You are on page 1of 51

MENCIPTAKAN

PRAKTIK KLINIK
YANG EFEKTIF
a. Identifikasi kondisi dan kebutuhan
masing-masing institusi Pendidikan
Dalam merancang kebutuhan pembelajaran
klinik yang efektif masing-masing institusi
perlu mempertimbangkan:
- Berapa kelas yang akan praktik klinik dalam
waktu yang sama?
- Berapa peserta didik yang akan berpraktik
dan akan menjalani rotasi pada waktu yang
sama?
- Semester berapakah mereka?
- Kompetensi yang hendak dipelajari
- Lahan praktik yang bagaimana yang
dibutuhkan, apakah lahan tersebut sesuai
kebutuhan kita, apakah membutuhkan lahan
lain?
- Apakah tersedia staf dan bidan yang dapat
berperan sebagai preseptor, dapatkah
preseptor dari luar institusi pendidikan
digunakan?
- Keuntungan apa yang dapat ditawarkan
preseptor
Panduan Perencanaan:
Preseptor dapat berasal dari institusi
pendidikan, staf lahan praktik atau bidan
praktik swasta
Pada semester-semester awal rasio preseptor:
peserta didik, tidak melebihi 1 preseptor : 5
peserta didik
Semester akhir, BPS di wilayah dan sekitarnya
untuk berperan sebagai mentor, mereka harus
berpraktik di suatu institusi pelayanan seperti;
puskesmas, RS, atau kombinasi lahan praktik
yang memungkinkan berpraktik secara
keseluruhan
Pertimbangkan lahan praktik alternatif
seperti, BPS dan RB kecil; lahan ini
diharapkan dapat melakukan perbaikan
dan peningkatan kualitas praktik (up
grade) untuk pelayanan yang diperlukan,
kualitas klien lebih penting dari
kuantitas klien
Peserta didik bila sudah proficient pada
model, maka untuk kasus diperlukan
lebih sedikit
Banyak keuntungan selain uang yang
diperoleh bila para preseptor bekerja
secara sukarela dengan peserta didik.
Keuntungan tersebut dapat berupa
kesempatan mengikuti pendidikan
lebih lanjut secara gratis, menghadiri
seminar, akses ke perpustakaan,
pengakuan atau penghargaan untuk
kinerja yang sangat baik
b. Mengupayakan dukungan dan
komitmen pihak terkait utama (key
stakeholder)
Penguatan pembelajaran/ praktik klinik
sangat memerlukan komitmen dan kemauan
untuk berubah dari semua pihak. Walaupun
pihak institusi pendidikan dapat memimpin
perubahan ini, pihak terkait lainnya harus
mengetahui sepenuhnya dan mendukung
pendekatan baru tersebut
Contoh-contoh pihak terkait pertama
dan perannya :
Institusi Pendidikan :
- harus mengetahui bahwa perubahan memang
diperlukan dan bahwa pendekatan baru tersebut
tidak hanya efektif tapi juga layak.
- Institusi akan berperan penting dalam memberikan
saran pada pihak terkait mengenai pentingnya
perubahan dan memastikan bahwa modifikasi
dapat dilakukan terhadap anggaran untuk
mengakomodasi perubahan tersebut
Dinas Kesehatan :
- Berperan penting dalam menjalankan
perubahan dalam pemberian
pelayanan dan mengidentifikasi
preseptor
- perlu diyakinkan bahwa pelayanan
yang berkualitas tinggi akan sangat
bergantung pada kualitas lulusan yang
dihasilkan
Organisasi Profesi (IBI) :
- Berperan penting dalam menyarankan
perubahan praktik klinis dan pemberian
pelayanan
- Seperti halnya Dinkes, IBI juga sangat
berkepentingan terhadap lulusan pendidikan
bidan yang berkualitas yang dapat
mempromosikan dan memajukan profesi
bidan.
