You are on page 1of 40

Identitas Pasien

Nama : Ny. S
Umur : 50 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Manggis, Lalung,
Karanganyar
Suku : Jawa
Agama : Islam
Pekerjaan : -
No. RM :
Tanggal Masuk RS : 5 Februari 2016
Tanggal Pemeriksaan : 7 Februari 2016
PERUT
MBESESEK

KELUHAN UTAMA
RPS

1 Bulan sebelum masuk rumah sakit

,pasien merasakan perutnya terasa penuh, setiap


kali makan makan rasanya mudhek mudhek
seperti ingin muntah,disertai sedikit rasa nyeri pada
ulu hati. Hal tersebut dirasakan pasien setiap hari
tidak membaik atau memburuk setelah diberi makan.
Pasien mengatakan penyakitnya adalah magh kronis
yang sudah berjalan selama dua tahun dan
memburuk akhir akhir ini.

1 minggu sebelum masuk rumah sakit

pasien merasakan perutnya penuh. Setiap kali


makan pasien mudhek mudhek, sehingga belum
sampai makan habis setengah porsi, pasien merasa
kenyang dan ingin muntah dan mbesesek di ulu hati
3 Hari sebelum masuk rumah
sakit
Pasien mengaku badannya lemes, tidak
berdaya, mudah lelah, selera makan
berkurang, disertai perut kembung dan
mual mual, keluhan lemas pasien
tidak membaik walaupun pasien sudah
tidak melakukan aktifitas berat, bahkan
pasien hanya tiduran sepanjang hari,
lalu akhirnya pasien dibawa ke RSUD
Karanganyar
Pasien juga mengatakan kedua kelopak matanya
berwarna kekuningan sejak 3 minggu sebelum masuk
rumah sakit.
Keluhan badan sering panas, rambut rontok atau gusi
berdarah, kencing berdarah atau berak disertai darah
atau berwarna merah disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat jantung : disangkal
Riwayat asma : disangkal
Riwayat DM : disangkal
Riwayat hipertensi : disangkal
Batuk lama/ minum OAT : disangkal
Riwayat mengkonsumsi alkohol : disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat hipertensi : disangkal
Riwayat sakit jantung : disangkal.
Riwayat DM : disangkal.
Riwayat asma : disangkal
Batuk lama/ minum OAT : disangkal
Riwayat Kebiasaan
Riwayat minum obat-obatan bebas : (+),
obat pusing, obat pegel linu, dalam setahun.
Riwayat atofi : disangkal
Riwayat minum-minuman keras : disangkal
Riwayat merokok : disangkal
Riwayat keluarga merokok
: disangkal
ANAMNESIS SISTEMIK

Keluhan utama : perut mbesesek

Kulit : kering (-), pucat (-), menebal (-), gatal (-), bercak-bercak kuning (-), luka (-), bintik-bintik
perdarahan pada kulit (-), warna berubah semakin gelap (-) DBN
Kepala : pusing (+), nyeri kepala (-), kepala terasa berat (-), perasan berputar putar (-),
rambut mudah rontok (-), leher terasa kaku (-)

Mata : mata berkunang kunang (+) pandangan kabur (-), kelopak bengkak (-), gatal (-)

Hidung : tersumbat (-), keluar darah (-), keluar lendir atau air berlebihan (-), gatal (-) DBN

Telinga : Pendengaran berkurang (-). Keluar cairan atau darah (-), mendengar bunyi mengiang
DBN
(-) kadang kadang .

Mulut : bibir kering (-), gusi mudah berdarah (-), sariawan (-), gigi mudah goyah (-).
DBN
DBN
Tenggorokan : rasa kering dan gatal (-), nyeri untuk menelan (-), sakit tenggorokan (-), kemerahan pada tenggorokan (-),
suara serak (-)

Sistem respirasi : sesak nafas (-), dada ampeg saat mengambil napas (-), batuk (-), dahak (-), nyeri dada (-), darah (-),
mengi (-). DBN

DBN
Sistem kardiovaskuler : nyeri dada (-), terasa ada yang menekan (-), sering pingsan (-), berdebar-debar (-), keringat dingin
(-), ulu hati terasa panas (-), bangun malam karena sesak nafas (-).

