You are on page 1of 44

OAINS

Pundi Pandan Putri Pinanti 1161050100


Yohana Fransisca Tamnge 1161050213
golongan salisilat
golongan asam arilalkanoat
golongan profen/asam 2-arilpropionat
golongan asam fenamat/asam N-arilantranilat
golongan turunan pirazolidin
golongan oksikam
golongan penghambat COX-2
golongan sulfonanilida(nimesulide)
Golongan salisilat
aspirin/asam asetilsalisilat

Indikasi : Fungsi aspirin adalah sebagai obat


analgesik, antipiretik, antiinflamasi, dan
antitrombotik, oleh karena itu kegunaan aspirin
adalah untuk mengatasi rasa sakit, untuk
mengatasi demam, untuk mengatasi peradangan
tulang dan sendi, untuk mengatasi serangan
jantung dan stroke.
Dosis Aspirin
Dosis Aspirin Aspirin tersedia dalam bentuk tablet, dengan dosis aspirin
yang tersedia adalah aspirin 80 mg, aspirin 320 mg, dan aspirin 500 mg.
Adapun dosis aspirin yang sering digunakan untuk pasien dewasa antara
lain :

Bagi penderita nyeri dan demam dosis yang dianjurkan adalah 320 mg
sampai 500 mg yang diberikan sebanyak 3 sampai 4 kali sehari
Bagi penderita radang tulang dan sendi dosis yang dianjurkan adalah 1000
mg yang diberikan sebanyak 3 kali sehari
Bagi penderita serangan jantung dosis yang dianjurkan adalah 160 mg
sampai 320 mg yang diberikan sebanyak 1 kali sehari (pada saat serangan)
dan 80 mg yang diberikan sebanyak 1 kali sehari (sebagai rumatan)
Bagi penderita penyakit stroke dosis yang dianjurkan adalah 160 mg
sampai 320 mg yang diberikan sebanyak 1 kali sehari (dalam waktu 48 jam
setelah serangan) dan 80 mg yang diberikan sebanyak 1 kali sehari
(sebagai rumatan)
Dosis anak
Bagi penderita penyakit Kawasaki dosis yang
dianjurkan adalah 20 -25 mg/Kg berat badan
yang diberikan sebanyak 4 kali sehari selama
14 hari (pada saat demam) dan 3 -6 mg/Kg
berat badan yang diberikan sebanyak 1 kali
sehari (sebagai rumatan) Dosis obat yang
merupakan ambang batas terjadinya
keracunan adalah 200 mg/Kg berat badan
Kontraindikasi

mempunyai riwayat alergi terhadap aspirin atau komponen salisilat


mempunyai riwayat asma
mempunyai riwayat sakit maag dan tukak lambung
mempunyai kelainan perdarahan
mempunyai gangguan fungsi hati
mempunyai gangguan fungsi ginjal
mempunyai gagal jantung ibu hamil dan menyusui
INTERAKSI OBAT
Obat anti koagulan, heparin, insulin, natrium
bikarbonat, alkohol clan, angiotensin
converting enzymes
Mekanisme Kerja

1. Efek Anti-inflamasi
Aspirin merupakan penghambat nonselektif untuk kedua isoform siklooksigenase (COX), tapi
salisilat lebih efektif dalam menghambat kedua isoform tersebut. Salisilat nonterasetilasi
dapat bekerja sebagai penangkap radikal oksigen. Aspirin secara ireversibel menghambat COX
dan menghambat agrerasi trombosit, sementara salisilat nonterasetilasi tidak (Khatzung,
2007)

2. Efek Analgesik
Aspirin paling efektif meredakan nyeri dengan intensitas ringan sampai sedang melalui
nefeknya pada peradangan dan karena aspirin kemungkinan menghambat rangsang nyeri
pada lokasi subkortikal (Khatzung, 2007)

3. Efek Antipiretik
Efek antipiretik aspirin mungkin diperantarai baik oleh inhibasi COX di susunan saraf pusat
maupun oleh inhibisi interleukin-1 (yang dilepaskan dari makrofag selama episode inflamasi)
(Khatzung, 2007).

