You are on page 1of 42

IDENTIFIKASI BAHAN BERBAHAYA PADA

KOSMETIKA SECARA SEDERHANA

Oleh :

Dr. Mhd. Taufik, S. Si. M. Si.


Ketua Stikna (STIKes Nurliana) Medan (Prodi S1 Farmasi IKM)
Jl. Rumah Sakit Haji Medan Medan Estate
Taufiqssi@yahoo.com

- Toksikologi Forensik -
Sejarah Kosmetika (Yunani = Kosmein = berhias).

Abad 21
Industri kosmetika semakin
meningkat, riset tentang
Abad 20 kosmetika terus dilakukan.
Banyak para ahli
Industri Kosmetik semakin
meningkatkan perhatian ke
meningkat
arah ilmu kecantikan kulit
Abad 19 Salon Kecantikan semakin
(Cosmetodermatology).

populer

Warga tiongkok dan jepang


Abad 1.500 SM menggunakan tepung beras
untuk memutihkan wajah.

Orang otang tiongkok mulai


Abad 3.000 SM mengecat kuku mereka dgn
gom arab, gelatin, lilin lebah
dan telur.

Abad 4.000 SM
Abad 10.000 SM Perempuan Mesir
menggunakan galena
Pria dan Wanita Mesir
mesdemet (terbuat dari
menggunakan minyak wangi
tembaga dan biji timah) dan
dan salep utk membersihkan
perunggu ke wajah untuk
dan melembutkan kulit dan
membuat warna.
menutupi bau badan
Aman digunakan
Kosmetika
berdampak baik

Perkembangan
Iptek yang pesat Mutu tidak dijaga /
Kurangnya
Pengawasan
Kosmetika eksternal -
berdampak tidak Internal
baik

Sengaja : Kejahatan
meningkat

Mengandung bahan berbahaya seperti : Pertumbuhan


merkuri, rhodamin B, hidrokinon, dan Retin A. Kejahatan lebih tinggi
(Permenkes No. 453 : 1983), atau zat warna dari Iptek dan
berbahaya dalam kosmetika (Permenkes 239 : Kemampuan analisis
1985)
BAHAN BERBAHAYA YANG TERDAPAT PADA KOSMETIKA
No. Nama Bahan Penggunaan : Dampak yang ditimbulkan

1 Rhodamin B Pewarna kertas, tekstil, dan tinta Iritasi pada saluran pernafasan,
karsinogenik. Pada Konsentrasi tinggi
menyebabkan kerusakan pada hati (liver)
2 Mercury (Hg/Air Reagensia, Penambangan emas 1. Alergi
Raksa) 2. Perubahan warna Kulit
3. Bintik-bintik hitam pada Kulit
4. Iritasi Kulit
5. Kerusakan permanen pada susunan
syaraf, otak, ginjal
6. Gangguan perkembangan janin
7. Kerusakan ginjal
3 Hidrokinon Sebagai obat keras, bahan dalam 1. Iritasi kulit
(Hydroquinone) memproduksi cat, bahan bakar 2. Kulit terbakar
minyak dan pernis 3. Vitiligo
4. Okronosis
4 Asam Retinoat / Pemutih 1. Iritasi Kulit
Tretinoin / 2. Penggunan per oral : efek teratogenik :
Retonoic Acid penyebab abnormalitas perkembangan
(Retin A) janin dalam kandungan
3. Cacat pada Janin
Catatan : Senyawa lain yang berbahaya dalam kategori berbahaya pada kosmetika seperti : Petroleum
distillates, Propylene glycol, Isopropyl alkohol, Coal tar (ter batu bara), formaldehide tidak dibahas lebih
lanjut mengingat waktu terbatas.
1. Identifikasi Rhodamin B
(Terdapat pada lipstick, pemerah pipi dan Eye shadow).

