Professional Documents
Culture Documents
Nama : Ny. S
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Manggis, Lalung,
Karanganyar
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : -
No. RM :
Tanggal Masuk RS : 5 Februari 2016
Tanggal Pemeriksaan : 7 Februari 2016
PERUT
MBESESEK
KELUHAN UTAMA
RPS
Kulit : kering (-), pucat (-), menebal (-), gatal (-), bercak-bercak kuning (-), luka (-), bintik-bintik
perdarahan pada kulit (-), warna berubah semakin gelap (-) DBN
Kepala : pusing (+), nyeri kepala (-), kepala terasa berat (-), perasan berputar putar (-),
rambut mudah rontok (-), leher terasa kaku (-)
Mata : mata berkunang kunang (+) pandangan kabur (-), kelopak bengkak (-), gatal (-)
Hidung : tersumbat (-), keluar darah (-), keluar lendir atau air berlebihan (-), gatal (-) DBN
Telinga : Pendengaran berkurang (-). Keluar cairan atau darah (-), mendengar bunyi mengiang
DBN
(-) kadang kadang .
Mulut : bibir kering (-), gusi mudah berdarah (-), sariawan (-), gigi mudah goyah (-).
DBN
DBN
Tenggorokan : rasa kering dan gatal (-), nyeri untuk menelan (-), sakit tenggorokan (-), kemerahan pada tenggorokan (-),
suara serak (-)
Sistem respirasi : sesak nafas (-), dada ampeg saat mengambil napas (-), batuk (-), dahak (-), nyeri dada (-), darah (-),
mengi (-). DBN
DBN
Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-), terasa ada yang menekan (-), sering pingsan (-), berdebar-debar (-), keringat dingin
(-), ulu hati terasa panas (-), bangun malam karena sesak nafas (-).
Sistem gastrointestinal : sulit menelan (-), mbeseseg (+), perut panas (+), mual (+), muntah (+), kembung (+), cepat
kenyang (+), rasa perut penuh (+), nafsu makan berkurang (+), nyeri perut (-), sulit BAB (-), BAB berdarah merah
segar (-), BAB berwarna hitam (-), BAB cair (-), BAB nyeri (-).
Sistem musculoskeletal : lemas (-), badan terasa keju-kemeng (-), otot jika dipegang terasa sakit (-), kaku sendi (-), nyeri
DBN
sendi (-), bengkak sendi (-), nyeri pada jari-jari tangan yang kadang menyebar ke siku (-), nyeri otot (-), kaku otot (-), otot
lemah (-), kesemutan (-), kebas (-).
Sistem genitouterina : nyeri saat BAK (-), panas saat BAK (-), sering buang air kecil (-), air kencing jernih, buang air kecil
DBN
darah (-), nanah (-), BAK berkali-kali karena tidak lampias/ anyang-anyangan(-), sering menahan kencing (-), rasa pegal di
pinggang (-), BAK berdarah (-), rasa gatal pada saluran kencing (-),rasa gatal pada alat kelamin (-).
Ekstremitas : luka (-), kaku (-) di lutut kanan, bengkak (-), gemetar (-), terasa dingin (-), nyeri (-), kemerahan (-), bercak
DBN
merah kebiruan di bawah kulit seperti bekas memar (-), bintik-bintik perdarahan (-), rasa panas (-), kesemutan (-), rasa
tebal (+) di kedua kaki
DBN
Sistem neuropsikiatri : nyeri pada wajah (-), kesemutan pada tangan (-), kejang (-), kesemutan (-), gelisah (-), menggigil (-)
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 6 Februari 2016
A.
Keadaan Umum
Baik DBN
B.
Tanda Vital
Tensi : 110/70mmHg
Nadi : 84 x/ menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup DBN
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36.4 0C
C.
Kulit
Warna coklat tua, hiperpigmentasi (-), bercak-bercak hipopigmentasi (-), tebal (-), kering (-
), teleangiektasis (-), petechie (-), ikterik (-), turgor cukup DBN
D.
Kepala
Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, uban
(+), mudah rontok (-), luka (-) DBN
E.
Mata
Konjunctiva pucat (+/+), sklera ikterik (+/+), perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil isokor
dengan diameter (3 mm/3 mm), reflek cahaya (+/+), edema palpebra (-/-), strabismus (-/-)
F.
Telinga
Membran timpani intak, sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-),
nyeri tekan tragus (-) DBN
G.
Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), fungsi penghidu
DBN
baik
H.
Mulut
Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), produksi ludah sedikit (-), DBN
pucat (-), lidah tifoid (-), papil lidah atrofi (-), stomatitis (-), luka pada
sudut bibir (-)
I.
