You are on page 1of 42

Laporan Kasus

DIABETES MELITUS

Pembimbing :
Dr. HASCARYO NUGROHO, Sp.PD

Disusun oleh :
Linna Asni Zalukhu / 1610221027
KEPANITERAAN KLINIK DEPARTEMEN PENYAKIT DALAM
FAKULTAS KEDOKTERAN UPN VETERAN JAKARTA - RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH AMBARAWA
PERIODE 7 AGUSTUS 14 OKTOBER 2015
BAB I

TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN

American Diabetes Association (ADA) 2005


Diabetes melitus merupakan suatu kelompok penyakit
metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-
duanya
Klasifikasi
1. Diabetes melitus tipe 1
disebabkan oleh kekurangan insulin akibat kerusakan dari sel beta
pankreas defisiensi insulin absolut
2. Diabetes melitus tipe 2
terdapat variasi mulai dari predominan resistensi insulin disertai
defisiensi relatif sampai dengan predominan gangguan sekresi
insulin bersama resistensi insulin
KLASIFIKASI
Perbandingan DM type 1 dan 2

DM Tipe 1 DM Tipe 2
Biasanya pada anak dan remaja dewasa
kadar insulin rendah, tidak ada Kadar insulin tinggi, normal

Onset akut Onset lambat


Biasanya kurus Gemuk atau normal

Riwayat keluarga diabettes mellitus (+) Riwayat keluarga diabetes melitus (+)
PATOFISIOLOGI

1. Resistensi Insulin
2. Disfungsi sel pankreas
DIAGNOSIS

Keluhan khas
Poliuria

Polidipsia

Polifagia

Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

Keluhan lain yang mungkin dikemukakan pasien


adalah lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, dan
disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulvae pada
pasien wanita.
Gejala klasik DM
Gejala klasik DM Kadar gula plasma 2
+ jam pada TTGO 200
glukosa plasma + MG/dL (11,1 mmol/L)
sewaktu 200 mg/dL Kadar glukosa plasma
(11,1 mmol/L) TTGO yang dilakukan
puasa 126mg/dL (7.0 dengan standar WHO,
Glukosa plasma mmol/L) menggunakan beban
sewaktu merupakan Puasa diartikan pasien glukosa yang setara
hasil pemeriksaan dengan 75 g glukosa
sesaat pada suatu hari tak mendapat kalori
tambahan sedikitnya 8 anhidrus yang
tanpa memperhatikan dilarutkan ke dalam
waktu makan jam.
air.
terakhir.
Edukasi
Intervensi (Pola hidup
Farmakologis dan perilaku)

Latihan
Tx Gizi Medis
Jasmani
DM Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3

GHS
GHS
+
GHS
monoterapi
+ GHS
Catatan :
1. GHS : Gaya Hidup
Kombinasi +
Sehat 2 OHO Kombinasi 2
2. Dinyatakan gagal bila
terapi dalam 2-3 bulan OHO
Jalur pilihan alternatif, bila
pada tiap tahap
: +
tidakmencaoai target
terapi HbA1c <7% -Tidak terdapat insulin Basal insulin
3. Bila tidak ada - diabetes betul-betul
pemeriksaan HbA1c, menolak insulin
dapat digunakan - kendali glukosa optimal
pemeriksaan glukosa
darah rata-rata hasil
pemeriksaan beberapa Insulin
kali glukosa darah GHS intensif
sehari yang +
dikonversikan ke
HbA1c Kombinasi 3 OHO
Kadar HbA1c