Sistem gastrointestinal : sulit menelan (-), mbeseseg (+), perut panas (+), mual (+), muntah (+), kembung (+), cepat
kenyang (+), rasa perut penuh (+), nafsu makan berkurang (+), nyeri perut (-), sulit BAB (-), BAB berdarah merah
segar (-), BAB berwarna hitam (-), BAB cair (-), BAB nyeri (-).

Sistem musculoskeletal : lemas (-), badan terasa keju-kemeng (-), otot jika dipegang terasa sakit (-), kaku sendi (-), nyeri
DBN
sendi (-), bengkak sendi (-), nyeri pada jari-jari tangan yang kadang menyebar ke siku (-), nyeri otot (-), kaku otot (-), otot
lemah (-), kesemutan (-), kebas (-).

Sistem genitouterina : nyeri saat BAK (-), panas saat BAK (-), sering buang air kecil (-), air kencing jernih, buang air kecil
DBN
darah (-), nanah (-), BAK berkali-kali karena tidak lampias/ anyang-anyangan(-), sering menahan kencing (-), rasa pegal di
pinggang (-), BAK berdarah (-), rasa gatal pada saluran kencing (-),rasa gatal pada alat kelamin (-).

Ekstremitas : luka (-), kaku (-) di lutut kanan, bengkak (-), gemetar (-), terasa dingin (-), nyeri (-), kemerahan (-), bercak
DBN
merah kebiruan di bawah kulit seperti bekas memar (-), bintik-bintik perdarahan (-), rasa panas (-), kesemutan (-), rasa
tebal (+) di kedua kaki

DBN
Sistem neuropsikiatri : nyeri pada wajah (-), kesemutan pada tangan (-), kejang (-), kesemutan (-), gelisah (-), menggigil (-)
Pemeriksaan fisik dilakukan tanggal 6 Februari 2016
A.
Keadaan Umum
Baik DBN
B.
Tanda Vital
Tensi : 110/70mmHg
Nadi : 84 x/ menit, irama reguler, isi dan tegangan cukup DBN
Respirasi : 18 x/menit
Suhu : 36.4 0C
C.
Kulit
Warna coklat tua, hiperpigmentasi (-), bercak-bercak hipopigmentasi (-), tebal (-), kering (-
), teleangiektasis (-), petechie (-), ikterik (-), turgor cukup DBN
D.
Kepala
Bentuk mesocephal, rambut warna hitam, uban
(+), mudah rontok (-), luka (-) DBN
E.
Mata
Konjunctiva pucat (+/+), sklera ikterik (+/+), perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil isokor
dengan diameter (3 mm/3 mm), reflek cahaya (+/+), edema palpebra (-/-), strabismus (-/-)
F.
Telinga
Membran timpani intak, sekret (-), darah (-), nyeri tekan mastoid (-),
nyeri tekan tragus (-) DBN
G.
Hidung
Nafas cuping hidung (-), sekret (-), epistaksis (-), fungsi penghidu
DBN
baik
H.
Mulut
Sianosis (-), gusi berdarah (-), kering (-), produksi ludah sedikit (-), DBN
pucat (-), lidah tifoid (-), papil lidah atrofi (-), stomatitis (-), luka pada
sudut bibir (-)
I.
Leher
JVP tidak meningkat, simetris, pembesaran kelenjar tiroid (-),
pembesaran limfonodi cervical (-), leher kaku (-), distensi vena-vena DBN
leher (-)
J. Thorax Bentuk normochest, simetris, pengembangan dada kanan
tidakn sama dengan kiri, retraksi intercostal (-), spider nevi
(-), pernafasan torakoabdominal, sela iga melebar (-),
pembesaran kelenjar getah bening axilla (-/-)
Jantung :
DBN
Inspeksi Iktus kordis tidak tampak
Palpasi Iktus kordis tidak kuat angkat,
Perkusi Batas jantung kanan atas : SIC (Spatium Inter Costale) II
linea parasternalis dextra
Batas jantung kanan bawah : SIC IV linea parasternalis
dekstra
Batas jantung kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Batas jantung kiri bawah : SIC V 1 cm medial linea
medioklavicularis sinistra
Auskultasi Heart Rate: 84 kali/menit reguler. Bunyi jantung I-II murni,
intensitas normal, reguler, bising (-), gallop (-).
Pulmo :
Depan
Inspeksi Statis Normochest, simetris, sela iga melebar (-), retraksi (-)
Dinamis Pengembangan dada kanan agak sedikit tertinggal dengan pengenbangan
dada kiri, sela iga melebar (-), retraksi intercostal (-)
Palpasi Statis Simetris
Dinamis Pergerakan dada kanan agak tertinggal dengan pergerakan dada kiri,
fremitus raba kanan tidak sama dengan fremirtus raba kiri
Perkusi
DBN
Kanan Sonor:
Batas paru-hepar di SIC VI linea medioklavikularis dextra
Kiri Sonor, redup pada batas jantung.
Auskultasi Kanan Suara dasar vesikuler intensitas normal, suara tambahan wheezing (-),
ronchi basah kasar (+), ronchi basah halus basal paru (-), krepitasi (-)
Kiri Suara dasar vesikuler intensitas normal, suara tambahan wheezing (-),
ronchi basah kasar (-), ronchi basah halus basal paru (-), krepitasi (-)
L. Abdomen
Inspeksi Dinding perut sejajar dari dinding thorak,
distended (+), venektasi (-), sikatrik (-), stria
(-), caput medusae (-)

