You are on page 1of 31

Pada saat pembedahan pada bidang obstetri

dihadapkan pada tiga individu yang berbeda


1. Ibu sebagai penderita
2. Bayi yang akan dilahirkan
3. Ahli bedah (obstetrikus)
Sistem kardiovaskuler dan komposisi darah

Volume darah meningkat 40-50% memenuhi kebutuhan


darah pada uterus yang membesar dan sistem
vaskularisasinya yang mengalami hipertropi
Volume plasma meningkat 45% dan jumlah eritrosit
meningkat 20%
Curah jantung meningkat 40% (pada saat persalinan dan
setelahnya meningkat 80%) karena penekanan vena cava
inferior dan aorta oleh uterus
Penurunan kadar albumin
Peningkatan faktor pembekuan
Sistem pernapasan
Hiperventilasi alveolar ventilasi meningkat
70%
Volume tidal meningkat 40%

RR meningkat 15%

Saluran pencernaan
Pengosongan isi lambung sering terlambat
karena adanyanya perubahan anatomis
Traktus Genitalia
Uterus tidak hamil memiliki struktur padat
dengan berat 70 gram bervolume 10ml

Ketika hamil menjadi organ muskular berdinding


tipis berat 1100 gram volume total mencapai 20
liter atau lebih.
Perubahan Payudara
pada minggu awal kehamilan : menjadi lebih
lunak dan timbul rasa gatal dan nyeri

Bulan kedua : bertambah besar, puting mengalami


pembesaran, berpigmen lebih gelap
Perubahan berat badan

Pertambahan berat ini disebabkan


1.uterus dan isinya
2. payudara
3. peningkatan volume darah (cairan ekstraseluler
dan intraseluler)
4. Penumpukan lemak dan protein (cadangan
ibu)
1.Obat anastesi inhalsi
Umumnya dapat melewati barier plasenta dan
akan ditemukan di dalam darah janin rata-rata
setelah 2-3 menit di hisap oleh ibu. Eter dalam
waktu 8 menit kadar dalam darah janin sama
dengan kadar dalam darah ibu

Obat inhalasi dapat menimbulkan : gangguan


kontraksi pada rahim
Contoh obat inhalasi antara lain : halothen
,isoflurane, sevorane
Obat induksi
1. Pentothal

karena kelarutan dalam lemak tinggi,


maka akan sampai di sirkulasi fetal 45
menit setelah pemberian IV pada ibu (
pada dosis rendah 3-4 mg tidak akan
menimbulkan depresi pada janin
2. Ketamin
dengan cepat akan melewati barier
plasenta dan dalam waktu 2 menit kadar
dalam janin akan sama dengan kadara
pada darah ibu (pada dosis 0,75-1 mg
tidak akan memberikan pengaruh buruk
Propofol
tidak dianjurkan pada pemakaian pada ibu hamil
karena akan disekresi di air susu
Diazepam

Dengan mudah lewat barier plasenta dan dapat


mengakibatkan gangguan nafas
Narkotika analgesik
obat ini diberikan untuk menghilangkan rasa
sakit sewaktu persalinan. Pengaruh buruk
pada ibu memperlambat pengosongan
lambung, depresi nafas, mual dan muntah,
sehingga pemberian nakortika harus
dipertimbangkan sebaik mungkn dan waktu
yang tepat
Obat anastesi lokal
Golongan bupivacain,chloroprocaine dan etidocaine
yang diberikan pada ibu tidak akan mempengaruhi
bayi yang dilahirkan
Seminimal mungkin mendepresi janin
Aman dan nyaman bagi ibu
Tidak mempengaruhi HIS
Memungkinkan ahli obstetri bekerja optimal
1. Infiltrasi langsung di sekitar luka
Untuk luka perineum
Lidokain (2-3 ampul untuk sisi kanan dan kiri)
Teknik: infiltrasi lokal disekitar lokasi jahitan
luka, tunggu 2 menit dan jahitan terhadap luka
episiotomi dapat dilakukan
a. Intoksikasi susunan saraf pusat:
pusing dan kepala terasa ringan

Perilaku aneh

Kejang kejang

Terdapat gangguan pernapasan


b. Intoksikasi sistem kardiovaskular:
Gejala awal : Hipertensi, Takikardi

Gejala lanjutan : Hipotensi, bradikardi


Indikasi:
a. Gawat janin
b. Ada kontraindikasi terhadap anestesia regional
c. Diperlukan keadaan relaksasi uterus
Keuntungan
a. Induksi cepat
b. Pengendalian jalan napas dan pernapasan
optimal
c. Risiko hipotensi dan instabilitas kardiovaskular
lebih rendah
Kerugian
a. Risiko aspirasi pada ibu lebih besar
b. Dapat terjadi depresi janin
c. Hiperventilasi pada ibu dapat menyebabkan
terjadi hipoksemia da asidosis pada janin
d. Kesulitan melakukan intubasi
Obat anastesi IV:
a. Pentotal, 5mg/KgBB dalam larutan 2,5%
dengan pH 10,8
b. Ketamin, 1 2 mg/KgBB
c. Valium, 10 gr IV atau IM, bila untuk induksi
anestesi: 0,2 0,6 mg/kgBB
d. Diprivan
Spinal anastesi atau subarachniod adalah salah
satu teknik anastesi regional yang dilakukan
dengan cara menyuntikan obat anastesi lokal
ke dalam ruang subaraknoit untuk
mendapatkan analgesi
Keuntungan :
a. Mengurangi pemakaian narkotik sistemik
sehingga depresi janin dapat dicegah
b. Ibu tetap dalam keadaan sadar dan dapat
berpartisipasi aktif dalam persalinan
c. Risiko aspirasi pulmonal minimal
Kerugian:
a. Hipotensi akibat vasodilatasi
b. Waktu mula kerja lebih lama
c. Kemungkinan terjadi sakit kepala pasca punksi
d. Untuk persalinan per vaginam, stimulus nyeri
dan kontraksi dapat menurun, sehingga
kemajuaan persalinan dapat lebih lambat
Kontraindikasi:
a. Pasien menolak
b. Syok hipovolemik
c. Infeksi/ tumor / inflamasi pada lokasi injeksi
d. Sepsis
e. Gangguan pembekuan
f. Kelainan SSP
Teknik:
a. Pasang infus line dengan diameter besar beri
500 -1000 cc cairan kristaloid
b. 15-30 menit sebelum anestesi beri antasida
c. Observasi tanda vital
Blok epidural :
Posisi pasien lateral dekubitus atau duduk
membungkuk
Lakukan punksi antara vertebra L2-L5
(umumnya L3-L4) dengan jarum/trokard
Ruang epidural dicapai dengan perasaan
hilangnya tahanan pada saat jarum menembus
ligamentum flavum
Blok spinal:
posisi pasien lateral dekubitus atau duduk
membungkuk
Lakukan punksi antara vertebra L3-L4 (di
daerah cauda equina medulla spinalis) dengan
jarum/trokard
setelah menembus ligamentum flavum
tusukan diteruskan hingga menembus
duramater, mencapai ruang subarachnoid
Identifikasi dengan keluarnya LCS jika stylet
ditarik perlahan
Kemudian injeksikan k dalam ruang epidural /
subarachnoid
Keberhasilan anastesi di uji dengan tes sensorik
pada daerah operasi
Jika menggunakan kateter untuk anestesi,
dilakukan fiksasi, daerah punksi ditutup
dengan kasa dan plester
Atur posisi pasien
TERIMA KASIH

You might also like