You are on page 1of 26

LAPORAN KASUS/(CRS)

SUSPEK TB PARU RELAPS

Pembimbing : dr. H. Armaidi Darmawan, M.Epid

Merta Arum P
G1A108031

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI/PUSKESMAS SIMPANG IV SIPIN
2014
PENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi
menular yang disebabkan oleh M.Tberculosis

Di Indonesia saat ini diperkirakan terdapat


450.000 penderita TB menular setiap tahunnya
LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama/JK/Umur : I/Laki-laki/46 tahun
Pekerjaan : Buruh
Alamat : RT 27 Pakuan Baru

Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-


lingkungan-keluarga
Status Perkawinan : menikah
Status ekonomi keluarga : kurang mampu
Kondisi Rumah :
Rumah dari semen dan dinding papan , ukuran
rumah 5m x 10m.
Rumah t.d. 1 ruang tamu merangkap sebagai
ruang keluarga dengan 2 jendela berukuran
@60cm x 80cm tanpa ventilasi.
2 kamar tidur ukuran @3m x 3m dan 2m x 3m,
setiap kamar mempunyai @1 jendela.
1 dapur dan 1 kamar mandi. WC menggunakan
wc jongkok. Sumber air berasal dari PDAM.

Kondisi Lingkungan Keluarga: baik


Aspek Psikologis di Keluarga : Baik

Riwayat Penyakit Dahulu/keluarga :


Riwayat TB paru (+) tahun 2000. Didiagnosis
berdasarkan foto rontgen dan tes dahak. Minum
OAT 6 bulan dinyatakan sembuh.
Riwayat sesak nafas sebelumnya disangkal
Riwayat batuk darah (-)
Riwayat batuk lama pada keluarga disangkal

Keluhan Utama
Pasien mengeluh batuk disertai dengan darah
1 minggu sebelum berobat ke Puskesmas.
Riwayat Penyakit Sekarang (autoanamnesa)

1 bulan yang lalu pasien mengalami batuk disertai dahak


yang kental. Batuk dirasa semakin menjadi-jadi saat malam
dan pagi hari. Saat batuk-batuk pasien merasa tidak nyaman di
sekitar ulu hati dan juga pasien merasa nafasnya terasa sesak
dan dadanya juga terasa nyeri.

3 minggu ini badan juga terasa lemas dan sering demam dan
malam hari sering berkeringat lebih banyak dari biasanya di
saat anggota keluarga lain tidak berkeringat. Pasien juga
mengalami penurunan nafsu makan.

1 minggu pasien mengeluh batuknya disertai darah berwarna


merah kehitaman sebanyak 1 sendok makan atau hanya
sekedar bercak, sehari bisa 1-3 kali batuk berdarah.
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos mentis (GCS 15)
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Nadi : 74 x/menit
Suhu : 37,6C
Pernafasan : 20 x/menit
PB/BB : 174 cm/ 60kg

Kepala : Normochepal
Mata : dbn
THT : dbn
Mulut : dbn
Leher : dbn
Pulmo

Jantung : dbn
Abdomen : dbn
Ekstremitas Sup/inf : edem (-/-), akral hangat

Pemerisaan Penunjang :
Pem. dahak BTA tanggal 17 Juli 2014 hasil belum didapatkan
Diagnosis
Susp. TB Paru Relaps

Diagnosis banding
Susp. Bronkitis
Susp. Bronkopneumonia

Tatalaksana
Promotif
Memberikan pengetahuan dan bahaya tentang
kemungkinan penyakit yang diderita pasien.
Menjelaskan cara penularan penyakit sehingga
menganjurkan untuk membuang dahak pada
tempat khusus dan jika batuk mulut ditutup.
Preventif
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga pentingnya
mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan untuk
menambah stamina tubuh.
Pasien diharapkan menuruti cara pemeriksaan dahak
yang dianjurkan dan dimotivasi untuk meminum
obat dengan teratur dan rajin kontrol.

Kuratif
Non Medikamentosa
Istirahat cukup dan makan makanan bergizi
Medikamentosa
Glyceryl Guaiacolate tablet 100 mg 3x1
Amoxicillin tablet 500 mg 3x1
Paracetamol tablet 500mg 3x1
Vit. B complex tablet 2x1
TINJAUAN PUSTAKA
TB adalah suatu penyakit infeksi menular yang
disebabkan oleh MTB

Tuberkulosis paru adalah tuberkulosis yang


menyerang jaringan paru, tidak termasuk
pleura.

TB paru di bagi atas:


Tuberculosis paru BTA(+)
Tuberculosis paru BTA (-)
Faktor risiko :
anak yang memiliki kontak dengan orang dewasa
dengan TB aktif
daerah endemis,
penggunaan obat-obatan intravena,
kemiskinan
lingkungan yang tidak sehat.