- IBI dalam posisi yang sangat baik untuk
membantu pendidikan bidan dalam
mengidentifikasi BPS yang berpraktik dengan
kemampuan yang tinggi untuk dapat dijadikan
preseptor
Direktur/ Pemilik Lahan Praktik
- Sangat penting dalam memperkuat praktik klinik
dan harus memiliki komitmen penuh untuk
menerapkan pendekatan baru dalam praktik
klinik
- Beberapa hal yang harus dipenuhinya:
menerima dan menyambut peserta didik
Menugaskan staf sebagai preseptor dan mau
mengadakan perubahan-perubahan
Mengendalikan jumlah praktikan (tidak terlalu
banyak dari berbagai institusi berbeda)
Mendukung perubahan praktik klinik sesuai
dengan evidence
c. Mengidentifikasi dan
menetapkan seorang koordinator
praktik klinik di institusi
pendidikan untuk memfasilitasi
komunikasi dan koordinasi
- Mengidentifikasi preseptor dan lahan
praktik/ klinik yang sesuai
- Menetapkan peserta didik (dlm
kelompok atau individual) yang akan
menjadi tanggung jawab seorang
preseptor
- Mengorientasikan preseptor pada peserta
didik, tujuan-tujuan belajar, perangkat-
perangkat penilaian, jadwal, dan
permintaan/ tugas khusus lainnya
- Berkomunikasi secara rutin (sesuai jadwal
yang telah ditentukan sebelumnya) dengan
preseptor selama rotasi klinik untuk
memonitor kemajuan peserta didik dan
waspada terhadap kesulitan-kesulitan
apapun yang muncul
- Selalu siap sedia untuk merespon masalah-
masalah atau kesulitan-kesulitan yang
mungkin berkembang antara para peserta
didik secara individual dan preseptor
d. Mengidentifikasi lahan praktik klinik
- Pilih lahan praktik dengan pemimpin yang
mau menerima perubahan
- Koordinator berkonsultasi dengan pihak
terkait untuk mengidentifikasi lahan yang
sesuai
- Harus mendapatkan persetujuan dan izin
dari pimpinan lahan, lahan praktik harus
menyetujui dan mengizinkan stafnya untuk
menjadi preseptor dan juga mengizinkan
preseptor dari institusi pendidikan untuk
ditempatkan di lahan
- Ketika memilih lahan praktik mulailah
dengan mengidentifikasi provider
secara individual yang kuat dan dapat
menjadi panutan untuk peserta didik
e. Memilih preseptor/ mentor
- Praktik yang efektif sangat tergantung
pada partisipasi dari seorang
preseptor klinik
- Preseptor dapat berasal dari institusi
pendidikan dan dari lahan praktik atau
bidan-bidan yang dibayar paruh waktu
- Preseptor bertanggung jawab untuk
mengawasi aktifitas peserta didik di
lahan praktik
-Atribut-atribut preseptor klinik:
berpotensi menjadi panutan (role model)
yang kuat untuk para peserta didik)a
Memiliki keinginan untuk bekerja dengan
peserta didik
Mahir dalam keterampilan-keterampila
klinis dan konseling (sudah mempraktikan
keterampilan-keterampilan yang konsisten
dengan keterampilan-keterampilan yang
diajarkan di kelas, jika memungkinkan)
Dapat bekerja secara penuh dengan para
mahasiswa selama rotasi klinik
Jika mungkin bekerja di sebuah tempat
praktik yang menyediakan seluruh ruang
lingkup pelayanan secara penuh (yaitu
kesehatan ibu dan bayi baru lahir, KB,
kesehatan anak)
Tugas-tugas Spesifik Preseptor
Memberikan tugas-tugas pada peserta
didik dan menugaskan pasien pada
peserta didik
Mendemonstrasikan keterampilan-
keterampilan
Melakukan coaching dan umpan balik
segera, selama, dan setelah prosedur-
prosedur klinis dan sesi-sesi konseling
Menilai kemajuan peserta didik menuju
pencapaian kompetensi
Memfasilitasi pertemuan-pertemuan pra-
klinik dan pasca klinik
Mengidentifikasi dan mengembangkan
kesempatan-kesempatan belajar untuk para