Metode :
1. KLT
2. Spektrofotemetri (UV)
3. KCKT

C28H31N2O3Cl (BM = 479.000)


Peralatan Identifikasi Rhodamin B

Batang Pengaduk Chamber KLT Kuvet Timbangan


Pipet Volume

Gelas arloji Labu Ukur Plat KLT Beaker glass


Gelas ukur

Spektrofotometer Pipet tetes Batang pengaduk


UV - Vis Penangas air
Peralatan lain :
Bahan :

1. Pembanding
Rhodamin B
2. Etil asetat
3. HCl 4 M
4. Metanol
5. Na-Sulfat Anhidrat
6. Sampel (Lipstick)

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi


Ekstraksi dan pembuatan larutan uji

Lipstik Larutan Baku


(Sampel) (Rhodamin B)
- Ditimbang sebanyak 2
gram - Ditimbang sebanyak
- (+) 4 tetes HCl 4 M dan 5 5 mg
ml metanol - Dilarutkan dalam 10
- Dipanaskan hingga ml metanol
melarut (5 menit) - Dikocok hingga larut
- Ditambahkan Natrium
sulfat anhidrat

Larutan Larutan
Uji A Uji B
Uji Kualitatif Rhodamine B
Larutan
Rhodamin B
Larutan Uji
Pembanding

Tambahkan 3 tetes Reagent


Rhodamin B secara
perlahan dan diamkan
beberapa saat.
Diamati perubahan warna
Rhodamin B menjadi
putih kebiruan,

Rhodamine B +++ Rhodamine B +++


Hasil KLT :
Jarak Pelarut (solven)

Jarak Noda

Parameter Kondisi proses


Lempeng KLT Silika gel
Fase gerak Etil asetat n
butanol
ammoniak 25%
Rilai Rf sampel 0,87, 0,87
dan pembanding
Sumber : Rachmawati, 2012)
Spektrofotometer UV - Vis
Digunakan sebab memiliki gugus kromofor (karbonil) dan gugus ausokrom (NR2) dan
dapat menyerap cahaya UV.

maks = 544 nm
No. Sampel Hasil (ppm)

I 4,8

II 5,2

III 5,2

IV 5,6

V 6
KCKT

No. sampel Kadar (g / ml) Kesimpulan

I 1,95 Mengandung Rhodamin B

II 1,18 Terdeteksi Rhodamin B

III 1,23 Terdeteksi Rhodamin B

IV 3,27 Mengandung Rhodamin B

V 0,96 Terdeteksi Rhodamin B


2. Identifikasi Mercury (Raksa)
(Banyak Terdapat pada krim pemutih wajah).
Unsur Logam berbentuk cair
pada suhu kamar (25oC),

Hg Titik beku -38,87oC yang lebih rendah dibandingkan dengan


unsur logam lainnya, dan titik didih sebesar 356,72oC

Banyak dimanfaatkan dalam pembuatan baterai, lampu, amalgam


gigi, penambangan emas secara tradisional, termometer dan
bleaching agent dalam krim pemutih.

Hasil penelitian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)


menunjukkan bahwa dari 20 produk sampel, ada 5 produk kosmetik
pemutih wajah yang telah terdaftar tapi masih mengandung merkuri
walaupun kadarnya kecil (Rina dan Sunarko, 2007). Pada akhir tahun
2012, BPOM menemukan 19 produk kosmetik yang mengandung
merkuri, diantaranya terdapat 17 produk krim pemutih dan 2 produk
sabun pemutih, dan 15 produk diantaranya tidak memliki izin edar
(Anonimous, 2012).
Preparasi sampel (Pembuatan larutan uji):

Sampel

ditimbang sebanyak 2 g,
dimasukkan kedalam gelas kimia yang telah
berisi sedikit air,
larutan sampel diaduk dengan batang
pengaduk setelah itu ditambahkan aquades
sebanyak 25 mL dan 5 mL HNO3 pekat.

direfluks selama 30 menit sampai larutan


menjadi jernih
didinginkan.
disaring

Larutan uji
Uji Kualitatif :

2 ml Larutan uji 5 tetes larutan KI 0,5 N

endapan merah HgI2 (merkuri (II) iodida).

