You are on page 1of 26

Anatomi Faring

Oleh :
1. Elsa Mutiaradas 1110070100170
2. Ratna Sari 1110070100047
3. Julinda Marzaleta 1110070100053

Preseptor
dr. Elfahmi, Sp. THT
FARING

kantong fibromuskuler yang


bentuknya seperti corong,
merupakan ruang utama traktus
respiratorius dan traktus digestiv,
faring mulai dari basis cranii sampai
setinggi vertebra cervical 6
Otot otot faring
Otot sirkuler :
m. kontrikstor faring superior, media dan
inferior ( berbentuk kipas) untuk mengecilkan
lumen.

Otot longitudinal :
m. Stilofaring melebarkan faring dan
menarik laring
m.palatofaringmempertemukan itsmus
orofaring, menaikkan bagian bawah faring
laring.
VASKULARISASI DAN PERSYARAFAN FARING

Arteri karotis eksterna


Arteri maksila interna

Persarafan motorik dan sensorik daerah faring berasal


darin pleksus faring yang ekstensif. Pleksus ini dibentuk
oleh cabang faring dari nervus vagus dan nervus
glossopharingeus.
MUKOSA

Pada nasofaring, mukosanya


bersilia, sedang epitelnya berlapis torak
yang mengandung sel gobletfungsi
untuk saluran respirasi.
Pada orofaring dan laringofaring
epitelnya berlapis gepeng dan tidak
bersilia fungsi untuk saluran cerna
NASOFARING

Pembagian
OROFARING
Faring

LARINGO FARING
( HIPOFARING)
Nasofaring

Batas atas :Dasar tengkorak


Batas bawah :palatum mole
Batas depan :rongga hidung
Batas belakang :vertebra servikal.
Nasofaring yang relatif kecil, mengandung serta berhubungan
erat dengan beberapa struktur penting , seperti adenoid,
jaringan limfoid pada dinding lateral faring dengan resesus
faring yang disebut fossa rosenmuller, kantong rathke, yang
merupakan invaginasi struktur embrional hipofisis serebri,
torus tubarius, suatu refleksi mukosa faring diatas penonjolan
kartilago tuba eustachius, koana, foramen jugulare, yang
dilalui oleh n.glosofaring, n.vagus dan n.asesorius spinal saraf
kranial dan v. Jugularis interna, bagian petrosus os temporalis
dan foramen laserum dan muara tuba eustachius.
OROFARING

Batas atas : palatum mole

Batas bawah : tepi atas epiglotis

Batas depan : rongga mulut

Batas belakang: vertebra servikal.


Struktur yang terdapat di rongga orofaring
adalah dinding posterior faring, tonsil palatina,
fossa tonsil serta arkus faring anterior
danposterior , uvula, tonsil lingual dan
foramen sekum.
Laringofaring
(hipofaring)

Batas bagian superior adalah tepi atas


epiglotis.
Batas bagian anterior ialah laring.
Batas bagian inferior adalah esofagus.
Batas bagian posterior ialah vertebra servikal.
Organ limfoid pada faring :
1. Tonsil faring (adenoid)
2. Tonsil tuba
3. Tonsil palatina (amandel)
4. Tonsil Lingualis
5. Lateral faringeal band

Semua saling berhubungan membentuk


Cincin waldeyer
Fungsi imun body, barier terhadap baketeri
yg masuk ke faring
Ruang faringeal
Ruang retrofaring
Dinding anterior ruang ini adalah dinding
faring yang terdiri dari mukosa faring, fasia
faringobasalaris dan otot-otot faring.
Ruang parafaring
Ruang ini berbentuk kerucut dengan dasarnya
yang terletak pada dasar tengkorak dekat
foramen jugalaris dan puncaknya pada kornu
mayus os hyod.
Palut lendir ini berfungsi untuk menangkap
partikel kotoran yang terbawa oleh udara yang
dihisap. Palut lendir ini mengandung enzim
lyzozyme yang penting untuk proteksi.
Fungsi faring

Fungsi faring yang terutama ialah :


untuk respirasi pada waktu menelan ,
resonasi suara dan untuk artikulasi.
Fungsi menelan
Terdapat 3 fase dalam proses menelan yaitu:
fase oral : bolus makanan dari mulut menuju ke
faring. Gerakan disini disengaja (voluntary)
fase faringeal : pada waktu transport bolus
makanan melalui faring. Gerakan disini tidak
sengaja(involuntary)
fase esofagal : waktu bolus makanan bergerak
secara peristaltik di esofagus menuju lambung
Fungsi faring dalam proses bicara
Pada saat berbicara dan menelan terjadi
gerakan terpadu dari otot-otot palatum dan
faring. Gerakan ini antara lain berupa
pendengaran palatum mole ke arah dinding
belakang faring.
Penyakit atau Kelainan pada FARING
1. Nasofaringitis Akut
- Etio:
Primer
Virus Sekunder: - sinusitis akut
Bakteri - rhinitis akut
- OMA
- Klinis:
a. rasa panas dan rasa tidak enak di belakanghidung
b. keluhan penyakit primer
c. mukosa nasofaring hiperemis dan edema
d.terdepat sekret mukoid dan purulen
2. Hipertrofi adenoid
fisiologis: umur 3 tahun (mulai membesar), 14
tahun (mengecil atau hilang)
Etio: infeksi berulang saluran nafas atas
Klinis:
- sumbatan pada koane dan tuba eustachiu
- bernafas melalui mulut
3. Faringitis Akut
Etiologi :
- 50% Virus(influenza,parainfluensa
enterovirus,adenovirus,rhinovirus)
- Bakteri (strep B hem grup A,pneumponi,mix
infaction,hemophilus influenza)

Klinis
- Nyeri tenggorokan
- Malaise
- Demam
- Batuk
- Disfagia
4. Tonsilitis Akut
Etiologi
1. Streptococcus B hemoliticus Grup A
2. Pneumococcus
3. Staphylococcus
4. Virus Patogen
5. Corynebacterium Diptheri.
Klinis:
- Demam,odinofagia,selfagia
- Tonsil:
-edema & hiperemis
-Eksudat: folikularis,Lakunaris
-Pseudomembran
-Uvula dan Mukosa faring hiperemis dan udem
-Pembesaran KGB.
6. Tonsilitis Kronis
Etiologi: Tonsilitis akut,Tonsilitis rekuren
Klinis :
- Keluhan(-)/Disfagia Ringan
- Muara Kripti lebar
- Perlengketan dengan pilar
- Detritus
- Peritonsil hiperemis.
INDIKASI TONSILEKTOMI
The American Academy Of Otalaryngology-Head and Neck Surgary Clinical
indicators compendium tahun 1995 menetapkan
1.Serangan tonsilitis lebih dari 3 kali pertahun walaupun telah mendapatkan
terapi yang adekuat
2.Tonsil hipertropi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan
gangguan pertumbuhan orofasial
3.Sumbatan jalan nafas yang berupa hipertropi tonsil dengan sumbatan jalan
nafas sleep apneu,gangguan menelan,gangguan bicara dan corpu
pulmonale.
4.Rinitis dan sinusitis yang kronis peritonsilitis,abses peritonsil yang tidak
berhasil hilang dengan pengobatan.
5.Nafas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan.
6.Tonsilitis yang berulang yang disebabkan oleh bakteri grup A streptococcus
B hemoliticus.
7.Hipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan.
8.Otitis Media efusa/Otitis Media supuratif.

You might also like