peserta didik
Memfasilitasi kolaborasi antara peserta
didik dan anggota staf lain
Berkomunikasi secara rutin dengan institusi
pendidikan
f. Mempersiapkan Preseptor/ Mentor
Setelah pemilihan dan penetapan
preseptor/ mentor, maka sangat penting
untuk memperkuat keterampilan klinik
yang mungkin masih lemah/ kurang dan
mengembangkan keterampilan mengajar/
memfasilitasi yang penting untuk
pengajaran klinik yang efektif
g. Sosialisasi lahan praktik dan para
stafnya terhadap pendekatan baru
- Setelah pelatihan, diharapkan preseptor
memiliki pemahaman mengenai peranan
mereka dan akan mengembangkan rencana-
rencana awal untuk penatalaksanaan praktik
klinik
- Segera setelah pelatihan, para preseptor
harus melapor pada pimpinan setempat dan
menginformasikan pada staf lainnya untuk
membahas pendekatan baru dalam praktik
klinik
Para preseptor harus menggambarkan
peranan preseptor, peserta didik, dan staf
lainnya selama praktik
Para preseptor mungkin juga mulai
mendiskusikan dan menyarankan
perubahan-perubahan penting dalam
praktik saat itu yang mengarah pada
asuhan yang berdasarkan pada bukti
(evidence based)
h. Menyiapkan dan meningkatkan
(upgrade) lahan praktik
Setelah standarisasi dan aktifitas pelatihan
lain selesai, preseptor terpilih dari lahan
akan berada pada posisi yang sangat baik
untuk menyiapkan lokasi klinik bagi
peserta didik dan mengenalkan
perubahan-perubahan dalam pemberian
pelayanan dari asuhan
Dalam waktu yang pendek, tidak mungkin
menerapkan semua perubahan yang
diperlukan, sehingga preseptor dan
institusi pendidikan membuat prioritas
perubahan yang diperlukan
Saran perubahan, prioritas dan persiapan
meliputi:
- Asuhan ANC
- Asuhan INC
- Asuhan PNC
- Asuhan BBL
Saran perubahan asuhan antenatal:
mengidentifikasi lokasi pertemuan-pertemuan
pre-klinik dan pasca-klinik
Identifikasi ruang pemeriksaan tempat peserta
didik akan menghabiskan waktu 30-45 menit
dengan seorang klien untuk melakukan
pencatatan riwayat medis secara menyeluruh,
pemeriksaan, dan konseling
Menyarankan asuhan antenatal terfokus,
memastikan bahwa setiap anggota staf
mendiskusikan persiapan persalinan dan
kesiagaan terhadap komplikasi bersama setiap
klien
Saran perubahan asuhan intranatal
Pastikan bahwa partograf tersedia dan
digunakan oleh semua staf untuk semua
klien
Perkenalkan dokumentasi catatan SOAP
Pastikan bahwa peserta didik
diperbolehkan untuk mempraktikan
dukungan pada ibu bersalin saat persalinan,
hand manuver APN, manajemen aktif kala
III, dan penjahitan robekan
Bekerja dengan staf untuk memastikan
bahwa para bayi tidak dipisahkan dari ibu-
ibu mereka setelah lahir, dan bahwa
pemberian ASI segera akan didukung
Menerapkan dekontaminasi instrumen di
dalam larutan klorin 0,5%
Memastikan bahwa sarung tangan dan
peralatan pelindung pribadi cukup
tersedia, dan dapat digunakan oleh
peserta didik
Saran perubahan asuhan post partum
Pastikan bahwa peserta didik memiliki
waktu yang cukup dengan ibu post partum
untuk melakukan pemeriksaan fisik
menyeluruh dan konseling
Memastikan bahwa sarung tangan tersedia
untuk dipakai peserta didik selama
pemeriksaan fisik
Mendorong staf untuk mendukung para
mahasiswa dalam melakukan sesi konseling
kelompok
Saran perubahan asuhan BBL
Memastikan bahwa bayi tetap bersama
ibunya
Memastikan pelaksanaan IMD untuk
keberhasilan pemberian ASI ekslusif
Memungkinkan para peserta didik untuk
memberikan imunisasi pada bayi sebelum
bayi pulang
