You are on page 1of 41

ANATOMI DAN FISIOLOGI

TELINGA
O LEH :
INT A N P A L UPI
1 2 2 0 1 1 10 10 5 6

SMF THT-KL
RSD dr SOEBANDI JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS JEMBER
2016
ANATOMI TELINGA
Telinga di bagi menjadi 3 bagian :
Telinga luar / auris eksterna

Telinga tengah / auris media

Telinga dalam / auris interna


TELINGA LUAR / AURIS
EKSTERNA

a. Auricula
FOSSA
Fungsi menangkap TRIANGULARIS
gelombang suara HELIX
Tdd : tulang rawan
yang diliputi kulit

ANTIHELIX
TRAGUS

ANTITRAGUS
LOBULE
b. Liang telinga / canalis
auditorius eksternus
meatus akustikus eksternus (
lubang )
canalis auditorius eksternus (
saluran MAE- Membran timpani ),
terdiri dari :
lateral: cartilago auricula, lapisan
kulit ( folikel rambut, kel.
a b Sebasea, kel. Sudorifera, kel.
Ceruminosa )
ISTHMUS medial : kulit / mukosa, kelenjar,
melekat erat pada tulang, infeksi
selulitis gejala hebat.
Bagian yang menyempit
ISTHMUS
TELINGA TENGAH / AURIS
MEDIA

Secara anatomi dibagi menjadi:


1. Membran Timpani
2. Cavum Timpani
3. Tuba Eustachius
4. Mastoid
5. Ossicula Auditiva
1. MEMBRAN TIMPANI
- Diameter 1 cm
- Memisahkan MAE dengan cavum tympani
- Pusat: Umbo
- Terdiri dari 2 bagian:
pars flacida/ sharpneells membran, terdiri dari: stratum kutaneum dan
stratum mukosum
pars tensa, terdiri dari: stratum kutaneum, stratum fibrosum (sirkuler dan
radier ) dan stratum mukosum
Pars Flaccida

Os. malleus

Pars tensa

Umbo

Cone of light
2. CAVUM TIMPANI
Pembagian:
epitimpani (atik ), dibatasi oleh pars flacida, yaitu
bagian supero-inferior berhubungan dengan membran
timpani terleta, di pinggir atas membran timpani
Mesotimpani, terletak di sejajar membran timpani
hipotimpani ( bawah ), terletak dibawah pinggir
membran timpani, yang berhubungan dengan tuba
eustachius

isi cavum timpani ( viscera timpani ):


tulang pendengaran: maleus, inkus, stapes
ligamen: malei lateral, malei superior , inkus posterior
tendo otot: M. tensor timpani (N.V 3) dan M. stapedius
(N.VII)
saraf: chorda timpani, nervus stapedius
FORAMEN PADA CAVUM TYMPANI

Anterior : Tuba auditiva (berhubungan dengan nasofaring) dan


canalis m. tensor tympani

Posterior : Aditus anthrum mastoidea

Medial :
fenestra vestibuli (tertutup basis stapes, berhubungan dengan
skala vestibuli koklea)

fenestra cochlea (diliputi membran tipis dr jar. ikat elastis). Sisi


rongga timpani permukaannya diliputi selaput lendir, sedang bag.
dalam dilapisi jar. ikat ruang perilimfatik dr vestibulum
TEGMEN
DINDING POSTERIOR TYMPANI
DINDING ANTERIOR
Aditus
anthrum
mastoidea Tuba auditiva

Fenestra vestibuli DINDING MEDIAL

DINDING LATERAL

Mbr tympani

Fenestra cochlea
FOSSA JUGULARIS
ISI AURIS MEDIA

STABILIZING
LIGAMENT

INCUS
MALLEUS

CHORDA
TYMPANI M.TENSOR
TYMPANI
M.STAPEDIUS
STAPES
3. TUBA AUDITIVA / EUSTACHII
Menghubungkan cavum timpani dengan
nasofaring dan menjaga tekanan cavum
timpani. Terdiri dari 2 bagian, yaitu:
pars osseus : 1/3 bagian lateral ( panjang 12 mm
) selalu terbuka. Epitel selapis silindris bersilia.
pars cartilaginosa / pars membranacea: 2/3
bagian medial , selau tertutup. Epitel berlapis
sampai berderet silindris bersilia dengan sel
goblet.
Tuba pada anak lebih pendek, lebih lebar, dan
lebih horisontal. Oleh karena itu anak sering
mengalami Otitis media akut karena kuman
mudah masuk.
Selalu tertutup rapat. Kecuali saat
mengunyah dan menelan.
Fungsi Tuba eustachius:
Sebagai ventilasi telinga yang
mempertahankan keseimbangan
tekanan udara didalam kavum
timpani dengan tekanan udara
luar
Drainase sekret yang berasal dari
kavum timpani menuju ke
nasofaring
Menghalangi masuknya sekret
dari nasofaring menuju ke kavum
timpani
4. MASTOID
dibentuk oleh pars squamosa dan
pars petrosa, dimana melekat m.
Sternokleidomastoideus dan m.
Digastricus venter posterior
mengandung rongga udara yang

