You are on page 1of 70

Pengenalan Teknologi Pengendalian

OPT dengan Menggunakan Agens


Hayati dan Pestisida Nabati

Arief Setiabudi

Sub Unit Pelayanan Perlindungan TPH Wil V Tasikmalaya

Disampaikan pada Kegiatan Bimbingan Teknis bagi THL POPT di Wisma Pondok Seni Dinas
Pariwisata dan Kebudayaan Pangandaran , 03 - 05 Juni 2015
MENGAPA HARUS PENGENDALIAN HAYATI ??????????
Pendahuluan
Tingginya penggunaan pestisida kimia.
Penggunaan pestisida tidak secara bijaksana,
Sehingga banyak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan baik langsung maupun tidak langsung.
Untuk mengurangi pemakaian petisida kimia perlu dicari cara
pengendalian lain yang relatif aman bagi lingkungan serta
secara ekonomi tidak merugikan.
Perlu diterapkan konsep PHT
Penggunaan agens pengendalian hayati merupakan salah satu
alternatif yang dapat dilakukan di lapangan.
MENINGKAT PESAT
Kegemukan
Kanker
Radang sendi
KONSEPSI DASAR
Biaya penggunaan pestisida tinggi
Issue tertinggalnya residu
Strategi pengendalian harus aman bagi
kesehatan dan lingkungan serta efektif
Prioritas pengendalian alami
Penggunaan biopestisida (agens hayati dan
pestisida nabati)
STRATEGI PENERAPAN
Konsep, prinsip dan teknologi PHT harus
dimengerti
Petani dapat mengelola ekosistem
Keikutsertaan pemimpin masyarakat
Petugas sebagai motivator,fasilitator dan
narasumber
Kemandirian petani
AGENS HAYATI

Setiap organisme yang


meliputi semua jenis
serangga, nematoda,
protozoa, cendawan
bakteri virus serta
mikroorganisme lainya
yang dalam setiap
perkembangannya dapat
digunakan untuk
keperluan pengendalian
OPT (Peraturan Menteri
Pertanian RI, No. 411,
Th.1995 ).
KEUNTUNGAN

Selektivitas tinggi dan tidak


menimbulkan hama baru,

Organisme yang digunakan sudah


tersedia di alam,

Organisme yang digunakan aktif


mencari dan menemukan
inangnya,
Musuh alami dapat berkembang biak
dan menyebar,

Hama tidak menjadi resisten atau


kalau terjadi sangat lambat,

Pengendalian berjalan dengan


sendirinya.
1. Pengendalian terhadap OPT berjalan lambat.
2. Hasilnya tidak dapat diramalkan.

3. Dalam pelaksanaannya pengendalian hayati memerlukan pengawasan


pakar dalam bidangnya.

4. Dalam mengembangkan pengendalian hayati harus selalu


dikawal/dimonitor.
PREDATOR

PARASITOID
AGENS PENGENDALI HAYATI

PATOGEN SERANGGA

AGEN ANTAGONIS
PREDATOR

Binatang atau organisme


yang memakan binatang/
organisme lainnya untuk
mempertahankan
hidupnya dan dilakukan
secara berulang-ulang.
Predator pada umumnya bersifat polifag, meskipun ada
juga yang monofag oligofag
Kebanyakan predator bersifat karnifor
Predator memiliki ukuran tubuh yang lebih besar
daripada mangsanya
Predator dapat memangsa semua tingkat
perkembangan mangsanya
Predator membunuh dengan cara memakan atau
menghisap mangsanya dengan cepat
Seekor predator memerlukan atau memakan banyak
mangsa selama hidupnya
CARABIDAE COCCINELID
Coccinelid
- Larva yang lebih aktif
Carabidae - Aphis, kutu
- Ophionea sp - Ukuran lebih besar
Inang kutu, aphis - Jumlah mangsa banyak
- Perbanyakan massal
Perbanyakan massal ?
PARASITOID

Organisme yang
menghabiskan sebagian
besar siklus hidupnya
dengan bergantung pada
organisme inang, yang
akhirnya membunuh
inangnya.
Trichogramma sp

Tetrastichus Schoenobi

Telenomus rowani

Tabuhan
PATOGEN SERANGGA
Agens Hayati yang
digunakan untuk
mengendalikan
serangga hama.
Serangga hama yang
terinfeksi patogen
dapat menyebabkan
sakit atau kematian.
Sebagian atau seluruh tubuh serangga
hama menjadi keras.

