You are on page 1of 63

Kelompok 5

Pendekatan Epidemiologi
Dalam Kesehatan Masyarakat

Samuel P. Tarigan (1706003761) Ahmad Bujiyoko (1706093183)


Yulaida Maya Sari (1706003824) Annisa Alwita (1706093201)
Yuli Irmayanti (1706003830) Vinskatania A. Andrias (1706093353)
Sarah Fatimah (1706005546)
Outline
1. Pendahuluan
2. Definisi, Sejarah, dan Hukum yang
Mengatur Epidemiologi
3. Konsep Epidemiologi
4. Kriteria Kausalitas
5. Penerapan Epidemiologi
6. Surveilans Epidemiologi
7. Tantangan dan Upaya Menghadapinya
8. Penutup
1 Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat Epidemiologi
Latar Belakang Epidemiologi

Masalah kesehatan masyarakat yang bersifat


mendesak (emergency)
Penyakit infeksi dan menular
Terjadi peningkatan penyakit tidak menular seperti
penyakit karena perilaku tidak sehat dan penyakit
degeneratif
Epidemiologi dan biostatistik merupakan dua pilar
utama dalam kesehatan masyarakat (Wibowo, 2015)
Tujuan Epidemiologi

Mengidentifikasi penyebab penyakit dan faktor resiko terkait.


Menentukan seberapa luas atau banyak penyakit dan faktor
risiko terkait.
Mempelajari riwayat penyakit alamiah dan prognosis penyakit.
Mengevaluasi pelayanan dan pencegahan kesehatan yang sudah
ada dan yang terbarukan.
Menyediakan dasar dalam mengembangkan kebijakan
kesehatan.
Manfaat Epidemiologi

1. Membantu Pekerjaan Administrasi Kesehatan.


2. Menerangkan Penyebab Suatu Masalah Kesehatan.
3. Menerangkan Perkembangan Alamiah Suatu Penyakit.
4. Menerangkan Keadaan Suatu Masalah Kesehatan.
2 Epidemiologi
Definisi
Sejarah
Hukum yang Mengatur
epi + demos + logos
atas rakyat ilmu

Suatu studi tentang distribusi, frekuensi, determinan kesehatan yang


berkaitan dengan keadaan atau kejadian kesehatan dalam populasi tertentu.
Pengertian Menurut WHO
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of
health-related states or events (including disease), and the application
of this study to the control of diseases and other health problems.
Various methods can be used to carry out epidemiological
investigations: surveillance and descriptive studies can be used to
study distribution; analytical studies are used to study determinants.


Studi mengenai distribusi dan determinan kesehatan yang
berkaitan dengan kejadian di populasi dan aplikasi dari studi
untuk pemecahan masalah kesehatan.
Penjelasan definisi epidemiologi
Hubungan antara air
minum yang disuplai oleh
perusahaan setempat
dengan kejadian kolera di
London. John Snow

Faktor Lingkungan dapat


memengaruhi kejadian penyakit
Hipocrates
Sejarah Epidemiologi di Indonesia

1950- 1960-
1622 1888 an an
Sejarah Epidemiologi di Indonesia

Pada tahun 1622 di Batavia sudah didirikan rumah sakit.


Pusat laboratorium Kedokteran didirikan di Bandung pada tahun 1888 dan
selanjutnya disusul didirikannya laboratorium lain di Medan, Semarang,
Makasar, Surabaya dan Yogyakarta.
Tahun 1950-an, dibentuk Lembaga Makanan Rakyat dan Lembaga Pusat
Penyeledikan Pemberantasan Penyakit Kelamin (LP4K). Empat belas tahun
kemudian, lembaga ini berganti nama menjadi Lembaga Kesehatan
Nasional. Tugas utama lembaga ini adalah melakukan semua penelitian
yang diperlukan oleh Departemen Kesehatan.
Pada dekade 60-an, dibentuk Lembaga Farmasi Nasional dan Lembaga
Kanker Nasional, sebuah unit dibawah Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia (LIPI) yang kemudian diserahkan ke Kemenkes. Kini, Lembaga
kanker menjadi bagian dari Rumah Sakit Ciptp Mangunkusumo, Jakrta.
Sejarah Epidemiologi di Indonesia

