You are on page 1of 30

KEJAHATAN SEKSUAL

Dwi Rafita Lestari


1410211135
Kejahatan seksual (sexual offences), sebagai
salah satu bentuk dari kejahatan yang menyangkut
tubuh, kesehatan dan nyawa manusia mempunyai
kaitan yang erat dengan Ilmu Kedokteran.

Khususnya Ilmu Kedokteran Forensik; yaitu di


dalam upaya pembuktian bahwa kejahatan tersebut
memang telah terjadi.
Kejahatan Kedokteran
Pembuktian
Seksual Forensik
Unsur-unsur
yang dapat
Dokter dibuktikan kesaksian dokter
paham secara medik pada perkara
atau yang pidana mencapai
UU memerlukan sasarannya
pendapat
medik
KEJAHATAN SEKSUAL DELIK KESUSILAAN

MERUPAKAN PERKARA HUKUM YANG MENYANGKUT


KEJAHATAN SUSILA
DAPAT MEMPENGARUHI KESEHATAN FISIK, PSIKIS,
BAHKAN HILANGNYA NYAWA SESEORANG
KEJAHATAN SUSILA/SEKSUAL

PRIA WANITA

AKTIFITAS SEKSUAL
( mengandung unsur pelanggaran hukum )

Dapat dengan atau tanpa pemaksaan fisik/psikis


KEKERASAN SEKSUAL

Setiap penyerangan yang bersifat seksual


terhadap perempuan, baik telah terjadi
persetubuhan ataupun tidak, tanpa
memperdulikan hubungan antara pelaku
dengan korban
Kekerasan seksual

tanpa unsur pemaksaan

Kekerasan seksual

dengan unsur pemaksaan


KEKERASAN SEKSUAL

Pemaksaan pada kejahatan susila dapat berupa


kekerasan fisik maupun berupa ancaman kekerasan.

Setiap penyerangan dengan motivasi seksual terhadap


perempuan, dengan atau tanpa terjadinya
persetubuhan dikategorikan sebagai kekerasan
seksual.
KEJAHATAN SEKSUAL TANPA
PEMAKSAAN

Pada umumnya dilakukan dengan bujukan/akal-akalan

Banyak terjadi pada wanita yg belum/tidak mempunyai


penalaran yang baik, mis. di bawah umur, lemah tak
berdaya akibat sakit

Membawa dampak psikologis di kemudian hari


KEJAHATAN SEKSUAL DG PAKSAAN

Dikategorikan sebagai PERKOSAAN ( KUHP ps 285 )


Harus memenuhi unsur adanya :
kekerasan/ancaman kekerasan
Persetubuhan
pelaku dan korban bukan suami-istri
Jika salah satu unsur ini tidak ada, maka kejahatan ini
dikategorikan sebagai PERCABULAN ( KUHP ps 289 )
PERBUATAN CABUL

Segala perbuatan yg sengaja dilakukan untuk


membangkitkan dan memuaskan birahi, termasuk:
Pemaksaan seksual menyimpang suami pada istri
Kasus pedofili
Sesama jenis dengan paksaan
Kurangnya unsur dugaan perkosaan
SEBAGAI PEMBANDING

AKTIFITAS SEKSUAL SUKA SAMA SUKA


Pria dengan wanita dewasa asuhannya ( KUHP ps 294 )
Melakukan gendak ( KUHP ps 284 )
Berakibat si wanita mengalami luka atau bahkan wafat
( KUHP ps 288, 291 )
Sesama jenis yang salah satu pasangannya belum dewasa
( KUHP ps 292 )
BUKTI ADANYA PERSETUBUHAN PADA
KEKERASAN SEKSUAL

Perlu dilakukan pemeriksaan ginekologis untuk:


- Membuktikan adanya tanda penetrasi, umumnya
deflorasi hymen pada kasus kekerasan seksual pada
lokasi jam 5 7 sampai dasar
- Menemukan tanda kekerasan pada vulva seperti
hematom, lecet, robekan,dll
- Menemukan ejakulat (sperma) sebagai tanda pasti
persetubuhan dengan swab vagina
Pemeriksaan Laboratorium

- Ditemukannya spermatozoa secara mikroskopik.