Tubuh serangga hama bagian luar


ditumbuhi benang-benang halus.

Tubuh serangga hama yang terinfeksi


patogen serangga tidak mudah hancur.
BEAUVERIA BASSIANA

Ditemukan oleh Agostino


Bassi
Inang: kumbang, ngengat,
ulat, kepik, wereng dan
belalang.
Serangga yang hidup di
dalam tanah,maupun
serangga pada tanaman
atau pohon.

Spora
Dosis : 106 spora
Tidak tahan UV
METHARIZIUM

Metarhizium adalah jamur


yang bersifat entomopatogen
Ditemukan oleh Metchnikoff
(1878)
Bersifat parasit dan saprofit
Inang : wereng, kumbang,
kepinding, belalang

Miselium hijau
Dosis : 106 spora
Tidak tahan UV
Faktor faktor yang mempengaruhi keberhasilan
pemanfaatan Jamur Patogen Serangga

Kepadatan Inang
Kesediaan Spora
Lingkungan
Waktu Aplikasi
CIRI-CIRI HAMA YANG TERINFEKSI BAKTERI PATOGEN

Tubuh serangga hama membengkak dan


lembek.
Jika bagian abdomen (perut) yang bengkak
ditekan akan keluar cairan atau lendir dengan
warna khas.
Ekskresi serangga hama sakit menjadi lembek
atau cair.
Tubuh serangga hama yang terinfeksi bakteri
patogen serangga cepat hancur.
BAKTERI MERAH

Hasil eksplorasi
BBOPT
Wereng coklat,
ulat bawang, kutu
Perbanyakan
massal
Aplikasi di
lapang
Ciri-ciri Ulat Terinfeksi
Virus SeNPV

1. Tampak berminyak.
2. Tubuh membengkak dan warnanya menjadi pucat kemerahan, terutama
bagian perut.
3. Ulat cenderung merayap ke pucuk tanaman, kemudian mati dalam keadaan
menggantung dengan kaki semunya pada tanaman.
4. Jika tubuh dirobek keluar cairan hemolimfa yang mengandung banyak
polihedra.
5. Ulat muda mati dalam 2 hari sedangkan ulat tua mati dalam 4-9 hari setelah
infeksi.
AGENS ANTAGONIS

Mikroorganisme yang
digunakan untuk
menekan perkembangan
penyakit
TRICHODERMA sp

Perbanyakan pada media padat


Warna miselia hijau
Untuk penyakit tular tanah
Perbanyakan secara sederhana
Dosis
Aplikasi di lapang

Mekanisme Hiper parasit


EFEK TIDAK LANGSUNG AGENS ANTAGONIS

Pemberian agens antagonis umumnya mampu


meningkatkan pertumbuhan dan kesehatan
tanaman sehingga meningkatkan ketahanan
tanaman tersebut terhadap patogen

Trichoderma viridae dapat menekan penyakit


busuk akar, busuk benih, Damping off dan layu
Fusarium pada tanaman kapas, buncis, kacang
tanah, bunga matahari dan tanaman sayur-
sayuran (Whipps & Lumsden, 2000).
KARAKTERISTIK DARI TRICHODERMA

MUDAH DIISOLASI, DIKEMBANGKAN DAN DAYA


ADAPTASINYA TINGGI
MUDAH DITEMUKAN DI TANAH AREAL PERTANAMAN,
SHG PERTUMBUHAN PADA SAAT APLIKASI LEBIH
MUDAH
DAPAT TUMBUH SECARA CEPAT PADA BERBAGAI
SUBSTRAT
PADA UMUMNYA TIDAK PATOGEN PADA TUMBUHAN
PAENIBACCILUS
POLYMYXA

Dulu dikenal dengan nama Corynebacterium sp


Pengendalian BLB, BLAS, Busuk Pelepah, Layu
Pisang, layu pada cabai dan antraknose

Secara morfologi :
bentuknya elevasi cembung
Warna coklat susu keruh

Eksplorasi dari daun padi


Perbanyakan Massal Jamur Patogen Serangga
Dan Jamur Agens Antagonis

Perendaman beras Pencucian beras Beras dikeringanginkan

Beras disterilkan dalam Media padat beras


Beras dikemas dalam Dandang/ autoclave Siap untuk diinokulasi
Plastik tahan panas
100 gr
PERBANYAKAN MASSAL
JAMUR PATOGEN SERANGGA
DAN JAMUR AGENS ANTAGONIS