4. Efek Antitrombosit
Aspirin secara ireversibel menghamabat COX trombosit sehingga efek antitrombosit aspirin
bertahan selama 8-10 hari (sesuai masa hidup trombosit) ( Khatzung, 2007).
Efek Samping Aspirin
Alergi berupa biduran hingga sindrom
StevenJohnsons
Serangan asma dan sesak napas
Rasa tidak nyaman pada lambung
Perdarahan spontan dan perdarahan saluran
cerna
Gangguang fungsi hati
Gangguang fungsi ginjal
Golongan asam arilalkanoat
Natrium Diklofenak

INDIKASI
Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala
reumatoid artritis, osteoartritis dan ankilosing
spondilitis.
Dosis Natrium Diklofenak
tersedia dalam kemasan 25, 50, dan 75 mg tablet. Mengenai dosis
natrium diklofenak, pada orang dewasa akan disesuikan dengan
jenis penyakit yang akan diobati sebagai berikut:

Pengobatan osteoarthritis: 100-150 mg per hari dalam dosis


terbagi.
Pengobatan Rheumatoid arthritis: 150-200 mg per hari dalam dosis
terbagi.
Pengobatan Ankylosing spondylitis: 100-125 mg natrium diklofenak
per hari, yang akan diberikan dalam dosis 25 mg jiks diperlukan.
Dosis untuk kondisi ini sering diberikan sebelum pasien tidur.
Kontraindikasi
Perokok
Memiliki penyakit Kardiovaskular (Serangan Jantung, Gagal Jantung Kronis)
Baru menjalani operasi Bypass koroner,
Tekanan Darah Tinggi Stroke
Asma Maag
Penyakit pada lambung (gastritis, tukak, GERD, dan peningkatan asam
lambung)
Gangguan pada Hati
Gangguan Ginjal Kehamilan
dan menyusui Anemia
Gangguan Pembekuan darah
Kebiasaan Minum Terlalu Banyak Alkohol
Alergi terhadap Salisilat obat NSAID lainnya.
Interaksi Obat:
- Penggunaan bersama aspirin akan
menurunkan konsentrasi plasma dan AUC
diklofenak.
- Diklofenak meningkatkan konsentrasi plasma
digoksin, metotreksat, siklosporin dan litium
sehingga meningkatkan toksisitasnya.
- Diklofenak menurunkan aktivitas obat-
obatan diuretik.
Efek samping
mulas, sembelit, diare, perdarahan yang tidak
dapat dijelaskan, gastritis atau tukak pada
usus, perut kembung, mual, muntah, sakit
perut, pusing, sakit kepala, gatal, telinga
berdenging atau ruam pada kulit.
Golongan profen/asam 2-
arilpropionat
ibuprofen

INDIKASI
Meredakan demam.
Mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit
gigi, nyeri otot, nyeri setelah operasi pada gigi
dan dismenore.
Terapi simptomatik rematoid artritis dan
osteoarthritis.
DOSIS DAN ATURAN PAKAI

Dewasa : 200 400 mg , 3 4 kali sehari.


Anak-anak : 20 mg/kg berat badan/hari dibagi
menjadi beberapa kali pemberian.
KONTRAINDIKASI

Penderita yang hipersensitif terhadap asetosal


(aspirin) atau obat antiinflamasi non steroid
lainnya, dan wanita hamil trimester 3.
Penderita dengan syndroma nasal polyps,
angioedema dan reaksi bronkospasme
terhadap asetosal (aspirin) atau antiinflamasi
non steroid yang lain.
Dapat menyebabkan reaksi anafilaktik.
INTERAKSI OBAT

Asetosal (aspirin).
Dosis ibuprofen lebih dari 2,4 g per hari, dapat
menggantikan warfarin dari ikatannya dengan
protein plasma.
Efek samping
Ringan dan bersifat sementara berupa mual,
muntah, diare, konstipasi, nyeri lambung,
ruam kulit, pruritus, sakit kepala, pusing dan
heart burn.
Golongan asam fenamat/
asam N-arilantranilat

asam mefenamat

Indikasi:
Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik,
ringan sampai sedang sehubungan dengan sakit
kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk
nyeri karena trauma, nyeri sendi, nyeri otot, nyeri
sehabis operasi, nyeri pada persalinan.
Dosis
Digunakan melalui mulut (per oral), sebaiknya sewaktu makan.
Dewasa dan anak di atas 14 tahun :
Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6
jam.
Dismenore
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit
dan dilanjutkan selama 2-3 hari.
Menoragia
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi dan dilanjutkan
selama 5 hari atau sampai perdarahan berhenti.
Kontraindikasi:
Pada penderita tukak lambung, radang usus,
gangguan ginjal, asma dan hipersensitif
terhadap asam mefenamat.

