You are on page 1of 25

MORAL KRISTIANI

Moral Kristiani
Suatu konsep benar-salah yang digunakan untuk menilai kualitas
hidup manusia dalam perspektif/pandangan Kristiani.
Dua prinsip paling dasar: (a) hukum cinta kasih dan (b) pemeliharaan
kehidupan.
Kasih tidak dapat berdiri sendiri, namun terarah atau ditujukan
kepada pemeliharaan kehidupan.
Dasar Teologis
Kej. 1-2: Allah menciptakan alam semesta dan manusia
Kej. 3-4: Dosa Pertama dan kedua (Kain dan Habil)
Mk. 12: 28-34/ Lk. 10:25-37: Hukum cinta kasih
Mt. 5: 21 dst. : kotbah di bukit
Pendekatan Moral Kristiani pada Isu Aktual
Bila menilai benar-salah persoalan, Gereja memiliki posisi yang jelas
dipilih dan biasanya bersesuaian dengan ajaran Gereja/dogma.
(institusional)
Pendekatan pastoral: bila posisi Gereja tidak bersesuaian dengan
kasus-kasus tertentu, namun diperlukan sikap dan pendekatan
konkret atas permasalahan.
KASUS MORAL AKTUAL
CARAKU MEMANDANG
MEMPENGARUHI
CARAKU MEMILIH, dan
MEMBUAT KEPUTUSAN
Vincent Humbert, pemuda Perancis ini mengalami kecelakaan mobil pada akhir September
2000. Tiga tahun Vincecnt dirawat di sebuah rumah sakit di kota Bercksur-Mer sembilan
bulan pertama dalam keadaan koma. Ketika kesadarannya pulih, Vincent sudah kehilangan
penglihatan dan kemampuan berbicara. Tubuhnya pun lumuh. Cuma jempol tangan kirinya
yang bisa digerakkan. Kondisi tanpa daya ini membuat Vincent tak mau meneruskan
hidupnya. Pada November 2002, ia mengirimkan surat kepada Presiden Perancis, Jacques
Chirac, meminta agar ia diberi hak untuk mati. Chirac membalas surat Vinceent dan
menelponnya. ke rumah sakit, menjelaskan bahwa ia tak bisa memenuhi permintaannya itu.
Vincent pun akhirnya menyusun rencana kematian bersama ibunya, Marie Humbert. Ia juga
menulis buku berisi penjelasan soal kasusnya dibantu seorang wartawan bernama
Frederick Veille.
Kemudian tepat tiga tahun setelah kecelakaan, Vincent dan Marie melaksanakan rencana
mereka, Marie menyuntikkan obat penenang dengan dosis berlebih ke pembuluh darah
putranya. Hari berikutnya, buku karya Vincent, FeVous Demande le Droit de Mourir (Saya
Meminta Pada Anda Hak untuk Mati), pun terpajang di rak toko-toko buku di Perancis. Dalam
buku itu Vincent berkata, Saya tidak hidup. Saya dibuat untuk hidup. Saya tetap hidup. Untuk
Siapa, untuk apa yang tak saya ketahui, yang saya tahu saya hanyalah mayat hidup.Jumat 26
September 2003, Vincent meninggal pada usia 22 tahun,Saya sangat bahagia, akhirnya kakak
saya bebas, kata Laurent Humbert, adik Vincent, kepada LCI TV. Marie, 48 tahun, yang gencar
mengkampanyekan hak putranya untuk mengakhiri hidup, ditahan polisi karena dituduh
melakukan pembunuhan dengan sengaja. Hari berikutnya, Marie dibebaskan dan diperbolehkan
menemui putranya sebelum meninggal. Marie kemudian dimasukkan ke rumah sakit yang
dirahasiakan nama dan tempatnya. Keberadaannya pun sekarang tak diketahui umum.
CARA VINCENT MEMANDANG DIRINYA DAN
KEHIDUPAN MEMPENGARUHI CARA DIA
MEMBUAT KEPUTUSAN
ST IGNATIUS MENGAJARKAN KITA CARA UNTUK
MEMBUAT PEMILIHAN DAN PENEGASAN

Pemilihan dan penegasan yang dimaksud


Ignatius adalah pemilihan dan penegasan yang
didasarkan pada tujuan kita diciptakan yaitu
memuji, menghormati, serta mengabdi Allah
Tuhan kita karena dengan demikian jiwa kita
dan jiwa orang lain selamat.
Oleh karenanya sikap kita terhadap semua sarana
(barang atau ciptaan lain) adalah mempergunakannya
sejauh menolong dan melepaskannya sejauh merintangi
untuk mencapai tujuan kita diciptakan. Apa yang kita
pilih adalah apa yang lebih mencapai tujuan kita
diciptakan yaitu memuji dan memuliakan Allah, memilih
yang membahagiakan dan yang lebih bermakna.
Apa yang dikatakan oleh Ignatius ini , kiranya
bisa kita jadikan sebagai patokan ketika kita
berhadapan dengan berbagai kasus moral yang
biasanya mengancam hidup manusia.
Tiga hal yang membuat perbuatan dikatakan baik
Untuk mengatakan bahwa suatu tindakan termasuk
tindakan yang secara moral baik atau tidak, ada tiga hal
yang perlu dilihat:

1) Objek moral , (cara yang digunakan)


