Professional Documents
Culture Documents
TUBERKULOSIS
PARU
RPK
Tidak ada anggota keluarga yang
menderita keluhan seperti pasien.
Pasien tinggal diaderah padat penduduk
Pasien bekerja sebagai Petani.
Riwayat minum alkohol tidak ada
Riwayat merokok tidak ada
Sosial-ekonomi : kurang
Pola makan : baik 3x1/hari. Sekali makan
bisa habis 1 piring nasi.
Kesadaran : Composmentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Nafas : 24 x / menit
Suhu : 36,70C
KEPALA DAN LEHER :
Hb : 12,0 gr %
Leukosit : 16.400 / mm3
Trombosit : 516.000 / mm3
Ht : 34,6 vol %
Fungsi Hati : Bilirubin Total 1,14 mg/dl
Imuno Serologi : HBs Ag : Negatif.
Kesan :
- Leokositosis
- Trombositosis
Tanggal 2 Desember 2014
MIKROBIOLOGI :
Pewarnaan BTA :
S1 : Positif (+3)
P : Positif (+3)
S2 : Positif (+3)
Interpretasi :
Paru :
Sudut costo frenikus tumpul
Cavitas dikedua lapang paru
Letak diafragma normal di costa 9.
Terdapat tenting
Terdapat fibrotik
Terdapat infiltrat dikedua lapangan paru.
Jantung :
Tidak ada pembesaran.
Diafragma :
Sudut costoprenikus lancip.
Letak diafragma normal (Costa 9 )
Jantung CRT < 50%.
Kesan : TB.Paru
Tn.H, 29 tahun, Laki-laki, Agama Islam, Alamat Dusun tello
Bangkinang, datang ke RSUD Bangkinang dengan keluhan utama
batuk berdahak sejak 7 bulan SMRS (Sebelum Masuk Rumah Sakit).
Batuk berdahak kental berwarna putih, sebanyak 1 sendok teh. Batuk
dirasakan terus menerus. Sesak nafas sejak 6 bulan yang lalu. Sesak
nafas semakin memberat ketika beraktifitas dan tidak beraktifitas. Sesak
tidak menciut. Pasien juga mengeluhkan nyeri dada seperti tertusuk-
tusuk. nyeri dirasakan ketika beraktifitas dan tidak beraktifitas. Nyeri tidak
menjalar. nyeri dirasakan hilang timbul. Batuk berdarah tidak ada.
Demam sejak 6 bulan ini. Demam dirasakan naik-turun. Demam
meningkat saat malam hari. Demam disertai menggigil. Keringat malam
sejak 6 bulan yang lalu, meskipun cuaca dingin. Nafsu makan berkurang
sejak 8 hari yang lalu. Berat badan menurun sejak 8 hari yang lalu. Berat
badan pasien menurut dari 75 Kg menjadi 50 Kg. Karena kondisi semakin
lemah, pasien kemudian dibawa ke RSUD Bangkinang. Pada
pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis, Suara nafas Amforis.
Pada pemeriksaan laboratorium leukosit 16.400 / mm3, trombosit 516.000
/ mm3, dan pemeriksaan sputum BTA +3. Pada thoraks ditemukan sudut
costo frenikus tumpul, cavitas kedua lapang paru, iga terletak di costa
9, terdapat tenting, terdapat fibrotik dan infiltrat dikedua lapangan
paru.
Batuk berdahak
Keringat malam
Nafsu makan menurun
Berat badan turun
Leukositosis
Trombositosis
Tuberkulosis Paru
Non Farmakologi :
Edukasi
Pasien perlu diingatkan bahwa pengobatan TB paru ini
berlangsung lama yakni minimal 6 bulan. Obat harus diminum
secara teratur dan tidak boleh putus. Pasien juga diberitahu
tentang efek samping obat seperti rifampisin yang dapat
mengakibatkan air seni berwarna merah, sehingga jika
ditemukan kondisi tersebut pasien tidak menghentikan minum
obat.
Tidak membuang dahak sembarangan.
Anjuran untuk menutup mulut jika batuk
Makan makanan yang banyak mengandung karbohidrat dan
protein. Konsul ke bagian gizi.
Pola hidup sehat yakni menjaga kebersihan lingkungan dan
tempat tinggal.
Farmakologi :
IVFD Rl 20 Tpm
Inj. Methilpretnisolon 2 x 1
Inj.Ceftriakson 2 x 1
Nebu Falbiven 4 x 1
Drip Aminofilin / kolf
Curcuma tab 3 x 1
B6 1 x 10 mg
Azitromicin tab 500 mg 1 x 1
Ethambutol 500 Mg 1 x 1
Rimactacid 1 x 1
Anjuran :
Pemeriksaan BTA
Pemeriksaan Darah Rutin : Leukosit, Trombosit.