- Tes asam fosfatase

- Tes antigen spesifik prostat (PSA)


BUKTI ADANYA KEKERASAN

Ditemukan luka tanda perlawanan, dapat berupa


memar, luka lecet bekas kuku, bekas gigitan
Tak jarang ditemukan jejas jerat pada pergelangan
tangan dan kaki
Lokasi bekas gigitan umumnya di sekitar bibir, leher,
bahu, dada
Bekas kuku sering ditemukan di sekitar pergelangan
tangan, mulut, leher
Memar pd bagian dalam paha dan ano-genital
Darah korban: positif substansi memingsankan
PEMBUKTIAN ANAL-ORAL SEKS

Pada kekerasan anal-seks, spinkter ani dapat


mengalami perlukaan, mis robek, lecet, memar pada
mukosa
Pada yang sudah sering/berulang melakukan maka
spinkter ani rusak dan anus-rektum berbentuk corong,
jika diperiksa colok dubur tidak terasa adanya
tahanan
Ditemukan ejakulat pd swab distal rektum
Pada kekerasan oral-seks, dapat dibuktikan jika
ditemukan ejakulat pada pemeriksaan lendir mulut.
PANTAS DIKAWIN

Pelaku kejahatan kesusilaan dapat dituntut hukuman


berganda bila korbannya masih di bawah umur.
Cukup umur atau di bawah umur di rangkum dalam
istilah hukum PANTAS DIKAWIN.
Seorang wanita pantas dikawin bila:
- Menurut KUHAP telah berusia 15 tahun
- Menurut UU Perkawinan No.I/1974 telah berusia 16
tahun
- Siap secara medis ( sudah mendapat haid )
MELACAK PELAKU

Dapat dilakukan dengan menemukan benda biologis


pelaku, biasanya berupa serpihan kulit dan bercak
darah yang tertinggal pada sela kuku jari korban saat
mencakar.
Rambut pelaku sering tertinggal pada TKP maupun
tubuh korban
Kemudian dilakukan pelacakan dengan lacak medik, mis
mikroskopis bentuk rambut dan lacak DNA
KEDEWASAAN SECARA MEDIS

Gigi molar II tumbuh pada sekitar usia 12 tahun


Gigi molar III tumbuh pada sekitar usia 17 25 tahun
Haid pertama rata-rata terjadi pada usia 12 tahun
Munculnya tanda kelamin sekunder mulai pada sekitar
usia 12 15 tahun
DUA ASPEK PENTING DALAM PEMERIKSAAN KEDOKTERAN FORENSIK
PERSETUBUHAN

ROBEKAN HYMEN
1. PENETRASI PENIS LUKA-LUKA PADA GENITAL

SPERMA DLM VAGINA


2. EJAKULASI FA, KHOLIN, SPERMIN DLM
VAGINA
KEHAMILAN

ROBEKAN HYMEN
3. PENYAKIT KELAMIN
LUKA-LUKA PADA GENITAL

KEKERASAN

1. FISIK LUKA-LUKA

PSIKOTROPIK, HIPNOTIK,
2. OBAT/ZAT
SEDATIV, NARKOTIK, ALKOHOL
FAKTOR YANG BERPERAN
DALAM
UPAYA PEMBUKTIAN
WAKTU PEMERIKSAAN
KEASLIAN
TEKNIK PEMERIKSAAN
KOORDINASI

HYMEN ELASTIS
KALIBER PENIS
A-ZOOSPERMIA
(MANDUL)

PENETRASI PENIS
KONDOM
MACAM MACAM HYMEN
Bahan Alasan pemeriksaan Metode
Rambut A. Pembanding dengan rambut lain A. 10 -25 rambut dipotong dekat akar diberbagai
B. Deteksi semen, DNA, lubrikan dll lokasi kepala
C. Mendeteksi rambut asing, partikel dan B. Rambut yang menggumpal karena adanya secret
serat C. Sisir khusus
D. DNA dari akar rambut sebagai contoh D. 10 25 rambut yang di cabut dengan tangan
referensi (bukan rambut pubis) sampai ke akarnya

Pengambilan spesimen Kulit Deteksi saliva, semen, darah dan DNA, feses, Jika basah, diambil dengan bahan kering
lubrikan Bila kering, ditekan dengan pengoles yang dibasahi air
steril
Darah (EDTA) Golongan darah dan profil DNA 5 10 ml darah vena di daerah fossa antecubital
Urine preservatif Kuantitatif analisa obat dan alkohol Minimal 5- 10 darah vena dari daerah fossa antecubiti
Na flourida dan K oksalat
Urine preservative Kuantitatif analisa obat dan alkohol
Na flourida
Swab vulva A. Deteksi semen dan analisa DNA jika Jika basah, digunakan pengoles kering yang diusapkan
terjadi ejakulasi pada perineum atau diseluruh daerah vulva
hubung melalui vagina Jika kering, gunakan pengoles yang sudah dibasahi air
steril
B. Deteksi saliva dan analisa DNA

