You are on page 1of 66

ALAT UKUR

ENERGI DAYA
NYATA

KWH METER
HIDUP ITU UJIAN

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan


kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-
buahan. Dan berikanlah berita gembira
kepada orang-orang yang sabar.
Sabda Rasulullah SAW
: Sungguh menakjubkan sikap seorang
mukmin itu, segala keadaan dianggapnya
baik dan hal ini tidak akan terjadi kecuali bagi
seorang mukmin. Apabila mendapatkan
kesenangan, dia bersyukur, maka itu lebih
baik baginya, dan apabila ditimpa
penderitaan, dia bersabar, maka itu lebih baik
baginya.(H.R.Muslim).
Konstruksi kWh Meter
Prinsip Kerja kWh Meter
Arus beban mengalir melalui kumparan arus Wc
menyebabkan terjadinya fluks magnit 1
Wp mempunyai lilitan yang banyak dan dianggap sbg
reaktansi murni, shg arus Ip tertinggal 90o thdp teg beban
dan menghasilkan fluks magnit 2
Dengan adanya interaksi tersebut terjadi torsi Td, piringan
D berputar dengan kecepatan n dan memotong garis-garis
fluks magnit m .
Arus pusar pada piringan D akan memotong fluks magnit
m yang akan menyebabkan momen redaman Tm yang
berbanding lurus dengan n m2
lanjutan
Dalam kondisi setimbang maka Td = Tm

2
k d .V .I .Cos k m .n.m

kd
n 2
V .I .Cos
k m .m
Dengan adanya kecpt putar n pada piringan D dalam
jangka waktu tertentu dapat mengukur energi listrik
Kesalahan-kesalahan dan
cara kompensasinya
Penyesuaian fasa

Is
V

ES
90o

2
Kesalahan-kesalahan dan cara
kompensasinya
Agar momen pada piringan D berbanding lurus
dengan daya beban maka 2 harus tertinggal fasa
90 terhadap tegangan.
Tapi dalam prakteknya sudut fasanya lebih kecil
dari 90, yang disebabkan oleh resistansi dan rugi
besi pada inti kumparan tegangan.
Untuk mengatasinya dengan melilitkan kumparan
S beberapa lilit pada inti kumparan tegangan
yang dihubungakan seri dengan resistor,
sehingga fluks kombinasi 2 tertinggal 90
terhadap tegangan
Kesalahan-kesalahan dan cara
kompensasinya
Penyesuaian pada beban berat
Kesalahan-kesalahan dan cara
kompensasinya
Piringan D saat berputar memotong fluksi-fluksi 1 dan 2, akan
membangkitkan momen-momen k1.n.12 dan k2.n.22 dimana momen-
momen tersebut akan bekerja berlawanan arahnya dengan perputaran
yang menyebabkan perlambatan sehingga kesalahan negatif
bertambah dengan semakin besarnya 1 dan 2. Dalam prakteknya
tegangan beban hampir tetap (2 konstan), tetapi arus beban bervariasi
sangat lebar yang menyebabkan varisi pada 1 dan dengan demikian
pada beban berat kesalahan negatif yang disebabkan k1.n.12 terjadi.
Untuk mengurangi kesalahan tersebut 1 dibuat kecil yaitu dengan
menambahkan suatu shunt magnetic pada inti kumparan arus,
sehingga sekarang 1 berkurang menjadi (1-2). Dengan demikian
pembebanan arus yang besar, Fluks-fluks arus (1-2) akan memotong
piringan dan momen gerak yang dihasilkan akan bertambah sesuai
dengan arus beban dan kesalahan negatif tersebut dapat dikurangi.
Kesalahan-kesalahan dan cara
kompensasinya
Penyesuaian pada beban ringan
Kesalahan-kesalahan dan cara
kompensasinya
Bila piringan D berputar, maka momen gesekan mekanis akan
terjadi dan memnyebabkan kesalahn negatif. Kesalahan ini
lebih berarti pada beban-beban ringan yaitu jika arus beban
kecil.
Untuk mengatasinya dengan menempatkan suatu cincin
tembaga pendek diantara inti kumparan tegangan dengan
kumparan dan piringan dengan posisi agak miring pada arah
putaran. Fluksi magnetic 2 yang melalui cincin pendek
tersebut akan mempunyai fasa yang terlambat terhadap
bagian yang tidak ada cincinnya. Jadi suatu efek terjadi
seakan kutub magnetic dari kumparan tegangan telah
bergeser pada arah perputaran dan menghasilkan momen
yang searah perputaran piringan.
Kesalahan-kesalahan dan cara
kompensasinya
Penyesuaian pada beban kosong
Bila piringan D berputar tiba-
tiba beban kosong (I = 0),
kemungkinan piringan tetap
berputar pelan yang
disebabkan oleh momen
inersia dan juga karena 2
(kumparan tegangan tetap
terhubung) serta cincin
tembaga pada inti kumparan
tegangan. Untuk
mengatasinya dengan
membuat lubang kcil (anti
creeping device).
kWH, kVARH