Menggunakan mercury test Kit


Kuantitatif :

1. Spektrofotometer UV Vis

2. Atomis absorption Spectroscopy


Spektrofotometer UV - Vis

Dasar analisis = Pembentukan


kompleks dengan ditizon yang
tidak larut dalam air, sehingga
harus diekstrak dalam pelarut
kloroform. Reaksi antara
merkuri dengan ditizon akan
membentuk kompleks
berwarna sehingga dapat
dianalisis menggunakan
spektrofotometer UV-Visible
max = 550 nm
AAS
Preparasi sampel :

Ditimbang dengan seksama sampel sebanyak 0,1 g dan ditambah


aquadest sebanyak 25 mL. Setelah itu ditambahkan 20 mL larutan
aqua regia (HCl p : HNO3 p = 3 : 1), dan ditempatkan pada hot plate
selama 3 jam, didinginkan dan disaring. Kemudian didapatkan larutan
sampel.

Hasil riset Armin (2013) :

Kadar merkuri pada 3 (tiga) sampel yakni sampel 1, 2, 3 berturut-


turut adalah sebesar 0,56%; 0,28% dan 0,45 %.
3. Identifikasi Hidrokinon
(Biasa terdapat pada pembersih wajah, pemutih kulit).

C6H6O2 BM = 110.11 gmol1


Test Kualitatif

Hydroquinone test kit


Preparasi sampel :
Persiapan Larutan Sampel Persiapan Larutan
Standard hidrokinon
Sampel (krim pemutih)
ditimbang
ditimbang sebanyak 1,25 g, sebanyak 25 g,
dimasukkan kedalam gelas dimasukkan
beker, kedalam labu
Ditambahkan 3 tetes HCl 4 N ukur 25 ml
Ditambahkan 5 ml etanol Ditambahkan
Dipanaskan sambil diaduk etanol sampai
Disaring (didalam kertas saring tanda batas
ditambahkan natrium sulfat
utk mengangkat lemak) Dihomogenkan
Dimasukkan ke dalam labu
ukur 25 ml
Ditambahkan etanol sampai
tanda batas
Dihomogenkan

Larutan standard
Larutan uji (sampel) hidrokinon
Uji Kualitatif KLT :
Plat KLT berukuran 20 x 20 cm diaktifkan
dengan cara dipanaskan dalam oven pada suhu
100C selama 1 jam.
Sampel ditotolkan pada plat KLT dengan
menggunakan kapiler pada jarak 1,5 cm dari
bagian bawah plat, jarak antara noda adalah
2,5 cm. Kemudian dibiarkan beberapa saat 17 cm
hingga mengering.
Rf = 0,4
Plat KLT yang mengandung cuplikan
dimasukkan ke dalam chamber yang telah 7,5 cm
terdahulu telah dijenuhkan dengan fase gerak
berupa N-heksan : aseton (3:2).
Dibiarkan hingga lempeng terelusi sempurna,
kemudian plat KLT diangkat dan dikeringkan. Krofil Kromatogram
Noda hasil pemisahan diamati di bawah cahaya KLT
lampu UV 254 nm dan ditandai posisi bercak,
semprotkan pereaksi nitrat, kemudian dihitung
nilai Rf.
Analisa Kuantitatif serimetri :
Pembakuan Serium (IV) sulfat 0,1 N

Arsentrioksida yang sebelumnya dikeringkan pada suhu 100o C


selama 1 jam ditimbang seksama kurang lebih 200 mg, dan
dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer. Dinding labu erlenmeyer
dicuci dengan 25 ml NaOH (2 gram dalam 25 ml air), digoyang-
goyangkan hingga arsentrioksida larut. Setelah larut semua
ditambah 100 ml air, dan 10 ml asam sulfat, ditambahkan 2 tetes
orto fenantrolin dan larutan osmium tetraoksida dan dititrasi
perlahan-lahan dengan larutan baku serium (IV) sulfat sehingga
warna merah jambu menjadi biru pucat.
Analisis Kuantitatif dengan titrasi
serimetri :
Krim pemutih ditimbang seksama sebanyak 20
mg, ditambahkan 60 ml air mendidih, dan
dipanaskan di atas penangas air sambil diaduk.
Kemudian larutan didinginkan, disaring dengan
kapas dan sisa penyaring dicuci 3x masing-masing
dengan 10 ml air mendidih, didinginkan dan
disaring. Kemudian filtrat dan cairan pencuci
dikumpulkan, ditambahkan 10 ml HSO 0.1 N dan 3
tetes indikator difenilamin. Setelah itu dititrasi
dengan serium (IV) sulfat 0,1 N sampai warna violet
dan dihitung kadar hidrokinon dalam krim.
Hasil Riset Astuti (2016) dari Krim Pemutih Wajah (Journal of agromedicine and medical science Vol 2 No. 1
Spekroskopi UV - Vis
Analisis Kuantitatif menggunakan GC atau
GCMS

