You are on page 1of 85

dr. Kamal Basri Siregar, Sp.

B Onk
Kelenjar parotis merupakan kelenjar yang berkembang
pertama sekali yaitu pada minggu ke 4 embriogenesis
dibandingkan kelenjar liur mandibula dan sublingual.
Jaringan parenkim dari kelenjar berasal dari proliferasi
epitel-epitel rongga mulut.
Stroma (kapsul dan septum) kelenjar berasal dari mesenkim
yaitu krista neuralis.
Walaupun merupakan yang pertama kali berkembang,
namun enkapsulasi kelenjar ini yang terakhir dibandingkan
kelenjar liur lainnya.
Kelenjar parotis unik karena epitel buds tumbuh bercabang
dan meluas di sekitar saraf facialis.
Epitel buds ini membesar, memanjang dan bercabang
sebagai awal pembentukan struktur padatnya.
Tiap cabang diakhir dengan satu atau dua end bulb yang
padat.
End bulb terus memanjang dan menjadi tubulus terminal.
Tubulus ini bergabung dengan duktus kanalisasi dan
peripheral acini.
Duktus kanalisasi komplit perkembangannya pada bulan ke
6 embrio.
Sel acinar dibentuk pada bulan ke 7-8, sel sekretori
(acini) mulai berkembang di sekitar sistem duktus.
Sel serosa : terdiri dari granul-granul kecil yang
mensekresikan protein dan enzim.
Sel mucus: terdiri dari granul-granul yang lebih besar yang
memproduksi mukoprotein dan lebih kental sekretnya.
Sel seromusinosa
Unit sekresi kelenjar liur terdiri dari terminal asinus, duktus
ekskresi, sel mioepitel, unit sekresi yang dasar adalah asinus
yang berada di sekitar duktus.
Sel sekretorinya adalah pyramidal dengan lumen yang
sempit.
Membran basalnya dikelilingi sel mioepitel stelata kontraktil.
Duktus asiner bergabung dengan duktus interkalatum,
kemudian bersatu menjadi saluran utama ekskretori
kelenjar.
Acini dalam kelenjar liur mayor terdapat dalam lobulus dan
lobus.
Tiap lobulus mempunyai satu duktus ekskretori.
Tiap lobulus disatukan oleh jaringan ikat padat yang terdiri
dari duktus ekskretori, pembuluh limfe, serabut saraf dan
ganglia yang membentuk lobus.
Tipe dan Posisi Kelenjar
- Kelenjar saliva yang terbesar dan hampir seluruhnya
tersusun oleh kelenjar tipe acini serosa.
- Terletak di bawah meatus acusticus eksternus dan terletak
di dalam suatu lekukan di belakang ramus mandibulae dan di
depan M.sternocleidomastoideus.
Bentuk, Lobus dan Processus Kelenjar
- Dari superficial, berbentuk baji, dengan dasarnya di atas
dan apeksnya di belakang angulus mandibulae.
- N.facialis dan cabang-cabangnya berjalan ke depan di
dalam glandula parotidea dan membagi glandula ini dalam
lobus superficialis dan profunda.
- Margo superior glandula meluas ke atas di belakang
articulation temporomandibularis masuk ke bagian posterior
fossa mandibularis. Bagian kelenjar ini disebut processus
glenoidalis.
Margo anterior glandula ini meluas ke depan, superficial
terhadap M.masseter, membentuk processus facialis.
Sebagian kecil dari processus facialis dapat terpisah dari
glandula utama dan disebut sebagai glandula parotidea
acessoria.
Pars profunda kelenjar dapat meluas ke depan di antara
m.pterygoideus medialis dan ramus mandibulae,
membentuk processus pterygoideus.
Kapsula Kelenjar
- Glandula parotidea adalah massa berlobus yang dikelilingi
oleh kapsula jaringan ikat.
- Selain itu glandula dibungkus oleh kapsula fibrosa padat
yang berasal dari lamina superficialis fascia colli profunda
Duktus Parotideus
- Duktus parotideus berjalan ke depan di atas
permukaan lateral M.masseter, 1 jari di bawah arcus
zygomaticus.
- Jalan ductus ini yang miring di antara membran
mucosa dan m.buccinator berfungsi mencegah
masuknya udara ke dalam duktus pada saat meniup
dengan kuat.
- Glandula parotidea accessoria bermuara melalui
duktus kecil ke dalam bagian atas ductus parotideus.
Struktur di Dalam Glandula Parotidea
- Struktur di dalam glandula parotidea, dari lateral ke medial
adalah n.facialis, v.retromandibularis dan a.carotis eksterna.
Beberapa nodus dari kelompok nodi lymphoidei parotidei
juga terdapat di dalam kelenjar.
Batas-Batas Glandula Parotidea
Batas superficial: nodi lymphoidei parotidei, fascia,
n.auricularis magnus, dan kulit.
Batas superior : meatus acusticus eksternus dan facies
posterior articulation temporomandibularis.
Batas posteromedial : processus mastoideus,
M.sternocleidomastoideus, selubung carotis a.carotis
interna, v.jugularis interna, n.vagus, n.glossopharyngeus,
n.acessorius, n.hypoglossus, dan n.facialis.
Batas anteromedial: pinggir posterior ramus mandibula,
articulation temporomandibularis, m.masseter dan
m.pterygoideus medialis. Glandula ini menempel pada
dinding faring.
Perdarahan
A.carotis eksterna dan cabang terminalnya. Vena
bermuara ke dalam vena retromandibularis.
Aliran Limfe
Pembuluh limfe bermuara ke dalam nodi lymphoidei
parotidei dan nodi lymphoidei cervicales profundi.
Persarafan
Serabut-serabut sekretomotorik parasimpatis dari nucleus
salivatorius inferior n.IX mempersarafi glandula parotidea.
protein seperti musin,
Organik amilase, enzim, dan
karbohidrat
Produksi air
liur (saliva) ion kalsium, flour,
Non-organik magnesium, dan
fosfat
memulai pencernaan karbohidrat di mulut melalui kerja amilase saliva,
yang merupakan suatu enzim yang memecah polisakarida menjadi
disakarida
mempermudah proses menelan dengan membasahi partikel-partikel
makanan.
memiliki efek antibakteri, oleh lisozim, suatu enzim yang melisiskan
atau menghancurkan bakteri tertentu
sebagai pelarut untuk molekul-molekul yang meransang papil
pengecapan
membantu kita berbicara dengan mempermudah gerakan bibir dan
lidah.
Saliva berperan penting dalam higiene mulut dengan membantu
menjaga kebersihan mulut dan gigi. Aliran saliva yang terus menerus
membantu membilas residu makanan, melepaskan sel epitel, dan
benda asing.
Penyangga bikarbonat di saliva menetralkan asam di makanan serta
asam yang dihasilkan oleh bakteri di mulut, sehingga membantu
mencegah karies gigi.
sekitar 1-2 liter saliva disekresikan per hari,
kecepatan 0,5 ml/menit sampai 5 ml/menit.
Sekresi saliva yang bersifat spontan dan
kontinu, bahkan tanpa adanya rangsangan yang
jelas, disebabkan oleh stimulasi konstan tingkat
rendah ujung-ujung saraf parasimpatis yang
berakhir di kelenjar saliva.
Terjadi sewaktu kemoresptor atau reseptor
tekanan di dalam rongga mulut berespons
Refleks saliva terhadap adanya makanan memulai impuls di
sederhana, serat saraf aferen yang membawa informasi ke
atau tidak pusat saliva di medula batang otak mengirim
terkondisi impuls melalui saraf otonom ekstrinsik ke
kelenjar saliva untuk meningkatkan sekresi
saliva.

