You are on page 1of 18

DASAR HUKUM ASURANSI DAN

PERBEDAAN ASURANSI SYARIAH DAN


KONVENSIONAL
DASAR HUKUM ASURANSI
Pengertian Asuransi

Pasal 246 KUHD: Asuransi atau pertanggungan adalah


suatu perjanjian, dengan mana seorang penanggung
mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan
menerima suatu premi, untuk memberikan penggantian
kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin
akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tertentu.
Lanjutan

Asuransi (pertanggungan) adalah namun dengan karakteristik bahwa asuransi


perjanjian dua pihak, dengan nama adalah persetujuan yang bersifat untung-
pihak penanggung mengikatkan diri untungan sebagaimana dinyatakan dalam
kepada tertanggung, dengan menerima Pasal 1774 KUH Perdata.
premi asuransi, utk memberikan Menurut Pasal 1774 KUH Perdata, Suatu
penggantian kepada tertanggung persetujuan untunguntungan (kans-
karena kerugian, kerusakan atau overeenkomst) adalah suatu perbuatan yang
kehilangan keuntungan yg diharapkan, hasilnya, mengenai untung ruginya, baik bagi
atau tanggung jawab hukum kepada semua pihak maupun bagi sementara pihak,
pihak ketiga yang mungkin akan diderita bergantung kepada suatu kejadian yang belum
tertanggung, yang timbul dari suatu tentu.
pembayaran yang didasarkan atas
meninggal atau hidupnya seseorang
yang dipertanggungkan (Ps 1 UU No.
2/1992).
TUJUAN ASURANSI

A. Pengalihan Risiko
Tertanggung mengadakan asuransi dengan tujuan mengalihkan risiko yang
mengancam harta kekayaan atau jiwanya. Dengan membayar sejumlah premi kepada
perusahaan asuransi (penanggung), sejak itu pula risiko beralih kepada penanggung.
B. Pembayaran Ganti Kerugian
Dalam pembayaran ganti kerugian oleh perusahaan asuransi berlaku prinsip subrogasi
(diatur dalam pasal 1400 KUH Per) dimana penggantian hak si berpiutang (tertanggung)
oleh seorang pihak ketiga (penanggung/pihak asuransi) yang membayar kepada si
berpiutang (nilai klaim asuransi) terjadi baik karena persetujuan maupun karena
undang-undang.
JENIS-JENIS ASURANSI

Asuransi pada umumnya dibagi menjadi dua bagian besar yaitu: Asuransi Kerugian dan Asuransi
Jiwa.
1. Asuransi Kerugian terdiri dari :
Asuransi Kebakaran
Asuransi Kehilangan dan Kerusakan
Asuransi laut
Asuransi Pengangkutan
Asuransi Kredit
2. Asuransi Jiwa terdiri dari :
Asuransi Kecelakaan
Asuransi Kesehatan
Asuransi Jiwa Kredit
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN

KEUNTUNGAN KERUGIAN
Memberikan rasa aman Premi kita akan hangus bila tidak terjadi
Merupakan simpanan saat jatuh tempo klaim sampai jangka waktu asuransi
dapat ditarik kembali habis.

Terhindar dari resiko kerugian atas Lingkup Penanggulangan Resiko terbatas


kehilangan Potensi kerugian yang ditanggung
perusahaan asuransi sangat terbatas
Memperoleh penghasilan dimasa yang pada resiko-resiko yang dapat diukur nilai
akan datang ekonomisnya.
Memperoleh penggantian akibat
kerusakan atau kehilangan.
PERBEDAAN ASURANSI SYARIAH DAN KONVESIONAL
PENGERTIAN ASURANSI SYARIAH

Istilah asuransi dalam bahasa arab disebut at-tamin, penanggung disebut muammin,
sedangkan tertanggung disebut muamman lahu atau mustamin. Mentaminkan sesuatu
artinya adalah seseorang membayar atau menyerahkan uang cicilan agar ia atau ahli
warisnya mendapatkan sejumlah uang sebagaimana yang telah disepakati atau untuk
mendapatkan ganti terhadap hartanya yang hilang.
TUJUAN ASURANSI SYARIAH

Tolong-menolong dan bekerja sama, kekayaan yang dimiliki sebagai karunia Allah Swt hendaknya
berfungsi social, terutama membebaskan orang dari penderitaan dan ketergantungan.