Memastikan bahwa para peserta didik
dapat melakukan pemeriksaan BBL dengan
dihadiri oleh ibu bayi tersebut
i. Memasukkan peserta didik dalam
kelompok dan menunjuk preseptor
- jika mungkin, izinkan peserta didik untuk
mendata dan kecenderungan pemilihan
tempat praktik yang lebih disukai
mereka. Dengan demikian mereka lebih
termotivasi dan berperan lebih aktif
dalam proses belajar
- Peserta didik juga diberi kesempatan
memilih atau mengusulkan lahan praktik
tambahan
- Koordinator praktik menyediakan daftar
lokasi/ lahan dan peserta didik diberi
kesempatan memilih 3 pilihan teratas pada
selembar kertas
- Koordinator klinik mencoba
mengakomodasi baik susunan kelompok
maupun lokasi yang disukai oleh peserta
didik
- Tidak boleh lebih dari 5 orang peserta
didik dalam 1 kelompok untuk semester 3-
5 dan tidak lebih dari 2 orang per-
kelompok untuk semester akhir
j. Memonitor pengalaman klinik
peserta
- Segera setelah praktik dimulai koordinator
klinik harus memonitor jalannya praktik
- Koordinator harus berbicara/ pertemuan
dengan masing-masing preseptor sekitar
setiap 2 minggu
- Preseptor harus diyakinkan kembali bahwa
ia dapat menghubungi koordinator kapan
saja jika muncul kesulitan atau masalah
- Usahakan koordinator klinik
mengunjungi lokasi praktik minimal 1
kali selama periode praktik untuk
bertemu dengan pimpinan setempat
dan memastikan bahwa semuanya
berjalan lancar
- Koordinator klinik juga mencoba
mengamati pertemuan pra, sesi
bimbingan/ coaching dan pasca klinik
k. Mengevaluasi pengalaman klinik
Setiap rotasi selesai, para peserta didik
dan preseptor harus diberi kesempatan
untuk mengevaluasi pengalamannya
Peserta didik harus memberikan feed
back/ evaluasi baik pada preseptor
maupun lahan praktik
Preseptor harus mengevaluasi lahan
praktik dan dukungan yang mereka
terima dari institusi pendidikan
Evaluasi merupakan alat berharga
bagi institusi karena melalui evaluasi
ini institusi pendidikan juga akan
belajar bagaimana memfasilitasi dan
mendukung rotasi klinik di masa
depan dengan cara terbaik
l. Penatalaksanaan Praktik Klinik
1. Pelayanan antenatal dan KB
Karena peserta didik masih mengembangkan
keterampilan-keterampilan dasar, satu saran :
identifikasi sebuah ruangan/ lokasi tempat peserta
didik diizinkan untuk menghabiskan waktu 30-45
menit dengan 1orang klien,
Selama waktu tersebut, peserta didik akan
melakukan
- Pencatatan riwayat terfokus
- Melaksanakan konseling yang baik untuk persiapan
persalinan
- Kesiagaan terhadap komplikasi
- Melakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium yang
diperlukan
Pada akhir kunjungan klien, peserta didik
mendokumentasikan semua temuannya
dalam catatan SOAP
Sejalan dengan semakin majunya peserta
didik, jumlah waktu yang diperlukan untuk
sebuah kunjungan lengkap berkualitas tinggi
akan berkurang
Pada awal rotasi, preseptor harus hadir
dalam pencatatan riwayat, konseling, dan
pemeriksaan fisik, dan ia harus membantu
peserta didik menulis catatan SOAP
Dengan semakin kuatnya keyakinan
preseptor bahwa peserta didik telah
melakukan pelayanan yang aman dan
kompeten, maka peserta didik dapat
melakukannya tanpa kehadiran preseptor,
tetapi preseptor harus mengkaji kembali
rencana asuhan bersama peserta didik
sebelum klien pergi
Selain itu preseptor harus mengkaji semua
catatan SOAP untuk memonitor kualitas
pelayanan
Pada awal rotasi, ketika preseptor
mengamati seorang peserta didik yang
