You are on page 1of 17

DISPEPSIA

MOH.ALMUHAIMIN
DEFINISI
Dispepsia kumpulan gejala berupa rasa nyeri atau perasaan tidak
nyaman/discomfort yang bersifat menetap/ berulang di daerah epigastrium yang
disertai keluhan nyeri di belakang dada, rasa penuh di perut, kembung, mual-muntah,
cepat kenyang, sendawa berlebih.

ROME III suatu keadaan yang ditandai oleh salah satu atau
lebih gejala utama area gastroduodenal berikut :
1. Nyeri epigastrium
2. Rasa terbakar di epigastrium Bukan diagnosis tetapi suatu
3. Rasa penuh setelah makan sindroma / kumpulan gejala
4. Sensasi cepat kenyang
15-30% populasi umum
pernah dispepsia

30% praktek umum


60% pasien
gastroenterologis
Negara barat :
prevalensi 7-41%
Indonesia : ?
Dispepsia
Fungsional
Dispepsia
Organik
( Dispepsia organik ) (Dispepsia fungsional)

Kelainan struktural pada saluran cerna Dispepsia yang setelah dilakukan peeriksaan yang
mendalam (endoskopi, biopsi, kultur,
Ganguan dalam lumen saluran cerna : laboratorium, dan pencitraan) tidak ditemukan
Ulkus peptikum adanya kelainan organik.
Ulkus duodenum
Esofagitis refluks ROME III bila pasien memeliki salah satu atau
Gastritis kronis lebih gejala utama yang berasal dari area
Gastritis oains gastroduodenal :
Adenokarsinoma lambung / esofagus 1. Nyeri epigastrium
2. Rasa penuh setelah makan
Penyakit hepatobilier : 3. Sensasi cepat kenyang
Kolesistis kronik harus berulang 3 bulan dengan awitan 6 bulan
Pankreatitis kronik sebelumnya.
Hepatitis
Hepatoma
Steatohepatitis
Keganasan

Penyakit sistemik :
Diabetes millitus
Hiperkalsemia
Keracunan logam berat
Penyakit tiroid
Gagal ginjal
> 55 tahun dengan awitan baru
< 55 tahun dengan tanda bahaya : Anemia, perdarahan, muntah terus-menerus, penurunan berat badan > 10% tanpa sebab
yang jelas, disfagia memberat, odinofagia, riwayat keganasan esofagus, riw. Ulkus peptikum, massa intraabdomen atau
imfadenopati
Endoskopi Identifikasi kelainan struktural dan mukosa ( gastritis, ulkus, keganasan)
Biopsi jaringan H.Pylori

Menilai kelainan pankreatobillier ( batu empedu atau kolesistitis )


ERCP (Endoscopic retrograde cholangiopancreaticography ) dan EUS ( Endoskopi Ultrasonografi ) menilai
USG pankreatobillier dengan lebih detail ( koledokolitiasis, pankreatitis atau pseudokista pankreas )

Menilai kelainan struktural mukosa atau adanya massa bila endoskopi tidak masuk karena adanya penyempitan
Pencitraan
(barium meal )

Gangguan fungsi pankreas (amilase dan lipase )


Fungsi tiroid
Laboratorium Gula darah

Gold standart evaluasi infeksi H. Pylori


Urease Breath Sensitivitas dan spesifisitas > 90%
Test (UBT)
Alarm sign

Umur > 45 tahun

Anoreksia
Perdarahan saluran cerna (Hematemesis/Melena)
atau anemia tanpa diketahui penyebabnya
Mual dan muntah

Disfagia / odinofagia

Ikterus

Ditemukan massa abdominal atau limfadenopati


Penderita gelisah (Psikoneurosis) yang diderita
hilang timbul dan lama
Klasifikasi dispepsia fungsional menurut ROME III

1) Sindrom Distress Post-prandial ( SDP )


Memenuhi salah satu atau dua syarat berikut :
Rasa penuh setelah makan yang menggangu, makanan dengan porsi biasa, terjadi
beberapa kali dalam seminggu
Rasa cepat kenyng yang menyebabkan tidak dapat menghabiskan makanan, terjadi
beberapa kali dalam seminggu
Kriteria Suportif :
Kembung di perut bagian atas, mual atau bersendawa setelah makan
Dapat terjadi bersamaan dengan Sindrom nyeri epigastrik
2) Sindrom Nyeri Epigastik (SNE )
Memenuhi semua syarat berikut :
Nyeri atau rasa terbakar di epigastrium, intensitas moderat, setidaknya sekali dalam
seminggu
Nyeri intermiten
Tidak tergeneralisasi atau terlokalisasi ke area lain abdomen
Tidak membaik setelah defekasi atau buang gas
Tidak memenuhi kriteria batu empedu atau kelainan Sfingter Oddi
Kriteria Suportif :
Nyeri seperti terbakar, tapi bukan didaerah retrosternal
Nyeri diinduksi atau diredakan dengan makanan, namun dapat terjadi selama puasa
Dapat terjadi bersamaan dengan Sindrom distress post-prandial
Patofisiologi Dispepsia fungsional

Hipomotilitas antrum dan waktu pengosongan


lambung terlambat

Kemampuan akomodasi fundus terhadap makanan


berkurang

Hipersensitifitas lambung terhadap distensi

Neuropati vagal gangguan relaksasi antrum dalam


menerima makanan

Infeksi H.pylori (40-60%) tidak dapat dijelaskan


korelasi klinisnya

Stress psikologis patofisiologi belum dapat


dijelaskan
Dispepsia

Obati bila H.P (+)

Sindrom Distress
Sindrom nyeri epigastrik
Postprandial

Tab. Metoklopramid 10-15 mg 4 x/hari


Prokinetik Tab. Eritromisin 200-500 mg 2x/hari PPI
Tab. Domperidon 10-20 mg 3 x/hari

Gagal Gagal

Tambah/ganti dengan Tambah/ganti dengan


PPI prokinetik

Antidepresan trisiklik Tab. Amitripilin 10-25 Mg sebelum tidur


NON-MEDIKAMENTOSA (EDUKASI)
Atur pola makan seteratur mungkin.
Olahraga teraturr
Hindari makanan berlemak tinggi
Hindari makanan yang menimbulkan gas di lambung
Hindari makanan yang terlalu pedas.
Hindari minuman dengan kadar caffeine dan alkohol.
Kelola stres psikologi se-efisien mungkin.
TERIMA KASIH

You might also like