Saling menjaga keselamatan dan keamanan, kehendak untuk selamat dan aman dalam hidup
merupakan naluri kemanusiaan.

Saling bertanggung jawab, islam mengajarkan manusia agar menghilangkan sikap


mementingkan diri sendiri.

Bertekad memberikan solusi dan pelayanan terbaik dalam perencanaan keuangan dan
pengelolaan risiko bagi umat dengan menawarkan jasa Takaful dan keuangan syariah yang
dikelola secara profesional, adil, tulus dan amanah.
PENGERTIAN ASURANSI KONVENSIONAL

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dengan mana
pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi,
untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau
kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbuul dari suatu peristiwa yang tidak pasti,atau
untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan (menurut UU No. 2 Tahun 1992).
TUJUAN ASURANSI KONVENSIONAL

Memberikan jaminan perlindungan dari risiko-risiko kerugian yang diderita satu pihak

Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu secara khusus mengadakan pengamanan dan
pengawasan untuk memberikan perlindungan yang memakan banyak tenaga, waktu dan biaya.

Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan mengeluarkan biaya yang jumlahnya tertentu dan
tidak perlu mengganti/membayar sendiri kerugian yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan
tidak pasti.

Sebagai tabungan, karena jumlah yang dibayar kepada pihak asuransi akan dikembalikan dalam
jumlah yang lebih besar.
Perbedaan Asuransi Konvensional dan
Syariah
Aspek Asuransi Konvensional Asuransi Syariah

Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana Sekumpulan orang yang saling
pihak penanggung mengikat diri kepada pihak membantu, saling menjamin dan
Konsep tertanggung, dengan menerima premi asuransi, bekerja sama dengan cara
untuk memberikan pergantian kepada masing-masing mengeluarkan
tertanggung. dana tabarru.

Dari al-Aqilah (kebiasaan suku


Arab jauh sebelum Islam datang).
Dari masyarakat Babilonia 4000-3000 SM yang
Kemudian disahkan oleh
dikenal dengan perjanjian Hammurabi. Dan tahun
Rasulullah menjadi hukum Islam,
Asal Usul 1668 M di Coffe House London berdirilah Liyod
bahkan telah tertuang dalam
of London sebagai cikal bakal asuransi
konstitusi pertama di dunia
konvensional.
(Konstitusi Madinah) yang dibuat
langsung oleh Rasulullah.
Aspek Asuransi Konvensional Asuransi Syariah
Bersumber dari pikiran Bersumber dari wahyu Ilahi. Sumber
manusia dan kebudayaan. hukum dalam syariah Islam adalah al-
Sumber Hukum Berdasarkan hukum positif, Quran, Sunnah atau kebiasaan Rasul,
hukum alami dan contoh Ijma, Urf atau tradisi dan Maslahah
peristiwa. Mursalah.
Tidak selaras dengan Syariah
Islam karena adanya unsur
Maghrib (Maysir, Bersih dari adanya praktik Maisir, Gharar
Maisir, Gharar dan Riba. Dan
Gharar dan Riba) dan Riba.
itu semua merupakan hal yang
diharamkan dalam muamalah.
Selain diawasi oleh Departemen
Hanya diawasi oleh
Keuangan, juga ada DPS yang berfungsi
Departemen Keuangan. Tidak
untuk mengawasi pelaksanaan
ada DPS (Dewan Pengawas
Pengawasan operasional perusahaan agar terbebas
Syariah), sehingga dalam
dari praktik-praktik muamalah yang
praktiknya bertentangan
bertentangan dengan prisnsip-prinsip
dengan kaidah-kaidah Syara.
Syariah.

Akad jual beli atau tadabbuli


Akad tabarru dan akad tijarah
(akad muawadhah, akad
Akad/ Perjanjian (mudharabah, wakalah, wadiah, syirkah
idzaan akad gharar dan akad
dan sebagainya).
mulzim).
Aspek Asuransi Konvensional Asuransi Syariah

Transfer of Risk, dimana


Sharing of Risk, dimana terjadi proses
Jaminan/Risk terjadi transfer risiko dari
saling menanggung antara satu peserta
(Risiko) tertanggung kepada
dengan peserta yang lainnya (tawun).
penanggung.