Kabupaten Boyolali menjadi fokus perhatian pada tahun 1968


saat terjadinya wabah Pes atau Black Death. Data resmi
Kabupaten Boyolali menyatakan, wabah Pes meminta korban
101 orang dan 42 orang diantaranya meninggal. Tingkat
fatalitasnya, atau kerap disebut case fatality rate (CFR), mencapai
42%. Dua tahun kemudian, terjadi lagi letusan wabah Pes di
likasi yang sama dengan penderita 11 orang dan 3 orang di
antaranya meninggal CFR = 27%. Pada 19 Maret 1970
Kabupaten Boyolali dinyatakan bebas dari wabas Pes.
Perundang-Undangan

Penyakit menular:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1
Tahun 1962 tentang Karantina Laut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2
Tahun 1963 tentang Karantina Udara
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 374/MENKES/PER/III/2010 tentang
Pengendalian Vektor
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 21 tahun 2013 tentang Penangulangan HIV
dan AIDS
Penyakit tidak menular
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 422/MENKES/SK/III/2010 tentang NAPZA
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 406/MENKES/SK/II/2009 tentang Kesehatan
Jiwa Komunitas
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1023/MENKES/SK/XI/2008 tentang
Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1142/MENKES/SK/XII/2008 tentang
Pedoman Pengendalian Penyakit Asma
Keputusan Mentri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 231/MENKES/SK/VII/2012 tentang Komite
Sel Punca
Peraturan Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan

Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia nomor 45 tahun 2014 tentang
penyelenggaraan surveilans kesehatan
o Berdasarkan sasaran penyelenggaraan
o Surveilans kesehatan lingkungan
o Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan
Konsep
3 Epidemiologi
Konsep Dasar
Prinsip
Metode
Agent
Trias Epidemiologi
o Unsur yang terlibat Host (penjamu), Agen
Host Environment
dan linkungan

o Ketiga unsur saling berkaitan dan


berinteraksi secara dimamis dan seimbang
Agent Host
(equilibrium)

o Gangguan terhadap salah satu unsur akan


menyebabkan ketidak seimbangan sehingga
Environment
memungkinkan host terjadinya penyakit.
Tahapan terjadinya penyakit:
Rantai infeksi
o Agen meninggalkan penjamu (host)
atau reservoir melalui gerbang
keluar (portal of exit),
o Menggunakan pola perpindahan
tertentu
o kontak langsung
o vector
o vehicle
o udara
o droplet
o Agen kemudian masuk melalui
gerbang masuk (portal of entry)
untuk menginfeksi individu (host)
yang rentan.
Benda Benda
Agen
Mati Hidup

Biologi

Gizi Fisika

Fisik Kimia
Penjamu (Host)

Orang atau hewan yang Kerentanan penjamu (host)


menyediakan tempat yang untuk mengalami infeksi atau
cocok bagi agen infeksius untuk sakit dapat dipengaruhi oleh:
tumbuh dan berkembang biak o faktor genetik,
secara alamiah. o umur,
o jenis kelamin,
o riwayat penyakit,
o kondisi psikologi dan
fisiologi
o imunitas
Lingkungan Unsur di luar penjamu (host) yang
mempengaruhi kesehatan populasi

Sosial Biologi Fisik Sosioekonomi


ekonomi Sanitasi Temperatur Ketersediaan
Kandungan Kelembaban makanan
mikroba dalam air pencahayaan Kepadatan
penduduk
Lingkungan Pendapatan

Fisik Biologi
Metode Epidemiologi

Epidemiologi deskriptif
Mengambarkan distribusi suatu penyakit dan melihat
kecenderungan penyakit di populasi tertentu.
Tujuan adalah untuk memahami distribusi dan
keparahan/beban penyakit di populasi.
Melihat waktu (time), Tempat (place) dan orang (person)
Metode Epidemiologi

Epidemiologi analitik
Mempelajari causalitas (cause and effect). mencari tahu mengapa
dan bagaimana suatu penyakit terjadi.
Mengukur hubungan antara pajanan dan hasil/akibatnya
menguji hipotesa dari suatu hubungan sebab-akibat.
Dapat menyajikan cukup bukti untuk menentukan bagaiman cara
mengendalikan dan mencegah suatu penyakit.
Ada dua studi epidemiologi analitik yaitu:
Study epidemiologi experimental/penelitian
Studi epidemiologi observasional.
4 Kriteria Kausalitas
Kriteria Hill
Apa itu
Kausalitas
?