TB biasanya menular melalui udara yang tercemar


dengan bakteri M.tuberkulosis yang dilepaskan pada
saat penderita TBC batuk.
Diagnosis
Gejala sistemik
Gejala khusus
Pem. Sputum (BTA)
Kultur
Ro. Thoraks
Terapi
A. TB paru (kasus baru), BTA positif atau
pada foto toraks: lesi luas.
Paduan obat yang dianjurkan:
2 RHZE / 4 RH atau
2 RHZE / 4R3H3 atau
2 RHZE/ 6HE.
Paduan ini dianjurkan untuk:
1) TB paru BTA (+), kasus baru
2) TB paru BTA (-), dgn gamb. radiologik
lesi luas
B. TB paru kasus kambuh
1. 5 macam OAT pada fase intensif
selama 3 bulan
2. Lama pengobatan fase lanjutan 5
bulan atau lebih paduan obat yang
diberikan : 2 RHZES / 1 RHZE / 5
RHE.
3. Bila tidak ada / tidak dilakukan uji
resistensialternatif diberikan
paduan obat : 2 RHZES/1 RHZE/5
R3H3E3 (P2 TB).
Kategori 1
(2HRZE/ 4H3R3) diberikan untuk pasien baru:
Pasien baru TB paru BTA positif.
Pasien TB paru BTA negatif , foto toraks positif
Pasien TB ekstra paru
Kategori 2
(2HRZES/ HRZE/ 5H3R3E3) diberikan untuk pasien BTA
(+) yang telah dicoba sebelumnya:
Pasien kambuh
Pasien gagal
Pasien dengan pengobatan setelah putus
berobat (default)
Catatan:
Untuk pasien >60 tahun dosis maksimal
streptomisin 500mg tanpa memperhatikan BB.
Untuk perempuan hamil lihat pengobatan TB
dalam keadaan khusus.
Cara melarutkan streptomisin vial 1 gram yaitu
dengan menambahkan aquabidest sebanyak 3,7ml
sehingga menjadi 4ml. (1ml = 250mg).
Pembahasan
Hubungan diagnosis dengan keadaan
rumah dan lingkungan sekitar
Pada kasus ini didapatkan keadaan rumah
pasien ; Di rumah pasien tinggal 9 orang yaitu
Pasien tinggal bersama isteri dan 4 Anak , 2
menantu serta 2 cucu, Rumah terdiri dari 1 ruang
tamu, 1 ruang keluarga, 2 kamar tidur, 1 dapur dan 1
kamar mandi, dengan 6 buah jendela yang dibuka
setiap hari dari pagi hingga sore. Pasien tinggal di
bedeng kayu dan disekitar rumah pasien atau
tetangganya ada yang batuk lama.
Keadaan rumah pasien berhubungan dengan
penyakit pasien.
Penyakit TB paru ditularkan dari orang yang menderita
tuberculosis ke orang sehat. Oleh karena itu, kepadatan
penghuni yang berlebihan (overcrowded) sangat
berhubungan dengan penularan infeksi TB paru. Kuman
TB menular melalui droplet nuclei yang dibatukkan atau
dibersinkan oleh seorang penderita kepada orang lain,
dan dapat menularkan pada 10-15 orang disekitarnya.
Luas ventilasi rumah dan pencahayaan rumah. Rumah
yang memiliki luas ventilasi dan pencahayaan rumah
yang tidak memenuhi syarat kesehatan memiliki risiko
tinggi untuk terjadinya TB paru dibandingkan rumah
yang memiliki luas ventilasi dan pencahayaan yang
memenuhi syarat kesehatan.
Hubungan diagnosis dengan keadaan keluarga
dan hubungan keluarga
Pada kasus ini status ekonomi kurang mampu.
Keadaan keluarga dan status ekonomi pasien tidak
berhubungan dengan penyakit pasien.

Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan


dalam keluarga dan lingkungan sekitar
Perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan).
Pengetahuan penderita TB Paru yang kurang tentang
cara penularan, bahaya dan cara pengobatan akan
berpengaruh terhadap sikap dan prilaku sebagai orang
sakit dan akhinya berakibat menjadi sumber penular
bagi orang di sekelilingnya.
Pada kasus ini pasien dan keluarga belum mengerti
tentang penyakitnya, cara penularannya,
pengobatannya.
Analisis kemungkinan berbagai faktor risiko atau
etiologi penyakit ini pada pasien
Pada kasus ini yang menjadi faktor pasien ditularkan
melalui tetangga yang menderita penyakit yang sama
atau penyakit yang sebelumnya pernah diderita pasien
kambuh lagi.

Analisis untuk mengurangi paparan atau


memutus rantai penularan dengan faktor resiko
atau etiologi pada pasien ini
Bila batuk jangan buang dahak sembarangan, dahak
sebaiknya ditampung dengan tisu/kertas, lalu sampah
tisu/kertas dikubur atau dibakar, menutup mulut ketika
batuk, Membuat ventilasi rumah dengan baik,
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makan
makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, dan
olahraga teratur, hindari Asap rokok

You might also like