Pada produk-produk saving life terjadi


Tidak ada pemisahan dana yang pemisahan dana yaitu dana tabarru atau derma
Pengelola-an Dana berakibat pada terjadinya dana dan dana peserta sehingga tidak mengenal
hangus (untuk produk saving-life). istilah dana hangus. Sedangkan untuk term
insurance semuanya bersifat tabarru.
Bebas melakukan investasi dalam
Dapat melakukan investasi sesuai dengan
batas-batas tertentu yang sesuai
ketentuan perundang-undangan sepanjang tidak
dengan perundang-undangan dan
bertentanggan dengan prinsip-prinsip Syariah
tidak terbatasi pada halal dan
Investasi Dana Premi Islam. Bebas dari riba dan tempat-tempat
haramnya objek atau sistem
investasi terlarang. Dengan demikian dana
investasi yang digunakan. Dengan
premi harus dinvestasikan dalam skim Syariah
demikian, dana premi bisa
dengan mendapatkan fee pengelola.
diinvestasikan diluar skim syariah.
Dana yang terkumpul dari premi Dana yang terkumpul dari peserta dalam bentuk
peserta seluruhnya menjadi milik iuran atau kontribusi, merupakan milik peserta
Kepemilik-an Dana perusahaan. Perusahaan bebas (shohibul mal), asuransi syariah hanya sebagai
menggunakan dan menginvestasikan pemegang amanah (mudharib) dalam mengelola
kemana saja. dana tersebut.
Aspek Asuransi konvensional Asuransi Syariah

Unsur premi terdiri dari tabel Iuran atau kontribusi terdiri dari unsur tabarru
mortalia (mortality tables), bunga dan tabungan (yang tidak mengandung unsur
Unsur Premi
(interest), biaya-biaya asuransi (cost riba). Tabarru juga dihitung dari tabel mortalia,
of insurance). tetapi tanpa perhitungan bunga teknik.

Loading pada asuransi konvensional


cukup besar terutama diperuntukan
Pada sebagian asuransi syariah, loading tidak
untuk komisi agen, bisa menyerap
dibebankan pada peserta tetapi dari dana
Loading (komisi agen) premi tahun pertama dan kedua.
pemegang saham, tapi sebagian yang lainnya
Karena itu, nilai tunai pada tahun
mengambil dari sekitar 20-30% saja dari premi.
pertama dan kedua biasanya belum
ada (masih hangus).

Sumber pembayaran klaim diperoleh dari


Sumber biaya klaim adalah dari
rekening tabarru atau dana tabungan bersama
rekening atau kas perusahaan,
Sumber Pembayaran dimana peserta saling menanggung. Jika salah
sebagai konsekuensi penanggung
Klaim satu peserta mendapat musibah, maka peserta
terhadap tertanggung. Murni bisnis
lainnya ikut menanggung bersama risiko
dan tidak ada nuansa spiritual.
tersebut.
Aspek Asuransi Konvensional Asuransi Syariah
Menganut konsep akuntansi accrual
Menganut konsep akuntansi cash basis,
basis, yaitu proses akuntansi yang
mengakui apa yang benar-benar telah ada,
mengakui terjadinya peristiwa, atau
sedang accrual basis dianggap bertentangan
keadaan non-kas. Dan juga
dengan syariah karena mengakui adanya
Sistem Akuntansi mengakui pendapataan, peningkatan
pendapatan harta, beban atau utang yang akan
asset, expenses, liabilities dalam
terjadi di masa yang akan datang. Sementara
jumlah tertentu yang baru akan
apakah itu benar-benar dapat terjadi hanya Allah
diterima dalam waktu yang akan
yang tahu .
datang.
Keuntungan yang diperoleh dari
Profit yang diperoleh dari surplus underwriting,
surplus underwriting, komisi
komisi reasuransi dan hasil investasi bukan
Keuntungan (Profit) reasuransi dan hasil investasi
seluruhnya milik perusahaan tetapi dilakukan
seluruhnya adalah keuntungan
bagi hasil (mudharabah) dengan peserta.
perusahaan.

Perusahaan wajib mengeluarkan zakat dari


Dana Zakat, Infaq dan
Tak ada zakat, infaq dan shadaqah. keuntungannya. Juga dianjurkan untuk
Shadaqah
mengeluarkan infaq dan shadaqah.

Misi yang diemban dalam asuransi syariah


Secara garis besar misi utama dari
adalah misi akidah, misi ibadah (tawun), misi
Misi dan Visi asuransi konvensinal adalah misi
ekonomi (iqtishod) dan misi pemberdayaan
ekonomi dan misi sosial.
umat (sosial).
THANK YOU

You might also like