You are on page 1of 26

LAPORAN

PELAKSANAAN REVITALISASI
GERAKAN SAYANG IBU (GSI)
DESA JAJAG KECAMATAN GAMBIRAN

OLEH:
KETUA TIM PENGGERAK PKK DESA JAJAG
TAHUN 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Dalam upaya mencapai tujuan Negara untuk mensejahterakan
masyarakat telah dilakukan berbagai upaya pembangunan di daerah
sampai tingkat desa/kelurahan, salah satunya dalam meningkatkan kualitas
sumber daya manusia adalah melalui penurunan angka kematian Ibu saat
hamil, melahirkan, masa nifas dan angka kematian bayi.

Pada tahun 1996 telah dibentuk suatu gerakan masyarakat GIS (Gerakan
Sayang Ibu) atau dikenal dengan Safe Motherhood .
1.2 TUJUAN
Bahan evaluasi pelaksanaan revitalisasi gerakan sayang ibu di
Kecamatan Gambiran pada khususnya wilayah Desa Jajag.
BAB II.
DATA DASAR

Desa Jajag memiliki luas wilayah sebesar 816 ha 2 dengan Jumlah


Penduduk sebanyak 18.369 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar
100 jiwa/km2
Batas - batas Desa Jajag
1 Sebelah Utara : Desa Yosomulyo Kec. Gambiran

2 Sebelah Timur : Kec. Cluring

3 Sebelah Selatan : Desa Purwodadi Kec. Gambiran

4 Sebelah Barat : Desa Wringinagung Kec. Gambiran

Desa Jajag terdiri dari 5 Dusun 14 RW. dan 96 RT


1 Dusun Kampungbaru : 3 RW dan 16 RT
2 Dusun Petahunan : 3 RW dan 22 RT
3 Dusun Krajan : 3 RW dan 25 RT
4 Dusun Yosowinangun : 3 RW dan 21 RT
5 Dusun Bulusari : 2 RW dan 13 RT
BAB III.
JENIS DAN HASIL KEGIATAN

DESA SAYANG IBU


I. PEMBENTUKAN SATGAS REVITALISASI GSI
dibentuk semenjak Tahun 2016 melaksanakan berbagai advokasi dan
penyuluhan atau pelatihan untuk meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan ibu dan anak.
Satgas Revitalisasi GSI Desa Jajag terdiri dari berbagai
komponen/Dinas/Sektor yang terlibat, diantaranya dari unsur Desa sendiri,
PKK Desa, Puskesmas, KUA, PLKB, Petugas Penyuluh Pertanian dan sektor
Pendidikan.
II. PENDATAAN DAN PEMETAAN PETA BUMIL

Dilaksanakan oleh kader Satgas Revitalisasi GSI Desa Jajag


setiap bulan melalui Posyandu

Untuk mengetahui ibu hamil baru dan perkembangan ibu hamil


yang sudah lanjutan.

Ibu hamil yang telah didata dan dikonseling oleh kader maka
rumahnya akan diberi tanda stiker P4K untuk menunjukkan
tingkat resiko dari ibu hamil tersebut.
III. PENGORGANISASIAN TABULIN/DASOLIN

Terbentuk berdasarkan Posyandu sehingga berjumlah16 kelompok.

Biaya persalinan tersebut dicicil dengan Cicilan dibayar sejak seorang


ibu positif hamil sampai tiba saatnya melahirkan. Besar cicilan
disesuaikan kemampuan masing-masing keluarga.

Pembayaran cicilan tabungan dapat disetorkan langsung kepada


Bidan Desa diluar hari buka posyandu. Bila saat melahirkan tiba namun
tabulin belum mencapai biaya persalinan yang akan dibayarkan, maka
ibu bersangkutan boleh mencicil sisa biaya setelah melahirkan.
IV. PENGORGANISASIAN AMBULANS DESA

Ambulans Desa di Desa Jajag ini adalah mobil pribadi atau mobil milik
warga secara sukarela.
Mobil ambulan Desa Jajag yang dimanfaatkan sebanyak 70 buah
dengan rincian sebagai berikut:
No Dusun Jumlah Mobil Ambulan Desa/ buah

1 Dusun Yosowinangun 15
2 Dusun Petahunan 17
3 Dusun Kampungbaru 14
4 Dusun Bulusari 15
5 Dusun Krajan 11
Total 70
V. PENGORGANISASIAN DONOR DARAH

Guna mempersiapkan darah bagi ibu hamil dan ibu menyusui,


Satgas GSI Desa Jajag memiliki daftar pendonor darah tetap yang
dapat sewaktu-waktu dihubungi jika dibutuhkan.