1 Desember 2014
S : Sesak sudah mulai berkurang, nafsu makan baik,
Bab dan Bak dalam batas normal.
O : TD = 130/80 mmHg
N = 80 x/i
RR = 24 x/i
T = 36,7oC
Inspeksi:
Statis : Simetris kanan dan kiri
Dinamis : Simetris gerakan dada kanan dan kiri
Palpasi : vokal fremitus kanan = kiri.
Perkusi : sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas = Amforis
A : TB. Paru
P:
IVFD Rl 20 Tpm
Inj. Methilpretnisolon 2 x 1
Inj.Ceftriakson 2 x 1
Nebu Falbiven 4 x 1
Drip Aminofilin / kolf
Curcuma tab 3 x 1
B6 1 x 10 mg
Azitromicin tab 500 mg 1 x 1
Ethambutol 500 Mg 1 x 1
Rimactacid 1 x 1
2 Desember 2014
S : Sesak sudah mulai berkurang, nafsu makan baik,
Bab dan Bak dalam batas normal.
O : TD = 120/80 mmHg
N = 76 x/i
RR = 20 x/i
T = 36 oC
Inspeksi:
Statis : Simetris kanan dan kiri
Dinamis: Simetris gerakan dada kanan dan kiri
Palpasi : vokal fremitus kanan = kiri.
Perkusi : sonor kedua lapangan paru
Auskultasi : Suara nafas = Amforis
A : TB. Paru
P:
Cefixime 2 x 1
Curcuma tab 3 x 1
B6 1 x 10 mg
Rimactacid 1 x 1
Pasien Pulang
Seorang pasien laki-laki nama Tn.H, usia 29 tahun, Agama Islam,
Alamat Dusun tello Bangkinang, datang ke RSUD Bangkinang
dengan keluhan utama batuk berdahak sejak 7 bulan SMRS
(Sebelum Masuk Rumah Sakit). Batuk berdahak kental berwarna
putih, sebanyak 1 sendok teh. Batuk dirasakan terus menerus. Sesak
nafas sejak 6 bulan yang lalu. Sesak nafas semakin memberat
ketika beraktifitas dan tidak beraktifitas. Sesak tidak menciut. Pasien
juga mengeluhkan nyeri dada seperti tertusuk-tusuk. nyeri dirasakan
ketika beraktifitas dan tidak beraktifitas. Nyeri tidak menjalar. nyeri
dirasakan hilang timbul. Batuk berdarah tidak ada. Demam sejak 6
bulan ini. Demam dirasakan naik-turun. Demam meningkat saat
malam hari. Demam disertai menggigil. Keringat malam sejak 6
bulan yang lalu, meskipun cuaca dingin. Nafsu makan berkurang
sejak 8 hari yang lalu. Berat badan menurun sejak 8 hari yang lalu.
Berat badan pasien menurut dari 75 Kg menjadi 50 Kg. Karena
kondisi semakin lemah, pasien kemudian dibawa ke RSUD
Bangkinang.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis,
Suara nafas Amforis. Pada pemeriksaan laboratorium leukosit
16.400 / mm3, trombosit 516.000 / mm3, dan pemeriksaan
sputum BTA +3. Pada thoraks ditemukan sudut costo frenikus
tumpul, cavitas kedua lapang paru, iga terletak di costa 9,
terdapat tenting, terdapat fibrotik dan infiltrat dikedua lapangan
paru.
Keluhan pada pasien tersebut di atas disebabkan
karena telah terinfeksi oleh kuman tuberkulosis tersebut. Yang
mana kuman tersebut telah menempel pada jaringan paru.
Pengobatan yang diberikan selama perawatan pada pasien yaitu diberikan
Azitromisin tab 500 mg 1x1 sebagai antimikroba ataupun antibakteri golongan
makrolida untuk infeksi saluran nafas atas maupun bawah. Pasien juga diberikan
Ethambutol 500 mg 1x1 yang diindikasikan untuk pengobatan TB dan beberapa
infeksi microbial oportunistik, Inj.Methilpretnisolon 2x1 berfungsi sebagai supresi
inflamasi, Inj.Ceftriaxone 2x1 efektif untuk mikroorganisme gram positif dan negatif,
Nebu Farbiven 4x1 berfungsi untuk mengurangi sesak,mengencerkan dahak,
bronkospasme berkurang/menghilang, Drip Aminofilin / kolf untuk obstruksi saluran
nafas yang reversible dan serangan asma, Curcuma tab 3x1 yang diindikasikan
untuk meningkatkan nafsu makan dan stamina, dan membantu memelihara
kesehatan. Kemudian juga diberikan B6 1x10 mg sebagai suplement untuk menjaga
stamina. Azitromicin tab 500 mg 1x1 berfungsi untuk anti bakterial makrolid,
Ethambutol 500 mg 1x1 yang diindikasikan untuk pengobatan TB dan beberapa
infeksi microbial oportunistik, Rimactacid 1x1 berfungsi berfungsi pada tuberculosis
yang disebabkan mikroorganisme tuberculosis sensitif terhadap rifampicin dan
isonicotine hydrazibe.
