You are on page 1of 47

Sediaan Shampoo

260110150024
Alamanda Puspita
Kelompok 1
260110150027
Orin Tri Wulan
260110150031
Latifa Nadya
260110150039
Rahma Alya N.
260110150040
Mika Febryati K.
260110169002
FORMUL
ASI
SEDIAA
1. Formulasi sediaan

Shampoo

Zat Penambah Zat Zat Zat


Zat lainnya
pembersih Busa conditioning pengental Pengawet

(Johnson, 1997)
a. Zat Pembersih
Fungsi : sebagai zat aktif. Untuk membersih kotoran
yang terdapat pada rambut

Berupa surfaktan

a. Surfaktan anionik : alkil sulfat, alkil eter sulfat, alfa-olefin


sulfonat, monogliserida sulfat dan alkil sulfosuksinat

b. Surfaktan nonionik : alkanolamida, amino oksida, dan


polietoksilat

c. Surfaktan amfoterik : turunan imidazoline atau betaine


(Barel dkk, 2005)
B. Penambah BUSA
Fungsi : untuk memodifikasi busa dari struktur
longgar menjadi busa tebal dengan gelembung
yang relatif kecil dan juga menjaga kualitas busa
walaupun dengan adanya sebum.

Berupa : asam lemak alkanolamida betaine dan


amina oksida

(Johnson, 1997)
c. Zat Conditioning
Fungsi : untuk memberikan efek conditioning
pada rambut.

Berupa: senyawa ammonium kuartener, polimer


kuartener, silicon, dll.

(Johnson, 1997)
d. Zat Pengental
Fungsi : untuk mencapai viskositas yang
diinginkan pada shampoo

Berupa : garam inorganik dan organik, selulosa


dan polimer lainnya

(Johnson, 1997)
e. Pengawet
Fungsi : sebagai pelindung dalam melawan aksi
mikroba yang dapat menyebabkan kerusakan
pada produk atau menimbulkan bahaya
kesehatan bagi konsumen.

Berupa : metil dan propil para-hidrobenzoat


sendiri atau dalam kombinasi dengan
imidazolidinil urea, metilisotizolinon, dll.

(Johnson, 1997)
F. ZAT LAINNYA
1. Parfum meningkatkan estetika dan ketertarikan dari
produk

2. Pewarna meningkatkan estetika formulasi shampoo

3. Opacifying agents memberikan struktur berkilau,


subur, dan efek kilau mutiara pada rambut

4. Sequestering agent mencegah pembentukan sabun


kalsium atau magnesium yang tidak larut ketika
sampo dibilas

5. Clarifying agent mendukung kejernihan dan


solubilisasi dari produk

6. Buffer mengontrol pH sekitar 7 untuk menghindari


pembentukan muatan kationik

(Barel dkk., 2005 ; Tadros, 2016)


2. Contoh Formulasi Sediaan &
Fungsi masing-masing eksipien
Shampoo Dewasa (Barrel dkk., 2005) Shampoo Bayi (Flick, 1992)

Komposisi Konsentrasi Fungsi Komposisi Konsentrasi Fungsi

Amonium 10-20 % Pembersih Texapon


43 % Surfaktan
Lauril Sulfat primer ASV
Lauramid 3-5 % Pengstabil
DEA Busa Comperlan Pembentuk
3%
KD busa
Metil 0,08% Pengawet
Paraben Neo-PCL
Propil 0,05 % Pengawet larut air 1% emollient
Paraben 2/966212
Natrium 0,5-1,5 % Pengental
Natrium
Klorida 1,5 % pengental
Klorida
Dinatrium 0,2 % Pengkhelat
EDTA Air 51,2 % Pelarut
Fragrance 0,5 % Parfum
Minyak
0,3 % Parfum
FD&C 0,001 % Pewarna Parfum
Yellow No.5
D&C Orange 0,002 % Pewarna
No.4
Air Ad 100 % Pelarut
Proses
Manufak
tur
Beberapa agen pearlising untuk mengilaukan rambut

air demineralisasi yang paling umum digunakan untuk


meminimalkan kontaminasi produk.

Tidak diperlukan proses lebih lanjut setelah pencampuran,


dan produk dapat dikemas langsung dari pencampuran.
1. Untuk mempersiapkan shampoo cair,

- Triethanalamine lauvyl sulfat,

- Asam stearat yang dipanaskan sampai sekitar 65 0C.

2. Air & pengawet juga dipanaskan sampai 650C.

3. Kedua solusi dicampur bersama-sama dan kemudian didinginkan.

4. Parfum ditambahkan setelah itu. Sampo sehingga disiapkan


adalah botol oleh mesin botol otomatis mengisi.
Alat
Produksi
Sampo diproduksi dengan cara pencampuran yang

sederhana dalam sebuah wadah disertai dengan

pengadukan.

Kadang -kadang perlu pengaturan suhu atau suhu

dinaikkan untuk mengurangi viskositas dan

mempermudah pencampuran.

