You are on page 1of 31

dr. Sandhy Hapsari A.

Nama : Ny. K
Usia : 77 th
No RM : 1704109951
Tgl Masuk : 17 Juli 2017
Seorang wanita usia 77 tahun datang dengan
keluhan mual dan muntah sejak 4 hari sebelum
masuk rumah sakit (SMRS). Pasien muntah
sebanyak 3 kali sehari, berisi cairan, darah (-),
demam (-), nafsu makan menurun. Pasien juga
mengeluh adanya benjolan di perut kanan
bawah, nyeri (+) hilang timbul dan sudah
dipijat tidak ada perubahan. Buang air besar
tidak bisa sejak 4 hari yang lalu, buang air kecil
lancar. BB menurun (-)
Riwayat keluhan serupa (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat gastritis (+)
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat diabetes (-)
Riwayat pijat (+)
KU
Pasien tampak kesakitan, compos mentis
Tanda Vital
Tensi : 149 / 81 mmHg
Nadi : 78 x/ menit, irama reguler
Frekuensi Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,3 0C
Kulit
Warna sawo matang, turgor menurun (-),
hiperpigmentasi (-), kering (-), petechie (-), ikterik (-)
Kepala
Bentuk mesocephal
Mata
Mata cekung (-/-), konjungtiva pucat (-/-), sklera
ikterik (-/-), perdarahan subkonjugtiva (-/-), pupil
isokor dengan diameter (3 mm/3 mm), reflek
cahaya (+/+), edema palpebra (-/-)
THT
Tak ada kelainan
Leher
JVP R+2cm (tidak meningkat), pembesaran
kelenjar tiroid (-), pembesaran limfonodi cervical (-
), distensi vena-vena leher (-)
Thorax
Jantung : dalam batas normal
Pa ru : dalam batas normal
Abdomen
Inspeksi : distended (-)
Auskultasi : Bising usus (+) normal
Perkusi : Timpani, pekak alih (-)
Palpasi : Massa (+) , nyeri tekan (+)
Punggung : dalam batas normal
Genitourinaria: dalam batas normal
Ekstremitas : dalam batas normal
Status Lokalis
Regio Abdomen hipokondria kanan
Massa (+)
Ukuran 4 cm
Kenyal (+)
Nyeri tekan (+)
Perabaan sama dengan kulit sekitar
Mobile (+)
Pemeriksaan 17072017 Satuan Rujukan

