You are on page 1of 17

BOOK READING

PITIRIASIS ROSEA

Oleh:
MELDA YENTI
1608320067
Pembimbing:
dr. Hj. Isma Aprita Lubis, Sp. KK

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR SMF


ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN
RUMAH SAKIT UMUM HAJI MEDAN
PITIRIASIS ROSEA
Istilah pitiriasis rosea (PR) pertama kali
digunakan oleh Gibert pada tahun 1860 yang
berarti merah muda (rosea) skuama
(pitiriasis). PR umumnya bersifat akut dan
sembuh sendiri. Erupsi kulit biasanya dimulai
dari plak tunggal yang tipis, berbentuk oval,
bersisik pada batang tubuh (herald patch)
dan biasanya tanpa gejala. Lesi awal timbul
beberapa hari hingga beberapa minggu
kemudian muncul berbagai lesi yang lebih
kecil terletak di badan, lengan dan paha atas
yang tersusun sesuai dengan lipatan kulit
(biasa seperti pohon natal).
Epidemiolo
gi
Semua ras diseluruh dunia

Perempuan lebih dominan dibanding laki-


laki 1,5:1

Umumnya terjadi pada usia 10-35 tahun


Etiologi dan patogenesis

Secara historis terdapat dugaan bahwa PR


disebabkan oleh berbagai patogen. Patogen
ini termasuk bakteri, jamur dan terutama
virus.
Temuan
klinis
a. Riwayat

. Pada PR klasik, pasien biasanya menggambarkan


timbulnya lesi kulit tunggal pada batang tubuh diikuti
beberapa hari sampai beberapa minggu kemudian
dengan timbulnya berbagai lesi yang lebih kecil di
batang tubuh.
. 25% pasien pruritus berat tanpa komplikasi, 50% pruritus
ringan hingga sedang dan 25% tidak ada pruritus.
. Sebagian kecil, pasien dengan gejala flu dilaporkan
termasuk malaise, sakit kepala, mual, kehilangan nafsu
makan, demam dan artralgia.
b. Lesi kulit

. Lesi primer PR berupa plak atau herald patch,


terlihat pada 50 hingga 90% kasus. Biasanya
berbatas tegas, diameter 2-4 cm, berbentuk
oval atau bulat, berwarna salmon, eritematosa
atau hiperpigmentasi (terutama pada individu
dengan kulit yang lebih gelap) dan menunjukkan
kolaret di tepi plak.
. Plak primer biasanya terletak pada batang
tubuh di area yang tertutup pakaian, tetapi
kadang-kadang dijumpai pada leher atau
ekstremitas bagian proksimal.
. Interval antara munculnya plak primer dan
erupsi sekunder dapat berkisar dari 2 hari
sampai 2 bulan, namun erupsi sekunder
Dua jenis utama dari lesi sekunder terjadi:

1) Plak kecil menyerupai plak utama terdapat


di sepanjang belahan dada dan
didistribusikan seperti pola pohon natal,
dan

2) Kecil, merah, biasanya papul tidak bersisik,


yang secara bertahap jumlahnya
meningkat dan menyebar ke perifer.
Tes
laboratorium
Histopatologi yang khas didapati
parakeratosis fokal, lapisan sel granular
berkurang atau tidak ada, akantosis
ringan, spongiosis sedang, edema papilar,
infiltrat interstitial perivaskular dan
superfisial limfosit dan histiosit, dan
ekstravasasi fokal eritrosit.
Darah rutin memberikan hasil normal dan
tidak dianjurkan.
Diagnosa
banding
1. Sifilis sekunder

2. Tinea korporis

3. Dermatitis numular

4. Psoriasis gutata

5. Pitiriasis likenoid kronik


Komplika
si
tidak ada komplikasi serius terjadi pada
pasien PR.
Prognosis dan
perjalanan penyakit
Semua pasien dengan PR memiliki
kesembuhan spontan.

Lama penyakit bervariasi antara 4-10


minggu, minggu pertama terkait dengan
peradangan pada lesi-lesi kulit dan gejala
seperti flu. Setelah peradangan muncul
hiperpigmentasi dan hipopigmentasi pada
PR.
Pengobat
an
Karena PR dapat sembuh sendiri, tidak ada
pengobatan yang jelas dalam kasus yang
tidak ada komplikasi.

Drago dan kawan-kawan telah melaporkan


bahwa pasien yang diberi asiklovir dosis
tinggi (yaitu, 5x800 mg sehari selama 1
minggu) sembuh lebih cepat dari pasien
yang diobati dengan plasebo selama 1
minggu.
Pencegaha
n
Tidak ada data tentang bagaimana PR dapat
dicegah.
TERIMA KASIH

You might also like