You are on page 1of 16

KONJUNGTIVITIS ALERGI

ANATOMI PALPEBRA
DEFINISI

Konjungtivitis adalah radang pada konjungtiva atau radang selaput lender yang
menutupi belakang kelopak mata, dalam bentuk akut maupun kronis

Konjungtivitis alergi adalah bentuk radang konjungtiva akibat reaksi alergi terhadap
noninfeksi, dapat berupa reaksi cepat seperti alergi biasa dan reaksi terlambat sesudah
beberapa hari kontak seperti pada reaksi terhadap obat, bakteri, atau toksik.
ETIOLOGI

Reaksi hipersensitivitas tipe cepat atau lambat, atau reaksi antibodi humoral terhadap
alergen.
MANIFESTASI KLINIS

Gejala utama penyakit alergi :


Radang (merah, sakit, bengkak, panas)
Gatal
Silau
Berulang dan menahun
Tanda karakteristik lainnya adalah terdapatnya papil besar pada konjungtiva
KLASIFIKASI

Konjungtivitis vernal
Konjungtivitis akibat reaksi hipersensitivitas (tipe I) yang mengenai kedua mata dan bersifat rekuren.

Terdapat dua bentuk , yaitu


Bentuk palpebral yang mengenai konjungtiva tarsal superior. Terdapat papil besar (Coble stone) yang diselimuti
sekret yang mukoid.
Bentuk limbal terdapat hipertofi papil pada limbus superior yang dapat membentuk jaringan gelatin, dengan
Trans dot yang merupakan degenerasi epitel kornea atau eosinophil dibagian epitel limbus kornea, terbentuknya
pannus, dengan sedikit eosinofil.
Konjungtivitis flikten
Merupakan konjungtivitis nodular yang disebabkan alergi terhadap bakteri atau antigen tertentu.
Disebabkan oleh karena alergi (hipersensitivitas tipe II) terhadap tuberkuloprotein, stafilokok,
limfogranuloma venerea, leismaniasis, infeksi parasite, dan infeksi ditempat lain dalam tubuh.
Sering ditemukan pada anak-anak yang biasanya dengan gizi kurang atau sering mendapat radang saluran
napas.
Gejala konjungtivitis flikten adalah mata berair, iritasi dengan rasa sakit, fotofobia dapat ringan hingga berat.
Apabila kornea ikut terkena selain daripada rasa sakit, pasien juga akan merasa silau disertai
blefarospasme.
Terapi dengan diberi steroid topikal, midriatika bila terjadi penyulit pada kornea, diberi kacamata hitam
karena adanya rasa silau yang sakit, diperhatikan hygiene mata dan diberi antibiotika salep mata waktu
tidur, dan air mata buatan.
Konjungtivitis iatrogenik
Konjungtivitis akibat pengobatan yang diberikan dokter. Berbagai obat dapat memberikan efek samping pada
tubuh, demikian pula pada mata yang terjadi dalam bentuk konjungtivitis.

Sindrom Steven Johnson


Sindrom Steven Johnson adalah suatu penyakit eritam multiform yang berat (mayor). Penyebabnya diduga suatu
reaksi alergi pada orang yang mempunyai predisposisi alergi terhadap obat-obat sulfonamide, barbiturate,
salisilat.
Pada mata terdapat vaskularisasi kornea, parut konjungtiva, konjungtiva kering, simblefaron, tukak dan perforasi
kornea dan dapat memberikan penyulit endoftalmitis, kelainan mukosa dapat berupa konjungtivitis
pseudomembran.
Konjungtivitis atopik
Reaksi alergi selaput lender mata atau konjungtiva terhadap polen, disertai demam. Memberikan tanda
mata berair, bengkak, dan belek berisi eosinofil.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pada pemeriksaan sekret ditemukan sel-sel eosinofil. Pada pemeriksaan darah ditemukan
eosinofilia dan peningkatan kadar serum IgE.
PENATALAKSANAAN

Biasanya penyakit akan sembuh sendiri.


Pengobatan ditujukan untuk menghindarkan penyebab dan menghilangkan gejala.
Terapi :
Vasokonstriktor lokal pada keadaan akut (epinefrin 1: 1.000)
Steroid topikal dosis rendah
Kompres dingin untuk menghilangkan edemanya
Untuk pencegahan diberikan natrium kromoglikat 2% topikal 4 kali sehari untuk mencegah
degranulasi sel mast.
Pada kasus yang berat dapat diberikan antihistamin dan steroid sistemik.

Pada sindrom Steven Johnson, pengobatan bersifat simtomatik dengan pengobatan


umum. Pada mata dilakukan pembersihan sekret, midriatik, steroid topikal, dan
pencegahan simblefaron.
TERIMA KASIH

You might also like