Professional Documents
Culture Documents
DENGAN FRAKTUR
COLLUMNA FEMUR
DENGAN PENYULIT
ANESTESI AKIBAT
OBESITAS
Ferdy Alviando
1610221037
PEMBIMBING :
dr. I Dewa Ketut S, Sp. An
BAB. I
Deskripsi Kasus
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Lahir : 02 November 1938
Usia : 78 tahun
Alamat : Harapan Indah Bekasi RT.03 Bekasi
No. Rekam Medis : 228-28-51
Tanggal Masuk RS : 17 Januari 2017
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Ny. N 78 tahun
RPS :
Sejak 3 bulan lalu pasien jatuh dari kamar mandi saat hendak BAK. Setelah jatuh pasien
merasa kakinya sakit, bengkak dan terjadi deformitas pada tungkai sebelah kiri
sehingga keluarga membawa pasien ke tukang urut khusus patah tulang. Seminggu
setelahnya pasien merasa tidak ada perubahan dan merasa semakin buruk hingga tidak
bisa berjalan sama sekali. Akhirnya pasien dibawa ke Rumah Sakit dan dilakukan
pemeriksaan .
Saat ini sesak (-), batuk-pilek (-), demam (-), mual-muntah (-), nyeri kepala (-),
penurunan kesadaran (-) kejang (-).
BAK dan BAB normal.
Pasien merasa cemas menjelang operasi.
.
RPD : Riw. Pengobatan
Riw. Operasi
Riw. Kebiasaan :
Tidak ada
Pasien tidak pernah merokok, minum
alcohol, ataupun mengkonsumsi obat-
obatan terlarang dan obat penenang.
PEMERIKSAAN FISIK
BB : 70 Kg
TB : 140 Cm
BMI
35,1
(Obese 2)
Pucat : (-)
Sianosis : (-)
Ikterik : (-)
Edema generalisata: (-)
Perabaan kulit : Akral
hangat
Turgor : Kembali
kurang dari 2 detik
CRT <2 detik
Bentuk : Normotia
Perdarahan/ sekret :
Bibir : Mukosa lembab, warna Tidak ada sekret.keluar
tidak pucat, tidak sianosis.
Tonsil : T1-T1, tidak
hiperemis.
Faring : tidak hiperemis
Bentuk : Proporsi leher tampak normal.
Tidak ada massa / benjolan.
Pergerakan : Tidak ada hambatan dalam pergerakan.
Tiroid : Tidak teraba pembesaran tiroid.
Trakea : Tidak ada deviasi trakea (ditengah)
KGB tidak teraba
Inspeksi : Iktus kordis tidak
terlihat.
Palpasi : Pulsasi iktus kordis tidak
terlihat
Perkusi : Perkusi tidak dilakukan
secara maksimal (batas jantung
paru sulit ditentukan).
Auskultasi : Bunyi jantung I-II
murni regular, tidak ada murmur &
gallop.
KESULITAN AIRWAY
Gigi : gigi palsu (-), goyang (-), hilang (+)
Mallampati : 1 (pilar faring, palatum molle,uvula)
3-3-2 rules : 3 (bukaan mulut), 3 (mentum-
hyoid), 2 (tiroid-hyoid)
Mobilisasi leher : baik
Trauma cervucal : Tidak ada
Leher pendek : Tidak ada
Hasil Pemeriksaan Hematologi (30-11-2016)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
DARAH PERIFER LENGKAP
Hb 11,4 12,0-14,0 g/dL
Ht 38,5 37,0-43,0 %
Eritrosit 4,98 4,00-5,00 juta/uL
Leukosit 9500 5000-10000 /uL
Trombosit 232000 150.000-400.000 /uL
MCV 77,3 82-92 fL
MCH 25,5 27-31 g/dL
MCHC 33 32-36 g/dL
HITUNG JENIS
Basofil 1,1 0-1 %
Eosinofil 2,7 1-3 %
Neutrophil 50,4 52,0-76,0 %
Limfosit 36,7 20-40 %
Monosit 9,1 2-8 %
RDW-CV 15,4 11,5-14,5 %
Hasil Pemeriksaan Hemostasis (1-12-2016)
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
PT + INR
PT pasien 10,3 9,8-11,2 detik
PT control 11,5
INR 0,85
APTT
APTT pasien 31,72 31,0-47,0 detik
APTT control 32,5
Pemeriksaan Echocardiography
Dimensi ruang jantung : Dalam batas
normal
Kontraktilitas global LV dalam batas normal
57%
Disfungsi diastolic grade 1
Gangguan Relaksasi
MR Mild.
KESIMPULAN :
ASA 2 dengan geriatri, Hiponatremia dan Hiperuricemia
Jumlah total kebutuhan cairan selama operasi = total cairan pemeliharaan + defisit
puasa + pengganti stress operasi + pengganti pendarahan
Antibiotik
Infus
Pemantauan TTV
PEMBAHASAN
pasien obesitas memerlukan dosis anestesi
spinal 20-25% lebih sedikit daripada dosis
normal karena vena epidural yang terdistensi
dan tekanan intra-abdomen yang meningkat
menyebabkan menyempitnya ruang epidural
Berat badan total (total body weight) seseorang
terdiri dari berat badan tanpa lemak (lean body
weight) dan berat lemak pada tubuh orang tersebut.
Secara teoritis, cadangan lemak yang banyak akan
meningkatkan volume distribusi dari obat yang larut
dalam lemak (benzodiazepin, opioid). Dosis obat-
obatan seperti ini dihitung berdasarkan berat badan
total, sedangkan dosis obat-obatan yang tidak larut
dalam lemak dihitung berdasarkan berat badan
tanpa lemak.
Penggunaan anestesi regional pada pasien
obesitas memiliki kesulitan sendiri, antara lain
adalah sulitnya mencari patokan tulang yang
biasa digunakan. Jarum yang lebih panjang
atau bahkan ultrasonografi mungkin
dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan
Posisi pasien saat pembiusan memang tidak
mendukung untuk dilakukan teknik spinal karena
fraktur yang dialami pasien membatasi pergerakan
pasien sehingga posisi pasien tidak bisa mencapai
posisi lateral dekubitus yang optimal, pasien
berteriak saat jarum ditusukan dan pasien selalu
menegangkan punggung dan menarik punggungnya
saat jarum ditusukan sehingga teknik spinal
akhirnya tidak berhasil setelah percobaan selama
30 menit
Teknik anestesi alternatif yang dipilih oleh dokter
anestesi adalah teknik anestesi epidural murni dengan
obat Marcaine 2,5 % 100 mg setinggi L3-L4 dengan
fiksasi 9 cm. Metode ini dipilih karena pertimbangan
anatomis, epidural letaknya lebih di luar dari spinal
sehingga penusukan jarum tidak perlu terlalu dalam
seperti pada spinal. Pemasangan epidural dilakukan
dengan pertimbangan nyeri yang akan timbul pasca
operasi, sehingga pasien akan mudah diberikan
analgetik melalui epidural untuk melokalisasi nyerinya.
TERIMAKASIH