<7% 7-8% 8-9% >9% 9-10% >10%


GHS
GHS +
Monoterap GHS
Gaya hidup Sehat i +
Met, SU, Kombinasi
-Penurunan GHS
berat badan AGI, 2 OHO GHS
+
-- mengatur diit Glinid,TZD Met, SU, +
-- latihan Kombinasi
,DPP-IV AGI, Kombinasi
jasmani teratur 3 OHO
Glinid,TZD 3 OHO
Met, SU,
Catatan : ,DPP-IV Met, SU,
AGI,
1. Dinyatakan gagal bila
terapi dalam 2-3 bulan Glinid,TZD AGI,
pada tiap tahap ,DPP-IV Glinid,TZD
tidakmencaoai target ,DPP-IV
terapi HbA1c <7%
2. Bila tidak ada
+
pemeriksaan HbA1c, Basal
dapat digunakan insulin
pemeriksaan glukosa GHS
darah rata-rata hasil +
pemeriksaan beberapa
kali glukosa darah Insulin
sehari yang Intensif
dikonversikan ke
HbA1c
Obat Cara Kerja Efek samping
1. Pemicu Sekresi Insulin
Sulfonilurea sekresi insulin Hipoglikemia Glibenclamide
Pilihan utama BB naik Gliclazide
pasien dgn BB N/< Glipizide
Gilmepiride
Glinid sekresi insulin fase BB naik Repaglinid
pertama Nateglinid

2. Penambah Sensitivitas Insulin


Tiazolidindion Berikatan pada adiposity t.u Rosiglitazone
PPAr- ( reseptor di subkutan dgn Pioglitazone
sel otot dan lemak) redistribusi
lemak,BB,
Rentensi cairan
Penghambat Glukoneogenesis
Biguanides Glukoneogenesis Mual, anorexia, Metformin
diare, asidosis laktat
3. Penghambat Glukosidase Alfa
Acarbose absorpsi glukosa Kembung dan Acarbose
di usus halus flatulens

4. Lain
DPP-4 Inhibitor Sitagliptin

GLP-1 Analogue Mual, Exanatide


Rapid acting Terapi tunggal BB yang cepat
insulin atau kombinasi
Hiperglikemia berat +
Short acting Def insulin ketosis
insulin basal/ Prandial/
Ketoasidosis diabetik
Intermediate Keduanya
acting Insulin Hiperglikemia
Def insulin basal
hiperosmolar non ketotik
Long acting : Hiperglikemia
Insulin dalam keadaan Hiperglikemia + asidosis
puasa laktat
Premixed Insulin
Def prandial : Gagal dengan OHO dosis
Hiperglikemia maksimal
slps makan. Stress Berat
RI/SA def Ggn fs ginjal/hati
Prandial KI/ Alergi terhadapa
IA/LAdef Basal OHO
Dasar
Jenis pemikiran Indikasi
terapi
Hb1Ac

Status gizi
GDP dan dan
GDPP Tekanan
darah

PENILAIAN
HASIL
TERAPI
Farmakoterapi
BAB II

LAPORAN KASUS
IDENTITAS

Nama : Ny. S Bangsal/Kelas : Mawar/III


Usia : 47 tahun Tanggal Masuk: 5 September2017
Jenis Kelamin: Perempuan Tanggal Keluar: 8 September 2017
Agama : Islam
Status Pernikahan: Menikah
Pekerjaan : Ibu Rumah
Tangga
Alamat : Dukuh Barat
ANAMNESA

Keluhan Utama :
Pasien datang dengan keluhanl emas

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke IGD RSUD Ambarawa dengan keluhan
lemas 1 hari SMRS. Keluhan dirasa sudah sejak dua bulan
belakangan ini, Pasien mengeluh seringkali terbangun malam
untuk berkemih sekitar >2 kali, sering merasa haus dan lapar,
tangan kesemutan dan kaki terasa tebal. Pasien merasa berat
badannya mengalami penurunan sejak dua bulan belakangan
ini.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah mengalami keluhan serupa beberapa bulan lalu,
namun dibiarkan saja. Pasien tidak tahu apakah dirinya
memiliki riwayat penyakit diabetes melitus. Penyakit jantung,
penyakit paru, dan alergi disangkal oleh pasien.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Pasien mengaku ayahnya memiliki riwayat penyakit DM dan
hipertensi. Riwayat penyakit dari sisi ibu disangkal.
Riwayat Pengobatan :
Saat ini pasien tidak sedang dalam pengobatan apapun.