Pengambilan darah dilaksanakan tiga bulan sekali selain dengan


mengikuti donor darah rutin di Kecamatan Gambiran
pengambilan darah juga dilaksanakan di halaman masjid dusun
petahunan desa jajag.
VI. PENGORGANISASIAN KEMITRAAN
DUKUN BAYI DENGAN BIDAN
Jumlah dukun di Desa Jajag sebanyak 2 orang sedangkan jumlah
bidan desa yang praktek sebanyak 3 orang.

Desa Jajag adalah wilayah perkotaan dengan tingkat SDM


masyartakat yang sudah sudah cukup baik dan modern sehingga
dalam hal penanganan persalinan masyarakat sudah memilih ke
tenaga kesehatan.

Pembagian tugas antara bidan dan dukun bayi yaitu dukun bayi hanya
bertugas merujuk ibu hamil untuk memeriksakan kehamilan ke Bidan
Desa dan merawat pasca bayi dilahirkan seperti tindakan memandikan
bayi, memijat bayi, dll, sedangkan menolong persalinan dilaksanakan
oleh bidan desa.
VII. PENGORGANISASIAN PENGHUBUNG/LIASON
Kader petugas penghubung Desa Jajag yang ditunjuk adalah semua kepala
dusun di Desa Jajag yang bekerja sama dengan kader posyandu
Kader yang telah ditunjuk dan dipilih serta dibekali dengan pengetahuan
tentang pengenalan tanda bahaya kehamilan, persalinan dan nifas serta
rujukannya.
Tugas dari kader penghubung antara lain:
1. Melaksanakan pendekatan ibu Hamil
2. Melaksanakan kegiatan KIE
3. Menggalang dana bersalin(tabulin)
4. Menggalang sumbangan donor darah
5. Menyediakan ambulan desa
6. Menyelenggarakan forum pertemuan secara teratur yang bertujuan
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat baik ibu hamil
maupun suami sebagai lingkup keluarga terdekat.
VIII. PENGEMBANGAN TATA CARA RUJUKAN

PENDONOR,
AMBULAN DESA
KADER

SASARAN Petugas
BIDAN DESA
Penghubung
DUKUN BAYI

PUSKESMAS

RUMAH
SAKIT
IX. PENGORGANISASIAN SUAMI SIAP ANTAR JAGA

Satgas GSI Desa Jajag melakukan sosialisasi untuk


menumbuhkan kesadaran suami sebagai keluarga terdekat
yang harus tanggap dan sigap dalam mendampingi dan
mendukung keberhasilan proses persalinan.

Suami selain dibekali dengan pengetahuan tentang tanda-


tanda akan terjadinya persalinan juga diberi penjelasan
mengenai petugas penghubung dan harus bagaimana dan
kemana jika akan terjadi persalinan.
X. PEMBENTUKAN PONDOK SAYANG IBU

Desa Jajag adalah bagian dari Kecamatan Gambiran yang


merupakan daerah perkotaan yang padat penduduk.
Jumlah Bidan Praktek swasta yang ada dan melayani
persalinan di wilayah Desa Jajag sebanyak 3 Orang.
Dekatnya akses ke Rumah Sakit dan Puskesmas Jajag.
Rumah Sakit Al Rohmah yang dekat dengan Desa Jajag yaitu
sekitar 2 km saja dari pusat kota Jajag.
Kondisi wilayah yang mudah dalam akses jalan dan jumlah
tenaga kesehatan yang memadai maka masih belum
diperlukan untuk membentuk pondok sayang ibu.
XI. PENYULUHAN DAN PELATIHAN
Dilakukan oleh berbagai instansi atau berbagai sektor dilingkungan
Desa Jajag yang membidangi topik yang akan dibahas baik dari sektor
formal seperti puskesmas dan PLKB maupun sektor non formal seperti
tokoh agama dan masyarakat.

