Professional Documents
Culture Documents
Kelompok 4B
ANATOMI HIDUNG
Anatomi Hidung
HIDUNG LUAR (Nasus eksternus):
dorsum nasi
apeks nasi
radiks nasi
ala nasi
HIDUNG DALAM (Nasus internus):
rongga hidung
septum nasi
SINUS PARANASALES:
sinus frontalis
sinus maksilaris
sinus (sel-sel) ethmoidalis
sinus sfenoidalis
HIDUNG LUAR (Nasus eksternus)
dorsum nasi
apeks nasi
radiks nasi
ala nasi
created by rolanda
HIDUNG DALAM (Nasus Internus)
Cavum nasi (rongga hidung)
Ataplamina cribriformis os ethmoidale, disini terdapat n.
olfaktorius
Dasar processus palatinus os maxilla dan the lamina
horizontalis os palatina
Os nasale
Os vomer
HIDUNG DALAM
Os frontalis
Os nasale
Konka media
Konka inferior
Cavum nasi
created by rolanda
HIDUNG DALAM (Nasus Internus)
Cavum nasi (rongga hidung)
Trdpt tonjolan & lipatan selaput lendir hidung, yg disbt konka, tdd :
konka nasalis inferior
konka nasalis media
konka nasalis superior
Meatus nasi inferior ruang antara dasar cavum nasi dg konka
nasalis inferior
Meatus nasi media ruang antara konka nasalis inferior dg media
Meatus nasi superior ruang antara konka nasalis media dg superior
HIDUNG DALAM (Nasus Internus)
Septum nasi
Lamina perpendicularis os ethmoidalis
Os vomer
Cartilago septi nasi
11
SINUS PARANASALIS
Disekitar rongga hidung trdpt rongga2 => sinus paranasalis
Tdd :
Sinus frontalis
Sinus maksilaris
Sinus sfenoidalis
Sinus ethmoidalis
FISIOLOGI PENGHIDU
Klasifikasi dan Etiologi Rinore
Klasifikasi & Etiologi Rinitis
1. Rinitis Akut
Penyebab : virus/bakteri
Gejala : rinore, bersin-bersin, hidung buntu, demam,
kelemahan umum, dan sakit kepala.
2 stadium :
Stad Awal : 3-5 hari, sekret hidung awalnya encer
kemudian menjadi mukoid
Stad Invasi : rinore purulen, demam, sakit tenggorok (2
minggu)
Klasifikasi & Etiologi Rinitis
2. Rinitis Kronik
a. Rinitis Alergi
Penyebab : alergen yang merangsang pelepasan histamin
Faktor resiko : Genetik
Gejala:
Rinore encer & gatal hidung
Bersin yg sering (>5x), Hidung buntu
Kadang disertai mata gatal dan lakrimasi
Ditemukan allergic shiner, allergic crease dan garis
dannies-morgan
Klasifikasi & Etiologi Rinitis
b. Rinitis Vasomotor
Penyebab : Reaksi neurovaskuler terhadap beberapa
rangsangan mekanis, kimia atau psikologis.
Faktor resiko :
Obat-obatan (co: ergotamin, klorpromazin, anti hipertensi)
Histamin
Terbentuk
merangsang
Histamin
reseptor H1
pada ujung
saraf
Sel goblet dan
medianus
kelenjar mukosa Vasodilata
mengalami si sinusoid
hipersekresi dan
Rasa gatal permeabilitas
pada kapiler meningkat
hidung dan Vena
bersin- sekunde
bersin r
obstruks Hidung
Rinore
Allergi Allergi i tersumbat
c c Allergic
salute crease shiner
DIAGNOSIS
ANAMNESIS DAN PEMERIKSAAN
JASMANI
ANAMNESIS
identitas pasien
-usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan, alamat, dll.
1. Riwayat kesehatan
Riwayat keluhan utama
Riwayat penyakit dahulu: apakah pernah terkena
penyakit THT ataupun alergi yang lain
Riwayat penyakit keluarga : adakah anggota
keluarga yang lain yang pernah mengalami
penyakit yang sama
PEMERIKSAAN JASMANI
keadaan umum pasien,
Tanda-tanda Vital,
berat badan,
tinggi badan
seluruh kulit harus diperhatikan apakah ada peradangan kronik seperti ekskoriasi, bekas garukan,
dan terdapat lesi urtikaria, angioedema, dermatitis, dan likenifikasi.
mata diperiksa untuk melihat hiperemia konjungtiva, edema, sekret mata yang berlebihan dan
katarak terkait atopi atau pengobatan kortikosteroid dengan dosis tinggi. Kemudian, allergic shiners
berupa daerah gelap dan bengkak di bawah mata, khas dijumpai pada penderita rhinitis alergi.
pemeriksaan membran timpani untuk melihat otitis media, penyulit pada alergi saluran napas,
perlu dilakukan. Kemudian, pada sinusitis, sinus dapat diperiksa secara palpasi dan transiluminasi.
pada pemeriksaan hidung, terdapat beberapa tanda seperti allergic salute dimana pasien
menggosok hidung ke arah atas dengan telapak tangan, allergic crease berupa garis melintang
akibat lipatan kulit ujung hidung, allergic facies berupa pernapasan mulut, dan kelainan gigi-geligi.
pada pemeriksaan mulut dan orofaring dinilai eritema, edema, hipertrofi tonsil, dan post nasal
drip. Mukosa kemerahan dan edema sering dijumpai pada pasien rhinitis alergi.
inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi pada pemeriksaan dada untuk menilai adanya
penggunaan otot bantu pernapasan dan mengi.
pemeriksaan lainnya berupa tekanan darah yang rendah (90-110 mmHg) sering dijumpai pada
pasien penyakit alergi.
PEMERIKSAAN FISIK
Anak-anak : Allergic shiner,
Allergic Salute, Allergic
Crease, Allergic Facies
1. identitas pasien, usia, jenis
kelamin, agama, pekerjaan,
alamat, dll.
2. Riwayat kesehatan
a. Riwayat keluhan utama
b. Riwayat penyakit dahulu :
apakah pernah terkena penyakit
THT ataupun alergi yang lain
c. Riwayat penyakit keluarga :
adakah anggota keluarga yang
lain yang pernah mengalami
penyakit yang sama
Rinoskopi anterior
Mukosa edema, basah, pucat-kebiruan
disertai adanya sekret yang banyak,
bening dan encer
konka inferior hipertrofi
Imunoterapi
1. Eliminasi Alergen (Non-farmakoterapi)
Tujuan :
mencegah kontak antara alergen
dengan IgE spesifik pada permukaan sel
mast
2. DEKONGESTAN
3. Sodium Kromoglikat (semprotan hidung)
Menghambat influks ca2+ menghambat pelepasan mediator alergi
5. KORTIKOSTEROID
3. SODIUM KROMOGLIKAT 4. IPRATROPIUM BROMIDE INTRANASAL
5. Kortikosteroid
Kortikosteroid sistemik
Rinitis alergi berat
3. Imunoterapi
Tujuan:
Mengurangi produksi Ig
Mengurangi pelepasan mediator alergi
mengurangi sensitivitas mukosa hidung
Komplikasi Rhinitis Alergi
Sinusitis paranasal