Riwayat Kebiasaan :
Pasien tidak mengkonsumsi alkohol, tidak merokok, dan memiliki
pola makan teratur 3 kali sehari. Dalam menu dietnya, pasien lebih
banyak makan nasi dan lauk namun sedikit sayur. Konsumsi air
putih cukup. Pasien mengaku jarang berolahraga dalam
kesehariannya.
Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien bekerja sebagai ibu rumah tangga, tinggal di lingkungan
rumah yang cukup baik.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, lemas


Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital :
Tekanan darah : 130/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Resprasi : 20kali/menit
Suhu : 36.6oC
Status Gizi : Lebih
Tinggi : 150 cm
Berat Badan : 70 kg
BMI : 31.11 kg/m2
Berat Badan Ideal : (150 100) 10 % = 45 kg
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala
Normocephal, rambut hitam tidak rontok, distribusi merata
Mata
Alis mata madarosis (-/-), bulu mata rontok (-/-), konjungtiva anemis
(+/+), sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+) isokor kanan dan kiri.
Hidung
Sekret (-/-), epistaksis (-/-)
Telinga
Bentuk normal, nyeri tekan tragus (-/-), otore (-/-), darah (-/-)
Mulut
Bibir kering (-), lidah kotor (-), tremor (-), tepi lidah hiperemis (-),
tonsil (-), gigi geligi lengkap (+)
Leher
Pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-), tidak ada peningkatan JVP
PEMERIKSAAN FISIK

Paru
Inspeksi : Dada simetris, tidak ada retraksi dada, tidak ada bagian
dada yang tertinggal
Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri, tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Sonor di kedua lapang paru, batas paru-hepar setinggi
ICS 5
Auskultasi : Suara dasar vesikuler +/+, Rhonki - / -, Wheezing - / -

Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : batas kiri jantung linea midklavikula sinistra ICS 5,
batas kanan jantung linea sternalis dextra ICS 4
Auskultasi : S1 > S2 murni reguler, tidak ada suara tambahan
Abdomen
Inspeksi : Perut cembung, tidak nampak benjolan, tidak nampak striae,
tidak nampak caput medusa
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium dan kuadran kanan atas (+), tidak
teraba hepatosplenomegali, ballotement ginjal (-)
Perkusi : Bunyi timpani di seluruh lapang abdomen, shifting dullness
(-)
Auskultasi: Bising usus (+) normal 12 kali

Anggota gerak :
Edema -/-, refleks fisiologis +/+, refleks patologis -/-,
Darah Rutin
Hemoglobin : 14,7 g/dl
Leukosit : 5800
Eritrosit : 5.170.000
Hematokrit : 41.5 %
MCV : 80.2 fL
MCH : 28.5 pg
MCHC : 35.5 g/dL
Trombosit : 284.000
Kimia klinik
GDS : 328 g/dl
DIAGNOSA KERJA