BEBAN
Rangkaian Dasar kWh Meter 1Fasa
dan 3 Fasa

KUMPARAN
ARUS
KUMP
ARAN KUM
TEGA KUMPARA
PAR
NGAN N
AN
TEGANGA
ARU
N
S

FASA R
FASA
FASA S
NOL BEBAN FASA T

HANTARAN NOL

BEBAN
PENGUJIAN PUTARAN KWH METER
a. DENGAN MULTI METER & STOP WATCH
Rangkaian
Beban resistip
Faktor daya = 1
1 2 3 4 6
F A

V B
N
td = waktu dasar pada n putaran (det)
n = putaran kWh meter (ditentukan)
n . 3.600.000 C = konstanta kWh (putaran/kWh)
td = (det) U = tegangan terukur (volt)
C . U.I.cos
I = arus terukur (ampere)
Cos faktor daya = 1 (beban resistip)

S = kesalahan kWh meter (%)


S = td t x 100 % td = waktu dasar pada n put. (det)
t t = waktu terukur stop watch (det)
b. DENGAN WATT METER & STOP WATCH

Rangkaian

1 2 3 4 6 BEBAN
F W
B
N
P2 = daya aktip teoritis pada kWh (watt)
n . 3.600.000 n = putaran kWh meter (ditentukan)
P2 = (watt) C = konstanta kWh (putaran/kWh)
C.t
t = waktu terukur stop watch (det)

S = kesalahan kWh meter (%)


P2 -1 P2 = daya aktip teoritis (watt)
S= x 100 % P1 = daya aktip hasil ukur watt meter (watt)
P1
PENGUJIAN KWH 3 FASA DENGAN MULTI METER & STOP WATCH

V V V
BEBAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
R A
S A
T A
N
P 3 1= 3.V . I . Cos (watt)

n . 3.600.000 P3 Daya aktip 3 fase di sisi beban (W)


P3 (watt) P3 2 = Daya aktip 3 fase pada kWh (W)
C.t
n = Putaran kWh ditentukan
P3 - 1 . 100 % C = Konstanta kWh (put/kWh)
S= t = Waktu n put. oleh stop watch (det)
P3
S = Kesalahan kWh meter (%)
PENGUJIAN KWH 3 FASA DENGAN WATT METER & STOP WATCH

WR Ws WT

BEBAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12
R
S B
T
N

P3 WR + Ws + WT
P3Daya aktip 3 fase di sisi beban (W)
n . 3.600.000 P32 = Daya aktip 3 fase pada kWh (W)
P3 (Watt)
C.t n = Putaran kWh ditentukan
C = Konstanta kWh (put/kWh)
t = Waktu n put. oleh stop watch (det)
P3 - 1 . 100 %
S= S = Kesalahan kWh meter (%)
P3
Meter kWh yang menggunakan tarip ganda
harus dilengkapi dengan saklar waktu (time
switch) guna menunjukan pemakaian kWh pada
WBP dan LWBP.

Waktu beban puncak (WBP) adalah pukul 18.00


s/d 22.00 dan Luar waktu beban puncak
(LWBP) adalah pukul 22.00 s/d 18.00 waktu
setempat.

Jam nyala perbulan adalah jumlah pemakaian


kWh dibagi dengan daya tersambung (kVA).
1.Nama / Merk pabrik
2.Sistem pengawatan: - Satu phasa dua kawat
- Tiga phasa empat kawat
- Tiga phasa tiga kawat

3.Type meter
4.Nomor seri dan tahun pembuatan.
5.Tegangan acuan standar,arus dasar dan rasio
ransformator
6.Frekuensi pengenal
7.Konstanta meter
8.Satuan energi listrik
9.Kelas meter
Kelas dua untuk pengukuran langsung
Kelas satu untuk pengukuran tak
langsung
Contoh Papan nama Meter tarif tunggal

AWAS MEMBUKA SEGEL DIDENDA

0 0 0 0 0 kWh
MILIK ENERTEC
P L N SCHLUMBERGER

METER kWh FASA TIGA 4 KAWAT JENIS A6C2


PUTARAN
5 (20) A 3 x 220 / 380 V 50 Hz k = 222.2/9
KwH
P. L. N. No. JA3 0014709 00026702

