Professional Documents
Culture Documents
Kes
BBLR
Berat badan salah satu indikator
kesehatan bati baru lahir
Kern ikterus
Sirosis hepatis
Kern ikterus, tanda/gejala:
Hipoaktif
Letargi
Hipotoni
Refleks moro menurun
Irritabel
Hipertoni
Kejang
Hipertermi
Malas minum
HIPERBILIRUBINEMIA INDIREK
Fototerapi sesuai indikasi/ grafik cockington
Transfusi tukar, bila :
bilirubin indirek meningkat > 5 mg% /hari,
bilirubin indirek > 25 mg% ( pd BB bayi > 2500 g),
> 20 mg% (pd bayi < 2500 g),
timbul anemia progresif pd waktu pengobatan
hiperbilirubinemia
HIPERBILIRUBINEMIA DIREK
Obstruksi biliaris tindakan bedah
Non obstruksi obati etiologi (infeksi/sepsis)
Simptomatis berikan:
Luminal 3-4 mg/kgBB/hari dibagi 2 dosis
Cholestyramine 240 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis
GANGGUAN NAPAS
PADA BAYI BARU LAHIR
Distres respirasi = gangguan napas suatu
keadaan meningkatnya kerja pernapasan
yang ditandai:
Takipnea (RR > 60-80 x /menit)
Retraksi
Napas cuping hidung
Merintih / grunting
Sianosis
Apnu atau henti napas
Pneumonia
TTN = Transient Tachypnea of the Newborn
Sindroma aspirasi mekonium
Kebocoran udara pada paru
Pneumotoraks
Emfisema interstitial
Pneumomediastinum
pneumoperikarfium
Kelainan paru kongenital
Hernia diafragmatika
Silototoraks
dll
Kelainan jantung kongenital
Gejala sisa atau sekuel SGN
Gangguan napas yang paling sering:
TTN
RDS (respiratory distress syndrome)
= SGN (sindroma gawat napas)
= PMH (penyakit membran hialin)
Displasia bronkopulmonar
Perkembangan paru normal
1. Pseudoglandular (5- 17 minggu)
Terjadi perkembangan percabangan bronkiolus
dan tubulus asiner
2. Kanalikuler (16- 26 minggu)
Terjadi proliferasi kapiler dan penipisan mesenkim
Diferensiasi pneumosit alveolar tipe II sekitar 20
mg
3. Sakuler (24 38 minggu)
Terjadi perkembangan dan ekspansi rongga udara
Awal pembentukan septum alveolar
4. Alveolar (36 minggu lebih 2 tahun setelah lahir)
Penipisan septum alveolar dan pembentukan
kaliper baru
Surfaktan paru
Dibentuk di pneumosit alveolar tipe II
Disekresi kedalam rongga udara kecil
Usia kehamilan 22 minggu
Fungsi: untuk mengurangi tegangan permukaan
dan menstabilkan saluran napas kecil selama
ekspirasi memungkikan stabilisasi dan
pemiliharaan sisa volume paru
Berkaitan dg perkembangan paru tsb
gangguan napas akut dapat terjadi akibat:
Rasio ventilasi alveolar dan perfusi pulmoner mjd
terbalik
Pirau intrapulmonal
Hipoventilasi
Disfusi gas abnormal pd pertemuan alveolar dan
kapiler, berkurangnya konsentrasi O2 yg dihirup
(FiO2)
Meningkatnya desaturasi vena dg ggn fungsi jantung
Skor Downes
Yang dinilai (0-2): frekuensi napas, retraksi,
sianosis, air entry, merintih
Derajat:
Sesak napas ringan (1-3)
Sesak napas sedang (4-5)
Sesak napas berat ( 6)
Obstruksi jalan napas
Nasal atau nasofaringeal: abstruksi koanae, dll
Rongga mulut: makroglosi atau mikrognati
Leher: struma kongenital
Laring: laryngeal web
Suportif
Rawat dlm inkubator
Oksigen dg headbox/sungkup, CPAP
IVFD
Antibiotika
Tunda minum peroral (sampai RR 40-60 kali
permenit
Pernapasan mekanik jika dg tindakan
diatas PO2 < 50 mmHg atau PCO2 > 65
mmHg atau apnu
Observasi ketat tanda vital