RT Hidroquinone = 8 menit.
4. Identifikasi Asam Retinoat
(Biasa terdapat pada Krim Pemutih).

(2E,4E,6E,8E)-3,7-dimethyl-9-(2,6,6-trimethylcyclohexen-1-yl)nona-2,4,6,8-
tetraenoic acid
Preparasi sampel Asam retinoat:
Persiapan Larutan Sampel Persiapan Larutan Standard
Asam retinoat
Sampel (krim pemutih)
ditimbang
ditimbang sebanyak 1,25 g, sebanyak 25 g,
dimasukkan kedalam gelas dimasukkan
beker, kedalam labu
Ditambahkan 3 tetes HCl 4 N ukur 25 ml
Ditambahkan 5 ml etanol Ditambahkan
Dipanaskan sambil diaduk etanol sampai
Disaring (didalam kertas saring tanda batas
ditambahkan natrium sulfat
utk mengangkat lemak) Dihomogenkan
Dimasukkan ke dalam labu
ukur 25 ml
Ditambahkan etanol sampai
tanda batas
Dihomogenkan

Larutan standard
Larutan uji (sampel) Asam retinoat
Analisa Kualitatif dengan KLT :
KLT
Fase gerak yang digunakan dalam analisis dengan KLT ini adalah n-heksan : aseton
(6:4). Campuran fase gerak dimasukkan ke dalam bejana, lalu dilakukan
penjenuhan dengan bantuan kertas saring yang disimpan dengan posisi tegak,
kemudian bejana tersebut ditutup hingga kedap udara. Suatu bejana (chamber)
dikatakan telah jenuh apabila kertas saring yang diletakkan tegak dalam larutan
pengembang tersebut telah terbasahi semua oleh fase gerak. Tahap selanjutnya
adalah meletakkan plat KLT yang telah dilakukan penotolan larutan baku standar
dengan larutan uji hingga fase gerak terelusi hingga batas elusi.

Nilai Rf = 0,89
Analisa Kuantitatif
KCKT
Metode yg telah digunakan adalah Kromatografi
Cair Kinerja Tinggi fase terbalik. Fase gerak yang
digunakan metanol : air : asam asetat glasial
(85:15:0,5) v/v/v, Kolom C18 (Oktadesil Silane),
dimensi kolom 15cm x 4,6mm, detector UV-VIS
353nm, kecepatan alir 1,4 ml/menit, volume
injeksi 20l. Hasil analisis kualitatif menunjukkan
sampel mempunyai waktu retensi sama dengan
pembanding yaitu 3,367-3,468 menit dan analisis
kuantitatif kandungan asam retinoat pada sampel
1, 2, 3 dan 4 adalah sebagai berikut : 1). 7,360,24
ppm, 2). 7,080,05 ppm, 3). 379,8310,96 ppm,
4). 474,1710,01 ppm (Rahayu, 2014).
RT = 3,82 min

RT = 3,82 min
Prinsip Kerja KLT :
Prinsip kerja Spektrofotometer UV - Visible
Prinsip kerja AAS