Hubungan Sebab dan Akibat

Sebab Akibat
9 Kriteria

1 2 3
Kekuatan Asosiasi Konsistensi Spesifisitas dari
Hasil uji hubungan atau Konsistensi terhadap Asosiasi
pengaruh yang kuat suatu hasil uji Suatu variabel jika
akan lebih mendukung kausalitas harus dapat secara terbatas
kausalitas dibandingkan ditemukan ketika menyebabkan suatu
dengan hasil yang penelitian itu dilakukan penyakit tertentu,
sedang atau bahkan pada orang, tempat, serta tidak ada variabel
lemah. kondisi, dan waktu maka spesifisitas yang
yang berbeda. tinggi - kausalitas
sangat mungkin
disepakati.
9 Kriteria

4 5 3
Temporalitas Tahapan biologis Masuk akal
Suatu faktor atau Konsistensi terhadap (Plausibility)
variabel harus suatu hasil uji Suatu variabel jika
mendahului keluaran kausalitas harus dapat secara terbatas
dari variabel yang ditemukan ketika menyebabkan suatu
diasumsikan menjadi penelitian itu dilakukan penyakit tertentu,
efek dari faktor atau pada orang, tempat, serta tidak ada variabel
variabel awal. kondisi, dan waktu maka spesifisitas yang
yang berbeda. tinggi - kausalitas
sangat mungkin
disepakati.
9 Kriteria (Hill, 1965)

4 5 6
Koherensi Tahapan biologis Masuk akal
Suatu faktor atau Konsistensi terhadap (Plausibility)
variabel harus suatu hasil uji Tidak bertentangan
mendahului keluaran kausalitas harus dapat dengan apa yang
dari variabel yang ditemukan ketika disebut Hill (1965)
diasumsikan menjadi penelitian itu dilakukan "generally known fact".
efek dari faktor atau pada orang, tempat,
variabel awal. kondisi, dan waktu
yang berbeda.
9 Kriteria

7 8 9
Koherensi Tahapan biologis Analogi
Suatu faktor atau Jika suatu hasil Jika suatu kausalitas
variabel harus penelitiandari sudah ada sebelumnya
mendahului keluaran eksperimen di pada kondisi yang
dari variabel yang laboratorium atau uji relatif sama, maka hasil
diasumsikan menjadi coba acak terkontrol penelitian yang
efek dari faktor atau memiliki kemungkinan memiliki karakteristik
variabel awal. kausalitas lebih besar. hampir sama dapat
dianalogikan memiliki
tingkat kausalitas yang
sama pula.
Penerapan
5 Epidemiologi
Desain Studi Epidemiologi

Studi Eksperimental
Mengukur efek dari suatu intervensi terhadap hasil
tertentu yang diprediksi sebelumnya.

Studi Observasi

Tidak ada intervensi apapun


Tipe Studi Desain Observasional Sumber: Bonita, 2006 dan Webb et al, 2005

Tipe Studi Observasional Alternatif Nama Lain Unit Studi

Studi Deskriptif
Case Series Kasus Berurutan Individu
Studi Migrant Studi Migran Populasi
Studi Prevalensi Suvei Populasi
Studi Analitik
Studi Ekologi Korelasi Populasi
Potong Lintang Prevalensi Individu
Kasus Kontrol Kasus-Referensi Individu
Kohort Follow-up Individu
Jenis Studi Observasional Analitik

CROSS SECTIONAL COHORT


POTONG LINTANG KOHORT

Paparan pada masa sekarang


Paparan dan Outcome pada
Outcome pada masa depan
masa sekarang
CASE CONTROL
KASUS KONTROL

Paparan pada masa lalu


Outcome pada masa
sekarang

Sumber: Bonita, 2006 dan Webb et al, 2005


Desain Cross Sectional

Populasi terdefinisi
(Defined Population)

Mengumpulkan data paparan dan penyakit secara


bersamaan

(+) paparan (+) paparan (-) paparan (-) paparan


(+) penyakit (-) penyakit (+) penyakit (-) penyakit

Sumber : Najmah, 2015


Aplikasi Studi
Desain Cross Sectional
PTRM + sakitan / mati akibat
HIV & overdosis narkoba