Materi yang diberikan meliputi:


1. Perencanaan kehamilan
2. Pentingnya pemeriksaan kehamilan
3. Deteksi dini risiko ibu hamil
4. Rencana persalinan yang aman
5. Rujukan dini terencana
6. Pendataan dan pelaporan kehamilan, kematian ibu dan bayi
Kader merupakan ujung tombak dalam segala program pemerintah.
Jumlah kader aktif sebanyak 80 orang di 16 Posyandu
Pertemuan paguyuban kader secara rutin dilaksanakan satu bulan
sekali pada minggu ke 4.
Bekerjasama dengan Puskesmas Jajag, Satgas GSI Desa Jajag
memantau kegiatan pembuatan PMT bagi ibu hamil dimana tujuan
dari kegiatan ini agar ibu hamil dapat memenuhi asupan gizi yang
seharusnya sehingga terhindar dari kekurangan energi kronis.
Satgas GSI Desa Jajag bersinergi kedalam pertemuan kader tersebut
untuk menyampaikan program yang sudah direncanakan.
Desa Jajag juga memiliki kelompok pendukung ASI, sehingga dengan
rutin memberikan penyuluhan mengenai ASI kepada ibu balita.
XI. PEMANTAUAN, PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI
Kegiatan pemantauan yang telah dilaksanakan Satgas revitalisasi GSI Desa
Jajag antara lain:
Melakukan pendataan dan pencatatan ibu hamil baru di masing-masing
posyandu
Melakukan pemantauan secara berkala mengunjungi Ibu hamil dengan
kondisi Kurang Energi Kalori (KEK), dan Risiko Tinggi (RISTI)
Memberikan bantuan PMT Pemulihan bagi ibu hamil dengan KEK dan RISTI.
Mengunjungi ibu yang telah melahirkan agar dapat menerapkan pemberian
asi eksklusif kepada bayinya.
Melalui kegiatan kelas ibu hamil Satgas Revitalisasi GSI melakukan
pemantauan ibu hamil untuk mengetahui sejak dini jika ada ibu hamil yang
beresiko.
Pengisian data laporan kematian bayi, kematian ibu, melahirkan dan nifas
dibuat dengan bekerjasama dengan Bidan Desa Jajag dalam pemenuhannya.
Pencatatan dilakukan setiap bulan karena data mengacu dari kegiatan
posyandu yang telah berjalan.
BAB IV INOVASI

4.1 BUMIL GEMBIRA (IBU HAMIL GEMAR MEMBACA CERDAS CERIA)

BUMIL meningkatkan SDM ibu hamil


GEMBIRA
informasi seputar kehamilan, persalinan,
nifas, menyusui, pola asuh anak yang
baik dan benar serta bagaimana
menjadi orang tua yang hebat bagi
calon anak yang akan dilahirkan.
Dengan kondisi yang sehat serta kehamilan yang sudah terencana dan
didukung dengan penambahan wawasan dengan membaca maka
diharapkan ibu hamil dapat cepat, tanggap dan siap dalam menghadapi
persalinan serta dapat mengasuh dan memberikan ASI ekslusif kepada
bayinya.
Program ini dilaksanakan dengan memanfaatkan perpustakaan PKK
yang ada di Desa Jajag yaitu dengan meminjamkan buku kepada ibu
hamil yang ada di posyandu-posyandu dengan koordinator
pelaksananya adalah ibu kepala dusun yang merupakan Ketua Tim
Penggerak PKK Dusun.
Melalui pertemuan PKK Dusun yang ada di Desa Jajag buku diberikan
kepada kader posyandu untuk nantinya dipinjamkan pada ibu hamil
dan ibu balita saat buka jadwal posyandu.