Beauveria sp Trichoderma sp
Inokulasi di incase
7 hari setelah inokulasi
Jamur Beauveria sp tumbuh
Merata pada media

Media beras ditutup rapat


setelah diinokulasi
PERBANYAKAN MASSAL BAKTERI
ANTAGONIS

Kebutuhan untuk 5 liter

Kentang : 1500 Gram


Kentang Gula Pasir
Gula : 75 Gram

Air : 5 Liter

Isolat : 1 Tabung

Air Steril
Isolat Corynebacterium
BAHAN STERILILAN
(ANTIBIOTIK)

Pengenceran/
liter

0,2 gram / liter


air

Larutan PK
ALAT FERMENTASI SEDERHANA

Aerator Glass woll

Aerator 2 lubang
Glass woll dalam botol
MEDIA CAIR DENGAN BAHAN BAKU KENTANG

Bekerja di Laboratorium Mengupas kulit Memotong

Bekerja di kelompok tani Mengupas kulit Memotong


CARA MENDAPATKAN EKSTRAK KENTANG

Irisan Kentang di rebus Diaduk

Air Vs Air Kentang

Cukup Lunak
Rasa Hambar
PENYIAPAN INOKULASI
ISOLAT MURNI CORYNEBACTERIUM

Pengenceran Inokulasi

Isolat murni
Larutan air kentang gula
Keterangan :
PROSES FERMENTASI PERBANYAKAN AGENS
1. HAYATI JENIS BAKTERI
Aerator dengan dua lubang

2. Larutan PK (Sterililan) Waktu : 10 14 hari

3. Glass woll ( Penyaring Udara )

4. Corynebacterium yang diperbanyak dalam EKG

5. Indikator air

1
PENYAKIT KARAT DAUN
(Puccinia sp.)
GEJALA :
munculnya pustul (bercak
yang timbul) kecil-kecil,
warnanya terang,
kemerah-merahan atau
coklat keemasan.
Pada saat terjadi
penularan berat, daun
menjadi kering
Gejala yang berat bisa
muncul di pelepah dan
batang tanaman
a. Dosis : 100 gr / tangki semprot

b. Waktu : sore hari pukul 15.00 atau hindari terik sinar


matahari. Jika musim hujan, saat aplikasi dapat
ditambahkan perekat pada larutan semprot.

c. Penyemprotan diarahkan langsung pada hama sasaran.


APLIKASI BAKTERI PATOGEN SERANGGA
(Media Cair)

a. Dosis : 5 cc/ liter

b. Waktu : sore hari pukul 15.00 atau hindari


terik sinar matahari. Jika musim hujan, saat
aplikasi dapat ditambahkan perekat pada larutan
semprot.

c. Penyemprotan diarahkan langsung pada


hama sasaran.
ISOLASI BM

Gejala serangan BM pada WBC


APLIKASI JAMUR
AGENS ANTAGONIS
a. Pembuatan kompos : 100 gr (1 bungkus)
Trichoderma sp + 5 Kg pupuk kandang
b. Tanaman buah (pisang) : 100 gr
Trichoderma sp tiap lubang tanam
atau 5 Kg kompos plus
(Trichoderma sp + pupuk kandang)
tiap lubang
tanam.
APLIKASI BAKTERI ANTAGONIS (Media
Cair)

a. Dosis : 5 cc/ liter

b. Waktu : sore hari pukul 15.00 atau


hindari terik sinar matahari. Jika
musimhujan, saat aplikasi dapat
ditambahkan perekat pada larutan
semprot.

c. Aplikasi dilakukan secara terjadwal :


- Perendaman benih (selama 15 menit)
- Dipertanaman : untuk pengendalian HDB
dan Blas pada padi umur 2, 4 dan 6 minggu
setelah tanam.
PESTISIDA NABATI
PERANAN BIOPESTISIDA/ PESTISIDA NABATI TERHADAP OPT