Penasun PTRM + negatif dari HIV & overdosis narkoba


(Pengguna Narkoba
Suntik)
Tidak akses PTRM + sakitan / mati akibat HIV
& overdosis narkoba

Tidak akses PTRM + negative dari HIV &


overdosis narkoba

Sumber : Najmah, 2015


Desain Case - Control

Waktu
Arah pertanyaan

Terpapar
Kasus
Tidak Terpapar
Populasi
Terpapar
Kontrol
Tidak Terpapar

Sumber: Webb et al, 2005


Aplikasi Studi
Desain Case Control

Waktu
Arah pertanyaan

Status gizi ibu


tidak baik Ibu yang
melahirkan anak
Status gizi ibu baik BBLR
BBLR di
Status gizi ibu Yogyakarta
tidak baik Ibu yang tidak
melahirkan anak
Status gizi ibu baik BBLR

Sumber : Najmah, 2015


Desain Cohort

Sakit
Terpapar
Sehat
Populasi
Sakit
Tidak Terpapar
Sehat
Waktu
Arah pertanyaan

Sumber : Najmah, 2015


Aplikasi Studi
Desain Cohort

Thypoid
Tidak cuci tangan
dan jajan
Tidak Thypoid
Populasi
Anak SD
Cuci tangan Thypoid
dan jajan
Tidak Thypoid
Waktu
Arah pertanyaan
Surveilans
6 Epidemiologi
Definisi
WHO

Suatu proses pengumpulan, pengelolaan, analisis dan interprestasi data kesehatan secara
sistematis, terus menerus dan penyebarluasan informasi kepada pihak terkait untuk
melakukan tindakan.

CDC (Center Of Disease Control)

Pengumpulan, analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus
menerus, yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya
kesehatan masyarakat dipadu dengan diseminasi data secara tepat waktu kepada paihak
pihak yang perlu mengetahuinya

Departemen Kesehatan (DepKes):

Suatu rangkaian proses pengamatan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam
pengumpulan data analisis dan interpretasi data kesehatan dalam upaya untuk menguraikan dan
memantau suatu peristiwa kesehatan agar dapat dilakukan penanggulangan yang efektif dan efisien
terhadap masalah kesehatan masyarakat tersebut.

Wibowo, Adik & Team, 2015, Kesehatan Masyarakat di Indonesia : Konsep, Aplikasi dan Tantangan, Cetakan ke-2, Rajawali Press, Jakarta.
Conceptual Framework Of Public Health Surveillance And Action

Sumber: Scott JN McNabb et al, 2002,Conceptual framework of Public Health Surveillance and action and its application in health sector reform, BMC Public Health
Skema Sistem Surveilans

Sumber: Kementrian Kesehatan, 2014, Konsep Surveilans, Modul Pendidikan Tinggi Jarak Jauh
Ruang Lingkup
Survailens
Epidemiologi

Penyakit Kesehatan
Penyakit Masalah Kesehatan
Tidak Lingkungan Kesehatan
Menular Matra
Menular dan Perilaku

Kesehatan haji,
PD3I, AFP,potensial Sarana air bersih, Gangguan mikro
Hipertensi, stroke, kesehatan
KLB/ keracunan, Tempat Tempat (kekuranganiodium,
PJK, Diabetes pelabuhan dan
DBD/DSS, Malaria, Umum, Pemuiman anemia defisiensi
mellitus, lintas batas
Zoonosis (antraks, dan Lingkungan besi), gizi berlebihm
Neoplasma, PPOK, perbatasan, bencana
rabies, Perumahan, Limbah KIA, Usila,
Gangguan dan masalah social,
leptospirosis), Industri,Vektor Penyalahgunaan
Mental,Masalah kesehatan matra lau
HIV/AIDS, Penyakit, Kesehatan NAPZA, Kualitas
Kesehatan Akibat dan udara, KLB
Tuberkulosism dan Keselamatan makanan dan bahan
Kerja penyakit dan
SARS, dll Kerja, dll makanan
keracuanan.
Jenis Survailens
Epidemiologi

Berdasarkan Aktivitas
Kualitas
Metode Pengumpulan Pola Pelaksanaan
Pemeriksaan
Pelaksanaan Data

