You are on page 1of 26

BATUK

KELOMPOK 1
ANGGOTA KELOMPOK
Marcela Watania (15101105)
Mona Sulistio (15101105)
Selphina Kumowal (15101105117)
Gabrilia Sukandi (15101105123)
Firdaus Alamri (15101105128)
Jeremi Hohakay (15101105158)
Rifo Mongi (15101105152)
Priscila Tumiwa (15101105)
Amsaline V Hutaean (15101105160)
Zefanya Bernadus (15101105090)
DEFINISI
Batuk merupakan mekanisme refleks yang sangat
penting untuk menjaga jalan napas tetap terbuka
dengan menyingkirkannya atau sebagai reaksi tubuh
terhadap iritasi di jalan napas

Batuk merupakan salah satu gejala paling umum yang


menyertai penyakit pernafasan seperti asma, bronkitis, dan
COPD.
PATOFISIOLOGI
Batuk terjadi melalui stimulasi refleks arkus yang kompleks
oleh reseptor batuk yang berada pada trakea, carina, titik
percabangan saluran udara besar dan kecil di bagian
distal, serta dalam faring.
Mekanisme batuk melalui 3 fase :
Fase inspirasi
Terjadi kontraksi otot abduktor kartilago arytenoideus yang
mengakibatkan glotis secara refleks terbuka lebar. Volume udara yang
diinspirasi berkisar antara 200-3500 ml di atas kapasitas residu
fungsional. Durasi rata-rata fase inspirasi bervariasi dari 0,45 sampai 1,0
s dengan nilai rata-rata 0,75 s.
Fase kompresi
Terjadi kontraksi otot adduktor kartilago arytenoideus yang
mengakibatkan tertutupnya glotis selama 0,2 detik. Pada fase ini tekanan
di paru dan abdomen akan meningkat 50-100 mmHg. Batuk dapat terjadi
tanpa oenutupan glotis karena otot-otot ekspirasi mampu meningkatkan
tekanan intratoraks walaupun glotis tetap terbuka
Fase ekspirasi
Glotis terbuka secara tiba-tiba akibat kontraksi aktif otot ekspirasi
sehingga terjadilah pengeluaran udara dalam jumlah besar dengan
kecepatan tinggi disertai dengan pengeluaran benda-benda asing.
Jumlah durasi fase ekspirasi bervariasi, tapi umumnya antara 0,5 dan
1.0s
ETIOLOGI
Iritan yang terhirup atau teraspirasi
Semua gangguan yang menyebabkan inflamasi,
konstriksi, infiltrasi, dan kompresi jalan nafas
Asma
TBC
Kanker paru-paru
Penyakit paru interstisial, pneumonia, dan abses paru
Gagal jantung kongestif
Penggunaan ACE Inhibitor
1. Berdasarkan durasinya, batuk dibedakan menjadi :
Batuk akut
Subakut
Kronik
2. Berdasarkan Produktivitasnya
Batuk berdahak
Batuk kering
TUJUAN TERAPI
Menghilangkan gejala batuk, penyakit
dan kondisi penyebab batuk
Mengurangi frekuensi, keparahan
dan komplikasi lebih lanjut dari
batuk.
TERAPI NON FARMAKOLOGI

Menghindari asap rokok Hindari debu Perbanyak minum air

Hindari makanan Mengonsumsi pelega Hindari paparan udara


perangsang tenggorokan dingin
tenggorokan
TERAPI FARMAKOLOGI
Algoritma penatalaksanaan batuk kronis

Step 1
Lakukan evaluasi awal untuk mengetahui penyebab atau peningkatan
resiko penyakit tertentu diketahui penyebabnya diatasi sesuai
dengan penyebabnya sukses ? ya teruskan hingga
sembuh

Gagal Go to Step 2
Step 2
Beri pengobatan empirik untuk post-nasal drip menggunakan
kombinasi antihistamin (old generation) dekongestan, jika
perlu ditambah steroid nasal/ipratropium nasal selama 2
minggu jika berhasil teruskan treatment sampai sembuh

Jika tidak Go to Step


berhasil 3
Step 3
Jika batuk berlanjut evaluasi untuk asma
Berikan terapi untuk asma menggunakan bronkodilator dan
steroid inhalasi selama 2 minggu gejala berkurang
lanjutkan hingga sembuh

