Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Chest Pain (nyeri dada) merupakan salah satu keluhan
yang paling banyak ditemukan di klinik
Sebagian besar penderita merasa ketakutan bila nyeri
dada tersebut disebabkan oleh penyakit jantung
ataupun penyakit paru yang serius
2
3
MACAM-MACAM NYERI DADA
Nyeri dada pleuritik Nyeri dada non pleuritik
7
Tabel 2 Keadaan klinis Khas Penyebab utama dari Nyeri
Dada Akut
Condition Duration Quality Location Associated
Features
Infark Miokard bervariasi Mirip Mirip dengan Mungkin
Akut sering lebih dengan angina berhubungan
dari 30 angina dengan gagal
menit tetapi jantung atau
sering lebih aritmia
parah
13
Tabel 2 Keadaan klinis Khas Penyebab utama dari Nyeri
Dada Akut
Condition Duration Quality Location Associated Features
I.EPIDEMIOLOGI
JENIS KELAMIN WANITA: PRIA 2:1 PRIA: WANITA 5:1 PRIA:WANITA 1:1 PRIA: WANITA 1:1
17
PNEUMONIA PNEUMOTORAKS EFUSI PLEURA EMBOLI
PULMONAL
18
III. GEJALA PNEUMONIA PNEUMOTORAKS EFUSI PLEURA EMBOLI
KLINIS PULMONAL
Demam + - + -
Sesak Napas + + + +
Batuk + + - -
19
PNEUMONIA PNEUMOTORAKS EFUSI PLEURA EMBOLI
PULMONAL
IV.TANDA KLINIS
I.EPIDEMIOLOGI
Lingkungan - - -
22
ANGINA PEKTORIS MCI PERIKARDITIS
23
III. GEJALA ANGINA PEKTORIS MCI PERIKARDITIS
KLINIS
f)Hilang dengan + - -
istirahat
g) Dipengaruhi - - +
pernapasan
Sesak Napas + + +
Demam - - +
24
ANGINA PEKTORIS MCI PERIKARDITIS
IV.TANDA KLINIS
Inspeksi - Pasien tampak - Tampak pucat, - Pasien tampak
sakit berat sambil gelisah, sakit dada dan
memegang berkeringat, sesak sesak
dadanya dengan napas.
kuat.
- Pasien tidak dapat
menunjukkan
lokasi nyeri
secara spesifik.
Palpasi - -
Perkusi - - - Pembesaran
jantung
Auskultasi S3/S4 dan/atau bising S3/S4 atau murmur - Pleural friction
sistolik di apex mgkin Ronki bisa terdengar rub (+)
terdengar saat jika ada edema paru - Takikardi
serangan - Bunyi jantung
melemah 25
26
TRAUMA LOKAL KOSTOKONDRITIS ANKYLOSING
(PATAH TULANG SPONDYLITIS
IGA, STERNUM)
I.EPIDEMIOLOGI
27
III. GEJALA KLINIS TRAUMA LOKAL (PATAH KOSTOKONDRITIS ANKYLOSING
TULANG IGA, STERNUM) SPONDYLITIS
NYERI DADA
a) Lokasi Nyeri lokasi jelas (tajam) Nyeri di bagian tulang sternum, Nyeri di sendi
tulang iga 2-5 (sering) kostovertebra dan persendian
kostosternal dan manubrium
sterni
I.EPIDEMIOLOGI
Jenis Kelamin Pria: Wanita 1:1 Pria: Wanita 1:1 Pria:wanita 2:1
Faktor resiko Makan atau minum makanan - Faktor keturunan - Stress emosional
seperti: - Stress emosional - Faktor keturunan
- Kopi - Makan tidak teratur - Penggunaan NSAID
- Alkohol dan terburu-buru kronis
- Coklat - Minum alcohol
- Makanan berlemak - Merokok
30
III. GEJALA KLINIS GERD AKALASIA ULKUS PEPTIKUM
NYERI DADA
Disfagia + + -
31
32
GANGGUAN GANGGUAN
ANXIETAS SOMATOFORM
I.EPIDEMIOLOGI
Lingkungan - -
Faktor resiko - -
33
GANGGUAN GANGGUAN SOMATOFORM
ANXIETAS
II.ETIOLOGI - Gangguan ini Stres umum
memiliki komponen Tomas Holmes dan Richard
genetik yang jelas Rahe menyusun Social
Readjustment Rating scale
Berisi 43 kejadian hidup
dan bobot stresnya masing-
masing
Skor lebih dari 200 dalam
setahun meningkatkan
insidensi gang
psikosomatik
Stres psikis spesifik
Kondisi kepribadian spesifik
(mis Kepribadian Tipe A atau B)
atau konflik bawah sadar
Stres non spesifik yang kronik
34
GANGGUAN ANXIETAS GANGGUAN
SOMATOFORM
III. GEJALA - Sistem urogenital Keluhan sesuai sistem:
KLINIS - sebentar-sebentar ingin
- Sistem kardiovaskular
kencing,
(Nyeri dada, sesak
- sulit kencing
napas, nyeri kepala)
- Sistem kardiovaskuler: Nyeri
- Sistem pernapasan
dada, gejala darah tinggi,
- Sistem gastrointestinal
keringat dingin, debaran
- Sistem
jantung berdetak lebih
musculoskeletal
kencang, sakit kepala, kaki dan
- Sistem endokrin
tangan terasa dingin.
- Sistem gastrointestinalis: diare,
kembung, lambung terasa
perih, perasaan sebah, banyak
angin di dalam perut, obstipasi
- Sistem respiratorius: gejala
megap-megap tak dapat
bernapas, dan hidung
tersumbat.