Refleks saliva Pengeluaran saliva terjadi tanpa rangsangan oral.


Hanya berpikir, melihat, membaui, atau
didapat, atau mendengar suatu makanan yang lezat dapat
terkondisi memicu pengeluaran saliva melalui refleks ini.
Tumor didefinisikan sebagai
pertumbuhan baru suatu jaringan
dengan multiplikasi sel-sel yang tidak
terkontrol dan progresif, disebut juga
Tumor sebagai neoplasma
Parotis

Kelenjar Parotis adalah kelenjar air liur


terbesar yang terletak di depan
telinga
Insidens tumor kelenjar liur di
Amerika ialah 1.5 kasus setiap
100,000 orang. Dijangkakan 700
kematian terjadi akibat tumor
kelenjar liur pertahun.Tumor
kelenjar liur sering terjadi pada
usia dekade ke-6.
Tumor kelenjar liur sering terjadi
pada usia dekade ke-6. Tumor
maligna biasanya terjadi pada usia
di atas 60 tahun dan tumor
benigna pada usia di atas 40
tahun. Tumor jinak lebih sering
pada wanita tetapi tumor maligna
terdistribusi rata pada wanita dan
laki-laki
Paparan radiasi,
Faktor merokok,
Infeksi,
Pekerjaan (penata rambut dan pekerja salon),
Nutrisi, genetik (Brooke-Spiergler syndrome,
nominantly inherited trichoepithelioma) dan
faktor lingkungan (paparan serbuk gergaji,
pestisida, dan bahan kimia untuk industri
kulit).
1. Klasifikasi Histopatologi WHO/ AJCC
Benign Malignant