melayani klien, peserta didik lainnya dapat
bekerja dan membantu staf lain. Peserta
didik tersebut juga dapat melakukan
konseling/ penyuluhan kesehatan pada klien
yang menunggu
Selama proses praktek berlangsung, sesuai
dengan ruang dan jadwal, preseptor dapat
mengkaji ulang semua pelayanan dan
catatan SOAP peserta didik
2. Pelayanan Intrapartum
1 klien pada awal praktik setiap peserta
didik melayani hanya 1 klien
Peserta didik harus berkomunikasi dengan
staf yang bertanggung jawab untuk klien
tersebut
Pelayanan yang diberikan peserta didik
harus komprehensif, lengkap dan sistematis
Preseptor harus hadir dalam setiap langkah
dan kegiatan yang dilakukan peserta didik
Preseptor harus memeriksa dokumentasi
(SOAP) dan partograf setiap satu
dokumen klien hanya boleh dibuka dan
dipelajari oleh 1 peserta didik untuk
melindungi hak-hak privasi
Pada awal praktik, pemantauan oleh
preseptor terhadap peserta didik dilakukan
secara ketat
Pada saat peserta didik menolong
persalinan, preseptor harus siap disisi
tempat tidur, memakai sarung tangan dan
peralatan perlindungan lainnya
Sejalan dengan semakin terampilnya
peserta didik, preseptor mulai mengurangi
intensitas. Preseptor dapat berdiri agak
jauh dari tempat tidur dan tidak perlu
memakai sarung tangan tetapi tetap dalam
kesiagaan
3. Pelayanan Post Partum
Setiap persalinan yang dibantu peserta didik,
mereka harus menyelesaikan monitoring
post partum dini, pemeriksaan ibu post
partum dan konseling sebelum klien pulang
Upayakan peserta didik dapat melakukan
follow up ke rumah selama minggu pertama
nifas
Peserta didik dapat juga melakukan
konseling, kelompok di ruang nifas
(konseling KB, pemberian ASI, pemeliharaan
bayi, nutrisi dan bayi)
Pada kunjungan ibu post partum dan
konseling awal, preseptor harus hadir di
samping peserta didik
Bimbingan mulai dikurangi sejalan dengan
perkembangan peserta didik, namun
demikian, semua rencana asuhan dan
catatan-catatan peserta didik harus
diperiksa/ pantau
4.Asuhan Bayi Baru Lahir
Setiap bayi yang ditolong oleh peserta
didik harus diperiksa, dimonitor oleh
peserta/ penolong persalinan sampai
bayi diperbolehkan pulang
Bayi dikunjungi di rumah, sebagai
suatu paket asuhan bersama ibunya
yang dilakukan secara ketat pada
minggu pertamakehidupannya
Peserta didik harus mempunyai waktu yang
cukup untuk melakukan pemeriksaan fisik
secara menyeluruh, memberikan konseling
dan bantuan untuk mendukung pemberian
ASI oleh keluarga, mendokumentasikan
asuhan yang dilakukan dalam catatan SOAP
Jika peserta didik belum menolong
persalinan, ia dapat melakukan pemeriksaan
bayi baru lahir dan konseling untuk klien lain
di lokasi tempat praktik
Preseptor harus hadir untuk pemeriksaan
dan konseling pada awal praktik
m. Orientasi lokasi tempat praktik
Orientasi secara menyeluruh pada awal
praktik harus dilakukan selama lebih kurang
1 jam sebelum praktik dimulai
Pada pertemuan awal akan terjadi
perkenalan antara preseptor dengan peserta
didik dan staf lain di tempat praktik.
Mengklarifikasi harapan-harapan dan
program
Preseptor harus siap menginformasikan
kepada peserta didik, jadwal praktik, waktu-
waktu khusus, tugas-tugas khusus dan
aktifitas mendatang yang perlu diantisipasi
Preseptor memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk berbagi pengalaman
dimasa lalu yang berhubungan dengan
praktik klinik
Preseptor harus menjelaskan
pengalamannya yang dapat mempengaruhi
gaya preseptor
Terimakasih...

You might also like