Gagal Go to Step 4
Step 4
Lakukan pengobatan untuk GERD (gastroesophageal reflux
disease) dengan proton pump-inhibitor, sucralfate, metoklopramid,
cisaprid
berhasil teruskan hingga sembuh

Gagal Go to Step 5
Step 5
Lakukan pemeriksaan lengkap : chest X-ray, PPD test, sinus CT, lung
function test with metacholine inhalation challenge, barium swallow
and prolonged esophageal pH monitoring, satu persatu bertahap

Abnormal chest X-ray, Ikuti dan


Ya Sukses ? Ya
PPD test ? obati

Tidak Tidak
Obati dengan
Antibiotik, dan
Sinus CT
Ya obat untuk post Sukses
abnormal ?
nasal drip (utk 1
bln)

Tidak Tidak sukses

Abnormal LFT and/or


Obati asmanya Sukses
methacholine Ya
untuk 1 bulan
inhalation test

Tidak Tidak sukses


Abnormal results from
Barium swallow exam Obati GERD
and prolonged Ya Sukses
untuk 2 bln
esophageal
pH monitoring ?

Tidak Tidak sukses

Refer to pulmonologist
for further evaluation
GOLONGAN OBAT
Antitusif
Mekanisme kerjanya menekan
batuk dengan mengurangi iritasi
lokal pada reseptor iritan perifer.

Ekspektoran
meningkatkan sekresi cairan saluran
pernafasan sehingga kekentalan
dahak menjadi berkurang akibatnya
dahak akan mudah dikeluarkan.

Mukolitik
memutus serat-serat mukopolisakarida
atau membuka jembatan disulfide
diantara makromolekul yang terdapat
pada dahak sehingga kekentalan
dahak akan menjadi berkurang.
ANTITUSIF
Dekstrometorfan

EFEK SAMPING
MEKANISME KERJA
INDIKASI

Obat antitusif penekan batuk Mengantuk,


non narkotik non opiate gangguan
yang bekerja yang bekerja pencernaan,
pada SSP. secara sentral takikardia,
dengan jalan aritmia, dan
meningkatkan mulut kering.
ambang
rangsang
refleks batuk.
Kodein

Antitusif dan

EFEK SAMPING
Euforia,
INDIKASI

Merangsang reseptor

MEKANISME KERJA
susunan saraf pusat mengantuk,
analgetik (SSP) yang dapat
menyebabkan penahanan urine,
penekanan refleks depresi
batuk. pernafasan dan
jantung,
insomnia,
ketergantungan.
MUKOLITIK
Bromheksin

EFEK SAMPING
INDIKASI

mengencerkan Mual, diare,


MEKANISME KERJA
Mengencerkan sekret pada gangguan
saluran pernafas
lendir saluran an dengan jalan
pencernaan,
menghilangkan sakit kepala,
nafas. serat-serat vertigo,
mukoprotein dan
mukopolisakarida
yang terdapat
pada sputum
Ambroksol

EFEK SAMPING
INDIKASI

Memperlancar Gasintrostinal
MEKANISME KERJA
obat batuk berdahak
pada penyakit pengeluaran yang ringan
sekret yang
bronkopulmonal akut kental dari
dann reaksi
dan kronis yang kelenjar mukosa alergi.
berhubungan dengan dalam saluran
pernapasan sehi
dahak atau lendir ngga melegakan
berlebihan dan pernapasan.
gangguan transportasi
lendir.
EKSPEKTORAN
Gliseryl Guaikolat

EFEK SAMPING
INDIKASI

Meningkatkan Mengantuk,

MEKANISME KERJA
Meringankan batuk
produktif dan volume dan pusing, mulut
mengurangi
produksi sputum kekentalan
kering,
sputum yang muntah dan
yang berlebih.
terdapat di takikardia.
trakhea dan
bronki.
Amonium klorida

EFEK SAMPING
INDIKASI

gangguan

MEKANISME KERJA
Pengobatan untuk sebagai
gejala batuk ekspektoran lambung
yang mengurangi
berdahak kepekatan lendir.
seperti mual
dan muntah
karena
sifatnya yang
merangsang
mukosa.
Djojodibroto, D. 2007. Respirology (Respiratory
medicine). EGC
Staf Pengajar FK Universitas Sriwijaya. 2004. Kumpulan
kuliah farmakologi Ed. 2. EGC
Journal.chesnet.org

You might also like