plemorphic adenoma ( mixed benign mucoepidermoid carcinoma


tumor)
Warthins tumor adenoid cystic carcinoma

Lymphoepithelial lesion Adenocarcinoma

Oncocytoma acinic cell carcinoma

monomorphic adenoma Malignant mixed tumor

Benign cysts epidermoid carcinoma

Other ananplastic carcinoma


Carcinoma ex pleomarphic adenoma (carcinoma arising in a mixed tumor)
malignant mixed tumor (biphasic malignancy)
mucoepidermoid carcinoma
low grade
intermediated grade
high grade
adenoid cystic carcinoma
Acinous( acinic) cell carcinoma
Adenocarcinoma
Mucus-producing adenopapillary dan non papillary
Salivary duct carcinoma (ductal carcinoma)
Other adenocarcinoma
Oncocytic cell carcinoma (malignant oncocytoma)
Clear cell carcinoma
Primary squamous cell carcinoma
Undifferentiated carcinoma
Epithelial-myoepthelial carcinoma
Metastatic
Unclassified
LOW GRADE
Acinic cell carcinoma
Basal cell adenocarcinoma
Clear cell carcinoma
Cystadenocarcinoma
Epithelial- myoepithelial carcinoma
Mucinous adenocarcinoma
Polymorphous low grade adenocarcinoma (PLGA)
LOW GRADE, INTERMEDIATE GRADE AND HIGH GRADE
Adenocarcinoma, NOS
Mucoepidermoid carcinoma
Squamous cell carcinoma
INTERMEDIATE GRADE AND HIGH GRADE
Myoepithelial carcinoma
HIGH GRADE
Anaplastic small cell carcinoma
Carsinosarkoma
Large cell undifferentiated carcinoma
Small cell undifferentiated carcinoma
Salivary duct carcinoma
T (tumor)
TX : Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 : Tidak ada bukti tumor primer
T1 : Tumor 2 cm tanpa ekstensi ekstraparenkim
T2 : Tumor > 2 cm, 4 cm tanpa ekstensi ekstraparenkim
T3 : Tumor > 4 cm atau adanya ekstensi ekstraparenkim
T4a : Tumor menyerang kulit, mandibula, saluran telinga, saraf facial
atau beberapa struktur yang lain
T4b : Tumor menyerang dasar tengkorak atau tulang pterygoid atau
merusak arteri karotis
N (nodul)
NX : Daerah kelenjar getah bening tidak dapat dinilai
N0 : Tidak ada nodul metastasis pada kelenjar limfa regional
N1 :Nodul < 3 cm pada kelenjar tunggal ipsilateral
N2a : Nodul > 3 cm dan 6 cm pada kelenjar tunggal ipsilateral
N2b : Metastasis di beberapa kelenjar getah bening ipsilateral, nodul 6 cm
N2c : Metastasis kelenjar getah bening kontralateral atau bilateral, nodul 6
cm
N3 : Metastasis kelenjar getah bening tunggal atau multipel, nodul > 6 cm

M (metastasis)
MX : Tidak ditemukan metastasis jauh
M0 : Tidak ada metastasis jauh
M1 : Terdapat metastasis jauh
1. Pleomorphic Adenoma
2. Warthin Tumor
3. Onkositoma
4. Adenoma Monomorphic
Prevalensi:
70% tumor parotis
50% tumor submandibula
45% tumor kelenjar liur minor
6% tumor sublingual

Sering terjadi pada usia 40-60 tahun


Wanita : Pria = 3-4 : 1
Prevalensi:
6-10% dari tumor parotis
Sering terjadi pada usia 40-70 tahun
Pria : Wanita = 5 : 1
Prevalensi:
2,3% dari tumor kelenjar liur
78% onkositoma terjadi pada parotis
9% onkositoma terjadi pada submandibula
Prevalensi:
1,8% dari tumor kelenjar liur
Sering terjadi pada usia 60 tahun
Karsinoma
mukoepidermoid

Adenoid cyctic
Limfoma primer
carcinoma (ACC)

