Professional Documents
Culture Documents
RPS :
Badan gemetar dirasakan sejak 1 hari SMRS yang dirasakan pada
seluruh tubuh, pasien juga mengeluhkan nyeri pada ulu hati, nyeri
bertambah saat di tekan. BAB(+), BAK(+)
RPD :
Pasien riwayat Maag (+), DM (-), HT(-)
PEMERIKSAAN FISIK
KU: TAMPAK SAKIT SEDANG KESADARAN: CM
TD: 120/80 N: 99X RR: 21X/MENIT T: 36,5 Sa: 98%
Inf RL 20 tpm
Inj Omeperazole 1 amp/24 jam
Inj ranitidin 1 amp / 12 jam
Sucralfat syr 3xC1
Scopamin 3x1
DISPEPSIA
SINDROMA DISPEPSIA
Bukan istilah dari suatu nama penyakit
Tapi istilah untuk suatu sindroma/kumpulan dari
beberapa gejala/keluhan, berupa:
Nyeri di daerah ulu hati (epigastrium)
Rasa panas di epigastrium
Rasa tidak nyaman di epigastrium
Kembung
Mual muntah
Rasa cepat kenyang/perut rasa cepat penuh/begah
Rasa seperti menyesak dari ulu hati ke atas
Keluhan episodik atau menetap
10
Epidemiologi dispepsia
15 30% dari populasi umum pernah mengalami
dispepsia
Dijumpai 30% dari pasien dokter praktek umum
60% dari semua pasien di klinik gastroenterologi
Di Negara barat: prevalensi 7 41%
(yang berobat hanya 10-20%)
Di Indonesia : data secara nasional (-)
11
Etiologi Dispepsia
1. Akibat penyakit/gangguan dalam lumen
saluran cerna atas, seperti penyakit:
Tukak gaster (ulkus lambung)
Ulkus duodenum
Inflamasi : gastritis/duodenitis
Tumor gaster
Gastropati karena :
NSAID/OAINS
ASA
12
2. Penyakit2 hati, pankreas, dan bilier, spt: hepatitis,
pankreatitis, kolesistitis dll
Esofagitis 35 5,91
15
Endoskopi (esofagoduodenoskopi), diindikasikan bila:
Dispepsia + Alarm symptoms :
Petunjuk awal akan kemungkinan adanya kelainan
organik: BB, anemia, muntah2 hebat, dugaan
obstruksi, hematemesis,melena, keluhan berulang,
umur > 45 th.
Endoskopi dpt mengidentifikasi kelainan organik pada
lumen sal.cerna, biopsi dan pengambilan spesimen
untuk biakan kuman H. pylori
USG : batu empedu, kolesistitis, sirosis hati, hepatoma dsb
Alarm symptoms
(anemia, BB, hematemesis, melena dsb)
- Terapi gagal
+
Terapi empirik Eksplorasi diagnostik : (endoskopik,
radiologi, USG dll)
18
Epidemiologi Dispepsia Fungsional
Indonesia :
secara nasional data (-)
19
Untuk kepentingan th/ gambaran klinis
dispepsia fungsional terbagi atas:
1. Tipe spt ulkus keluhan dominan nyeri epigastrium
disertai nyeri malam hari
2. Tipe spt dismotilitas keluhan dominan kembung,
mual, muntah, rasa penuh, cepat kenyang.
3. Tipe non pesifik tak ada keluhan dominan
20
Sebelum konsensus Roma II,
heart burn/ regurgitasi termasuk dispepsia
tapi saat ini masuk penyakit GERD krn tingginya
sensitifitas dan spesifisitasnya untuk adanya proses GER
21
Patofisiologi Dispepsia Fungsional
Faktor hipersekresi asam lambung mukosa
hipersensitif thd asam
Faktor infeksi Helicobacter pylori?
Dismotilitas hipomotilitas antrum & ggn
koord antroduodenal perlambatan
pengosongan lambung
22
Ambang rangsang nyeri rendah distensi gaster
ringan timbul nyeri
23
Terapi Non Medikamentosa
24
Terapi Medikamentosa
ANTACIDA :
penetralisir faktor asam sesaat, pe nyeri sesaat
Paling umum digunakan
Study metaanalisis manfaat (-), efektifitas = plasebo
25
Penghambat pompa proton / proton pump
inhibitor (PPI) menghambat produksi asam
lambung :
Paling efektif dan superior dlm menghambat
produksi asam lambung
omeprazol, lansoprazol, pantoprazol,
rabeprazol, esomeprazol
mahal
26
Prokinetik (anti mual-muntah):
dimenhidrinat, metoklopramid, domperidon,
cisapride, ondansetron
Antagonis reseptor dopamin2 dan reseptor
serotonin
Utk tipe dismotilitas efektif dibanding plasebo
Sitoprotektor :
sukralfat, teprenon, rebamipid
Mucopromotor
menurunkan prostaglandin
menurunkan aliran darah mukosa
27
Antibiotik:
bila terbukti terlibatnya H.pylori (+)
Amoxicillin, claritromisin, tetrasiklin,
metronidazol, bismuth
28