35
GANGGUAN GANGGUAN
ANXIETAS SOMATOFORM
IV.TANDA KLINIS
INSPEKSI - -
PALPASI - -
PERKUSI - -
AUSKULTASI - -
36
Tabel 3. Pertimbangan dalam Penilaian Pasien dengan
Nyeri Dada
1. Mungkinkah nyeri dada disebabkan kondisi akut, yang berpotensi
mengancam hidup yang membutuhkan evaluasi agresif?
a. Penyakit jantung iskemik akut
b. emboli paru
c. Aorta diseksi
d. spontan pneumotoraks
2. Jika tidak, bisa nyeri disebabkan oleh kondisi kronis cenderung
menyebabkan komplikasi serius?
a. Stabil angina
b. Stenosis aorta
c. Pulmonary hypertension
37
Sumber : Harrison's Principles Of Internal Medicine 17th Edition
Tabel 3. Pertimbangan dalam Penilaian Pasien dengan
Nyeri Dada
3. Jika tidak, bisa nyeri disebabkan kondisi akut yang menjamin pengobatan khusus?
a. Perikarditis
b. Pneumonia / pleuritis
c. Herpes zoster
4. Jika tidak, bisa nyeri disebabkan oleh kondisi lain yang kronis dapat diobati?
a. Refluks esofagus
a. Spasme esofagus
a. Arthritis dari bahu atau tulang belakang
a. Ulkus peptikum
a. Costochondritis
a. Kandung empedu penyakit
a. muskuloskeletal gangguan lain
a. Lain pencernaan kondisi
a. Kecemasan
38
Sumber : Harrison's Principles Of Internal Medicine 17th Edition
Pemeriksaan Nyeri dada
Pasien datang, harus dinilai pernapasan pasien dan
status hemodinamik (ABC)
Jika salah satu terganggu, manajemen awal harus
fokus pada menstabilkan pasien sebelum evaluasi
diagnostik
Namun, jika pasien tidak memerlukan intervensi,
maka terfokus pemeriksaan fisik, dan evaluasi
laboratorium
39
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik harus mencakup evaluasi tekanan
darah pada kedua lengan dan pulsasi di kedua kaki
Perfusi rendah ekstremitas mungkin karena adanya
diseksi aorta yang telah mengalir ke arteri cabang dari
aorta
40
Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Bentuk dada, pergerakan dinding dada
Trauma
Lesi di kulit
Retraksi
Jarak spatium intercostal
41
Pemeriksaan Fisik
Palpasi
Pengembangan dinding dada
Nyeri tekan
Krepitasi
Vokal fremitus
Perkusi
Perkusi paru mulai dari supraklavikular
Batas pengembangan paru
Batas jantung
42
Pemeriksaan Fisik
Auskultasi
Auskultasi paru secara supraklavikula
Suara dasar paru (vesikuler, bronkhial/trakheal,
bronkhovesikuler)
Suara tambahan paru (Fine crackles, Coarse crackles,
Ronchi, Wheezing)
Suara jantung (S1 dan S2, regularitas, splitting, suara
tambahan)
Suara katup jantung (katup pulmoner, katup aorta,
katup trikuspid, katup bicuspid)
43
EKG
Sebuah EKG adalah tes penting bagi orang dewasa
dengan nyeri dada yang tidak karena sebab traumatis.
Pada pasien tersebut, keberadaan perubahan
elektrokardiografi konsisten dengan iskemia atau
infark dikaitkan dengan risiko tinggi infark miokard
akut atau angina tidak stabil
44
Tabel 4. Prevalensi Myocardial Infark dan Angina tidak stabil di
antara Pasien dengan Nyeri Dada
Prevalensi
Temuan Infark angina tidak
miokard, % stabil%,
ST elevasi (1 mm) atau gelombang Q pada EKG 79 12
Iskemia pada EKG (depresi ST 1 mm atau 20 41
gelombang T iskemik)
Tidak ada perubahan EKG sebelumnya tetapi ada 4 51
riwayat angina atau infark miokard (sejarah
serangan jantung atau menggunakan nitrogliserin)
Tidak ada perubahan EKG sebelumnya dan tidak 2 14
ada riwayat angina atau infark miokard (sejarah
serangan
Sumber jantungPrinciples
: Harrison's atau menggunakan nitrogliserin)
Of Internal Medicine 17th Edition
45
Pemeriksaan laboratorium
Lab rutin
Penanda cedera miokard
Creatine kinase (CK), CK-MB
Troponin jantung dan (I dan T)
Mioglobin serum
Protein C-reaktif (CRP)
Myeloperoxidase
B-tipe natriuretik peptida (BNP)
46
Radiologis
Thoraks Foto
CT scan
USG
47
48
DAFTAR PUSTAKA
Bates B. 1995. Buku Saku Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates. Edisi
2. Jakarta: EGC
Bickley LS, Szilagyi PG. 2007.Techniques of thorax examination. In : Batess
guide to physical examination and history taking. 9th Ed. Philadephia:
Lippincott Williams & Wilkin
Birech NK. Physical examination. March, 2006. Available :
http://neamh.cns.uni.edu/MedInfo/physical_examination.
Eric R. Beck, dkk. 2011. Tutorial in differential diagnosis, 4th edition. Jakarta:
EGC
Fauci, dkk. 2008. Harrison's Principles Of Internal Medicine 17th Edition.
United States of America: The McGraw-Hill Companies
Markum HMS, editor. 2007. Pemeriksaan fisik abdomen. Dalam : Penuntun
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Departemen ilmu penyakit dalam
FKUI
Price, Sylvia Anderson dan Lorraine MW. 2005.Patofisiologi Vol 1. ed 6. Jakarta:
EGC.
49