Professional Documents
Culture Documents
Via Internet
Suhardja D. Wiramihardja
Endang Soegiartini
Yayan Sugianto
Materi:
Fenomena Langit
Gerak Langit
Sistem Waktu
Sistem Koordinat dan Transformasinya
Koreksi Posisi Objek Langit (refraksi, aberasi, paralaks,
presisi, dan nutasi)
Teori Pergerakan Planet
2
PENDAHULUAN
Menjelaskan posisi benda langit pada bola langit.
Memilih sistem koordinat yang tepat untuk
menjelaskan sebuah situasi.
Melakukan transformasi antar sistem koordinat
yang berbeda.
Melakukan koreksi terhadap posisi pengamatan.
Menjelaskan konsep gerak diri bintang, gerak
planet.
3
Buku acuan
Astronomy: Principle and Practise, part 2, Roy,
A.E dan Clarke, D., 1988, Adam Hilger
Textbook on Spherical Astronomy, Smart, W. M.,
1980, Cambridge Univ. Press
A Workbook for Astronomy, Waxman J., 1986,
Cambridge University Press.
Unfolding Our Universe, Nicolson, I., 1999,
Cambridge University Press.
An Introduction to Astronomy, Huffer, C.M.,
Trinklein, F.E., Bunge, M., 1967, Holt, Rinehart
and Winston Inc. 4
Objek langit tampak bergerak pada bola langit
dengan jarak tak terbatas.
Bola merupakan objek tiga dimensi, tetapi
penggambarannya dalam dua dimensi.
Geometri bola diperlukan untuk menggambarkan
permukaan sebuah bola: baik cara memahami
maupun hubungan antar mereka.
5
Apa yang disebut dengan Astronomi Bola?
6
Bab I Gerak Langit
1.1. Bola Langit
Dilihat dengan mata, bintang-bintang menempel pada
permukaan dalam suatu bola raksasa yang berpusat di
Bumi. Bola ini, yang radiusnya tak terhingga, disebut
bola langit.
S'1
S1
*
S'2
O *S2
G1 G'1
N
8
Bola langit yang memperlihatkan jarak sudut
KLU dan KLS
Jika kita memproyeksikan kutub-kutub Bumi pada bola langit kita akan
memperoleh dua buah titik yang disebut Kutub Langit Utara (KLU) dan
Kutub Langit Selatan (KLS).
Polaris
KLU
*
Bumi
Ekuator langit
Bumi
Ekuator langit
dan horizon Bola langit yang berputar
KLS
13
Bola langit dilihat dari Kutub Utara (KU)
Di Ekuator. Jika kita berdiri di ekuator, ekuator langit membentang
melintas kepala kita, dari Timur ke Barat dan sumbu rotasi langit adalah
garis dari Utara ke Selatan. Dari ekuator, bintang tampak terbit tegak
lurus di horizon timur dan terbenam di horizon barat. Dari ekuator kita
bisa melihat semua bintang.
KLU KLS
*
Bumi
Bola langit
Ekuator langit
14
Bola langit dilihat dari Ekuator
Ekliptika
September
Desember
Juni
23
U
Ekliptika
Maret
S
15
Dari titik pandang Bumi, Matahari seolah-olah bergerak pada
bola langit.
22 Jun
23 Sep Ekliptika
Ekuator langit
21 Mar
22 Des
Gerak Matahari
Greenwich, England
Suatu tempat
pada Bumi Meridian Greenwich
Ekuator
bujur
Bumi
17
KLU
Lingkaran jam bintang
Ekliptika
*
Ekuator langit
Vernal equinox
Bola langit
KLU
T *
tinggi
U S
Azimuth
B
Horizon
pengamat
Nadir
20
Ada dua macam hari
21
ke bintang
Bumi pada t2
Bumi pada t1
KLU
Ekuator langit
T
U Pengamat S
B Horizon
WSL = SJ()
24
Waktu Sideris
Lingkaran mencerminkan equator langit dan titik di pusat
lingkaran adalah KLU. Panjang panah menyatakan sudut
jam dari vernal equinox. Sudut jam diukur ke arah Barat
(searah jarum jam bila dilihat dari Utara) dari titik sigma, ,
ke vernal equinox.