Biopestisida : Pestisida yang bahan aktifnya berasal dari


mikroorganisme (pestisida mikroba) dan tanaman (pestisida nabati)
Biopestisida terdiri dari :
Pestisida Mikroba
Pestisida Nabati
KARAKTERISTIK BIOPESTISIDA
Bekerja relatif selektif
Mudah terurai
Relatif tidak berbahaya /aman bagi manusia
Tidak merusak lingkungan
Tidak cepat menyebabkan resistensi terhadap OPT
KEKURANGAN
Tidak stabil (tidak tahan lama)
Tingkat kematian OPT relatif rendah dibanding
pestisida sintetis
Membutuhkan jumlah bahan baku yang
banyak
KENDALA
Pestisida sintetis lebih disukai
Kurangnya rekomendasi
Kurangnya bahan baku
Diperlukan aplikasi yang sering karena tidak
stabil
Sulitnya registrasi
Tanaman yang tumbuh di tempat berbeda
kandungan bahan aktifnya berbeda
STRATEGI PENGEMBANGAN PESTISIDA NABATI

Bahan baku mudah didapat


Pembuatannya mudah dan sederhana
Efektif pada kisaran 3-5% bobot kering
Selektif
Tidak fitotoksik
Efek residu singkat
Pelarutnya air
Bisa dalam bentuk segar/kering
Budidaya mudah
Tidak menjadi gulma atau inang OPT
PEMBUATAN PESTISIDA NABATI
Cara pembuatan pestisida nabati secara sederhana
Potong-potong bahan lalu ditumbuk/diblender
Rendam dalam air selama 24 jam
Rendaman disaring dan diencerkan dengan
perbandingan tertentu
Sebelum aplikasi tambahkan deterjen o,5 gram
untuk setiap 1 liter larutan
Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi
atau sore hari
JENIS TUMBUHAN YANG DIGUNAKAN
SEBAGAI PESTISIDA NABATI
Mealiaceae : Mindi, Nimba, Suren
Annonaceae : Sirsak, Srikaya, Buah Nona
Zingiberaceae : Lengkuas, Kunyit, Temulawak
Asteraceae : Kipahit
Leguminosaceae : Kacang Babi, Bengkuang
Solanaceae : Tembakau
CONTOH PESTISIDA NABATI
1. Bengkuang (Pachyrrhyzus erosus)
Famili : Leguminosae
Nama daerah : Bengkoang, besusu (jawa), huwi hiris (sunda)
Bagian tumbuhan yang digunakan : biji dan daun
OPT sasaran : Croccidolomia sp. Aphis sp. Plutella sp. Myzus
sp. Spodoptera sp. Nezara viridulla
Senyawa aktif : rotenon
Sifat racun penghambat operasi sel

Metoda dan aplikasi : biji dan daun dicuci, ditumbuk kemudian


diekstrak dan diencerkan dengan aquades. Alkohol dan petrolium
dapat digunakan sebagai pelarut . aplikasi dilakukan dengan
penghembusan dan penyemprotan kebagian tanaman.
2. Nimba (Azadirachta indika. L )
Famili : Meliaceae
Nama daerah : Nimba, Imba (jawa), Intaran Nimba (Bali)
Bagian tumbuhan yang digunakan : biji dan daun
OPT sasaran : Helicoverpa sp. , Aphid sp. , Plutella sp. ,
Croccidolomia sp. , Agrotis sp. , Spodoptera sp. ,
Liriomyza sp. , Bemisia tabaci, Planococus citri,
Rhizoctonia solani, Fusarium sp., Meloidogyne sp.
3. Sirsak (Annona mucirata L)
Famili : Annonaceae
Nama daerah : Nangka walanda (sunda)
OPT sasaran : Thrips sp
Bagian tumbuhan yang digunakan : biji dan daun
Senyawa aktif : annonain
Sifat : racun kontak dan perut, juga bermanfaat sebagai
repelen dan antifeedan

