Professional Documents
Culture Documents
NEFROPATI DIABETIKUM
dr Husnawati
Identitas Pasien
Nama : Ny. M
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 61 tahun
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Agama : Islam
Alamat : Desa Kweden RT 03/ RW 02, Nganjuk
Masuk RS : 1 April 2017
Pukul : 20.00
No Rekam Medis : 084188
Anamnesis
Keluhan utama : mual dan tidak mau makan
sudah 3 hari
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien baru kiriman bidan dengan diabetes melitus dan hipertensi.
Pasien mengeluh mual (+) dan tidak mau makan sejak 3 hari yang
SMRS. 1 minggu Sebelumnya pasien hanya makan sedikit-sedikit
karena perut terasa mual, kemudian 3 hari terakhir pasien sama
sekali tidak mau makan, karena perut terasa semakin mual dan juga
perih. Pasien juga mengeluh pusing (+), sesek (-), nyeri uluhati (+),
muntah (-), BAB (-) 2 hari, BAK (+) 1x lebih sedikit dari sebelumnya,
anyang-anyangan (-), minum (+) sedikit, badan lemas (+), kedua
tangan dan kaki bengkak sudah 5 hari. 1 hari sebelumnya
(31/03/2017), pasien memeriksakan keluhannya sekaligus kontrol
ke dokter spesialis penyakit dalam, kemudian dokter memberikan
obat farsix 40 mg 1-0-0, tenace 10 mg 0-1-0, glucodex - - 0,
ranitidin 1-0-1 untuk 3 minggu.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat dirawat di rumah sakit
Bhayangkara Moestajab Nganjuk Riwayat Penyakit Keluarga :
3 bulan yang lalu dengan observasi Riwayat penyakit DM (+) ibu
vomitus + hipertensi emergensi +
DM. Riwayat penyakit HT disangkal
Riwayat penyakit DM (+) sudah 8 Riwayat penyakit jantung
tahun kontrol rutin 7 tahun terakhir disangkal
Riwayat penyakit HT (+) sudah 5 Riwayat alergi
tahun kontrol rutin
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit ginjal disangkal
Riwayat alergi obat maupun
makanan disangkal
Riwayat personal sosial :
Riwayat merokok (-), riwayat konsumsi obat-obatan
(+) obat DM ( metformin 500 mg 2x1 tablet,
gliclazide 80 mg 2x1/2 tablet), dan neurobion 1x1
tablet, ranitidin 150 mg 2x1 tablet dan obat anti
hipertensi (enalapril 5 mg 1x1 tablet, furosemide 40
mg 1x1 tablet), konsumsi jamu-jamuan (-), konsumsi
obat-obatan anti nyeri jangka panjang (-), makan
makanan berlemak (+) kadang-kadang, seperti
makanan bersantan, dan gorengan, minum minuman
beralkohol (-), olahraga (-).
Pemeriksaan Fisik
Assasment Planning
DM Pasang vanflon
CKD Injeksi furosemide 2x20 mg iv
HHD Injeksi ranitidin 2x 50 mg iv
Injeksi insulin (HR)10-10-10 sc
Peroral :
Irbesartan 2x1 tab
Clebopride 0,5 mg (Clast) 2x1 tab
Nucral syr 3xCI
Diit DM Rendah Garam
Hasil Ro Thorax PA tgl 2 April 2017
Hasil :
Terdapat kalsifikasi
pada aorta dan
cardiomegali
Kedua pulmo tak
tampak kelainan
Tanggal 3 April 2017
Subjektif
Mual (+) berkurang, muntah (-), nyeri uluhati (+) berkurang, perut
perih (-) , sudah mau makan tapi hanya 2 sendok, minum agak banyak,
BAK (+) 2x banyaknya pispot , BAB (-), sesek (-)
Objektif
KU : cukup
Kesadaran : compos mentis
Vital sign
TD : 170/1600 mmHg
HR : 80x/mnt
RR : 18x/mnt
Suhu : 36,5 oC
Lanjutan tanggal 3 April 2017
Status generalis
- Kepala/leher : Konjungtiva anemis +/+ , sklera ikterik, vena
jugularis tak meningkat
- Thorax:
Pulmo : simetris, suara paru vesikuler, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Cor : ictus cordis tak tam tampak, ictus cordis tak
meningkat, suara jantung I dan II reguler, bising jantung (-)
Abdomen : permukaan menggembung, distensi (-),
bising usus (+) 4x/menit, supel, NT (+) epigastrik, timpani (+)
Ekstremitas superior/inferior: Akral hangat +/+, oedem
ekstremitas +/+, sianosis -/-
Peroral :
Irbesartan 2x150 mg tab
Clebopride 0,5 mg (Clast) 2x1 tab
Nucral syr 3xCI
Pro renal 3x1 tab
Diit DM Rendah Garam
Tanggal 4 april 2017
Subjektif
Mual (+) sedikit, muntah (-), nyeri uluhati (-), perut perih (-),
makan (+) tapi hanya 5 sendok, minum (+) agak banyak,
BAK (+) 2x, banyaknya pispot BAB (-), sesek (-)
Objektif
KU : cukup
Kesadaran : compos mentis
Vital sign
TD : 160/90 mmHg
HR : 90x/mnt
RR : 20x/mnt