-1986

7810436 BUATAN PERANCIS


Contoh Papan nama Meter tarif Ganda

MILIK
P L N 0 0 0 0 0
L
MECOINDO kWh
ENERTEC N
0 0 0 0 0
220 V ~
KILO WATT HOUR FASA TIGA 4 KAWAT
JENIS A6C1 KELAS 2
50 (100) A 3 x 220 / 380V 50 Hz k = 37 29/33 PUT/kWh
Nn

4885044
Meter KVARh

Meter kVARh adalah suatu alat ukur listrik


yang digunakan untuk mengukur besarnya
energi daya reaktif yang digunakan pelanggan
dalam satuan kilo volt amper reaktif jam
( kVARh)

Pada setiap meter kVARh diberi tanda


pengenal pada papan nama yang terpasang
pada bagian dalam meter yang antara lain
berisi :
:

1.Nama / Merk pabrik


2.Sistem pengawatan: - Satu phasa dua kawat
- Tiga phasa empat kawat
- Tiga phasa tiga kawat

3.Type meter
4.Nomor seri dan tahun pembuatan.
5.Tegangan acuan standar,arus dasar dan rasio
Transformator instrumen ukur.
6.Frekuensi pengenal
7.Konstanta meter (putaran /kvarh)
9.Satuan energi listrik
10.Kelas meter
Kelas tiga.
DIAGRAM PENGAWATAN KWH METER TARIF GANDA DAN KVARH
METER
kWh Meter kVARh Meter

1 3 4 6 7 9 10 12 13 15 1 3 4 6 7 9

R
S
T
N
Time Switch
M

7 8 1 2 3
Tabel Tegangan Acuan Standar Meter kWh

Meter KWh Tegangan Acuan Standar

Sambungan langsung satu phasa 230 volt

Sambungan langsung tiga phasa 440 volt

Tabel Arus dasar Standar dan Arus Maksimum meter kWh

Arus dasar
Meter Kwh Arus Maksimum(A)
standar(A)
5 20
Sambungan langsung 20 60
100 100
1
Sambungan melalui trafo arus -
5
TABEL TEGANGAN ACUAN STANDART
METER KVARH

Meter Kvarh Tegangan Acuan Standar

Sambungan langsung satu phasa 230 volt

Sambungan langsung tiga phasa 440 volt

Tabel Arus dasar Standar dan Arus Maksimum meter kvarh

Arus dasar Arus


Meter Kvarh
standar(A) Maksimum(A)

5 20
Sambungan langsung 20 60
100 100
1
Sambungan melalui trafo arus -
5
TRAFO INSTRUMEN

Current Transformer (CT)


Dan Potential Transformer (PT)
Trafo Instrumen ( CT dan PT )
Trafo arus digunakan untuk menurunkan arus
dengan perbandingan transformasi tertentu
dan sekaligus mengisolasi peralatan ukur dari
tegangan sistem yang diukur.
Trafo tegangan digunakan untuk menurunkan
tegangan sistem dengan perbandingan
transformasi tertentu.
Macam-Macam Trafo Arus ( CT )
Prinsip Dasar Trafo

V1 N1 E1 E2 N2 V2

N1 = jumlah lilitan kumparan primer


N2 = jumlah lilitan kumparan sekunder
m = fluksi maksimum dalam inti (core) dari transformator
(weber)
f = Frekuensi tegangan catu
E1 = emf induksi pada lilitan primer
E2 = emf induksi pada lilitan sekunder
V1 = tegangan primer
V2 = tegangan sekunder
Perbandingan Transformasi
I1 N 2
Trafo arus (CT)
I 2 N1

E1 N1
Trafo tegangan (PT)
E2 N 2
Kesalahan Arus (CT)
Ip
Perbandingan transformasi Kn
Is
K n xI s I p
Kesalahan arus (current error) (%) x100%
Ip

Kn = Perbandingan transformasi
= Kesalahan arus (%)
Is = Arus sekunder sebenarnya (A)
Ip = Arus primer sebenarnya (A)
Penandaan Terminal CT
P1/K dan P2/L terminal sisi primer
S1/k dan S2/l terminal sisi sekunder
Polaritas sisi sekunder harus disesuaikan dengan datangnya
arus diterminal sisi primer (tidak boleh terbalik).
Untuk keamanan dari tegangan tinggi akibat kopling
kapasitif, terminal S2/l harus ditanahkan (sesuai standar
IEC).
Pengujian Trafo Arus ( CT )
Pengujian Trafo Arus.
Sebelum dipasang, harus dilakukan pengujian terlebih dahulu,
untuk mengetahui karakteristik Trafo Arus tersebut, apakah sesuai
dengan data yang ada dalam Trafo Arus itu sendiri.