Metoda dan aplikasi : 50 100 lenbar daun sirsak ditumbuk


ditambah 16 gr sabun colek (deterjen) + 5 liter air dan siap
disemprotkan keseluruh tanaman.
4. Tembakau (Nicotiana tabacum L )
Famili : Solaceae
OPT sasaran : Nematoda Meliodogyne sp
Bagian tumbuhan yang digunakan : biji dan daun
Senyawa aktif : alkaloid (anabarine, anatobine,
nicotine)
Sifat : mempengaruhi sambungan otot dan saraf
Metode dan aplikasi : daun ditumbuk dan diekstrak
dengan akuades. Ethanol dapat digunakan sebagai
pelarut organik. Aplikasi dilakukan dengan
penyemprotan atau penghembusan
Mindii (Melia azedarach L)
Famili : Meliacea
OPT sasaran : Myzus sp. , Ulat grayak
Bagian tumbuhan yang digunakan : biji dan daun
Senyawa aktif : Meliacine (limoid)
Sifat : menghambat susunan saraf serangga dan
mengganggu sistem respirasi / pernapasan.
Senyawa ini juga beracun terhadap manusia
Metode dan aplikasi : 50 gr daun direndam
dalam 1 liter air = sedikit diterjen kemudian
diendapkan semalam.
Beberapa contoh pestisida nabati:
Agonal 8:6:6 (campuran 8 kg daun Azadirachta
indica(nimba)+ 6 kg daun Simbophogon nardus (serai
wangi)+ 6 kg rimpang Alpinia galanga (lengkuas).
Tigonal 10:6:6 (campuran 10 kg daun Titonia sp (ki
pahit)+ 6 kg daun Simbophogon nardus (serai wangi)+ 6
kg rimpang Alpinia galanga (lengkuas).
Progonal 8:6:6 (campuran 8 kg daun Teprosia sp
(sudamala)+ 6 kg daun Simbophogon nardus (serai
wangi)+ 6 kg rimpang Alpinia galanga (lengkuas)
PERBANYAKAN MIKORIZA
Apa mikoriza itu ?
Mikoriza adalah jamur yang hidup dan bersimbiosis diperakaran tanaman
yang berhubungan saling menguntungkan (mutualisme) dengan akar
tanaman.
berhubungan saling menguntungkan. Tanaman membantu kehidupan
mikoriza dengan memberikan karbohidrat untuk makanan mikoriza dan
mikoriza juga memberikan beberapa keuntungan bagi kehidupan
tanaman tersebut.
Manfaat / fungsi mikoriza bagi tanaman adalah :
1. bisa meningkatkan pertumbuhan tanaman dan tanaman akan
tumbuh lebih subur.
2. Meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan
penyakit akar/ penyakit tanah dan serangan nematoda akar (hewan
sejenis cacing kecil yang merusak tanaman).

Mikoriza yang menyelimuti akar tanaman yang di perbesar


tahan terhadap serangan mikroorganisme yang merugikan tanaman
seperti Fusarium sp penyebab layu, Phytopthora sp penyebab layu,
Pytium sp penyebab rebah kecambah pada pembenihan.
3. Meningkatkan kemampuan tanaman dalam menyerap unsur hara
yang
ada dalam tanah, terutama unsur P, Ca, N, Cu, Mn, K, dan Mg.
4. Mikoriza menghasilkan ZPT (Zat Perangsang Tumbuh) di perakaran
tanaman
5. Mikoriza dapat meningkatkan penyerapan unsur hara oleh akar
karena
dibantu oleh miselium jamur mikoriza eksternal dengan memperluas
permukaan penyerapan akar.
6. Mengurangi stres tanaman dalam kondisi kekurangan air
7. Mikoriza dapat meningkatkan aerasi (ketersediaan udara) dalam tanah
8. Memacu perkembangan mikroba saprofitik non patogenik disekitar
perakaran
sehingga tanaman lebih sehat dan lebih subur.

Perbanyakan Mikoriza di tingkat Petani


Bahan dan Alat :
Starter Mikoriza, zeolit (dapat diganti dengan pasir laut atau sungai),
benih
Sorghum (dapat diganti dengan benih jagung).
Bak plastik, ember plastik, hand sprayer, dandang sabluk, kompor

Produksi Mikoriza
sterilisasi media, media perbanyakan Mikoriza yang berupa Zeolit atau
pasir di sterilkan dengan menggunakan dandang, Panaskan media
selama 1 (satu) sampai 2 (dua) jam, media yang telah steril dimasukkan
kedalam bak plastik sebanyak dari volume bak palstik. Tanam benih
sorgum pada media yang telah disiapkan. Benih yang akan ditanam
sebaiknya dikecambahkan terlebih dahulu
Cara menanam benih jagung pada media zeolit adalah sebagai berikut:

Buat lubang tanam pada media zeolit atau pasir. Lubang tanam
sebaiknya tidak terlalu dalam, kira-kira 2-3 cm dari permukaan media.
Letakkan starter Mikoriza sebanyak 0,5-1 gram pada lubang tanam
tersebut. Starter Mikoriza yang digunakan minimal mempunyai
populasi spora 10-20 spora Mikoriza.
Tanam benih sorghum/ jagung yang telah berkecambah dengan posisi
tunas menghadap ke atas lalu tutup dengan zeolit/pasir.