Obat yang diberikan saat pulang yaitu Cefixime 2x1 yaitu
obat antibiotik golongan cephalosporin golongan III bakterisid,
menghambat sintesis mukopeptida pada dinding sel bakteri
utunk gram positif (+) dan negatif (-) , Curcuma tab 3x1 yang
diindikasikan untuk meningkatkan nafsu makan dan stamina,
dan membantu memelihara kesehatan, B6 1x10 mg sebagai
suplement untuk menjaga stamina. Rimactacid 1x1 berfungsi
pada tuberculosis yang disebabkan mikroorganisme
tuberculosis sensitif terhadap rifampicin dan isonicotine
hydrazibe.
DAFTAR PUSTAKA
1. Raviglion MC, OBrien RJ. Tuberculosis. In: Harrisons Principles of internal
medicine. 15th Edition. USA: McGraw-Hill, 2001.
2. Bahar A, Amin Z. Tuberkulosis paru. Dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid
2. Jakarta: Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2007. 988-993
3. Aditama TY, et al. Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Tuberkulosis di
Indonesia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2006.
4. Alsagaff H, Mukty A. Tuberkulosis paru. Dalam: Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru.
Jakarta: Airlangga, 2002. 73-108.
5. Jawetz E, Melnick JL, Adelberg EA, Brooks GF, Butel JS, Ornston LN.
Mikrobiologi Kedokteran, Buku II Edisi I Jakarta: Salemba Medika, 2005..
6. Departemen Kesehatan RI. Buku Pedoman Program Penanggulangan
Tuberkulosis http://www.tbcindonesia.or.id [Diakses 22 Oktober 2009]
7. WHO. Standar Internasional Penanganan Tuberkulosis. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI, 2006
8. Yunus F. Diagnosis Tuberkulosis.http://www.kalbe.co.id/files/cdk [Diakses 22
Oktober 2009]
9. Permatasari A. Pemberantasan Penyakit TB Paru dan Strategi DOTS.
http://www.lib.unair.ac,id/go.php.id=jiptunair [Diakses 22 Oktober 2009]
TB paru
Infeksi jaringan paru yang disebabkan
Mycobacterium tuberculosis.
EPIDEMIOLOGI
Tuberkulosis (TB) Masalah kesehatan di
negara sedang berkembang
WHO :
2007 insidensi TB mencapai 550.000 kasus
(256 kasus/100.000 penduduk) & 46% adalah
kasus baru.
a. Direabsorbsi
b. Meluas dan segera menyembuh
c. Meluas
Hasil pemeriksaan dahak
a. TB paru BTA (+)
b. TB paru BTA (-)
Lokasi
a. TB paru
b. TB ekstra paru
Tipe pasien
a. Kasus baru
b. Kasus relaps
c. Defaulted/DO
d. Kasus gagal
e. Kasus kronik
f. Kasus bekas TB
Gejala respiratorik + Gejala Sistemik
a. Laboratorium
Sputum tanda patognomonis
Hasil (+) 2 dari 3 spesimen SPS
hasilnya positif
Biakan kuman
Pemeriksaan darah
LED, Hb, leukosit,
Tes tuberkulin
pernah terinfeksi M. Tuberculosis, M.
Bovis, vaksinasi BCG dan
Mycobacteria patogen lain
b. Radiologi
Standar foto toraks PA
Gambaran Ro TB aktif bila
- bayangan berawan/nodular di
segmen apikal & posterior
lobus atas paru
- Kavitas
- Bayangan bercak milier
- Efusi pleura unilateral (umumnya) &
bilateral (jarang)
TB inaktif bila:
- Fibrotik
- Kalsifikasi
- Schwarte
Simple bronchopneumonia
Kanker paru stadium dini
Pneumonia lobaris
Bronkitis
Emfisema
Komplikasi Komplikasi lanjut
dini SOPT
Pleuritis kerusakan parenkim berat
Efusi pleura fibrosis paru
Empiema kor pulmonal
Laringitis sindrom gagal nafas
2 Tahap
1. Tahap Intensif (2-3 bulan)
2. Tahap Lanjutan (4-6 bulan)
Panduan obat:
- Obat utama (lini 1): Isoniazid (INH),
Rifampisin, Pirazinamid, Streptomisin,
Etambutol
- Obat tambahan (lini 2): kuinolon,
kanamisin,
amikasin, amoksiklav, dll.
Kategori I (2RHZE/4R3H3)
- TB paru baru BTA (+)
- TB paru BTA (-) rontgen positif luas
- TB paru ekstra paru berat
Kategori II (2RHZES/RHZE/5R3H3E
- Kasus relaps
- Kasus DO
- Kasus gagal