untuk peradilan (KUHAP Pasal 184). Dan projusticia adalah pengganti meterai sebagai surat/ dokumen penting negara.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 2. PENDAHULUAN Berisikan tentang data diri dari : yang meminta visum (penyidik), yang melakukan pemeriksaan dan membuat visum (dokter) serta yang diperiksa (korban atau tersangka) serta keterangan lain spt: nomor surat permintaan visum et repertum, waktu, tempat, peri hal pemeriksaan (maksud atau tujuan permintaan visum tersebut), dll.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 3. PEMBERITAAN Berisikan tentang hasil dari pemeriksaan yang ditulis secara objektif dengan menggunakan bahasa yang difahami umum (jangan menggunakan istilah/ bahasa asing, dan singkatan kalimat) dari yang dilihat atau ditemukan menurut keilmuan dokter.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For Hasil pemeriksaan tsb seperti : properti identifikasi, tanda pasti kematian (pada korban mati), vital sign (pada korban hidup), tanda kekerasan (deskripsi luka), kelainan organ atau sistem organ serta penyakit dan hasil pemeriksaan tambahan.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For DESKRIPSI (GAMBARAN) LUKA Menceritakan secara objektif, kondisi luka yang ditemukan pada pemeriksaan fisik dan menulis ke dalam Visum et Repertum berdasarkan: 1. Jenis luka, misal: luka lecet, luka memar, luka robek, luka tusuk, luka bakar, dll. 2. Jumlah luka: terutama jika ditemukan banyak luka yang sejenis, pada regio tubuh yang sama.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 3. Tempat ditemukan luka (lokasi) di tubuh korban (minimal 2 posisi), misal: paru kiri bagian atas, kepala kanan bagian belakang, lengan atas kiri sebelah depan, dll. 4. Bentuk luka, misal: tidak beraturan, bundar, lonjong, titik, garis bercelah (pada trauma tajam), garis tegak lurus, garis mendatar, garis miring, cekung (spt bulan sabit atau kawah gunung), garis melengkung, dll. 5. Warna luka, misal: pucat, merah, merah kecoklatan, merah kehitaman, merah kebiruan, biru gelap, biru kekuningan, dll. dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, Revisi 2016 M.Ked.For 6. Sifat atau ciri luka berdasarkan karakteristik dari jenis luka, misal: pinggir/ tepi luka, tebing luka, sudut tepi luka, permukaan luka, dasar luka, sekitar luka, dll. 7. Ukuran luka: panjang, lebar atau dalam luka.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 8. Jarak luka dari titik anatomis tubuh terdekat spt jarak dari : garis tengah tubuh, sudut mulut, dagu, siku, lipat lengan, lipat tungkai, lutut, alis, puncak kepala, pergelangan tangan/ kaki, puncak tulang panggul, puncak bahu, pusat, alat kelamin, lubang dubur, tumit, dll 9. Hal lain yang dianggap penting untuk proses penyidikan, misal : arah datangnya benda, alur luka tusuk dan luka tembak, derajad dan keluasan luka bakar, klim di sekitar lubang luka tembak, dll. dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, Revisi 2016 M.Ked.For 4. KESIMPULAN Berisikan pendapat dari dokter yang melakukan pemeriksaan. Bersifat subjektif menurut penilaian/ analisa keilmuan (tidak dapat diintervensi pihak manapun), dan berdasarkan isi pemberitaan.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For Kesimpulan meliputi: Penilaian terhadap identitas korban Penilaian terhadap keadaan umum korban (pada orang hidup). Penilaian terhadap umur luka (pada korban hidup) Penilaian terhadap tanda dan cara/ akibat kekerasan serta derajad kualifikasi luka (pada korban hidup).
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For Penilaian terhadap tanda pasti kematian (pada orang mati/ jenazah). Penilaian terhadap lama kematian (pada orang mati/ jenazah). Penilaian terhadap penyebab dan cara/ akibat kematian serta mekanisme kematian (pada korban mati/ jenazah). Penilaian lainnya yang dapat membantu proses penyidikan (spt : derajad dan keluasan luka bakar, arah dan jarak luka tembak, dll). dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, Revisi 2016 M.Ked.For 5. PENUTUP Merupakan kalimat baku. Misal : Demikianlah Visum Et Repertum ini dibuat dengan sejujurnya sesuai dengan sumpah dan janji jabatan seorang dokter menurut keilmuan dan berdasarkan Undang-undang untuk dipergunakan demi peradilan.
Di bawah Penutup harus dibubuhi
tandatangan seorang dokter yang memeriksa. dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, Revisi 2016 M.Ked.For TATA CARA PERMOHONAN VISUM ET REPERTUM
1. Permohonan meminta visum et repertum
harus tertulis, tidak dibenarkan secara lisan atau melalui telepon atau pos. 2. Korban adalah barang bukti, maka surat permohonan visum et repertum harus diserahkan sendiri oleh petugas kepolisian bersama-sama dengan korban/ tersangka/ barang bukti lain kepada dokter. dr. Jims Ferdinan Possible, SpF, Revisi 2016 M.Ked.For 3. Tidak dibenarkan mengajukan permintaan visum et repertum tentang sesuatu peristiwa yang telah lampau. 4. Permintaan diajukan kepada ahli kedokteran kehakiman (SpF) pemerintah sipil, atau dokter pemerintah sipil atau dokter ahli lainnya pemerintah sipil.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For BEBERAPA HAL YANG PERLU DILAKUKAN 1. Tiap lembaran halaman visum sebaiknya diparaf oleh dokter yang memeriksa dan diberi no halaman serta dijelaskan bahwa lembar halaman tersebut adalah lembar halaman yang ke berapa, dari total jumlah lembar halaman yang ada.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 2. Pada lembar halaman berikut sebaiknya ada kalimat/ kata, yang merupakan kalimat/ kata penghubung dalam bentuk pengulangan kalimat/ kata dari lembaran halaman sebelumnya. 3. Pada akhir kalimat dari tiap alinea, harus ditutup dengan titik-titik yang panjang hingga tepi batas ketikan atau pinggir tulisan.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 4. Kolom lampiran boleh disertakan/ disediakan pada halaman khusus (di luar lembaran visum et repertum), berisikan hasil pemeriksaan tambahan/ foto dengan tiap halaman lampiran juga dibubuhi paraf dokter yang membuat visum. 5. Visum sebaiknya diketik di atas kertas yang baik dengan cop surat instalasi Rumah Sakit serta ditulis nomor surat sebagai data/ catatan medis dokter.
dr. Jims Ferdinan Possible, SpF,
Revisi 2016 M.Ked.For 6. Isi visum tidak boleh dibocorkan kepada siapapun kecuali: 1) Permintaan/ perintah khusus dari pejabat/ penguasa dan atasan (dengan surat resmi). 2) Mendapat ancaman. 3) Bila berkaitan dengan undang-undang kesehatan mengenai penyakit menular atau wabah. 4) Di persidangan atau proses peradilan.