Surverilans Rutin Bukti klinis tanpa peralatan


Surveilans Aktif Pola Kedaruratan
Terpadu pemeriksaan

Surveilans Survailens Pasif Pola Selain Bukti Laboratorium dengan


Khusus Kedaruratan peralatan khusus

Surverilans
Sentinel

Studi Epidemiologi
Individu

Sasaran Surveilans
Epidemiologi
Populasi
Internasional
Sasaran Populasi
Lokal

Populasi
Nasional
Aplikasi Surveilans

mengetahui secara dini adanya Informasi tentang pasien Bovine Spongiform


sinyal peringatan / ancaman stroke dirawat di fasilitas Encephalopathy (BSE)
penyakit menular potensial kesehatan, Campylobacter Escherichia Coli
KLB Identifikasi kejadian stroke Infections
fatal yang berbasis Salmonella
masyarakat), Shigella species
Perkiraan kejadian stroke non
fatal yang berbasis masyarakat

EWARS (The Early STEPwise Approach


Food Borne Disease
Warning Alert and to Surveillance
Surveillance
Response System) (STEPS)
Tahap Transisi Demografi (Blacker,1947)

Stationer Tinggi Awal Akhir Stationer Rendah Tahap Menurun


Kelahiran tinggi Perkembangan Perkembangan Kelahiran rendah Kelahiran rendah
Mortalitas Tinggi Kelahiran tinggi Kelahiran menurun Mortalitas rendah Mortalitas tinggi
Eropa (abad 14) Mortalitas menurun Mortalitas menurun Pertumbuhan alami Jerman (1975)
Pertumbuhan alami penduduk rendah
penduduk
Australia (1930-an)
Beban Ganda Yang Terjadi Depkes RI, 2006
Akibat Transisi Epidemologi

Tahun Mortalitas Mortalitas


Penyakit Menular Penyakit Tidak Menular
1980 69,49% 25,4%
1986 60,48% 33,8%
1992 50,72% 43,6%
1995 48,46% 45,4%
2001 44,57% 48,5%
Tantangan dan Upaya
7 Menghadapinya
Tantangan Surveilans
Adanya beban kerja petugas surveilans yang ganda, hal ini dikarenakan selain
harus membuat laporan, petugas juga harus melakukan pelayanan.
Kemampuan petugas surveilans dengan latar belakang epidemiologi yang kurang
Dukungan pembiayaaan yang kurang dari pemerintah
Data yang dikumpulkan membingungkan, dimana petugas surveilans
mengumpulkan data penyakit yang terlalu banyak bahkan penyakit yang bukan
merupakan kasus di daerah tersebut.
Kurangnya keseragaman dan adanya kopleksitas bentuk dan prosedur
administrasi pengumpulan data (siapa yang mengumpulkan data?, apa
laporannya? Bagaimana bentuk laporannya?, kepada siapa laporan harus
disampaikan, dan lain - lain)
Pelaksanaan Sistem Informasi Kesehatan puskesmas yang belum optimal
Upaya Menghadapi Tantangan Dalam
Sistem Surveilans Epidemiologi

Memperluas jangkauan surveilans


Surveilans mencakup seluruh sistem kesehatan
Penguatan sumber daya, sarana dan prasarana yang menunjang
kegiatan SIK, baik SIKDA maupun SIKNAS
Peningkatan kemampuan petugas melalui pelatihan atau melanjutkan
pendidikan yang berlatar belakang epidemiologi.
Peningkatan pembiayaan yang memadai untuk petugas maupun
pengembangan sarana dan prasarana.
8 Penutup
Kesimpulan
Saran
Kesimpulan
Konsep dasar epidemiologi dalam mengambarkan bagaimana penyebaran suatu penyakit dan masalah
kesehatan dapat terjadi dinyatakan dalam konsep segitiga / triad epidemiology. Unsur dari triad epidemiology
terdiri dari host (penjamu-tuan rumah), agent, dan lingkungan.
Kriteria Kausalitas Hill menguraikan kondisi minimal yang diperlukan untuk membangun hubungan sebab
akibat antara dua faktor. Ada 9 kriteria untuk mengevaluasi kausalitas dari sebuah hasil penelitian
(Kekuatan Asosiasi, Konsistensi, Spesifisitas dari Asosiasi, Temporalitas, Tahapan biologis, Masuk akal,
Koherensi, Eksperimen, dan Analogi)
Metode yang digunakan dalam menjelaskan, memprediksi dan mengendalikan penyakit di dalam
epidemiologi digolong menjadi dua yaitu epidemiologi deskriptif dan epidemiologi analitik.
Epidemiologi deskriptif mengambarkan distribusi suatu penyakit dan melihat kecenderungan penyakit di
populasi tertentu.
Epidemiologi analitik mempelajari kausalitas (cause and effect) terjadinya suatu penyakit
Kesimpulan

