Populasi >60 tahun Umur kronologis (kalender), dimulai dari masa: anak (5-10 tahun) remaja (10-18 tahun) dewasa muda (18-30 tahun) dewasa setengah baya (30-60 tahun) lansia >60 tahun Kependudukan di abad 21 (era milenium) Peningkatan jumlah lansia di dunia tahun 2000 = 426 juta (6,8%), tahun 2025 = 2x lipat = 852 juta (9,7%) Terjadi di negara maju maupun negara berkembang, tetapi di negara maju lebih cepat dibandingkan negara berkembang. Sedangkan untuk negara berkembang secara absolut lebih banyak. Penduduk lansia di Indonesia tahun 1990 ada 10 juta, 2020 menjadi 29 juta (ada peningkatan 5,5% menjadi 11,4% UHH tahun 1985 = 57,9 thn (pria), 61,5 thn (wanita) UHH tahun 1991 = 61,0 thn (pria), 64,7 thn (wanita) Berdampak peningkatan proporsi lansia secara demografis Tabel 1. Penduduk lansia di dunia (1950-2025) Tahun Jumlah Persen 1950 127.808 5,1 1960 160.067 5,3 1970 200.137 5,4 1980 263.986 5,9 1990 327.633 6,2 2000 424.516 6,8 2005 457.962 7,1 2015 597.804 7,8 2025 828.164 9,7 Tabel 2. Pertumbuhan penduduk balita dan lansia di Indonesia (1971-2020) Tahun Penduduk Balita Penduduk Lansia Jumlah Persentase Jumlah Persentase (ribuan) (ribuan) 1971 19.098 16,1 5.306 4,5 1980 21.190 14,4 7.998 5,4 1985 21.550 13,4 9.440 5,8 1990 20.985 11,7 11.277 6,3 1995 21.609 11,0 13.600 6,9 2000 21.190 10,1 15.882 7,6 2005 21.112 9,5 18.283 8,2 2010 19.720 8,4 17.303 7,4 2015 18.773 7,6 24.446 10,0 2020 17.595 6,9 29.021 11,4 Proses ketuaan berkaitan dengan proses degeneratif tubuh dengan segala penyakit yang terkait : gg. mobilitas alat gerak gg. Jantung
Lansia akan memberikan masalah kesehatan khusus
sehingga perlu bentuk pelayanan kesehatan sendiri. Biasanya sisa kehidupan terisi 40% masalah kesehatannya. Karakteristik Lansia 1. Jenis kelamin lansia lebih banyak pada wanita adanya perbedaan kebutuhan masalah kesehatan yang berbeda, misalnya lansia pria dengan hipertropi prostat, lansia wanita dengan osteoporosis 2. Status perkawinan masih lengkap/janda/duda/tidak kawin akan mempengaruhi kesehatan lansia baik fisik maupun psikologi 3. Living arrangement/tempat tinggal sendiri/dengan isteri/suami/anak/keluarga 4. Kondisi kesehatan kondisi umum : masih bisa mandiri frekuensi sakit : tinggi/rendah 5. Keadaan ekonomi sumber pendapatan resmi, sumber pendapatan keluarga dan kemampuan pendapatan Kesehatan Lansia Cukup luas dan bervariasi - terjatuh/accidental falls - easy fatiguability - acute confusion - chest pain - sesak nafas (dyspnoe on exertion) - oedema of the lower limbs - localized motor weakness - back pain - painful hip joint - urinary incontinence - altered bowel habits - impaired visual acuity - sakit kepala (headaches) - gatal-gatal (pruritus) - gangguan tidur (sleep disorder) Masalah Psikologis 1. Ketidakberdaan fisik yang menyebabkan ketergantungan pada orang lain 2. Ketidakpastian ekonomi sehingga memerlukan perubahan total dalam pola hidupnya 3. Membuat teman baru untuk menggantikan mereka yang sudah meninggal atau berpisah tempat 4. Mengembangkan aktivitas baru untuk mengisi waktu luang (Horlock, 1979) Perubahan Pada Proses Menua Secara Alamiah 1. Perubahan fisik-biologis/jasmani kekuatan fisik, sikap badan, kulit, rambut, gigi, mata, pendengaran, pengapuran (buyuten, bungkuk, botak, beser, budhek, bruwet, bebelen) 2. Perubahan mental-emosional/jiwa daya ingat menurun, pelupa/pikun, emosional 3. Perubahan kehidupan seksual gg. pembuluh darah : hipertensi sampai stroke, gg. metabolik : dm. , gg. persendian : osteoarthritis, encok, terjatuh, gg. sosial : kurang penyesuaian diri dan merasa tidak punya fungsi lagi Penelitian Lansia Data untuk lansia berbeda dengan data masyarakat/subyek penelitian umumnya. Perlu pertanyaan khusus yang berhubungan dengan karakteristik lansia, Variabel-2 tersebut al. : 1. Variabel demografis : umur dan jenis kelamin 2. Struktur keluarga : sts perkawinan, besar kel, tatanan hidup, support relations, support in times of good and bad health 3. Sosial ekonomi : pendapatan/sumber lain, pekerjaan, pendidikan 4. Status kesehatan : self perceived health status, penyakit kronik, disability, handicap dan impairment, penggunaan fasilitas kesehatan, masalah gigi, pengobatan, pendengaran, penglihatan 5. Kebiasaan hidup : merokok, minuman keras, exercise 6. Kegiatan hidup seharian : mobility, makan dan minum, bathing, and toiletting, shopping, meals and money affairs 7. Mental health : cognitive function, mood, simptom 8. Kegiatan sosial : keg. Kekeluargaan, komunitas, frequency of outing Penanganan lansia Ditujukan pada upaya menunda ketuaan biologis walaupun secara kronologis sudah termasuk tua. Antara lain : peningkatan gizi keluarga, pencegahan penyakit degeneratif, kualitas pelayanan kesehatan Perlu pendekatan multidisiplin: 1. perlu menyiapkan sarana pelayanan bagi lansia 2. perlu lembaga pengayom dan untuk bekerja 3. perlu jaminan penunjang biaya kesehatan 4. pemikiran kondisi sosial keluarga u/ mendukung kehidupannya, misalnya extended family daripada pengadaan nursing home atau rumah jompo Pendekatan keluarga Beberapa Hal Untuk Menghadapi Lansia
1. Menghormati dan menghargai orang tua
2. Bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia 3. Memberikan kasih sayang, menyediakan waktu dan perhatian 4. Jangan menganggap sebagai beban 5. Memberikan kesempatan untuk tinggal bersama 6. Mintalah nasehat pada mereka dalam peristiwa-peristiwa penting 7. Mengajaknya dalam acara2 keluarga 8. Dengan memberi perhatian yang baik terhadap ortu, maka kelak anak2 kita akan bersikap sama terhadap kita 9. Membantu mencukupi kebutuhannya 10. Memeriksakan kesehatan lansia secara teratur dan rutin