Salivary duct
carcinoma
Tumor malignant mixed
tumor
(carcinoma ex-

Maligna pleomorphic
adenoma)

Karsinoma sel
Adenocarcinoma
skuamous primer

Acinic cell
carcinoma
Tipe tersering pada
anak dan dewasa
Makroskopik terlihat
batas tegas dan
mungkin parsial
encapsulated.
Terkadang infiltrative
dan diferensiasi
buruk. Pada cut
Karsinoma surface mungkin
mucoepidermoid mengandung area
solid, kistik atau
keduanya.
Mikroskopik ditandai
oleh adanya 2
populasi sel, yakni sel
mucous dan sel
epidermoid
Adenoid cyctic
carcinoma(ACC)

Mencakup 4-15% dari seluruh keganasan


kelenjar liur dan merupakan kanker terbanyak
dari keganasan kelenjar liur minor
Paling sering muncul dengan nyeri atau
parastesia
Mikroskopis terdiri dari sel kecil gelap dengan
sitoplasma sedikit tersususn seperti rantai Swiss
Cheese
Terjadi bila
karsinoma berasal
dari komponen
epitel dari
pleomorphic
Malignant adenoma
mixed tumor umum berupa
masa yang tidak
(carcinoma nyeri tetapi
ex- terkadang
pleomorphic pertumbuhannya
cepat
adenoma) Makroskopik
terlihat poorly
circumscribe,
infiltrative, dan
masa keras.
Insidensinya jarang tapi
merupakan tumor yang agresif,
cenderung terjadi pada usia 40
Adenocar tahun,
diklasifikasikan menurut
cinoma gambaran histopatologi
berdasarkan derajat diferensiasi
selular: grade 1 tumor
sirkumskripta dan invasi
minimal, grade 3 tumor lebih
solid dan dengan rata-rata
mitosis yang lebih besar dan
grade 2 tumor gambarannya
antara grade 1 dan grade 3
Acini cell
carcinoma
merupakan
tumor ganas
parotis no.2
terbanyak pada
anak-anak
Acinic cell Gambaran
carcinoma tipikal adalah
tumor solid
circumscribed
atau parsial
cystic dengan
kapsul
incomplete
Karsinoma
sel
skuamous
primer
Umumnya sebagai tumor padat, yang tumbuh
cepat sering terfiksir ke jaringan lunak dan kulit
disertai nyeri dan parese wajah
Makroskopis dan mikroskopis serupa dengan
karsinoma sel skuamous di tempat lain dan
bervariasi dari well-differentiated dan
keratinisasi sampai poorly differentiated tanpa
keratinisasi.
Salivary Insidenya tidak jarang tapi sangat agresif
dengan predileksi pada pria.

duct
carcinoma
Insidennya jarang (1-8% dari seluruh
Limfoma limfoma) dan hanya dapat didiagnosa
bila tidak terdapat keterlibatan kelenjar
getah bening intra dan ekstra glandular
primer
Pertumbuhan tumor ganas lebih cepat

Rasa nyeri pada sebagian tumor ganas dan


benigna

Tumor ganas terfiksir karena ada infiltrasi


ke jaringan sekitar

Kelemahan nervus VII pada sebagian tumor


ganas

Konsistensi padat keras pada yang ganas dan


kenyal pada jinak

Terdapat metastasis regional atau jauh pada


yang ganas

Tumor parotis jinak lebih berbatas tegas


ANAMNESIS PEMERIKSAAN FISIK

Informasi tentang keluhan, perjalanan penyakit,


penyebab atau faktor resiko dan riwayat Status generalisata: pemeriksaan dari kepala
sampai kaki dan ditentukan perfomans pasien
pengobatan (skor Karnofski / WHO), keadaan umum
Keluhan umumnya berupa benjolan soliter (anemia, ikterus, edema, sianosis, tekanan
tanpa rasa nyeri di pre / infra / retroaurikula, darah, frekuensi nadi, frekuensi nafas dan suhu
submandibula dan dalam rongga mulut. tubuh) dan tanda/ gejala metastasis jauh.
Terkadang disertai rasa nyeri sedang sampai
Status lokalis : Inspeksi pada lokal, regional
hebat. termasuk intar oral. Palpasi bimanual dilakukan
Paralisis nervus fasialis , kelenjar getah bening untuk menilai konsistensi, permukaan,
leher, gangguan pendengaran, kebas-kebas di mobilitas, ukuran, batas dan nyeri tekan.
wajah atau adanya perbedaan bentuk / ukuran
Status regional : ditentukan dengan melakukan
antara wajah sisi kiri dengan sisi kanan pemeriksaan kelenjar getah bening leher
Faktor resiko perlu ditanyakan terutama ipsilateral maupun kontralateral
tenteng paparan radiasi, pekerjaan dan paparan
limbah pabrik kulit
Biopsi Aspirasi Jarum Halus
PEMERIKSAAN
Bedah Diagnostik : Biopsi eksisional dan
HISTOPATOLOGI
potong beku

