Professional Documents
Culture Documents
REFARAT
Oleh :
Belva Palit
Dicky Saragih
Arlia Oroh
Carolin tombokan
PENDAHULUAN
Glaukoma Primer6
Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan
yang merupakan penyebab glaukoma. Glaukoma ini didapatkan pada
orang yang telah memiliki bakat bawaan glaukoma, seperti :
Gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan anatomis bilik mata
menyempit
Kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan (goniodisgenesis), berupa
trubekulodisgenesis, iridodisgenesis dan korneodisgenesis dan yang paling
sering beripa trabekulodigenesis dan goniodisgenesis.
Glaukoma Sudut Terbuka (Glaukoma Kronis)
Karakteristik dari glaukoma primer sudut terbuka :3
Onset saat dewasa
TIO >21 mmHg
Ada gambaran sudut bilik mata depan terbuka
Ada kerusakan papil nervus optikus glaukomatosa
Gangguan lapang pandang
Gejala yang ditimbulkan biasanya bersifat progresif dan sering kali tidak
menimbulkan keluhan.
Glaukoma primer sudut tertutup ditandai dengan sudut bilik mata depan
yang tertutup. Gejala yang dirasakan oleh pasien, seperti:1,12
tajam penglihatan kurang (kabur mendadak)
nyeri hebat periorbita
Pusing
Mual muntah
mata merah, bengkak, berair
melihat halo (pelangi disekitar objek)
Pada pemeriksaan oftalmologi dapat ditemukan :1,6
Injeksi silier yang lebih hebat di dekat limbus kornea-sklera dan berkurang
kearah forniks
Pembuluh darah tidak bergerak dengan konjungtiva
Mid-dilatasi pupil dan reflex pupil negative
Kornea tampak edema dan keruh
Kamera okuli anterior sempit
TIO meningkat
Visus sangat turun hingga 1/300
Lapang pandang menyempit
Diskus optikus terlihat merah dan bengkak
Glaukoma Sekunder
Glaukoma sekunder adalah glaukoma yang diketahui penyebab TIO meningkat
atau karena manifestasi dari keadaan/penyakit lain. Glaukoma sekunder dapat
disebabkan oleh :12
Glaukoma pigmentasi
Sindrom eksfoliasi
Akibat kelainan lensa (fakogenik)
Akibat kelainan traktus uvea
Sindrom iridokorneoendotelial (ICE)
Trauma
Pascaoperasi
Glaukoma neovaskular
Peningkatan tekanan episklera
Akibat steroid
Glaukoma Kongenital
Glaukoma kongenital timbul saat lahir atau dalam tahun pertama dengan gejala klinis
:1,13
mata berair berlebihan
peningkatan diameter kornea (buftalmos)
kornea berawan karena edema epitel, terpisah atau robeknya membrane descement
fotofobia sehingga bayi tidak tahan sinar matahari dan menjauhi sinar dengan
menyembunyikan mata
peningkatan tekanan intraocular
peningkatan kedalaman kamera anterior
pencekungan diskus optikus
Glaukoma Absolut
Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma (sempit/terbuka) dimana sudah terjadi
kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada
glaukoma absolut dapat ditemukan :6
Kebutaan total
Mata lelah
Kornea keruh
Bilik mata dangkal
Papil atrofi dengan ekskavasi glaukomatosa
Mata keras seperti batu
Nyeri periorbita
Timbul penyulit berupa neovaskularisasi iris
DIAGNOSIS
Anamnesis
RPS
RPD
Riwayat Penyakit Sekarang
Riw Pengobatan
Riw alergi
Pemeriksaan Fisik Oftamologis14
Visus
Ketajaman penglihatan dapat normal atau menurun secara progresif tetapi
terjadi penurunan ketajaman penglihatan mendadak pada glaukoma akut.
Kornea
Edema dan keruh
Kamera Okuli Anterior
Glaukoma sudut terbuka : normal
Glaukoma sudut tertutup : dangkal
Glaukoma kongenital : dalam sekali
Pupil
Reflex cahaya pupil dapat poitif atau negative.
Lensa
Bisa keruh dan adanya iris shadow
Pemeriksaan Penunjang6,13,15
Pemeriksaan Tekanan Bola Mata
Gonioskopi
Oftalmoskopi
Lapang pandang
Tes provokasi
pachymetry
Diagnosa Banding12
Glaukoma akut :
Uveitis anterior
Keratitis
Ulkus Kornea
Glaukoma kronis :
Katarak
Kelainan refraksi
Retinopati diabetes/ hipertensi
Retinitis pigmentosa
Terapi
a. Terapi medikamentosa,
Beta blocker
Contoh Obat :
Timolol larutan 0,25% dan 0,5%; gel 0,25% dan 0,5%; 1-2x/hari, 12-24 jam
Betaksolol larutan 0,5%; suspensi 0,25%; 2x/hari, 12-18 jam
Levobunolol larutan 0,25% dan 0,5%; 1-2x/hari, 12-24 jam
Metipranolol 0,3%
Karbonik anhydrase inhibitor
Contoh obat :
Topikal :
Dorzolamide larutan 2%; 2-3x/hari, 8-12 jam
Brinzolamide suspensi 1%; 2-3x/hari, 8-12 jam
Sistemik :
Asetazolamid 250 mg tab; -4 tab/hari, 6-12 jam
Agonis alfa adrenergic
Contoh obat :
Brimonidine 0,2% 2x/hari, 8-12 jam
Apraclonidine 1% dan 0,5%; jangka pendek
Agen Parasimpatomimetik (Miotika)
Contoh obat :
Pilocarpine larutan 0,5%, 1%, 2%, 3%, 4%, 6%; 2-
4x/hari, 4-12 jam
Carbachol larutan 1,5%, 3%; 2-4x/hari, 4-12 jam
Analog prostaglandin
Contoh obat
Latanoprost, 0.005%, 1X/hari, 24-36 jam
Travoprost, 0.004%, 1X/hari, 24-36 jam
Bimstoprost, 0.03%, 1X/hari, 24-36 jam
Unoprostone, 0.15%, 1X/hari, 12-18 jam
Obat lainnya :
Dipivefrine, larutan 0,1%, 2/hari, 12-18 jam; adrenergic;
meningkatkan keluarnya aquos humor melalui saluran uveo-
sklera
Gabungan tetap
Timolol/dorzolamide, 0,5%/2%, 2/hari, 12 jam
Timolol/latanoprost, 0,5%/0.005%, 1X/hari, 24 jam
Terapi bedah :
Glaukoma absolut
Kebutaan total
Neovaskularisasi iris
TERIMA KASIH