Professional Documents
Culture Documents
conditioner
Biogas adalah bahan bakar yang berupa
gas yang dihasilkan dari proses
fermentasi anaerob oleh mikroorganisme
dari bahan organik, seperti limbah
pertanian, kotoran ternak, kotoran
manusia atau campurannya di dalam
suatu alat yang disebut digester.
Komposisi biogas adalah
Methan (CH4) = 54-70%
Karbon dioksida (CO2) = 27-45%
Nitrogen (N2) = 0.5-3%
Oksigen (O2) = 0.1%
Hidrogen sulfida (H2S) < 0.1%
Sejarah penemuan proses pencernaan
anaerobik untuk menghasilkan biogas
tersebar di benua Eropa.
Penemuan ilmuwan Volta terhadap gas
yang dikeluarkan di rawa-rawa terjadi
pada tahun 1770.
Beberapa dekade kemudian, Avogadro
mengidentifikasikan tentang gas metana.
Setelah tahun 1875 dipastikan bahwa
biogas merupakan produk dari proses
anaerobik digestion.
Tahun 1884 Pasteur melakukan
penelitian tentang biogas
menggunakan kotoran hewan.
Era penelitian Pasteur menjadi
landasan untuk penelitian biogas
hingga saat ini.
RRC dengan program Chinas 2003-2010
National Rural Biogas Construction Plan
mulai diluncurkan tahun 2003.
Tujuan : meningkatkan penggunaan
biogas, dengan target 11 juta untuk total
20 juta rumah tangga pada tahun 2005,
dan membuat satu dari sepuluh rumah
tangga petani sebagai pengguna biogas
Pada tahun 2010, Cina akan meningkatkan
penggunaan biogas skala rumah tangga lebih
dari 31 juta untuk total 50 juta rumah
tangga, sehingga tingkat penggunaan
meningkat sampai 35 persen.
Subsidi pemerintah China untuk setiap
digester biogas sebesar 1000 yuan (sekitar US
$ 150).
Tahun 1981 mulai dikembangkan instalasi
biogas di India.
Pengembangan instalasi biogas dilakukan oleh
Departemen Sumber Energi non-Konvensional
melalui program The National Project on
Biogas Development dengan melakukan riset
terhadap pengembangan model instalasi
biogas.
Tahun 1999, sekitar tiga juta rumah tangga di
India menggunakan instalasi biogas.
Teknologibiogas mulai diperkenalkan di
Indonesia pada tahun 1970-an. Pada awalnya
teknik pengolahan limbah dengan instalasi
biogas dikembangkan di wilayah pedesaan,
tetapi saat ini teknologi ini sudah mulai
diterapkan di wilayah perkotaan.
Pada tahun 1981, pengembangan instalasi
biogas di Indonesia dikembangkan melalui
Proyek Pengembangan Biogas dengan
dukungan dana dari Food and Agriculture
Organization (FAO) dengan dibangun contoh
instalasi biogas di beberapa provinsi.
Mulai tahun 2000-an telah dikembangkan
reaktor biogas skala kecil (rumah tangga)
dengan konstruksi sederhana yang terbuat
dari plastik secara siap pasang dan dengan
harga yang relatif murah .
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan
Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor
5 tahun 2006 tentang kebijakan energi
nasional untuk mengembangkan sumber
energi alternatif sebagai pengganti bahan
bakar minyak.
Tujuan : untuk mengurangi ketergantungan
terhadap bahan bakar minyak melalui
pengalihan pada sumber daya yang dapat
diperbaharui sebagai alternatif pengganti
bahan bakar minyak.
Tahap I Hidrolisis
Hidrolisa substrat utama seperti karbohidrat,
lemak, dan protein dalam limbah ternak
menjadi senyawa-senyawa sederhana,
seperti asam asetat, alkohol, CO2, NH3, dan
sulfida.
Bakteri yang berperan Clostridium acteinum,
Bacteriodes ruminicola, Bifidobacterium sp,
Eschericia sp, Enterobacter sp, dan
Desulfobio sp.
Tahap 2 Acidogenesis-Asetogenesis
Bakteri mengoksidasi asam berantai
karbon panjang, seperti asetat dan
alkohol yang dilakukan oleh Lactobacillus
sp, Streptococcus sp.
Tahap 3 Metanogenesis
Bakteri methanogenik menggunakan H2,
CO2, dan asetat untuk pertumbuhannya,
serta memproduksi CH4 dan CO2.
Urea yang berasal dari protein dihidrolisa oleh
bakteri menjadi gas metan (CH4) dan NH4+.
Asam asetat serta asam propionat dari lemak
difermentasi menjadi gas metan dan CO2
CO2 yang dihasilkan direduksi menjadi CH4 dan
H2O.
Bakteri yang berperan pada tahap ini adalah
Methanobacterium melianskii, Methanococcus
sp, dan Methanosarcina sp
70% metan dihasilkan dari asam asetat, 15% dari
H2 dan CO2, 15% lagi dari reduksi metanol
Anaerobic Digestion
CH4 + CO2
C/N rasio = 20-30
kadar air 36 99% meningkatkan produksi biogas
sampai 670%.
kadar air antara 60 78% ( Elizabeth C.Price and
Paul N. Cheremisinof ,1981)
bahan kering sekitar 20-40% (Oleszkiewicz and
Poggi-Varaldo, 1997)
bahan kering lebih dari 50% memerlukan
penambahan air.
Aktivitas mikroorganisme
pH = 6.6 - 7.6
Temperatur = 32-36oC
Tidak mengandung bahan beracun
Karbon dibutuhkan oleh bakteri sebagai sumber
energi. Selain unsur karbon, unsur nitrogen juga
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri,
khususnya dalam pembentukan sel.
Jumlah unsur nitrogen ini diharapkan cukup. Bila
jumlah unsur nitrogen terlalu sedikit ( C/N rasio
tinggi) maka nitrogen akan digunakan terlebih dahulu
untuk proses pembentukan sel bakteri, hal ini
menyebabkan proses berjalan lambat.
Bila jumlah nitrogen terlalu banyak ( C/N rasio
rendah) maka karbon akan segera habis dan proses
fermentasi berhenti dan akan terbentuk amonia yang
akhirnya akan menghambat pertumbuhan bakteri.
Masing-masing limbah memiliki C/N rasio yang
berbeda.
C/N Kadar Air (%) C (%) N (%)
Feces sapi potong 12 50 20 1.7
Serbuk gergaji 450 15 34 0.08
( 20 x ) (34 y )
30
(1.7 x ) (0.08 y )
51x 2.4 y 20 x 34 y
31x 31.6 y
untuk _ x 1, mak a _ y 0.98