Foto mandibula atau panoramic


Pemeriksaan sialografi : melihat gambaran duktus
Stesnson dan cabang-cabangnya, apakah ada
PEMERIKSAAN penyempitan atau penyumbatan duktus
RADIOLOGIS USG : lesi penempat ruang di dalam kelenjar dan
ukurannya, non-invasif dan tidak nyeri
CT scan/MRI : mengetahui luas ekstensi tumor
dan menentukan stadium kanker
Gambar menunjukkan massa Adenoma pleomorfik pada kelenjar
berbatas tegas dalam kelenjar parotis kiri potongan axial leher
parotis kiri, yang telah terbukti
sebagai adenoma pleomorfik

Adenoma pleomorfik pada kelenjar


parotis kanan potongan axial leher
Terapi
Operasi Kemoterapi
Radiasi
Pada kanker kelenjar liur secara keseluruhan survival 5 tahun
adalah 70-90% pada grading rendah dan 20-30% pada
grading tinggi.

Survival 5 tahun pada tumor jinak mencapai 100%, resiko


tinggi untuk rekuren pada penderita yang mendapatkan
operasi inadekuat.

Menurut stadium rata-rata survival 5 tahun pada stadium I, II,


III dan IV berturut-turut adalah 96%, 77% ,73% dan 37%.
suatu penyakit menular yang disebabkan
oleh infeksi virus atau bakteri yang
menyerang kelenjar ludah di antara telinga
dan rahang sehingga menyebabkan
pembengkakan pada leher bagian atas
timbul secara endemik atau epidemik
Menyerang anak-anak dibawah usia 15 tahun
(sekitar 85% kasus).
Kelompok paramyxovirus
Ukuran 90 300 m
Aktif dalam lingkungan yang kering tapi virus
ini hanya dapat bertahan selama 4 hari pada
suhu ruangan. Hancur pada suhu <4 C, oleh
formalin, eter, serta pemaparan cahaya
ultraviolet selama 30 detik
Virus masuk dalam tubuh melalui hidung atau
mulut
Bakteri : staphylococcus aureus
Dua stadium, yaitu stadium prodormal yang
muncul pada 1 sampai 2 hari dan stadium
pembengkakan yang muncul 7 sampai 9 hari
Nyeri ketika mengunyah atau menelan,
terutama jika menelan cairan asam. Jika
kelenjar liur disentuh, maka akan timbul
nyeri.
Gejala parotitis muncul dalam waktu 12
sampai 24 harisetelah terinfeksi.
Malaise, anoreksia, menggigil, demam, nyeri
tenggorokan, dan nyeri pada sudut rahang
Anamnesis
Pasien akan mengeluhkan nyeri saat
mengunyah dan menelan, pasien juga dapat
mengelukan malaise, anoreksia, menggigil, bisa
disertai demam, nyeri tenggorokan, dan nyeri
pada sudut rahang.
Pemeriksaan fisik
Tanda vital semua dalam batas normal. Tampak
pembengkakan parotis biasanya dari telinga
sampai bagian bawah ramus mandibula. Suhu
tubuh dari normal ke subfebris.
Pemeriksaan laboratorium
Pada parotitis tanpa komplikasi jumlah leuko
sit normal, meskipun terdapat leukopenia
ringan dan limfositosis relatif.
Amilase serum
Biasanya ada kenaikan amilase serum,
kenaikan cenderung dengan pembengkakan
parotis dan kemudian kembali normal dalam
kurang lebih 2 minggu.
Parotitis supuratifa
Biasanya demam tinggi, nyeri pada otot leher,
pembengkakan pada kelenjar parotis biasanya
unilateral, dapat diikuti pembesaran pada
kelenjar ludah yang lain, kulit di atas kelenjar
panas, memerah dan nyeri tekan.
Parotitis berulang
Klinis kadang terlihat kadang tidak,
pembengkakan dari kelenjar parotis dapat
unilateal atau bilateral, biasanya tidak diikuti
pembesaran kelenjar ludah yang lain.
bersifat self-limited yang berlangsung kurang
lebih dalam 1 minggu. Tidak ada terapi
spesifik, oleh karena itu pengobatan parotitis
seluruhnya simptomatis dan suportif.
Pada pasien dengan keadaan umum baik
dapat diberikan terapi ;
- Istirahat yang cukup
-Pemberian diet lunak dan cairan cukup
-Medikamentosa
Analgetik-antipiretik bila perlu
- Metampiron : anak >6 bulan 250-500
mg/hai maksimum 2 g/hari
- Parasetamol : 7,5-10 mg/kgBB/hari dibagi
dalam 3 dosis.
merupakan cedera berat dan sering
dikaitkan dengan morbiditas jangka
panjang