disebut selluale, yang juga


berhubungan dengan antrum
antrum sudah ada sejak kecil sedang

selula terbentuk sejak kehidupan


tahun-tahun pertama samapi tahun
ke 5 atau ke 6
antrum berhubungan dengan cavum

timpani melalui aditus ad antrum


Peran mastoid
Air cell system berperan sebagai reservoir udara
dan sebagai sistem buffer (mengganti udara pada
cavum timpani secara temporer pada kasus disfungsi
tuba
Sel udara mastoid mempunyai peranan penting
terhadap fungsi fisiologis telinga tengah. Sel udara
mastoid berperan sebagai rongga udara pada telinga
tengah dan bertanggung jawab terhadap pengaturan
tekanan telinga tengah.
5.OSSICULA AUDITIVA
Fungsi: sistem pengungkit bersudut untuk
mengkonduksikan getaran suara

Maleus
Incus

Stapes
TELINGA DALAM / AURIS
INTERNA

Terdiri dari 2 bagian:


tulang labirin osseus
membran labirin membranaceus

labirin membranaseus terdapat didalam labirin


osseus, diantara keduanya terdapat perilimphe,
sedang didalam labirin membranaseus terdapat
endolimphe.
ORGAN VESTIBULARIS
VESTIBULUM
Berhubungan dengan auris media melalui fenestra vestibuli
Terdiri dari :
UTRICULUS
SACCULUS
Keduanya mengandung epithel sensorium, yaitu macula sacculi
dan macula utriculi
CANALIS SEMICIRCULARIS
Menempel pada utriculus
Terdiri dari 3 saluran, yg saling tegak lurus :
(anterior/superior,posterior,lateral)
Di dalamnya terdapat ductus semicircularis yang ujungnya melebar
disebut AMPULLA, berisi epithelium sensorium (Crista
Ampullaris)
ORGAN COCHLEARIS

COCHLEA

Coclea berbentuk 2 lingkaran


1. Canalis cochlearis : Saluran yang mengitari sumbu koklea
berisi perilymph. Sumbu koklea (modiolus) tdd tulang
spongiosa
a. Scala vestibuli
b. Scala tympani
2. Ductus cochlearis (scala media) endolymph
Dinding bawahnya dibentuk oleh Lamina basilaris
Organon Corti
Dlm tabung koklea, dr modiolus menonjol selapis tulang yg
sebag. melintang, mengikuti perputaran koklea sbg: lamina
spiralis ossea yg dihub. membran basilaris (lamina spiralis
membranacea) dg bag. luar koklea yg disbt: ligamen spiralis.
COCHLEA

SCALA VESTIBULI

MBR. VESTIBULI

SCALA MEDIA

MBR. BASILARIS

SCALA TYMPANI

ORGANON CORTI
FISIOLOGI
1. Telinga sebagai organ pendengaran
2. Telinga sebagai organ keseimbangan
1. TELINGA SEBAGAI ORGAN
PENDENGARAN
Energi (gelombang) bunyidaun telingamembran timpanicavum
timpani (maleusincusstapes)fenestra ovalisperilimfa pada
skala vestibule bergerak, kemudian perilimfe pada skala timpani juga
bergerak membran reissner endolimfe terdorong gerakan
relative antara membrane basalis dan membrane tektoria
rangsang mekanik defleksi stereosilia sel-sel rambut kanal ion
(Natrium) terbuka depolarisasi neurotransmitter lepas ke
sinapsis potensial aksi pada nervus auditoris korteks
pendengaran (area broadman 39-40) lobus temporal mendengar
2. TELINGA SEBAGAI ORGAN
KESEIMBANGAN
Organ keseimbangan adalah
1. vestibular di labirin
2. mata
3. organ propioseptif
4. sistem saraf pusat
FUNGSI KESEIMBANGAN
1. KESEIMBANGAN STATIS
Kecepatan linier
Aksi gravitasi
Macula saculi dan
macula utriculi

2. KESEIMBANGAN DINAMIS
Kecepatan angular
Perubahan posisi
kepala
Crista ampullaris
KESEIMBANGAN STATIS

MACULA UTRICULI
MACULA SACULI

OTOLITH
MBR. OTOLITH

HAIR CELL
SUPORTING CELLI
HISTOLOGI MAKULA
MAKULA
T.a. epitel menebal duduk pada basal membran.
Di bawahnya berupa jaringan ikat.