Swab vagina bawah Deteksi semen dan analisa DNA jika hubungan Masukkan pengoles kering pada vagina bawah
seksual terjadi kurang dari 7 hari atau 3 hari
pada hubungan anal
Swab vagina atas Deteksi semen dan analisa DNA jika hubungan Menggunakan spekulum unlibrikasi atau batang kapas
seksual terjadi kurang dari 7 hari atau 3 hari
pada hubungan anal
Swab endoservikal Deteksi semen dan analisa DNA bila hubungan Menggunakan spekulum unlibrikasi
seksual lebih dari 48 jam saat pemeriksaan
Swab anal eksternal Deteksi semen dan DNA jika hubungan secara Swab daerah tengah anal dan kulit disekitarnya
anal kurang dari 3 hari
ALUR PEMERIKSAAN
KORBAN DELIK KESUSILAAN

KORBAN

PENYIDIK DOKTER
(POLISI)

PENYIDIK

DOKTER DOKTER SK.DOKTER

VISUM et REPERTUM PENYIDIK


(POLISI)
VISUM et REPERTUM

? SK.DOKTER (YANG DITUNJUK) =/ ALAT BUKTI


Secara ringkas tindakan pada kasus atau disangka kasus perkosaan atau
perzinahan yang dapat dilakukan adalah :
Perhatikan apakah korban memerlukan pertolongan pertama akibat kekerasan yang
dideritanya, perhatikan juga apakah korban telah cukup umur atau belum.
Perhatikan apakah pada tubuh korban terdapat tanda-tanda kekerasan misalnya
bekas kuku, gigitan, bekas pukulan dan sebagainya.
Amankan tempat kejadian dan barang-barang bukti
Kumpulkan barang bukti sebaik-baiknya seperti noda darah, bercak pada kain,
celana, sprei dan lain-lain
Perhatikan sikap korban, apakah takut, gelisah, malu, atau tenang-tenang saja.
Perhatikan caranya berpakaian dan berhias, adakah berlebihan atau mengundang
gairah.
Kirimkan korban/tersangka korban ke rumah sakit pemerintah dengan formulir
visum et repertum tanpa diperkenankan membersihkan badan dahulu, korban diantar
oleh polisi
Jelaskan kepada ahli kebidanan atau dokter yang bertugas tentang maksud
pemeriksaan ini.
Bila dipandang perlu maka korban dapat diisolasi dan diobservasi dirumah sakit
selama 8 minggu dengan pengawasan ketat dan tidak boleh ditemui seorangpun atau
berhubungan dengan tamu atau keluarga. . hal ini untuk mengawasi dan mencari
tanda-tanda kehamilan akibat persetubuhan yang diduga.
CONTOH KESIMPULAN VISUM ET REPERTUM
KASUS KEKERASAN SEKSUAL

Telah diperiksa seorang wanita, umur lebih dari 25


tahun, belum pernah melahirkan, keadaan umum lemah,
acak-acakan, status emosi tampak depresi, terdapat
luka-luka memar akibat kekerasan tumpul di bagian
dalam paha serta bekas gigitan pada pipi dan leher,
terdapat memar pada bagian luar kelamin, robekan
selaput dara jam 5-7 hingga dasar.
Ditemukan cairan dan sel mani pada apusan liang
senggama
CONTOH KESIMPULAN VISUM ET REPERTUM KASUS
KEKERASAN SEKSUAL

Telah diperiksa seorang wanita dewasa, menurut


keterangannya (atau dari polisi pengantar) berumur ..
tahun, belum / sudah kawin dan belum / sudah pernah
bersalin dalam keadaan emosional/tenang/sedih dan
menangis, tidak terdapat di bawah pengaruh
alkohol/obat bius/pbat tidur, tidak terdapat/terdapat
luka di yang disebebabkan oleh kekerasan, tanda sek
sekunder berkembang/belum, selaput dara utuh robek
baru/lama di bagian. pada jam, sel mani
positif/negatif dalam sediaan apusan pintu liang
senggama/liang senggama/mulut rahim, kuman penyakit
kelamin ada/tidak, ditemukan tanda kehamilan/tidak.

You might also like