You are on page 1of 20

Kelompok

3
Benetus Mamah

Fatimah Abd Syukur


Hibiria Ana Thresia
Trimandani
Imelda Ladi
Mora Angguna
Elisabet Maggi
Maria Falentina Rahmawati L
Norince Lis Kette
Farmakologi Kardiovasculer
Definsi Farmakologi
Kardiovascular
Dalam ilmu kedokteran yang dinamakan farmakologi (farmakon =
obat, logos = ilmu). Semula farmakologi mencakup semua ilmu
yang berhubungan dengan obat dengan definisi sebagai berikut :
ilmu yang mempelajari sejarah, asal-usul obat, sifat fisik dan
kimiawi, cara mencampur dan membuat obat, efek terhadap fungsi
bokimiawi dan faal, cara kerja, absorpsi, distribusi, biotransformasi
dan ekresi, pengunaan dalam klinik dan efek toksiknya.
Pengertian Obat Kardiovascular

Obat Sistem kardiovaskuler merupakan kelompok obat yang


mempengaruhi & memperbaiki sistem kardiovaskuler (jantung dan
pembuluh darah ) secara langsung ataupun tidak langsung.
Jantung dan pembuluh darah merupakan organ tubuh yang mengatur
peredaran darah sehingga kebutuhan makanan dan sisa
metabolisme jaringan dapat terangkut dengan baik.
Hipertensi

Hipertensi didefenisikan suatu keadaan di mana seseorang


mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang
ditunjukkan oleh angka systolic (bagian atas) dan angka
bawah (diastolic) pada pemeriksaan tensi darah menggunakan
alat pengukur tekanan darah baik yang berupa cuff air raksa
(sphygmomanometer).
Klasifikasi Hipertensi
Hipertensi esensial
Hipertensi primer atau idiopatik adalah hipertensi tanpa
kelainan dasar patologi yang jelas. Lebih dari 90% kasus
merupakan hipertensi esensial, penyebabnya multifaktorial
meliputi factor genetic dan lingkungan.
Hipertensi sekunder
Meliputi 5-10% kasus hipertensi. Termasuk dalam kelompok ini
antara lain hipertensi akibat penyakit ginjal (hipertensi renal),
hipertensi endokrin, kelainan saraf pusat, obat-obatan lain.
Obat Anti Hipertensi
Diuretik
bekerja meningkatkan ekskresi natrium, air dan klorida sehingga
menurunkan volume darah dan cairan ekstraseluler. Akibatnya
terjadi penurunan curah jantung dan tekanan darah.
Penghambat Adrenergik
Beta Bloker, Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah
akibat pemberian -blocker dapat dikaitkan dengan hambatan
reseptor
Deuretika

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan


pembentukan urin. Istilah diuresis mempunyai dua
pengertian, pertama menunjukkan adanya
penambahan volume urin yang diproduksi dan yang
kedua menunjukkan jumlah pengeluaran zat-zat
terlarut dalam air. Fungsi utama diuretik adalah untuk
memobilisasi cairan odem.
Mekanisme Kerja Deuretika

Kebanyakan bekerja dengan mengurangi reabsorpsi natrium, sehingga


pengeluarannya lewat kemih dan juga air diperbanyak.Obat-obat ini bekerja
khusus terhadap tubuli.
Selain itu juga bisa pengeluaran lewat Tubuli proksimal, Lengkungan Henle,
tubuli distal, saluran pengumpul.

,
Penggolongan obat deuretika
Diuretika Lengkungan
Obat-obat ini berkhasiat kuat dan pesat tetapi agak singkat (4-6). Banyak digunakan dalam
keadaan akut, misalnya pada udema otak dan paru-paru. Memiliki kurva dosis-efek curam,
yaitu bila dosis dinaikkan efeknya senantiasa bertambah. Contoh obatnya
adalah furosemidayang merupakan turunan sulfonamid dan dapat digunakan untuk obat
hipertensi.
Derivat Thiazida
Efeknya lebih lemah dan lambat, juga lebih lama, terutama digunakan pada terapi
pemeliharaan hipertensi dan kelemahan jantung.
Diuretika Penghemat Kalium
Efek obat-obat ini lemah dan khusus digunakan terkominasi dengan diuretika lainnya untuk
menghemat kalium. Aldosteron enstiulasi reabsorpsi Na dan ekskresi K, proses ini dihambat
secara kompetitif oleh antagonis alosteron.
Efek Samping Deuretika
Hipokalemia
Kekurangan kalium dalam darah
Hiperurikemia
Akibat retensi asam urat (uric acid) dapat terjadi pada semua diuretika, kecuali
amilorida
Hiperglikemia
Dapat terjadi pada pasien diabetes, terutama pada dosis tinggi, akibat dikuranginya
metabolisme glukosa berhubung sekresi insulin ditekan.
Hiperlipidemia
Hiperlipidemia ringan dapat terjadi dengan peningkatan kadar koleterol total (juga
LDL dan VLDL) dan trigliserida
Lain-lain
Gangguan lambung usus (mual, muntah, diare), rasa letih, nyeri kepala, pusing dan
jarang reaksi alergis kulit. Ototoksisitas dapat terjadi pada penggunaan
furosemida/bumetamida dalam dosis tinggi.
Vasolidator

Vasodilator berasal dari bahasa latin yaitu vas =


pembuluh,dillatatio = memperlebar atau vasodilatansia
didefenisikan sebagai zat-zat yang berkhasiat
memperlebar pembuluh secara langsung
Gangguan Sirkulasi

Atherosclerosis (Pengapuran pembuluh nadi) merupakan


gangguan arteri yang paling sering terjadi, dimana arteriole
sedang dan besar menyempit (stenose) dan hilang
kelenturannya. Penyebabnya ialah terjadinya endapan dari
antara lain lipida/kolesterol, kalsium, polisakarida dan
komponen darah (fibrin) pada dinding pembuluh, serta
terganggunya sirkulasi pada jantung, otak dan otot.
Penggolongan Vasolidator
Alfa-blockers
Prazosin, buflomedil dan kodergokrin.
Zat-zat ini merintangi reseptor alfa adrenegik dengan efek memperlemah daya
vasokonstriksi noradrenalin terhadap arteriole.
Beta-adrenergika: isoxuprin
Zat ini menstimulasi reseptor beta adrenergic di arteriole denga efek faso dilatasi di
bronchia dan otot, tetapi terutama dibagian yang tidak sakit.
Antagonis-canifedipin dan ninodipin, flunarizin dan sinarizin
Obat-obat ini memblok saluran-Ca (calcium channels) di sel otot jantung dan otot polos
pembuluh, sehingga menghindarkan konstraksi dengan efek vasodilatasi di arteriole.
Derivat nikotinat: nikotinilalkohol, xantinol- dan metilnikotinat
Asm nikotinat dan derivatnya terutama mendilatasi pembuluh kulit dimuka,
Efek Samping Vasolidator
Turunnya tekanan darah (hipotensi) dengan ousing dan nyeri kepala
berdenyut-denyut.
Tachycardia reflektoris (frekuensi jantung naik akibat aksi balasan)
dengan gejala debar jantung (palpitasi), perasaan panas di muka
(flushing) dan gatal-gatal.
Gangguan lambung-usus, seperti mual dan muntah-muntah. Guna
mengurangi efek yang tak diinginkan ini vasodilator sebaiknya diminum
pada waktu atau sesudah makan.

You might also like