1. Sel neuroepitel:
Sel gemuk, tercat pucat, bersilia halus.
Silia tidak terapung bebas dalam endolimfe tetapi tertutup
membran seperti gelatin (selaput otolitik).
Membran ini mengandung butir-butir halus partikel kristal
yang mengandung calcium carbonat & protein.

2. Sel penyangga: di antara sel2 neuroepitel.


KESEIMBANGAN STATIS

Perubahan posisi kepala regangan pada selaput


otolitik merangsang silia makula utrikulus &
sakulus mengabarkan pada saraf pusat tentang
posisi kepala sehubungan dengan gravitasi.
Sistem motorik vestibular, cerebellar otot-otot
menjaga keseimbangan.
Tubuh tiba2 didorong ke depan selaput otolitik
makula utrikulus & sakulus informasi
ketidakseimbangan ke saraf pusat orang merasa
seperti jatuh ke belakang gerakan condong ke
depan tidak berlanjut.
Makula bertugas menjaga keseimbangan selama terjadi
percepatan linear.
Atlet yang berlari mencondongkan tubuh ke depan
agar tidak jatuh ke belakang akibat percepatan.
KESEIMBANGAN DINAMIS

AMPULLA
CRISTA AMPULLARIS

HAIR CELL
CUPULA

SUPORTING CELL
KANALIS SEMISIRKULARIS & CRISTA
AMPULARIS
Duktus semisirkularis membranosa dilapisi sel2
epitel pipih spt yg melapisi utrikulus & sakulus.
Pd dinding luar yaitu pd tiap2 ampula terdapat
krista ampularis yg tersusun dr jar. ikat, sabut2
saraf & kapiler2.
Epitel permuk. krista serupa dg makula; yaitu
memp. sel2 bersilia dg inti bulat, besar &
berbentuk oval serta sel2 penyangga yg tersusun
rapat, diatas basal membran.
CUPULA
Pd permuk. krista terdapat membran yg sangat
mirip dg membran tektoria yg disbt kupula.
Membran ini tersusun dr bahan non selluler
seperti gelatin yg menutup krista & menonjol ke
arah endolimfe dr ampula. Beda dg selaput
otolitik, ia tidak mengandung kristal2.
Masing2 krista ini diinervasi oleh cabang2
vestibularis saraf pendengaran. Cabang2 saraf
pendengaran yg menuju bag. tengah labirin adl
dendrit2 perifer dr sel2 saraf yg terletak dalam
ganglion vestibularis (Scarpa).
Akson2 menyusun ramus vestibularis medula
lanjutan & otak kecil yg merup. pusat postural
refleks untuk mempertahankan keseimbangan
tubuh.
Gerakan/perubahan kepala dan tubuh perpindahan
cairan endolimfe di labirin selanjutnya silia sel
rambut menekuk
Prinsipnya:
Labirin statis gerakan
otolit
Labirin dinamis gerakan
kupula
permeabilitas membran sel berubah ion kalsium
masuk k dalam sel proses depolarisasi
merangsang pelepasan neurotransmitter eksitator
impuls saraf sensoris/ saraf aferen: saraf
vestibulerintegrasipusat keseimbangan di otak
(serebelum).
Sewaktu berkas silia terdorong ke arah
berlawanan hiperpolarisasi.
Organ vestibuler merupakan tranduser yg
merubah energi mekanik (rangsangan otolit dan
gerakan endolimfe di kanalis semisirkularis)
energi biolistrik sehingga dapat memberi info
tentang perubahan posisi tubuh krn percepatan
linier atau percepatan sudut.
Sistem vestibular berhubungan dengan sistem
tubuh lainnya, sehingga kelainannya dapat
menimbulkan gejala pada sistem tubuh
bersangkutan misalnya: vertigo, muntah, mual,
bradikardi, takikardi, berkeringat dingin.
TERIMA KASIH

You might also like