2) Keadaan
3) Tujuan
Kita dapat melihat contoh Robinhood, yang mencuri untuk dibagi-bagikan kepada
orang miskin. Walaupun keadaaan dan maksudnya baik, namun obyek moral dari
perbuatan ini adalah mencuri, dan bisa disebut perbuatan dosa. Dengan demikian,
perbuatan tersebut tidak dapat dibenarkan. Orang yang menyanyi, demi untuk
memuliakan Tuhan, namun jika dilakukan di gereja pada saat pastor berkotbah,
tidak dapat dibenarkan karena keadaan (waktu)nya yang salah. Menyumbang
kepada fakir miskin dengan tujuan agar dipuji orang, secara moral tidaklah baik,
karena mempunyai tujuan yang salah.
Dalam banyak hal sering kita juga dihadapkan
pada dua pilihan yang susah dan keduanya
membawa resiko yang tidak mudah
Linda. Pada tahun 2007 yang lalu ia didiagnosa mengidap kanker payudara,
dan kemudian dioperasi dan menjalani pengobatan chemotherapy. Namun
pengobatan ini belum menyelesaikan masalah secara tuntas, karena suatu hari
keluarga tersebut menemukan bahwa kanker tersebut kembali lagi. Yang membuat
masalah lebih pelik adalah karena hal ini terjadi ketika Linda saat itu sedang
mengandung anaknya yang ketiga. Apakah yang harus dilakukan oleh keluarga ini?
Apakah Linda harus menjalani chemotherapy, yang dapat menyebabkan
kesembuhan sang ibu, namun berakibat fatal bagi sang bayi, ataukah membiarkan
sang bayi tetap hidup dengan resiko kehilangan sang ibu? Apakah yang harus
dilakukan oleh keluarga muda ini?
1) Perbuatan itu sendiri merupakan perbuatan moral yang baik
2) Pelaku dari perbuatan tersebut tidak menginginkan atau secara sengaja
menyebabkan efek negatif yang timbul. Jika sesuatu yang baik dapat dicapai tanpa
menimbulkan efek negatif, maka cara tersebut yang harus diambil.
3) Efek yang baik harus terjadi dari perbuatan yang diambil dan bukan dari efek
negatif yang terjadi.
4) Harus ada alasan yang begitu kuat secara proposional untuk mengijinkan efek
negatif terjadi. Di sini diperlukan kebijaksanaan untuk memutuskan suatu tindakan,
sehingga efek yang baik adalah lebih besar dari efek negatif
Mari sekarang kita melihat contoh tentang
pergulatan sebuah keluarga yang terombang-
ambing untuk mengambil keputusan, apakah
dibenarkan untuk menyelamatkan nyawa seorang
ibu, namun dengan resiko secara tidak langsung
membunuh bayinya.
1) Perbuatan: tindakan operasi yang dilakukan bukanlah untuk membunuh bayi,
namun untuk memperbaiki bagian yang rusak.

2) Tidak menginginkan atau secara sengaja menyebabkan akibat negatif:


Tindakan operasi tersebut tidak boleh dilakukan karena ingin membunuh bayi,
namun untuk memperbaiki bagian yang rusak. Walaupun tindakan ini dapat
membunuh bayi tersebut, namun pembunuhan tersebut bukanlah merupakan
tujuan utama namun merupakan akibat negatif yang terjadi dalam proses
penyembuhan. Tindakan ini juga diambil karena tidak ada alternatif yang lain,
yang dapat menyelamatkan keduanya.
3) Efek yang baik harus terjadi dari perbuatan yang diambil dan bukan
dari efek negatif yang terjadi: Proses keselamatan dari sang ibu
bukanlah dari perbuatan membunuh bayi tersebut, namun dari usaha
untuk memperbaiki bagian tubuh yang rusak, seperti terlihat pada
metode partial salpingectomy dan full salpingetomy.

4) Secara proposional: Alasan yang kuat dari proses tersebut adalah


tidak ada cara lain selain operasi untuk menyelamatkan nyawa dari ibu
maupun bayi. Dan dari penelitian, tidak ada bayi yang selamat kalau
bayi lahir di luar rahim. Kalau suatu saat teknologi kedokteran
memungkinkan untuk dapat menyelamatkan bayi dan ibu, maka cara
inilah yang harus diambil, sejauh memungkinkan.
Prinsip ini juga berlaku ketika seorang ibu mempunyai kanker rahim
pada saat mempunyai bayi di rahimnya, sehingga diperlukan operasi
untuk mengangkat rahim ibu tersebut. Walaupun pengangkatan
kanker rahim ini dapat membunuh bayi yang ada di rahim, namun
tindakan ini dapat dibenarkan secara moral, karena tindakan tersebut
dilakukan bukanlah untuk membunuh bayi yang ada di rahim, dan
bayi tersebut meninggal sebagai efek negatif dari tindakan operasi.
Kita juga dapat melihat, bahwa ibu tersebut dapat diselamatkan
bukan dengan membunuh bayi namun dengan pengangkatan rahim
yang mempunyai kanker.
Inilah yang diputuskan oleh Linda dan suaminya. Mereka memutuskan untuk
melakukan terapi dengan tumbuh-tumbuhan, yang tidak membahayakan
kehidupan bayi yang ada di dalam kandungan. Secara sadar mereka mengambil
keputusan ini, walaupun dengan resiko kanker tersebut tidak dapat diobati
secara maksimal. Namun, mereka telah memutuskan untuk melindungi bayi
tersebut dengan resiko apapun, termasuk kesehatan sang ibu. Dan akhirnya
bayi tersebut lahir dengan selamat, dengan sehat dan tidak kekurangan
apapun, serta mempunyai paras yang cantik seperti ibunya, dan diberi nama
Angelina.

.
Penghargaan terhadap hidup
sangat dibutuhkan sikap:

KONSISTEN
RADIKAL
BERANI BERKORBAN

You might also like