Auskultasi Peristaltik (+) normal, frekuensi 7x/ menit


Perkusi Timpani, pekak alih (+)
Palpasi Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak
teraba
Ekstremitas
Superior dekstra Edema (-), bengkak (-), akral dingin (-), ulkus (-), kaku (-), sianosis (-),
akral dingin (-), luka (-), deformitas (-), ikterik (-), petechie (-), ekimosis
(-), Spoon nail (-),kuku pucat (-), clubbing finger (-), hiperpigmentasi (-
), nyeri tekan otot (-)
Superior sinistra Edema (-), bengkak (-), akral dingin (-), ulkus (-), kaku (-), sianosis (-),
akral dingin (-), luka (-), deformitas (-), ikterik (-), petekie (-), ekimosis
(-), Spoon nail (-), kuku pucat (-), clubbing finger (-), hiperpigmentasi
(-), nyeri tekan otot (-)
Inferior dekstra Edema (-), bengkak (-), akral dingin (-), ulkus (-), kaku (-), sianosis (-),
akral dingin (-), luka (-), deformitas (-), ikterik (-), petekie (-), ekimosis
(-), Spoon nail (-), kuku pucat (-), clubbing finger (-), hiperpigmentasi
(-), nyeri tekan otot (-)
Inferior Sinistra Edema (-), bengkak (-),akral dingin (-), ulkus (-), kaku (-), sianosis (-),
pucat (-), akral dingin (-), luka (-), deformitas (-), ikterik (-), petekie (-
), ekimosis (-), Spoon nail (-), kuku pucat (-), clubbing finger (-),
hiperpigmentasi (-), nyeri tekan otot (-)
No Jenis pemeriksaan 05-02-16 06-02-16 09-02-16 Nilai rujukan