Pemakaian secara hati-hati pada penderita


penyakit ginjal atau hati dan peradangan
saluran cerna.
INTERAKSI OBAT

Obat yg terikat pada protein plasma : menggeser ikatan


dengan protein plasma, sehingga dapat meningkatkan efek
samping (contoh : hidantoin, sulfonylurea).
Obat antikoagulan & antitrombosis : sedikit
memperpanjang waktu prothrombin & Waktu
thromboplastin parsial. Jika Pasien menggunakan
antikoagulan (warfarin) atau zat thrombolitik
(streptokinase), waktu prothrombin harus dimonitor.
Lithium : meningkatkan toksisitas Lithium dengan
menurunkan eliminasi lithium di ginjal.
Obat lain yang juga memiliki efek samping pada lambung :
kemungkinan dapat meningkatkan efek samping terhadap
lambung.
Mekanisme kerja

Ibuprofen bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase


sehingga konversi asam arakidonat menjadi terganggu.Ada dua
jenis siklooksigenase, yang dinamakan COX-1 dan COX-2.COX-1
terdapat pada pembuluh darah, lambung, dan ginjal, sedangkan
COX- 2 keberadaannya diinduksi oleh terjadinya inflamasi oleh
sitokin dan merupakan mediator inflamasi.Aktivitas antipiretik,
analgesik, dan anti inflamasi dari ibuprofen.

Berhubungan dengan kemampuan inhibisi COX-2, dan adapun efek


samping seperti perdarahan saluran cerna dan kerusakan ginjal
adalah disebabkan inhibisi COX-1.Ibuprofen menghambat COX-1
dan COX-2 dan membatasi produksi prostaglandin yang
berhubungan dengan respon inflamasi.
Efek samping
gangguan saluran cerna, antara lain iritasi
lambung, kolik usus, mual, muntah dan diare,
rasa mengantuk, pusing, sakit kepala, penglihatan
kabur, vertigo, dispepsia.

Pada penggunaan terus-menerus dengan dosis


2000 mg atau lebih sehari dapat mengakibatkan
agranulositosis dan anemia hemolitik.
pirazolidin
Fenilbutazon

Indikasi:
ankilosing spondolitis jika terapi lain tidak
sesuai.
Dosis

dosis awal 200 mg 2-3 kali sehari selama 2


hari, dengan atau setelah makan, kemudian
kurangi hingga dosis efektif minimum,
biasanya 100 mg 2-3 kali sehari; ANAK berusia
di bawah 14 tahun tidak dianjurkan.
Kontraindikasi

penyakit kardiovaskuler, gangguan paru, ginjal, dan


hati; kehamilan; riwayat tukak lambung, hemoragia
saluran cerna, inflammatory bowel disease, atau
gangguan darah (termasuk gangguan koagulasi);
riwayat hipersensitivitas yang ditimbulkan oleh
asetosal atau AINS lain (lihat juga keterangan di atas);
porfiria; sindrom Sjogren; penyakit tiroid; ANAK
berusia di bawah 14 tahun. HIPERSENSITIVITAS. AINS
dikontraindikasikan bagi pasien dengan riwayat
hipersensitivitas terhadap asetosal atau AINS lainnya
termasuk pasien yang mendapat serangan asma,
angioedema, urtikaria atau rinitis yang disebabkan oleh
asetosal atau AINS lainnya.
Efek Samping

parotitis, stomatitis, gondong, pankreatitis,


hepatitis, nefritis, gangguan penglihatan;
leukopenia jarang, trombositopenia,
agranulositosis, anemia aplastik, eritema
multiforma (sindrom Stevens-Johnson)
nekrolisis epidermal toksik (sindrom Lyell),
toksisitas paru-paru.
golongan oksikam
Piroksikam