Suhu : 36, 5oC
Lanjutan tanggal 4 April 2017
Status generalis
Kepala/leher : Konjungtiva anemis +/+ , sklera ikterik, vena
jugularis tak meningkat
Thorax:
Pulmo : simetris, suara paru vesikuler, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Cor : ictus cordis tak tampak, ictus cordis tak
meningkat, suara jantung I dan II reguler, bising
jantung (-)
Abdomen : permukaan menggembung, distensi (-),
bising usus (+) 4x/menit, supel, NT (+)
epigastrik, timpani (+)
Ekstremitas superior/inferior: Akral hangat +/+, oedem
ekstremitas +/+, sianosis -/-
Lanjutan tanggal 4 April 2017
Pemeriksaan penunjang
Sedimen urin
Eritrosit (-)
Leukosit 0-1/LPB (N 0 5 /LPB)
Kristal urat amorp 1-2/LPB (N negatif)
Bakteri (-)
Lanjutan tanggal 4 April 2017
Assasment Planning
DM Pasang vanflon
CKD Injeksi furosemide 2x40 mg iv
HHD Injeksi ranitidin 2x 50 mg iv
Injeksi insulin (HR)10-10-10 sc
Tanggal 5 April 2017 pasien keluar dari rumah sakit
Obat pulang yang dibawa pasien:
Furosemide 40 mg 1-1-0
Ranitidin 150 mg 1-0-1
Irbesartan 150 mg 1-0-1
Pro renal 3x1 tab
Gliquidon 1/2-1/2-0
Diit DM Rendah Garam
Tinjauan pustaka
A. Diabetes Melitus
Diabetes Melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang
terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin
atau kedua-duanya.
Patogenesis
delapan organ yang berperan dalam
patogenesis hiperglikemia pada DM tipe 2
Klasifikasi DM
Tipe 1 Destruksi sel beta, umumnya menjurus ke defisiensi
insulin absolut
Autoimun
Idiopatik
Tipe 2 Bervariasi, mulai yang dominan resistensi insulin disertai defisiensi insulin
relatif sampai yang dominan defek sekresi insulin disertai resistensi
insulin
Pada penyakit ini terjadi kerusakan pada filter ginjal atau yang dikenal
dengan glomerulus. Oleh karena terjadi kerusakan glomerulus maka
sejumlah protein darah diekskresikan ke dalam urin secara abnormal.
Protein utama yang diekskresikan adalah albumin. Pada keadaan
normal albumin juga diekskresikan dalam jumlah sedikit dalam urine.
Peningkatan kadar albumin dalam urine merupakan tanda awal adanya
kerusakan ginjal oleh karena diabetes.
Tahap nefropati diabetikum
Tahap 1
LFG meningkat sampai dengan 40 % diatas normal yang disertai
pembesaran ginjal.
Albuminuria belum nyata dan biasanya tekanan darah normal. Tahap
ini masih reversibel dan berlangsung 0 5 tahun sejak awal diagnosis DM
tipe 1 ditegakkan.
Pengendalian glukosa darah yang ketat dapat menormalkan fungsi
maupun struktur ginjal.
Tahap 2
Pada tahap kedua ini sering disebut sebagai Silent Stage.
Terjadi setelah 5 10 tahun diagnosis DM ditegakkan dan perubahan
struktur ginjal tetap berlanjut.
LFG masih meningkat. Albuminuria meningkat setelah latihan jasmani,
keadaan stress, atau kendali metabolik yang memburuk.
Progresifitas biasanya terkait dengan memburuknya keadaan metabolik.
Lanjutan Tahap Nefropati Diabetikum
Tahap 3
tahap ini merupakan tanda awal dari Nefropati diabetik,
Disebut Incipien Diabetic Nephropathy, dimana Mikroalbuminuria telah nyata.
LFG masih tetap tinggi dan tekanan darah sudah meningkat juga. Biasanya terjadi 10
-15 tahun sejak diagnosis DM. Masih dapat dicegah dengan kendali glukosa dan
tekanan darah yang ketat.
Tahap 4
tahap dimana nefropati diabetik bermanifestasi secara klinis dengan proteinuria
yang nyata dengan pemeriksaan biasa,
LFG sudah menurun dibawah normal (10 ml/menit/tahun). Terjadi15-20 tahun
setelah diagnosis DM.
Penyulit diabetes sudah dapat dijumpai : retinopati, neuropati, gangguan profil
lemak, dan gangguan vaskular umum.
Tahap 5
tahap gagal ginjal, saat LFG sudah sedemikian rendah sehingga penderita
menunjukkan tanda-tanda sindrom uremik, dan memerlukan tindakan khusus yaitu
terapi pengganti, dialisis maupun cangkok ginjal.
Stadium nefropati diabetikum (penyakit ginjal kronik)
> 90
1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau
b. Terapi pengganti
1. Dialisis
- hemodialisis
- dialisis peritoneal mandiri berkesinambungan
- indikasi : bila Klirens Kreatinin kurang dari 5 cc/menit.
2. Cangkok ginjal
TERIMA KASIH