Leher
JVP tidak meningkat, simetris, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran limfonodi cervical (-), leher kaku (-), distensi vena-vena DBN
leher (-)
J. Thorax Bentuk normochest, simetris, pengembangan dada kanan
tidakn sama dengan kiri, retraksi intercostal (-), spider nevi
(-), pernafasan torakoabdominal, sela iga melebar (-),
pembesaran kelenjar getah bening axilla (-/-)
Jantung :
DBN
Inspeksi Iktus kordis tidak tampak
Palpasi Iktus kordis tidak kuat angkat,
Perkusi Batas jantung kanan atas : SIC (Spatium Inter Costale) II
linea parasternalis dextra
Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea parasternalis
dekstra
Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri bawah : SIC V 1 cm medial linea
medioklavicularis sinistra
Auskultasi Heart Rate: 84 kali/menit reguler. Bunyi jantung I-II murni,
intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-).
Pulmo :
Depan
Inspeksi Statis Normochest, simetris, sela iga melebar (-), retraksi (-)
Dinamis Pengembangan dada kanan agak sedikit tertinggal dengan pengenbangan
dada kiri, sela iga melebar (-), retraksi intercostal (-)
Palpasi Statis Simetris
Dinamis Pergerakan dada kanan agak tertinggal dengan pergerakan dada kiri,
fremitus raba kanan tidak sama dengan fremirtus raba kiri
Perkusi
DBN
Kanan Sonor:
Batas paru-hepar di SIC VI linea medioklavikularis dextra
Kiri Sonor, redup pada batas jantung.
Auskultasi Kanan Suara dasar vesikuler intensitas normal, suara tambahan wheezing (-),
ronchi basah kasar (+), ronchi basah halus basal paru (-), krepitasi (-)
Kiri Suara dasar vesikuler intensitas normal, suara tambahan wheezing (-),
ronchi basah kasar (-), ronchi basah halus basal paru (-), krepitasi (-)
L. Abdomen
Inspeksi Dinding perut sejajar dari dinding thorak,
distended (+), venektasi (-), sikatrik (-), stria
(-), caput medusae (-)
Planing
Infuse D 10% 20 tpm
Inj. Omeperazol 1 vial/ 12 jam
Inj. Antrain 1 amp/ 8 jam
Inj. Furosemid 1 amp/12 jam
Sucralfat syr 3x CI
Propanolol 2x1
DEFINISI KLASIFIKASI PATOGENESIS
PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
GEJALA KLINIK
FISIK PENUNJANG
BAB I I
LANDASAN TEORI
DEFINISI
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
Gejala sirosis hati mirip
dengan hepatitis, karena
terjadi sama-sama di liver
yang mulai rusak fungsinya,
yaitu:
kelelahan, hilang nafsu
makan,
mual-mual, badan lemah,
kehilangan berat badan,
nyeri lambung
munculnya jaringan darah mirip laba-laba di kulit (spider
angiomas). Pada sirosis terjadi kerusakan hati yang
terus menerus dan terjadi regenerasi noduler serta
ploriferasi jaringan ikat yang difus.
Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang sering dimanfaatkan
ialah,: pemeriksaanfoto thoraks, splenoportografi,
Percutaneus Transhepatic Porthography (PTP)
(Sutadi, 2003).
Ultrasnografi (USG)
Gambaran USG tergantung pada tingkat berat
ringannya penyakit. Pada tingkat permulaan sirosis
akan tampak hati membesar, permulaan irregular,
tepi hati tumpul.
Pada fase lanjut terlihat perubahan gambar USG,
yaitu tampak penebalan permukaan hati yang
irregular. Sebagian hati tampak membesar dan
PEMERIKSAAN
sebagian lagi dalam batas nomal (Sutadi, 2003).
PENUNJANG
Gambaran Laboratoris
Tes fungsi hati meliputi aspartataminotransferase AST /
SGOT dan SGPT, namun biasanya SGOT lebih tinggi
daripada SGOT5.
Pada peengguna alkohol, Gamma-glutamil
transpeptidase konsentrasinya meningkat.
Albumin sintesisnya di jaringan hati, konsentrasnya
menurun sesuai perburukan hati.
Globulin konsentrasinya meningkat saat terjadi sirosis.
Akibat pintasan sekunder dari pintasan, antigen bakteri
dari system porta ke jaringan limfoid, selanjutnya
menginduksi produksi immunoglobulin.
Waktu protrombin mencerminkan derajad/tingkat
disfungsi sintesis hati, sehingga pada sirosis memanjang
(Nurdjannah 2009)
Penatalaksanaan kasus sirosis hepatis dipengaruhi
oleh etiologi dari sirosis hepatis. Terapi yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi progresifitas
dari penyakit. Menghindarkan bahan-bahan yang
dapat menambah kerusakaan hati, pencegahan dan
penanganan komplikasi merupakan prinsip dasar
penanganan kasus sirosis5
(Nurdjannah, 2009)
penatalaksanaan
komplikasi
Perdarahan varises esofagus
Peritonitis bakterialis spontan
Sindroma hepatorenal
Karsinoma hepatoseluler
Asites
(Karina, 2007)
DAFTAR PUSTAKA