Hb 10.7 g/dl 11-16

HCT 33.8 37-54

RBC 3.77 106/l 3.50 - 5.50

WBC 7.5 103/l 4.0-10.0

AT 315 103/l 100-450

MCV 89.9 /um 80.0-100.0

MCH 28.3 pg 27.0-34.0

MCHC 31.6 g/dL 32.0-36.0

Limfosit 18.7 % 20.00-40.00

Granulosit 73.9 % 50.00-70.00

GDS 88 mg/dl <150

Ureum 25 mg/dl 15-50

Creatinin 1,06 mg/dl 0,6 1,3


Infus RL 20 tpm
Injeksi Ranitidin / 12 jam
Injeksi Ondansetron 4 mg / 12 jam
Amlodipin 5 mg 1 x 1 tab (po)
Dulcolax 1 x 2 tab (po)
Plan: USG, konsul dokter Spesialis Bedah
Intususepsi atau invaginasi adalah suatu
keadaan dimana segmen usus masuk ke dalam
segmen lainnya, yang pada umumnya
berakibat dengan terjadinya obstruksi ataupun
strangulasi.
Etiologi
Idiopatik
Kausatif
Pada intususepsi dapat berakibat terjadinya
obstruksi ataupun strangulasi dari usus.
Obstruksi terjadi secara mendadak, akan
menyebabkan bagian apex intususepsi menjadi
udem dan kaku, maka usus tidak dapat
kembali normal secara spontan.
Pada sebagian besar kasus intususepsi
obstruksi usus terjadi pada daerah ileo caecal.
Apabila terjadi obstruksi sistem limfatik dan
vena mesenterial, akibat dari penyakit
intususepsi yang berjalan progresif dimana
ileum dan mesenterium masuk kedalam
caecum dan kolon, akan dijumpai mukosa
intussusseptum menjadi edem dan kaku,
mengakibatkan obstruksi yang pada akhirnya
akan dijumpai keadaan strangulata dan
perforasi usus.
Serangan nyeri perut berulang-ulang
Diikuti dengan muntah berisi cairan dan
makanan yang ada di lambung.
Lelah dan lesu
Proses invaginasi yang belum terjadi gangguan
pasase isi usus secara total, penderita masih
dapat defekasi tetapi biasanya terjadi diare
ataupun feses yang lunak,
Feses bercampur darah segar dan lendir
Teraba suatu massa tumor berbentuk sosis di
dalam perut di bagian kanan atas, kanan
bawah, atas tengah atau kiri bawah.
Sesudah 18-24 jam serangan sakit yang pertama, usus
yang tadinya tersumbat partial berubah menjadi
sumbatan total, diikuti proses edem yang semakin
bertambah, sehingga pasien dijumpai dengan tanda-
tanda obstruksi, seperti perut kembung dengan
gambaran peristaltik usus yang jelas, muntah warna
hijau dan dehidrasi. Oleh karena perut kembung maka
massa tumor tidak dapat diraba lagi dan defekasi
hanya berupa darah dan lendir. Apabila keadaan ini
berlanjut terus akan dijumpai muntah feses, dengan
demam tinggi, asidosis, toksis dan terganggunya aliran
pembuluh darah arteri, pada segmen yang terlibat
menyebabkan nekrosis usus, ganggren, perforasi,
peritonitis umum, syok dan kematian.
Teraba massa tumor di perut bentuk bujur
pada bagian kanan atas, kanan bawah, atas
tengah, kiri bawah atau kiri atas (palpebra
abdominal mass).
Pemeriksaan darah rutin
Pada pemeriksaan pdarah rutin ditemukan
peningkatan jumlah neutrofil segmen (>70%)
Pemeriksaan Radiologi
Foto polos abdomen: didapatkan distribusi udara
didalam usus tidak merata, usus terdesak ke kiri
atas, bila telah lanjut terlihat tanda-tanda obstruksi
usus dengan gambaran air fluid level. Dapat
terlihat free air bila terjadi perforasi
Pemeriksaan Ultrasonografi
Pemeriksaan ultrasonografi menunjukkan gam-
baran target sign pada potongan melintang
invaginasi dan pseudo kidney sign pada potongan
longitudinal invaginasi
Untuk menegakkan diagnosis intususepsi /
invaginasi didasarkan pada anamnesis,
pemeriksaan fisik, laboratorium dan radiologi,
tetapi diagnosis pasti dari suatu intususepsi
adalah ditemukannya suatu keadaan dimana
segmen usus masuk ke dalam segmen lainnya,
pada saat dilakukan operasi laparotomi.
.Gejala klinis yang menonjol dari invaginasi
dikenal dengan Trias Invaginasi, yang terdiri
dari :
Nyeri perut yang datangnya secara tiba-tiba, nyeri
bersifat serang serangan, nyeri menghilang selama
10-20 menit, kemudian timbul lagi serangan (colicky
abdominal pain).
Teraba massa tumor di perut bentuk bujur pada
bagian kanan atas, kanan bawah, atas tengah, kiri
bawah atau kiri atas (palpebra abdominal mass).
Buang air besar campur darah dan lendir ataupun
terjadi diare (red currant jelly stools).
Penatalaksanaan dari intususepsi / invaginasi
pada umumnya meliputi resusitasi, kofirmasi
diagnostik melalui ultrasonografi, reduksi
hidrostasis, reduksi dengan barium enema
(kecuali penderita mengalami tanda-tanda
peritonitis), dengan intervensi bedah
merupakan pilihan terakhir kecuali pada kasus
khusus.
Reduksi dengan barium enema
Reduksi dengan tindakan operasi
Keberhasilan penatalaksanaan intususepsi /
invaginasi ditentukan oleh cepatnya
pertolongan diberikan, jika pertolongan sudah
diberikan kurang dari 24 jam dari serangan
pertama maka akan memberikan prognosis
yang lebih baik.
Seorang wanita usia 77 tahun datang dengan
keluhan mual dan muntah sejak 4 hari sebelum
masuk rumah sakit (SMRS). Pasien muntah
sebanyak 3 kali sehari, berisi cairan, darah (-),
demam (-), nafsu makan menurun. Pasien juga
mengeluh adanya benjolan di perut kanan
bawah, nyeri (+) hilang timbul dan sudah
dipijat tidak ada perubahan. Buang air besar
tidak bisa sejak 4 hari yang lalu, buang air kecil
lancar. BB menurun (-)
Dari pemeriksaan fisik, diperoleh abnormalitas
sebagai berikut :
Status Lokalis Regio Abdomen hipokondria
kanan
Massa (+), ukuran 4 cm, kenyal (+), nyeri tekan
(+), perabaan sama dengan kulit sekitar, mobile (+)
Dari pemeriksaan penunjang, diperoleh
abnormalitas pada: pemeriksaan laboratorium
darah, diperoleh Hb 10,7 g/dl (anemia), Ht 33,8 %,
limfosit 18.7 % (limfositopenia), granulosit 73.9 %
(granulositosis).
Pasien tersebut terdiagnosis sebagai
intususepsi berdasarkan atas kriteria klinis
berupa nyeri perut yang datangnya secara tiba-
tiba, menghilang selama 10-20 menit,
kemudian timbul lagi serangan (colicky
abdominal pain), Teraba massa tumor di perut
bentuk bujur pada bagian kanan bawah
Diagnosis : Intususepsi
Penatalaksanaan :
Infus RL 20 tpm
Injeksi Ranitidin / 12 jam
Injeksi Ondansetron 4 mg / 12 jam
Amlodipin 5 mg 1 x 1 tab (po)
Dulcolax 1 x 2 tab (po)
Plan: USG, konsul dokter Spesialis Bedah

You might also like