Kehamilan yang berencana, cerdas ibuku


sehat balitaku.
4.2 PIAGAM PENGHARGAAN BAGI BAYI LULUS ASI EKSKLUSIF DAN LIMA
IMUNISASI DASAR LENGKAP
Pemerintah Desa Jajag, TP PKK Desa Jajag bersama Petugas Teknis dari Puskesmas
Jajag memiliki Inovasi untuk memberikan apresiasi berupa Piagam Penghargaan
Kepada Ibu Bayi yang sukses memberikan ASI EKSKLUSIF dan LIMA IMUNISASI DASAR
LENGKAP. Piagam Tersebut dapat digunakan untuk mendaftar di PAUD PKK Desa
Jajag.
BAB V.
PERMASALAHAN DAN PEMECAHAN
5.1 PERMASALAHAN
1. Masih banyak keluarga miskin yang belum memiliki asuransi kesehatan/BPJS Kesehatan
karena kondisi sosial ekonomi keluarga.
2. Belum optimalnya pemanfaatan tubulin.
3. Masih tingginya angka pernikahan dibawah umur.
4. Tingkat partisipasi masyarakat meliputi potensi institusi dan peran serta masyarakat masih
kurang oprimal
5. Komitmen politik dan pemerintah daerah dalam hal ini Kecamatan Gambiran dan Desa
Jajag masih perlu ditingkatkan dalam mensosialisasikan program GSI di seluruh lapisan
masyarakat.
6. Kurangnya sosialisasi dengan sasaran laki-laki/suami karena sosialisasi lebih banyak dihadiri
oleh perempuan sehingga terkadang pengambilan keputusan masih dirasa kurang tepat
atau terlalu lama.
7. Satgas GSI yang telah terbentuk masih belum dapat optimal menjalankan perannya di
masyarakat karena sering bergantinya kader atau pengurus yang ada di dalamnya.
5.2 SOLUSI
1. Peningkatan Komitmen para pelaksana yaitu PLKB, Bidan, dll dengan
mengoptimalkan intervensi yang dilakukan.
2. Mengoptimalkan fungsi dari kelompok pendonor dan ambulans desa karena
beberapa sebab kematian ibu dan bayi yang menonjol disebabkan oleh
pendarahan, eklamsia (keracunan kehamilan), infeksi, penanganan abortus
yang tidak aman dan partus (Persalinan) yang lama.
3. Peningkatan pembinaan sasaran yaitu ibu hamil, melahirkan dan menyusui
serta perlu pendampingan dan pembinaan kepada keluarga terdekat
terutama adalah suami selaku pengambil keputusan dalam keluarga.
4. Pendataan ibu hamil baru perlu ditingkatkan untuk menjaring ibu hamil
dengan resiko tinggi
5. Pembinaan kader dan petugas penghubung harus ditingkatkan karena
merupakan lini terbawah yang harus siap siaga dan tanggap jika akan terjadi
persalinan.
6. Menggalakkan tubulin dengan mewajibkan setiap ibu hamil untuk ikut.
BAB VI.
PENUTUP
6.1 KESIMPULAN
Gerakan Sayang Ibu perlu dilakukan karena SDM yang berkualitas sangat menentukan
keberhasilan suatu pembangunan. Pembentuakan kualitas SDM yang berkualitas ditentukan
dari janin dalam kandungan, karena perkembangan otak terjadi selama hamil sampai dengan
5 tahun.
Kesehatan Ibu dan Anak faktor paling strategis untuk meningkatkan mutu SDM. Tingginya AKI
dan AKB di Indonesia memberikan dampak negati pada berbagai aspek. Kematian Ibu
menyebabkan bayi menjadi piatu yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan kualitas
SDM akibatnya kurangnya perhatian, bimbingan dan kasih sayang seorang ibu.
Gerakan Sayang Ibu adalah Suatu Gerakan yang dilaksanakan oleh masyarakat, bekerjasama
dengan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan melalui berbagai kegiatan
yang mempunyai dampak terhadap upaya penurunan angka kematian ibu karena hamil,
melahirkan dan nifas serta penurunan angka kematian bayi.
6.2 SARAN
Diharapkan dengan terbentuknya Pembinaan kader dan GSI (Gerakan
Sayang Ibu) baik di tingkat kecamatan ataupun desa dapat berperan
dalam menurunkan Angka Kematian Ibu dan Angka Kematian Bayi.
Dengan menurunnya AKI dan AKB akan mencerminkan Bangsa yang
Sehat dan Berkualitas dalam bidang Kesehatan.

You might also like