Inkubasikan dan perawatan


letakkan pada lokasi yang cukup sinar matahari kemudian lakukan
perawatan tanaman
dengan penyiraman dan pemupukan, Cukup dengan menjaga
kelembaban permukaan
media zeolit/ pasir . Kemudian pemupukan dilakukan secukupnya
dengan NPK.
Inkubasi dilakukan selama 2 (dua) bulan.
Stressing
adalah usaha menghambat atau menekan pertumbuhan tanaman inang
dengan kondisi tertentu dengan tujuan agar Mikoriza yang bersimbiosis
dengan akar tanaman juga mengalami tekanan. Sehingga dalam kondisi
tertekan Mikoriza akan membentuk struktur tahan yaitu spora.

Tanpa penyiraman. Setelah selama 2 (dua) bulan tanaman inang dirawat dan
diinkubasikan, pada bulan ketiga lakukan stressing dengan cara tidak
disiram selama 1 (satu) bulan.
Dengan pemaparan sinar matahari. Setelah perlakuan tanpa penyiraman,
kombinasikan dengan perlakukan pemparan tanaman inang dibawah sinar
matahari. Mikoriza akan membentuk spora untuk mempertahankan
hidupnya.
3. Topping. Topping adalah memotong tajuk tanaman inang. Potong tajuk
tanaman inang dan sisakan batang bawahnya kurang lebih tinggal nya
saja. Dalam kondisi seperti ini tanaman inang dan Mikoriza mengalami
kondisi tekanan yang sanagt tinggi. Tanaman inang akan mati, sedangkan
Mikoriza akan berusaha untuk mempertahankan diri dalam bentuk spora,
dan spora mikoriza inilah yg dapat di panen .
Pemanenan
Pemanenan dilakukan setelah tanaman inang mengalami
strssing atau kurang lebih 3 (tiga) bulan. Cara pemanenan
Mikoriza adalah sebagai berikut:
1.Bongkar tanaman inang yang telah di stressing lalu
campur dan aduk media tanam
yang berupa zeolit.
2. Potong akar tanamn inang kecil-kecil dengan
menggunakan gunting.
3. Campurkan potongan akar tanaman inang dengan
zeolit/ pasir
4. Kemas mikoriza yang menggunakan bahan pembawa
zeolit dengan menggunakan
plastik.
5. Mikoriza siap untuk diaplikasikan
Nitrobakter
Unsur nitrogen di alam terdapat dalam bentuk gas, sedangkan di
tanah jumlahnya sangat sedikit,namun sangat dibutuhkan oleh
tumbuhan dalam jumlah banyak, sehingga kita perlu mencari
solusinya yang ramah lingkungan, diantaranya dengan
mengembangkan bakteri Nitrobakter.
Nitrobacter merupakan bakteri nitrifikasi karena merupakan
bakteri yang mengubah nitrit menjadi nitrat Nitrobacter
termasuk famili Nitrobacteraceae. Spesies nitrobacter
meliputi Nitrobacter winogradskyi, Nitrobacter hamburgensis,
Nitrobacter vulgaris, Nitrobacter alkalicus.
Manfaat untuk Pertanian
Menggemburkan tanah yang keras sekalipun
Lahan rusak kritis pun bisa ditanami kembali, menjadi produktif
Mampu menangkap air sehingga tanah tidak mudah kering
Tidak perlu pemberian pupuk urea (kimia) ataupun pupuk jenis lain
selamanya
Kualitas panennya lebih baik dan lebih banyak
Mampu untuk mencegah dan mengobati bermacam penyakit
tanaman yang disebabkan bakteri, virus dan jamur
Menekan biaya produksi pertanian cukup signifikan
Penggunaan sederhana, cukup disemprot pada tanah, batang
pohon atau daun
Sebagai Dekomposer untuk pupuk organik
Menurunkan kandungan amoniak dalam air kolam
Penguraian Residu Racun Tanah
Terima kasih...!

You might also like