Kezia Erwina Napitu ( D1D015008) Arta Elysa Munte ( D1D015012) Via Elva Riani ( D1D015026) Glorya Putri Ayu ( D1D015027) Apriani Safitri ( D1D015029) Irsyad ( D1D015042) Nofredo Anggerio ( D1D015045) Penanaman Akasia (Acacia mangium) Beberapa Syarat dalam penanaman : Lahan yang akan di tanami diukur dan dipasangkan ajir disetiap lubang tanam, dan dimasukkan pupuk kandang yang sudah matang 1-2 kg per lubang. Lubang tanam dibuat ukuran 30x30x30cm. Jarak tanam yang disarankan 2x2 m sampai 4x4 m. Pada areal yang miring, bibit ditanam sesuai dengan garis kontur, dan di areal yang datar bibit ditanam sesuai dengan garis lurus. Setiap bibit ditempatkan secara hati- hati pada lubang tanam berukuran diameter 13 cm dan kedalaman 20 cm Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada waktu musim hujan
12 bulan setelah penanaman. Taaman yang mati atau merana disulam dengan bibit dari persemaian dan di ulang selama musim hujan masih cukup. Apabila lahan disekitar tanaman sangat terbuka, maka dapat diberi mulsa. Penyiangan gulma
Penyiangan dilakukan untuk membebaskan
tanaman pokok dari belukar, tanaman pemanjat dan tanaman pengganggu lainnya. Gulma yang tidak berbahaya dapat pula dibiarkan tumbuh di lapangan untuk menjaga persaingan cabang lateral. Penyiangan pertama perlu dilakukan dua bulan setelah penanaman Di Indonesia, penyiangan sekitar tanaman mangium biasanya dilakukan 34 kali pada tahun pertama dan kedua setelah tanam. Dalam pertanaman Acacia mangium, tanaman yang baik akan terjadi penutupan tajuk (pada jarak tanam 3X3m) pada umur 2 tahun. Tanaman berumur lebih dari 2 tahun tidak perlu dilakukan weeding Cara Pengendalian Gulma Dalam satu daur, pengendalian gulma dilakukan intensif 3 bulan sekali hingga umur 1,5 tahun (tajuk tanaman telah menutup). Tunggul habis tebasan tidak boleh lebih dari 15 cm, agar gulma tidak mampu tumbuh tunas lagi. Penebasan dilakukan secara blanket (seluruh) bukan secara spot / ring (sekitar tanaman) atau jalur tanaman (strip). Pemupukan Pemupukan dilakukan setelah dilakukan penyiangan Pupuk di tabur disekeliling tanaman akasia mengikuti alur lubang tanam dan ditimbun ditanah. Pupuk yang digunakan dapat merupakan campuran yang membentuk kandungan NPK dapat pula digunakan urea; TSP; KCL dengan perbandingan 1 : 2 : 1 Pupuk yang diberikan terhadap Acacia mangium dibagi menjadi dua yaitu: 1.Pupuk Organik 2. Pupuk Anorganik pupuk organik adalah pupuk yang dihasilkan dari makhluk hidup yang sudah mati Pupuk organik yang diberikan pada acacia mangium adalah pupuk kandang dan pupuk kompos yaitu saat sebelum penanaman acacia mangium Pupuk anorganik Yaitu jenis pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan cara meramu berbagai bahan kimia sehingga memiliki prosentase kandungan hara yang tinggi Biasanya pupuk yang digunakan pada Acacia mangum adalah P (fospor) Contoh studi kasus yang menggunakan (P) dan mendapat hasil yang baik Pengendalian hama dan penyakit
A. Busuk Hati (Heart Rot)
merupakan jenis kerusakan kayu yang menyerang kayu teras yang diakibatkan oleh jamur pelapuk kayu yang saprophytic kosmopolitan atau parasit luka. Gejalanya yaitu perubahan warna kayu teras menjadi keunguan/hitam (warna gelap hingga kuning pada kayu yang sehat) kayu gubal menjadi hijau/coklat. B. Busuk Akar (Root Rot) penyakit ini disebabkan oleh jamur dari kelompok basidomycetes di antaranya Amauroderma cf. Parasiticum, Ganoderma spp (akar merah), Phellinus noxeus (akar coklat), Rigidoporus lignosus (akar putih) dan Tinctoporellus apimiltinus (akar hitam). Ganoderma spp dilaporkan sebagai jamur yang paling banyak menyerang akar pada tanaman A. mangium di Malaysia dan Indonesia. Gejala A. mangium yang terserang penyakit akar merah dapat dilihat pada bagian tanaman yakni daun menguning, layu dan gugur sehingga pohon menjadi gundul . Akar pada tanaman yang sakit tertutupi hifa dari jamur Ganoderma spp yang berwarna coklat kemerahan yang terlihat sangat jelas ketika akar dibersihkan dari tanah yang menempel. C. Kanker Batang (Stem Cancer) Kanker batang (stem cancers) adalah kerusakan yang menyerang batang pokok tanaman. Kerusakan kanker batang disebabkan oleh jamur. Seperti jamur patogen pada umumnya, perkembangannya sangat dipengaruhi oleh iklim mikro tegakan hutan. Patogen penyebab kanker lebih aktif pada daerah dengan curah hujan tinggi di mana banyak terdapat tanaman rentan 1. Pengendalian Menggunakan Pestisida Sintetis Alasan penggunaan pestisida sintetis pada umumnya adalah dapat menurunkan populasi hama/patogen dengan cepat dan dapat diaplikasikan setiap saat. 2. Penggunaan Agen Pengendali Hayati (Bio Kontrol) Selain aman terhadap lingkungan, kelebihan pengendalian dengan menggunakan agen pengendali hayati adalah tidak membunuh organisme bukan sasaran, jika berhasil dapat efektif dalam jangka waktu lama. Pengendalian ini memiliki kelemahan yaitu perlu waktu lama. 3. Penggunaan Biopestisida Biopestisida adalah suatu jenis pestisida yang berasal dari bahan alami seperti binatang, tanaman, bakteri, jamur dan lain-lain. Biopestida terdiri dari tiga kelompok yaitu : 1. Pestisida mikrobial mengandung mikroorganisme (bakteri, jamur, virus dan protozoa) sebagai bahan aktif. 4. Penggunaan Mikoriza Mikoriza disamping efektif sebagai agen pemacu pertumbuhan, ektomikoriza yang mempunyai mantel akar dapat berfungsi sebagai pencegah masuknya patogen akar. Mikoriza dapat berfungsi sebagai pelindung biologi bagi terjadinya infeksi patogen akar. Terima kasih