Metode AAS berprinsip pada absorbsi cahaya oleh atom. Atom-atom menyerap cahaya tersebut pada panjang
gelombang tertentu, tergantung pada sifat unsurnya. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh lebih banyak
energi, suatu atom pada keadaan dasar dinaikan tingkat energinya ketingkat eksitasi. Keberhasilan analisis ini
tergantung pada proses eksitasi dan memperoleh garis resonansi yang tepat.
Prinsip kerja KCKT
Prinsip Kerja GCMS
Referensi :
1. Armin, F, et. Al., 2013, Identifikasi dan Penetapan Kadar Merkuri (hg) dalam Krim Pemutih Kosmetika Herbal
menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA), Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol. 18, No.1, halaman 28-34
ISSN : 1410-0177
2. Anonimous, 1985, Permenkes RI No. 239/Menkes/Per/1985 tentang zat warna tertentu yang dinyatakan sebagai bahan
berbahaya, Departemen Kesehatan, Jakarta.
3. Astuti, 2016, Identifikasi Hidroquinone krim pemutih wajah yang dijual di miinimarket wilayah minomartani Yogyakarta,
Journal of Agromedicine and Medical Science, Vol 2 No. 1.
4. Chen, 2013, Identification of Polii, 2013, Analisis Kandungan Merkuri pada kosmetik Pemutih Wajah yang dijual
Pedagang Kaki lima di Pasar 45 Koya Manado, Farmasi, Unsrat Vol. 2 Np. 01 Februari 2013 ISSN 2302 2493.
5. Hasanah, et.al., Identifikasi Rhodamin B pada Produk Pangan dan Kosmetik yang Beredar di Bandung Jurnal Ilmu
Kefarmasian Indonesia, Vol. 12, No. 1, April 2014, hlm. 104-109
6. Mamoto, LV, 2013, Analisis Rhodamin B pada Lipstik yang beredar di Pasar Kota Manado, Jurnal Ilmiah Farmasi,
Pharmacon, Vol. 2 No. 02. ISSN 2302 2493.
7. Moffats, AC., et. Al., 2003, Clarkes Analysis of Drugs and Poisons in pharmaceuticals, body fluids and Postmortem
material, Third Edition, Pharmaceutical Press.
8. Odumosu, et.al., 2010, Identification and Spectrophotometric determination of Hydroquinone levels in Some Cosmetic
Creams, African Journal of Pharmacy and Pharmacology, Vol. 4 (5), pp. 231 234, ISSN : 1996-0816.
9. Polii, B, et.al., 2010, Analisis Kandungan Merkuri pada Kosmetik Pemutih Wajah yang dijual Pedagang Kaki Lima di
Pasar 45 Kota Manado, Farmasi Unsrat Vol. 2 No. 01. ISSN : 2302 2493.
10. Rahayu, 2014, Analisis Asam Retinoat dalam Sediaan Krim Pemutih yang dijual bebas di Wilayah Purwokerto, Prosiding
Seminar Nasional dan Workshop Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV Tahun 2014.
11. Rachmawati, W, dkk., 2015, Identifikasi Zat Warna Rhodamin B pada Kosmetik Pemerah pipi dan Eye Shadow dengan
metode KLT dan KCKT, Jurnal Farmasi Galenika Volume 01 No. 02 ISSN : 2406 9299.
Terima Kasih :
1. Prof. Dr. Maria Bintang, M. Sc. (Dosen IPB, Pengarang Buku Biokimia) atas arahan yang diberikan kepada penulis.
2. Prof. Dr. Harlem Marpaung (Dosen USU, Analytical Chemistry).
3. Prof. Dr. Zul Alfian, M. Sc. (Dosen USU, Analytical Chemistry).
4. Prof Dr. Jansen Silalahi, M. App.Sc. Apt (Dosen USU, Pharmacy)
5. Prof. Dr. rer.nat. Efendi Delux Putra (Dosen USU, Pharmacy)
6. Ciitas Akademika Jurusan Farmasi Poltekes Medan
7. Civitas Akademika STIKes Nurliana Medan (Farmasi dan IKM)
8. Civitas Akademika STIKes RS Haji Medan.
9. dll yang turut membantu Riset dan Apresiasi Jurnal Penulis.

Koresponden : STIKNA MEDAN PRODI S1 FARMASI S1 IKM


Kelas Reguler dan Ekstension
(www.stikna.ac id)
Jurnal Farmasi dan Kesehatan STIKNA Medan.
Kampus Haji Jl. Rumah Sakit Haji Medan Medan Estate.
061 - 6637572

You might also like