Pengujian Trafo Arus meliputi,


Pengujian Polaritas.
Untuk mengetahui polaritas CT , dimana pada sisi Primer
ditandai dengan ( K ; L atau P1 ; P2 ) dan
pada sisi Sekunder ditandai dengan ( k ; l atau S1 ; S2 ).

Pengujian Rasio.
Untuk mengetahui Rasio CT ( Kn = Ipn / Isn ).
Sebagai contoh CT 100/5 A, ( Kn = 100/5 = 20 x ),
Bila CT tersebut diuji dengan Iprimer = 50 A, maka Isekunder
seharusnnya menunjuk 2,5 A.
Pengujian Rasio ( Kn ).
S Trafo Las I primer I sekunder

K / P1 k / S1

W
L / P2 l / S2

TA1 Tang ampere TA2


Cara pengujian,
- Hidupkan Trafo Las dengan menutup Saklar S.
- Pasang Tang ampere TA1 disisi primer dan TA2 disisi Sekunder
- Naikkan pengatur arus Trafo Las, perhatikan penunjukan arus
di TA1 dan TA2.
- Transformasi pengujian CT ( Kc = TA1/ TA2 ).
- Rasio benar bila Kn = Kc.
- Kesalahan ( E ) = ( Kn.Is Ip ) / Ip X 100 %.
PENGUJIAN POLARITAS ARUS PADA CT
a. Peralatan yang dipergunakan : 1. Sumber teg. DC / battrey
2. Saklar
3. Mili Ampere meter
4. Kabel penghubung
b. Gambar rangkaian pemeriksaan :
1,5 v
+ - s

K L

k l

mA

c. Cara pemeriksaan :
Pada saat saklar S dimasukkan, jarum mA akan bergerak karena
Arus transient, bila jarum bergerak ke arah kanan berarti polari-
Tas betul dan bila ke kiri berarti polaritas salah.
Contoh,Diagram Pengawatan Alat
Ukur kWh Meter dengan CT

BE
BA
I CT
W N

I sekunder = Max 5 A.

A kWh
Trafo Arus (CT)
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
Salah satu sisi sekunder harus dibumikan
Rangkaian sekunder tidak boleh dipasang
sekering atau MCB
Rangkaian sekunder tidak boleh terbuka
(open) atau harus dihubungkan dengan
kumparan arus alat ukur (ampermeter, kWh
Meter, kVARh Meter)
Trafo Instrumen
Trafo Arus / Current Transformer ( CT ).

Contoh: 400/5 A, 300/5 A, 200/5 A, 100/5 A, artinya Arus


Primernya adalah 400 A, 300 A, 200 A, 100 A dengan arus
sekunder 5 A.

Spesifikasi Trafo Arus harus diperiksa dan minimal harus


mempunyai data sebagai berikut,
a. Nama Pabrik.
b. Tipe dan nomor seri.
c. Arus Pengenal Primer dan Sekunder ( Ratio CT ).
d. Kelas Ketelitian ( 0,1 ; 0,2 ; 0,5 ; 1 ).
e. Burden ( 2,5 VA, 5 VA, 7,5 VA, 10 VA,15 VA ; 30 VA ).
Ciri-ciri CT untuk Meter dan Proteksi
Untuk instrumen/meter
Teliti untuk daerah kerja 5 120 %
Cepat jenuh
Kelas ketelitian 0.5 ; 1
Untuk Proteksi
Klas ketelitian relatif rendah

Kejenuhan tinggi

Kelas ketelitian 5 - 10%

Hal-hal yang perlu diperhatikan :


Salah satu sisi sekunder harus dibumikan
Rangkaian sekunder tidak boleh terbuka (Open
Circuit)
Burden CT
Burden adalah impedansi dari rangkaian
sekunder trafo arus yang dinyatakan dalam
ohm. Biasanya sering dinyatakan dalam volt
ampere yang diserap pada faktor daya
tertentu dan pada raus pengenal sekunder
serta tidak mengurangi kelas ketelitiannya.
Dalam pemasangan alat ukur perhatikan
Burden CT (VA).
Pemakanian CT Pada Teg. Menengah
Pemakaian CT Pada Tegangan Tinggi
Trafo Instrumen
Tang Ampere mempunyai prinsip sama
dengan prinsip trafo arus
Trafo Tegangan (PT)
Hal-hal yang perlu diperhatikan :

