Professional Documents
Culture Documents
Oleh:
Andhika Mahatidanar
Hera Julia Garamina
Sevfianti
Zaraz Obella Nur Adliyani
Perseptor:
Dr. Cahya Sp.KJ
KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN JIWA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG 1
2017
BAB I
Pendahuluan
Perilaku Seksual seseorang dipengaruhi oleh hubungan
seseorang dengan orang lain, oleh lingkungan seseorang, oleh
kultur di mana seseorang tinggal.
2
BAB II
Tinjauan Pustaka
3
Gangguan orgasme pada perempuan didefinisikan sebagai hambatan berulang atau
menetap pada orgasme perempuan, seperti yang ditunjukkan dengan penundaan
berulang atau tidak adanya orgasme setelah fase gairah seksual.
Gangguan Gangguan orgasme pada laki-laki, kadang-kadang disebut hambatan orgasme atau
ejakulasi tertunda, atau bahkan tidak mendapatkan ejakulasi saat beruhubungan
Orgasmus seksual
Dispareunia atau rasa sakit saat intercourse bisa dialami pria dan wanita.
Pada wanita, peristiwa ini merupakan pertanda adanya penyakit fisik atau
psikis berbahaya. Jika dyspareunia itu berlangsung cukup lama akan
Dispareunia memicu timbunya masalah psikis.
4
Disfungsi Seksual
Disfungsi seksual dikaitkan dengan fase perangsangan dan
orgasme serta dikaitkan juga dengan keseluruhan tingkat hasrat
seksual seseorang. Beberapa orang yang mengalami disfungsi
seksual ha nya memiliki ketertarikan yang kecil terhadap seks atau
bahkan tidak tertarik sama sekali.
5
Hilangnya
kenikmatan
Hilangnya
Dispareunia minat
seksual
beberapa
gangguan
seksual
menurut
Glaiser and
Gebbie
Keenggana
Vaginismus
n seksual
Disfungsi
orgasme
6
Gangguan Keinginan dan gairah seksual
Individu yang mengalami gangguan hasrat seksual hipoaktif
memiliki ketertarikan yang sangat rendah terhadap aktivitas
seksual.
Gangguan Hasrat
Individu tersebut tidak mencari hubungan seksual yang nyata,
Seksual Hipoaktif juga tidak membayangkan mereka memiliki hubungan tersebut,
tidak juga mengharapkan suatu kehidupan seksual yang lebih
aktif.
8
Epidemiologi dan Faktor Resiko
Faktor resiko:
Faktor Psikis
Lingkungan dan Sosial
Alkohol
Genetik dan Fisiologis
9
Gangguan Orgasmus dan Ejakulasi Dini
sebagai hambatan berulang atau menetap pada
orgasme perempuan, seperti yang ditunjukkan dengan
penundaan berulang atau tidak adanya orgasme setelah
fase gairah seksual, yang oleh klinisi, fokus, intensitas,
dan lamanya dianggap adekuat, dengan kata lain,
ketidakmampuan perempuan mendapatkan orgasme
melalui masturbasi atau hubungan seksual
10
Kriteria diagnosis
- Penundaan atau tidak adanya orgasme setelah fase gairah seksual
normal yang berulang atau menetap.
- Gangguan ini menimbulkan penderitaan yang nyata atau kesulitan
interpersonal.
- Disfungsi orgasme tidak lebih mungkin disebabkan oleh gangguan
aksis I lain (kecuali disfungsi seksual lain) dan tidak hanya disebabkan
efek fisiologis langsung suatu zat (penyalahgunaan obat, pengobatan)
atau keadaan medis umum
12
Penanganan Disfungsi Seksual
14
Terima Kasih
15