Wadah yang digunakan harus berlapis stainless

steel. Berikut gambar cara pembuatan :


1. Pre weight station: tempat penimbangan bahan awal

2. Bulk mixer: mesin pencampur jumlah besar

3. Side mixer: mesin pencampur sebagian

4. Main mixer: mesin pencampur utama

5. Bulk material storage: penyimpanan bahan

curah/jumlah besar

6. Filling mechine: mesin pengisian

7. Storage tank: tangki penyimpanan

8. Clean in place unit: pembersihan unit tempat


Perbeda
an
Shampo
FORMULASI (Balsam,
2008).
FORMULASI (Williams, et al, 1996)

SHAMPOO BAYI SHAMPOO DEWASA

Menggunakan surfaktan non Mengandung surfaktan anionik

ioinik yang tidak mengiritasi mata yang menimbulkan busa lebih

karena daya kedip mata pada bayi banyak sehingga memberikan

belum begitu berkembang (tear- kesan membersihkan lebih baik

free) dan hypo-allergenic serta

dapat menciptakan konsistensi

yang sangat lembut


Pada umumnya berwarna jernih Memiliki berbagai macam warna

dan wanginya tidak terlalu tajam dan baunya yang beragam


KEGUNAAN (Williams,
et al, 1996).
SHAMPOO BAYI SHAMPOO DEWASA

Pada umumnya digunakan Pada umumnya digunakan untuk

hanya untuk melembutkan melembutkan rambut,

rambut dan membuat rambut menghilangkan ketombe,

bayi jadi lebih lemas, gampang mencegah rambut rontok, dan

disisir, dan tidak kusut mengurangi rambut bercabang


Tipe
Surfakta
n
Biasanya shampo dipilih surfaktan anionik yaitu fatty
alcohol sulfate, antara lain:

Lauril sulfat (natrium, amonium, trietanolamin),


merupakan pembersih yang baik namun
mengeraskan rambut.

Lauret sulfat (natrium, amonium, trietanolamin),


pembentuk busa yang baik dan kondisioner yang
baik.

Sarkosinat (natrium lauril, lauril), daya bersih kurang,


kondisioner yang baik.

Sulfasuksinat (dinatrium oleamin, natrium dioktil),


pelarut lemak yang kuat untuk rambut berminyak.
Evaluasi
Sediaan
Evaluasi dilakukan saat proses produksi dan sebelum
sediaan dikemas.

In quality control bertujuan untuk melihat homogenitas


sediaan, pH, viskositas, dan parameter-parameter lainnya.
Jika sediaan sampo telah lulus uji, maka dapat
dilanjutkan ke tahap penyimpanan produk ruahan
maupun tahap pengemasan. Sebelum dikemas, sediaan
juga perlu dievaluasi lagi untuk menjamin kualitasnya.
Organoleptis

Uji Iritasi
pH
Mata

Evaluasi

Bobot Jenis Tinggi Busa

Viskositas

(Mahataranti dkk., 2012).


Organoleptis
Analisis organoleptis dilakukan dengan
mengamati perubahan-perubahan bentuk, bau,
dan warna sediaan sampo (Mahataranti dkk.,
2012).
pH
Pengukuran pH sediaan sampo antiketombe dilakukkan
dengan mencelupkan kertas indikator pH ke dalam
sediaan shampo, setelah itu sesuaikan warna yang terjadi
pada kertas indikator dengan spektrum warna pada
indikator pH. (Mahataranti dkk., 2012).

Nilai pH sampo menurut SNI 06-2692-1992 adalah 5,0


9,0, dan rata-rata nilai pH kulit kepala dan rambut adala
5,00.
Tinggi Busa
Sedian sampo dibuat larutannya 1% dalam air, kemudian
dimasukkan kedalam gelas ukur bertutup dan dikocok
selama 20 detik dengan cara membalikkan gelas ukur
secara beraturan. Kemudian diukur tinggi busa yang
terbentuk (Mahataranti dkk., 2012).

Pada umumnya tinggi busa sediaan sampo adalah 1,3 cm


22 cm
Viskositas
Pengukuran viskositas dilakukan dengan menggunakan
alat Viskometer Brookfield. (Mahataranti dkk., 2012).

Nilai viskositas sampo adalah 2000-5000 cPs (Rieger,


2003).
Bobot jenis
Menggunakan piknometer, dan dibandingankan dengan
air. (Mahataranti dkk., 2012).

Kriteria bobot jenis sediaan sampo menurut SNI 06-2692-


1992 adalah 1,02
Uji Iritasi Mata
Sebanyak 0,1 mL sediaan yang telah diencerkan,
diteteskan ke dalam salah satu kelopak mata hewan
percobaan dan kelopak mata yang satunya lagi
digunakan sebagai kontrol. Pengamatan dilakukan
dengan melihat reaksi-reaksi yang terjadi pada sekitar
mata.
Uji Hedonik
Dilakukan untuk melihat tingkat kesukaan konsumen
terhadap produk yang dibuat.