Salah satu sisi sekunder harus dibumikan


Rangkaian sekunder harus dipasang
sekering atau MCB, sedekat mungkin dengan
terminal sekunder
Rangkaian sekunder tidak boleh dihubung
singkat (Short circuit) , dalam merangkai
dihubungkan dengan kumparan tegangan
alat ukur (Volt Meter, kWh Meter, kVARh
Meter)
Rangkaian PT dengan Beban

Primer

PT

Gunanya dihubungkan ketanah yaitu


Sekunder untuk menghilangkan arus bocor dari
kumparan primer

V
Kesalahan Tegangan (PT)

Kesalahan tegangan (potential error)

K n (Vs V p )
R.E (%) x100%
Vp

Kn = Ratio nominal
R.E = Ratio error (%)
Vs = Tegangan sekunder sebenarnya (V)
Vp = Tegangan primer sebenarnya (V)
Burden PT

Burden dari trafo tegangan menunjukkan


kemampuan beban yang disambung pada
trafo tegangan termasuk impedansi kawat-
kawat penghubung serta burden meter atau
relay sehingga karakteristiknya tetap
memenuhi klasnya.
Pemilihan Trafo Tegangan (PT)
Pelanggan > 201 kVA s/d 30,5 MVA harus menggunakan
tegangan 20 kV. Tetapi transaksi energi listrik
menggunakan tegangan rendah 220/380 V.
Burden dihitung berdasarkan beban dan alat ukur yang
akan disambung ke trafo tegangan (PT).

Alat Ukur Jenis mekanik Jenis Elektronik

kWh meter 3,5 VA 1,5 VA


kVARh meter 3,5 VA 1,5 VA
Kabel 2x4mm2 = 10 m 0,68 VA 0,68 VA
Total 7,68 VA 3,68 VA

Kalau menggunakan alat ukur jenis mekanik burden dipilih 10


VA, kalau jenis elektronik dipilih 7,5 VA atau 5 VA.
Macam-Macam Trafo Tegangan ( PT )
Trafo Tegangan Pada Teg. Tinggi
kWh meter 3 fasa 4 kawat Sambungan Tidak Langsung Tarif Tunggal

. 1 . 2 . 3 . 4 . 5 . 6 . 7 . 83. 93 . 113

B
R E
S B
T A
N N
kWh meter 3 fasa 4 kawat Sambungan Tidak Langsung Tarif Ganda

. .
M

. 13 . 23. 33 .43
.1 . 2. 3 .4 . 5 .6 .7 .83. 93 .123 . 13 .
153

k
. l . k. l . k. l .
CT

K
. L
. K. L
. K. L
.
B
E
R B
S A
TM
N
kWh meter 3 fasa 3 kawat Sambungan Tidak Langsung Tarif Tunggal

.1 .2 .3 .5 .73. 83. 93

. . k . l .
CT

K .L . K . L .
B
E
R B
TM S A
N
T
kWh meter 3 fasa 3 kawat Sambungan Tidak Langsung Tarif Ganda

. 13 . 23. 33 .43
.1 .2 .3 5 .73.83. 93 . 13 .
153

. k
. l.
CT

K
. L
. K .L.
B
R E
B
TM S A
N
T
Rangkaian CT Dengan Beban

Beban

Primer Karena arus I sekunder cukup besar , maka


hubungan belitan sekunder dengan
beban (amperemeter) tidak boleh diputus
CT
/ dilepas , kalau putus maka
transformator akan rusak maka kita
Sekunder
gunakan transformator arus (CT)

A
Trafo Instrumen CT
Alat ukur mempunyai 2 type pengukuran
Pengukuran langsung = alat ukur yang mempunyai
kemampuan arus lebih tinggi dari besaran arus yang
akan diukur
Pengukuran tidak langsung = untuk mengukur
besaran arus yang lebih dari kemampuan arus dari
alat ukur tersebut. Maka perlu ditambah alat bantu
( CT )

BEBAN
A
Cos Meter

v
J a la -J a la Beban

v
v v

K u m p a ra n K u m p a ra n K u m p a ra n
S ila n g

L R

c c

G a m b a r R a n g k a ia n A la t U k u r F a k to r D a y a K u m p a r a n S ila n g S a tu F a s a
Cos Meter
Trafo Instrumen ( CT dan PT )
Trafo Arus ( CT )

You might also like