sering dikaitkan dengan cedera yang


melibatkan kulit di atasnya, gigi, lidah,
atau mukosa rongga mulut
Berdasarkan mekanisme:
Trauma oral
Trauma intraoral
Trauma kombinasi

Berdasarkan sifat:
Trauma akut
Trauma kronis
Anamnesis:
Dijumpai adanya riwayat terbentur
Dijumpai adanya riwayat pemakaian gigi palsu
Pemeriksaan fisik:
Pada inspeksi dinilai adanya cedera wajah baik
menyeluruh maupun sebagian
Pada palpasi dinilai adanya fraktur tulang dan
fungsi otot-otot wajah
Pemeriksaan fisik tambahan
Dinilai fungsi nervus fasialis, nervus lingualis
dan nervus hypoglosus
Pemeriksaan penunjang
Sialography
Konservatif
menghindari penggunaan rongga mulut dengan mengurangi asupan
secara oral dengan tujuan penyembuhan primer
Pembedahan
Definisi
tidak adanya kelenjar ludah, bisa menjadi
unilateral atau bilateral

etiologi
etiologi tidak diketahui, tetapi dapat diisolasi atau
terjadi pada cacat perkembangan lainnya,
seperti hemifacial micostomia dan dysostosis
mandibulo-wajah (Treacher Collins syndrome),
sindrom Down, dan ectodermal displasia
Gejala klinis
kekeringan pada mulut, kesulitan dalam
pengunyahan dan menelan makanan padat,
pola yang tidak biasa dari gigi karies, erosi gigi,
adanya plak, penyakit periodontal, infeksi
jaringan lunak, chelitis, mucositis atrofi, dan
tidak adanya saluran saliva.
pemeriksaan
CT-scan atau MRI akan menunjukkan adanya
kelenjar atau penggantian dengan jaringan
lemak dan fibrous
Terapi
supportive dan diarahkan untuk mengurangi
xerostomia dan dampaknya, pengganti
saliva, mencuci mulut sesering mungkin,
terapi flourida dan kebersiha mulut yang baik
Adalah kelainan bentuk anatomi. Kondisi ini
sulit dalam melokalisasi lesi dengan
radiografi periapikal pada anak-anak dan
karena biasanya tanpa gejala. Lokasi
termasuk amandel, rektum, dan mandibula.
Pada Radiografi, radiolusensi bulat atau oval
antara rahang bawah kanal dan perbatasan
inferior mandibula.
Definisi
Adalah tumor yang palig umum dari kelenjar parotid
pada waktu kecil. Neoplasma epitel jinak yg biasanya
berproliferasi selama tahun pertama kehidupan
Diagnosis
Berdasarkan riwayat dan pemeriksaan fisik, dengan
lesi biasanya lembut, kenyal, massa yang perhatikan
selama bulan-bulan pertama hidup dan terus
membesar selama sekitar satu tahun. Hampir setengah
dari semua pasien memiliki tanda vaskular terkait atas
pipi.
Konfirmasi radiografi dengan resonansi magnetic
imaging (MRI) dianjurkan untuk tumor yang mendalam
tanpa keterlibatan kulit di mana diagnosis klinis kurang
pasti
Terapi
Selama tahun pertama kehidupan, ketika lesi aktif
berkembang biak, observasi adalah pengobatan
pilihan. Namun, sistemik steroid dosis tinggi,
biasanya diberikan selama rata-rata 8-9 bulan, dalam
kasus ulserasi kulit, gangguan pernapasan, gangguan
penglihatan dari keterlibatan kelopak mata, gagal
jantung kongestif, atau gangguan pendengaran
konduktif dari kanal auditori eksternal kompresi.
Dengan dosis tinggi steroid terapi, regresi atau
stabilisasi tumor terjadi pada sekitar 84% tumor .

You might also like