Desain penelitian dalam epidemiologi terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu
penelitian eksperimental dan penelitian observasional.
Studi desain observasional analitik ada tiga jenis : Potong Lintang (Cross Sectional),
Kasus Kontrol (Case Control), dan Kohort (Cohort). Perbedaan secara umum
terletak pada faktor paparan (exposure factors) dan kejadian penyakit (disease).
Definisi Surveilans adalah suatu proses pengumpulan, pengelolaan, analisis dan
interprestasi data kesehatan secara sistematis, terus menerus dan
penyebarluasan informasi kepada pihak terkait untuk melakukan tindakan.
Surveilans epidemiologi secara umum terbagi menjadi tiga jenis pendekatan yakni
surveilans aktif, surveilans pasif, dan surveilans sentinel.
Kesimpulan

Tantangan sistem surveilans epidemiologi:


1. Kurangnya perhatian yang sungguh-sungguh Alokasi sumber daya
kurang memadai
2. Kurangnya kualitas SDM dalam sistem surveilans epidemiologi
3. Dukungan biaya yang kurang mengakibatkan tidak memadainya
infrastruktur dan petugas terkadang tidak tertarik dan sungguh-sungguh
dalam menjalani tugasnya.
Saran

Memperluas jangkauan surveilans dan mencakup seluruh sistem


kesehatan,
Penguatan sumber daya, sarana, prasarana, yang menunjang kegiatan SIK.
Peningkatan kemampuan petugas melalui pelatihan atau melanjutkan
pendidikan baik di bidang epidemiologi maupun di bidang teknologi
informatika.
Peningkatan pembiayaan yang memadai untuk petugas maupun
pengembangan sarana dan prasarana.
Daftar Pustaka

Bonita, R, Baeglehole, R, & Kjellstorm,T 2006, Basic Epidemilogy, 2nd Edition, WHO Press, Switzerland. Available from :
<http://whqlibdoc.who.int/publications/2006/9241547073_eng.pdf> [9 Oktober 2017].
Kementrian Kesehatan RI, 2012, Pedoman Sistem Kewaspadaan Diri dan Respons (EWARS), Ditjen PP&PL Kemenkes RI, Jakarta.
Hill, AB 1965, The Environment and Disease: Association or Causation?, Proceed Roy Soc Medicine, London.
Hofler, M 2005, The Bradford Hill consideration on causality: a counterfactual perspective, Emerging Themes in Epidemiology, 2:11.
Last, JM (ed) 2001, Dictionary of Epidemiologi, Edition F, Oxford University Press, New York.
Najmah, SKM, MPH 2016, Epidemiologi Untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Cetakan ke-2, Rajawali Pers, Jakarta.
Rothman, KJ 2002, Epidemiology, An Introduction, Oxford University Press, New York.
Webb, P, Bain, C, & Pirozzo, S 2005, Essential Epidemiologi, An Introduction for Students and Health Professionals, Cambridge University Press,
New York.
Wibowo, Adik & Team, 2015, Kesehatan Masyarakat di Indonesia : Konsep, Aplikasi dan Tantangan, Cetakan ke-2, Rajawali Press, Jakarta.
World Health Organization, 2008, Communicable Disease Alert and Response for Mass Gatherings (Key Considerations), WHO Publisher,
Genewa. Available from : <http://www.who.int> [11 Oktober 2017].
World Health Organization, 2014, STEPwise Approach to Stroke Surveillance, WHO Publisher, Genewa. Available from :
<http://www.who.int/chp/steps/stroke/en/> [11 Oktober 2017].
World Health Organization, 2014, Sentinel Surveillance, Journal (serial on the internet). Available from :
<http://www.who.int/immunization/monitoring_surveillance/burden/vpd/surveillance_type/sentinel/en/> [11 Oktober 2017].
Terima Kasih

You might also like