Diabetes Melitus tipe 2


TATALAKSANA
Perencanaan Diet
diet seimbang dan rendah lemak. Jumlah kalori disesuaikan dengan
pertumbuhan, status gizi, umur dan stress akut disertai kegiatan jasmani untuk
mencapai berat badan ideal.
Pada pasien ini
BB ideal = (150 cm 100) 10 % kg = 50 (10% x 50) kg
= (50 5) kg = 45 kg
Jumlah kalori basal yang dibutuhkan pada pasien = 45 x 25
kalori =1.125 kkal
Koreksi :
Usia (5%) = 1125 56.25 = 1.068 kalori
Istirahat (+10%) = 1068+ 106= 1174kalori
Stres metabolik (+20%) = 1174+ 234.8= 1408.8 kalori
Berat badan kegemukan (20%) = 1408.8 281.7 = 1.127
Kebutuhan kalori harian pasien = 1127 kalori
Edukasi penyakit DM
Pasien dianjurkan melakukan olahraga ringan seperti
jogging/jalan cepat setiap harinya sekitar 30-60 menit
untuk meningkatkan sensitifitas reseptor insulin.
Pasien dilarang pasif/tidak melakukan aktifitas fisik.
Pemasangan infus IVFD NaCl 0,9%
Jam I : 1 2 liter
Jam II : 1 liter
Jam III IV : 0.5 liter
Jam V VI : 0.25 liter
Insulin (target GDS 25 mg/dl)
Insulin ultra-rapid-acting (insulin aspart), dosis 0.4 U x kgBB
Setelah 1 jam diberikan dosis 0,1 U x kgBB
Target terapi < 10% atau turun 50 mg/dl dari hasil terakhir
Bila tercapai teruskan dengan dosis yang sama secara subkutan
(pemberian tiap 4 jam)
Bila tidak tercapai naikkan dosis 2 kali lipat secara subkutan (cek GDS per
jam), berikan selama 24 jam, lalu masuk ke tahap sliding scale
Target GDS 180 mg/dl, jika sudah tercapai maka sliding scale distop.
Berikan cairan D10%
KSR 1 x 1 tab (pengobatan dan pencegahan hipokalemia); durante
conam
Injeksi Novorapid 3x10 unit
Injeksi Mecobalamin 1x1
Pembahasan

Pada pasien Wanita usia 47 tahun di diagnosa DM


type-2
Dari anamesa di dapatkan :
Wanita usia 47 tahun
poli urin,poli dipsi, polifagi dan bb menurun.
Telapak kaki sering terasa kesemutan
Dari pemeriksaan fisik di dapatkan
-Badan Lemas
Status Gizi : Lebih
Tinggi : 150 cm
Berat Badan : 70 kg
BMI : 31.11 kg/m2
Berat Badan Ideal : (150 100) 10 % = 45 kg
Dari pemeriksaan penunjang didapatkan
Gds 328 mg/dl
Pembahsan

Pada pasien Wanita usia 47 tahun didiagnosa DM


Tipe 2 dari anamnesa didapatkan polidipsi, poliuri,
polifagi berat badan turun mendadak
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan hasil lab
GDA 328 mg/dl
kasus ini termasuk dalam DM tipe 2
Pada pasien ini terdapat defisiensi insulin,
sehingga tidak dapat mempertahankan kadar
glukoa plasma yang normal, atau toleransi glukosa.
Jika hiperglikemianya berat dan melebihi ambang
ginjal glikosuria. Glikosuria akan
mengakibatkan diuresis osmotik yang
meningkatkan pengeluaran urine (poliuria) dan
timbul rasa haus (polidipsia). Karena glukosa
hilang bersama urine, maka pasien mengalami
keseimbangan kalori negatif dan berat badan
berkurang
Pembahasan

Kaki sering terasa kesemutan


saat glukosa darah tinggi dalam jangka waktu
yang lama, pembuluh darah di berbagai jaringan
mengalami gangguan fungsi dan perubahan struktur
yang berakibat ketidak cukupan suplai darah ke jar.
Dan penurunan sensasi di ekstremitas sehingga pada
pasien Diabetes sering merasakan kesemutan.
KESIMPULAN

DM merupakan salah satu penyakit metabolik yang


disebabkan oleh banyak faktor penyebab, yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah secara kronik
yang disertai gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein yang disebabkan oleh defek sekresi insulin,
aksi dari insulin atau keduanya

Diagnosa dini sangatlah penting dalam menentukan


prognosis. Karakteristik yang dapat diambil sebagai tolak
ukur dalam mendiagnosis adalah ditemukannya hasil gula
darah yang abnormal yang diperiksa lebih dari satu kali
kecuali disertai gejala klinis yang khas

You might also like