Indikasi:
Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik,
ringan sampai sedang sehubungan dengan
sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer,
termasuk nyeri karena trauma, nyeri sendi,
nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada
persalinan.
Dosis
Digunakan melalui mulut (per oral), sebaiknya sewaktu makan.
Dewasa dan anak di atas 14 tahun :
Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap
6 jam.
Dismenore
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun
sakit dan dilanjutkan selama 2-3 hari.
Menoragia
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi dan
dilanjutkan selama 5 hari atau sampai perdarahan berhenti.
Efek samping:
Dapat terjadi gangguan saluran cerna, antara
lain iritasi lambung, kolik usus, mual, muntah
dan diare, rasa mengantuk, pusing, sakit
kepala, penglihatan kabur, vertigo, dispepsia.

Pada penggunaan terus-menerus dengan


dosis 2000 mg atau lebih sehari dapat
mengakibatkan agranulositosis dan anemia
hemolitik.
Kontraindikasi:
Pada penderita tukak lambung, radang usus,
gangguan ginjal, asma dan hipersensitif
terhadap asam mefenamat.

Pemakaian secara hati-hati pada penderita


penyakit ginjal atau hati dan peradangan
saluran cerna.
Interaksi Obat:
Obat-obat anti koagulan oral seperti warfarin;
asetosal (aspirin) dan insulin.
Mekanisme Piroxicam

Efek antiinflamasi dari Piroksikam mungkin hasil


dari penghambatan reversibel siklooksigenase,
menyebabkan penghambatan perifer sintesis
prostaglandin. Prostaglandin diproduksi oleh
enzim yang disebut Cox-1. Piroksikam blok Cox-1
enzim, sehingga menjadi gangguan produksi
prostaglandin. Piroksikam juga menghambat
migrasi leukosit ke lokasi inflamasi dan mencegah
pembentukan tromboksan A2, agen
menggabungkan, oleh trombosit.
Golongan penghambat COX-2
celecoxib

Indikasi:Meredakan gejala dan tanda OA dan


AR pada orang dewasa
Dosis
Penggunaan dosis terendah harus disesuaikan
dengan kondisi tiap pasien. Osteoartritis : 200
mg kapsul OD atau 2 kali sehari 100 mg.
Artritis Rheumatoid : 2 kali sehari 100-200 mg
Kontra Indikasi
Reaksi alergi terhadap sulfonamid, aspirin,
golongan AINS lain, asma, dan urtikaria.
Mengatasi nyeri peri-operasi pada bedah
pintas arteri koroner
Interaksi Obat
ACE inhibitor, furosemid, tiazid, aspirin,
flukonazol, litium, warfarin
Efek Samping
Nyeri abdomen, diare, dispepsia, kembung,
mual, nyeri punggung, edema perifer, luka
karena kecelakaan, pusing, sakit kepala,
insomnia, faringitis, rinitis, sinusitis, ruam
kulit, memperburuk hipertensi, angina
pektoris. Dapat menyebabkan tukak dan
perdarahan GI
golongan sulfonanilida
nimesulide

Indikasi
OAINS untuk berbagai kondisi yang
memerlukan aktivitas anti inflamasi,
analgetika, antipiretika seperti OA, reumatik
ekstra-artikular, nyeri & peradangan stlh
intervensi bedah & stlh trauma akut,
dosmenore
Kontra indikasi

Ulkus peptikum aktif, insufisiensi hati berat


atau sedang, kelainan
fungsi ginjal berat. Hipersensitif. Riwayat ulkus
atauperdarahan Gl, gangguan koagulasi berat,
hamil trimester 3, menyusui, anak.
Interaksi Obat
AINS lain, antikoagulan
oral, heparin parenteral,
tiklopidin, kontrasepsi, litium,
metotreksat dosistinggi, diuretik, pentoksifilin,
antihipertensi, trombolitik.
Efek Samping

Ruam, urtikaria, pruritus, eritema,


angioedema, mual, nyeri lambung,
nyeri abdomen, diare, konstipasi,
somnolen, sakit kepala, pusing, vertigo,
oliguri, edema, hematuri, gagal ginjal, reaksi
anafilaktik, dispnu, asma.

You might also like