1 Hb 14.3 10.0 (L) 8.8 (L) 12-15


2 Leukosit 5.18 (L) 1.66 (L) 1.67 (L) 5.000-10.000
3 Hematokrit 34 (L) 28.8 (L) 25.5 (L) 35 47
4 Trombosit 61 (L) 11 (L) 8 (L) 150 450
5 Eritrosit 3.78 (L) 3.16 (L) 2.76(L) 3.50 5.50
6 MCV 92 91,0 92.5 82-92
7 MCH 32.9 31,0 31.9 27-31
8 MCHC 35.5 34,8 34.5 32-37
9 GDS 52(L) 52(L) 72(L) 76-115
10 SGOT 57.2 (H) 0-46
11 SGPT 27.8 0-42
12 Ureum 0,51 0.5-0.9
13 Creatinin 22,4 10-50
14 Hbsag Positif Negative
15 Protein total 3.0 (N) 6.6-8.7
16 Globulin 2.3 (L) 3.5-5.5
17 Albumin 2.5 (L) 2.7-3.5
Pemeriksaan USG Abdomen

Dari hasil pemeriksaan USG abdomen didapatkan


hasil sebagai berikut :

Tampak proses kronis pada intra parenchim hepar


(chirosis hepatis).
Splenomegali S2
Cholesistitis sub akut, dengan achites di perihepar,
paravesica dan resesus hepatorenal.
Assesment
Sirosis hepatis

Planing
Infuse D 10% 20 tpm
Inj. Omeperazol 1 vial/ 12 jam
Inj. Antrain 1 amp/ 8 jam
Inj. Furosemid 1 amp/12 jam
Sucralfat syr 3x CI
Propanolol 2x1
DEFINISI KLASIFIKASI PATOGENESIS

PEMERIKSAAN PEMERIKSAAN
GEJALA KLINIK
FISIK PENUNJANG

DIAGNOSIS THERAPI EDUKASI

BAB I I
LANDASAN TEORI
DEFINISI

Sirosis hati merupakan penyakit kronis hati yang ditandai


dengan fibrosis, disorganisasi dari lobus dan arsitektur
vaskular, dan regenerasi nodul hepatosit5.
Biasanya dimulai dengan adanya proses peradangan
nekrosis sel hati yang luas, pembentukan jaringan ikat
dan usaha regenerasi nodul (Nurdjannah, 2009).
Telah diketahui bahwa penyakit ini merupakan stadium
terakhir dari penyakit hati kronis dan terjadinya
pengerasan dari hati yang akan menyebabkan
penurunan fungsi hati dan bentuk hati yang normal
akan berubah disertai terjadinya penekanan pada
pembuluh darah dan terganggunya aliran darah vena
porta yang akhirnya menyebabkan hipertensi portal.
Pada sirosis dini biasanya hati membesar, teraba
kenyal, tepi tumpul, dan terasa nyeri bila ditekan
(Nurdjannah, 2009).
EPIDEMIOLOGI

Case Fatality Rate (CSDR) Sirosis hati laki-laki di


Amerika Seikat tahun 2001 sebesar 13,2 per 100.000
dan wanita sebesar 6,2 per 100.000 penduduk.
Di Indonesia, kasus ini lebih banyak ditemukan pada
kaum laki-laki dibandingkan kaum wanita. Di RS
Sardjito Yogyakarta jumlah pasien sirosis hepatis
berkisar 4,1% dari pasien yang dirawat di Bagian
Penyakit Dalam dalam kurun waktu 1 tahun (data tahun
2004).
Lebih dari 40% pasien sirosis adalah asimptomatis
sering tanpa gejala sehingga kadang ditemukan pada
waktu pasien melakukan pemeriksaan rutin atau
karena penyakit yang lain (Nurdjannah, 2009).
KLASIFIKASI

Secara klinis sirosis hati dibagi menjadi:


a. Sirosis hati kompensata, yang berarti belum adanya
gejala klinis yang nyata
b. Sirosis hati dekompensata yang ditandai gejala-gejala
dan tanda klinik yang jelas. Sirosis hati kompensata
merupakan kelanjutan dari proses hepatitis kronik dan
pada satu tingkat tidak terlihat perbedaanya secara
klinis, hanya dapat dibedakan melalui biopsi hati (Sutadi,
2003).
Hepatitis Virus
Faktor Kekurangan Nutrisi
Zat Hepatotoksik
Penyakit Wilson ETIOLOGI
Hemokromatosis
(Sutadi, 2003)
Patogenesis yang terjadi mungkin berbeda tergantung
pada penyebab dari penyakit hati. Secara umum,
ada peradangan kronis baik karena racun (alkohol
dan obat), infeksi (virus hepatitis, parasit), autoimun
(hepatitis kronis aktif, sirosis bilier primer), atau
obstruksi bilier (batu saluran empedu), kemudian akan
berkembang menjadi fibrosis difus dan sirosis (Sutadi,
2003)

PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
Gejala sirosis hati mirip
dengan hepatitis, karena
terjadi sama-sama di liver
yang mulai rusak fungsinya,
yaitu:
kelelahan, hilang nafsu
makan,
mual-mual, badan lemah,
kehilangan berat badan,
nyeri lambung
munculnya jaringan darah mirip laba-laba di kulit (spider
angiomas). Pada sirosis terjadi kerusakan hati yang
terus menerus dan terjadi regenerasi noduler serta
ploriferasi jaringan ikat yang difus.
Radiologi
Pemeriksaan radiologi yang sering dimanfaatkan
ialah,: pemeriksaanfoto thoraks, splenoportografi,
Percutaneus Transhepatic Porthography (PTP)
(Sutadi, 2003).

Ultrasnografi (USG)
Gambaran USG tergantung pada tingkat berat
ringannya penyakit. Pada tingkat permulaan sirosis
akan tampak hati membesar, permulaan irregular,
tepi hati tumpul.
Pada fase lanjut terlihat perubahan gambar USG,
yaitu tampak penebalan permukaan hati yang
irregular. Sebagian hati tampak membesar dan
PEMERIKSAAN
sebagian lagi dalam batas nomal (Sutadi, 2003).
PENUNJANG
Gambaran Laboratoris
Tes fungsi hati meliputi aspartataminotransferase AST /
SGOT dan SGPT, namun biasanya SGOT lebih tinggi
daripada SGOT5.
Pada peengguna alkohol, Gamma-glutamil
transpeptidase konsentrasinya meningkat.
Albumin sintesisnya di jaringan hati, konsentrasnya
menurun sesuai perburukan hati.
Globulin konsentrasinya meningkat saat terjadi sirosis.
Akibat pintasan sekunder dari pintasan, antigen bakteri
dari system porta ke jaringan limfoid, selanjutnya
menginduksi produksi immunoglobulin.
Waktu protrombin mencerminkan derajad/tingkat
disfungsi sintesis hati, sehingga pada sirosis memanjang
(Nurdjannah 2009)
Penatalaksanaan kasus sirosis hepatis dipengaruhi
oleh etiologi dari sirosis hepatis. Terapi yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi progresifitas
dari penyakit. Menghindarkan bahan-bahan yang
dapat menambah kerusakaan hati, pencegahan dan
penanganan komplikasi merupakan prinsip dasar
penanganan kasus sirosis5

(Nurdjannah, 2009)

penatalaksanaan
komplikasi
Perdarahan varises esofagus
Peritonitis bakterialis spontan
Sindroma hepatorenal
Karsinoma hepatoseluler
Asites
(Karina, 2007)
DAFTAR PUSTAKA

Kardjadi, T, Widjaja F. 2011. Pencegahan Perdarahan


Berulang pada Pasien Sirosis Hati. Jakarta : Indo Med
Assoc
Karina. 2007. Faktor Kematian Penderita Sirosis Hati di
RSUP dr. Kariadi tahun 2002-2006. Semarang : Fakultas
Kedokteran Universitas Diponegoro
Hasan I, Indra T. 2008. Peran Albumin dalam
Penaatalaksanaan Sirosis Hati. Jakarta : devisis
Hepatologi RSCM
Sutadi, SM. 2003. Sirosis Hepatitis. Padang : USU
Digital library
Nurdjanah S. 2009. Sirosis Hati dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I. Jakarta: Interna Publishing
terimakasih

You might also like