Sejumlah panelis dimintai pendapatnya mengenai


sediaan yang telah dibuat.

Parameter yang diujikan meliputi aroma, warna,


konsistensi sediaan.
Jenis
Kemasan
dan
Menurut Badan Standarisasi
Nasional SNI 06-2692-1992,
shampoo dikemas dalam wadah
tertutup baik, bersih, tertutup
rapat dan tak memengaruhi
produknya

(BSN, 1992)
Kemasan Sachet

Kemasan sachet umumnya


dibuat dari bahan plastik yang
dilapisi dengan logam seperti
aluminium atau timah dan
digunakan sebagai kemasan
sediaan semisolid dengan
volume yang relatif kecil.

(Lund, 1994)
Kemasan Botol

Kemasan botol umumnya


dibuat dari bahan plastik dan
bahan gelas dan digunakan
sebagai kemasan sediaan
semisolid dengan volume
cukup besar.

(Lund, 1994)
KENAPA PADA SEDIAAN SAMPO TIDAK
TERDAPAT DALAM BENTUK REFILL
NYA?

Sampo tidak digunakan sesering


penggunaan sabun mandi. Memproduksi
dan menjualnya dengan kemasan yang besar
akan kurang efektif dan tidak terlalu
menguntungkan bagi produsen.
Daftar Pustaka
Badan Standarisasi nasional. 1992. SNI 06-2692-1992 Standar Mutu Shampoo. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional.

Balsam, S.M., Gershon, S.D., Rieger, M.M., Sagarin, E., and Strianse, S.J. 2008. COSMETICS Science
and Technology, 2nd edition, Vol2. New Delhi : John Wiley.

Barel, A.O., Mare P. dan Howard I.M. 2005. Handbook of Cosmetic Science and Technology. Switzerland :
Marcel Dekker, Inc.

Flick, E.W. 1992. Cosmetic and Toiletry Formulations 2nd Edition. New Jersey : Noyes Publications.

John, D. 1997. Cosmetic Science and Technology Series Volume 17 : Hair and Hair Care. New York : Marcel
Dekker Inc.

Lund, Walter. 1994. Pharmaceutical Codex Twelfth Edition. London: The Pharmaceutical Press.

Mahataranti N., Astuti I.Y., dan Binar A. 2012. Formulasi Shampo Antiketombe Ekstrak Etanol
Seledri (Apium graveolens L.) dan Aktivitasnya terhdapa Jamur Pityrosporum ovale. Jurnal
Pharmacy, 9 (2) : 129-139, ISSN 1693-3591.
Daftar Pustaka
Rieger MM. 2003. Harrys cosmeticology 8th ed. New York: Chemical Publishin Company.

Robbins, R. Clarence. 1994. Chemical and Physical Behavior of Human Hair. New York : Springer-Verlag.

Romanowski, Perry. 2016. Shampoo. Available online at http://

www.madehow.com/Volume-3/Shampoo.html [Diakses pada 3 Desember 2016].

SNI 06-2692-1992. Sampo. Jakarta: Dewan Standarisasi Nasional.

Tadros, T.F. 2016. Formulations in Cosmetic and Personal Care. Berlin : Walter de Gruyter GmbH.

Williams, D.F. dan W.H. Schmitt. 1992. Chemistry and Technology of the Cosmetics and Toiletries Industry.
UK : Blackie Academic & Professional.

http://smallb.in/sites/default/files/knowledge_base/shampoo.pdf
LAMPIR
AN
Rieda (032)
Apa yang menyebabkan setiap orang berbeda dalam hal
kecocokannya dalam memakai sampo?

Jawab :

Setiap orang memiliki struktur gen, sifat kulit, alergi,


sensitifitas yang berbeda-beda sehingga jika diberi zat
asing (yang bukan dari tubuh) akan memberikan respon
yang berbeda pula.
Rini (034)
Perbedaan formula jenis-jenis sampo pada sampo dewasa
(sampo anti ketombe, untuk rambut berminyak, dll.)

Jawab :

Perbedaannya yaitu pada penambahan zat-zat dalam


formulanya. Misalnya jika suatu sampo didesain untuk
menghilangkan ketombe maka pada formulanya ditambahkan
zat anti ketombe seperti zink, sulfat, dll. Jika suatu sampo
didesain sebagai conditioner maka pada formulanya
ditambah conditioning agent yang banyak, seperti senyawa
ammonium kuartener, polimer kuartener, silicon, dll.
Chairunnisa (014)
Parameter sampo yang baik ? Sampo yang baik yang memilki

tinggi atau jumlah busa yang banyak atau yang sedikit untuk

bayi?

Jawab :

Parameter sampo yang baik yaitu yang sesuai dengan standar

yang telah ditentukan (SNI). Untuk bayi lebih baik diberikan

sampo dengan kandungan busa yang sedikit karena reflek

kedip bayi tidak seperti reflek kedip orang dewasa. Jika busa

terlalu banyak dikhawatirkan busa akan mengiritasi mata bayi.

You might also like