WSL =
SJ ()
Ekuator langit ()
KLU
Vernal Equinox
25
Definisi Waktu Sideris Lokal
SJ ()
()
WSL *
26
Sebuah bintang yang diperlihatkan dengan lingkaran
jamnya, mempunyai asensiorekta (diukur ke arah Timur
dari titik ) dan sudut jam, SJ (diukur ke arah Barat dari titik
sigma, ). Kita lihat bahwa
WSL = SJ() + ()
WSL = SJ() + ()
WSL = SJ()
27
Z
Meridian
KLU
Pengamat
Horizon pengamat
Matahari pada
Autumnal Equinox
Ekuator langit
28
Z
KLU
Matahari pada
Pengamat
Vernal Equinox
Ekuator langit
Horizon pengamat
29
Gerak Semu Planet
30
http://mars.jpl.nasa.gov/allabout/nightsky/images/2003/whereLosAngeles_br.jpg
31
32
Orbit Bumi
Bagaimana gerak
Retrograde terjadi Orbit Mars 33
Konjungsi
Venus
Bumi
Mars
Oposisi
34
Konjungsi dan Oposisi beberapa planet
Hukum II Keppler
Garis penghubung matahari-planet dalam selang waktu
sama menyapu luas yang sama.
36
Meridian lokal Zenith
pengamat Lintasan vertikal bintang
KLU
T *
tinggi
U S
Azimuth
B
Horizon
pengamat
Nadir
37
Arah Rotasi Bumi
Pagi
Sore
Orbit Bumi
Ke Matahari
38
http://ifa.hawaii.edu/~barnes/ASTR110L_F05/moonphases.html
39
Geometri Bola dan
Geometri Bidang Datar
Bidang Datar Bidang Bola
Bila 2 garis tegak lurus Bila 2 garis tegak lurus
garis ke 3, maka ke-2 garis garis ke 3, maka ke 2 garis
tersebut sejajar tersebut belum tentu
sejajar
Bila 2 garis tak sejajar, Bila 2 garis tak sejajar,
maka ke-2 garis itu akan maka ke-2 garis itu belum
memotong di satu titik tentu memotong di satu
titik
40
Geometri Bola dibentuk oleh: lingkaran besar,
lingkaran kecil, dan sudut-sudut bola
Lingkaran besar
Pusat Bola
Kutub
42
Geometri Bola
43
Sudut bola adalah sudut yang dibentuk oleh
perpotongan 2 lingkaran besar.
Jika 3 buah lingkaran besar saling berpotongan satu
dengan yang lainnya sehingga membentuk suatu
bagian dengan 3 sudut, maka terbentuklah segitiga
bola, yang mengikuti ketentuan sebagai berikut:
1. Jumlah 2 sudut bola selalu lebih besar dari sudut
ke-3
2. Jumlah ketiga sudutnya selalu lebih besar dari
180
3. Tiap sudut besarnya selalu kurang dari 180
44
Sifat-sifat Sudut A, B, dan C adalah sudut
segitiga bola bola; dan a, b, dan c adalah sisi-
sisi segitiga bola ABC.
b
0 < (a + b + c) < 360
180 < (A + B + C) < 540
a + b > c, a + c > b, b + c > a
a
a>bA>B; a=bA=
B
Ekses sudut bola, yaitu selisih
c antara jumlah sudut-sudut A, B,
dan C sebuah segitiga bola
dengan radians (180) adalah: E
= A + B + C (rad)
45
Formula Segitiga Empat buah formula yang
Bola biasa digunakan adalah:
Formula cosinus
cos a cos b cos c sin b sin c cos A
b
demikian pula
cos b cos c cos a sin c sin a cos B
Formula sinus
a
sin A sin B sin C
sin a sin b sin c
Formula analog untuk cosinus
c sin a cos B cos b sin c sin b cos c cos A
Formula empat bagian
cos a cos C sin a cot b sin C cot B
46
Tata Koordinat Astronomi
Komponen-komponen dasar pada Tata Koordinat Astronomi:
Lingkaran Dasar Utama: yang membagi bola menjadi 2
belahan, belahan utara dan belahan selatan
Kutub-kutub: pada diameter bola yang tegak lurus lingkaran
dasar utama
Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui kutub-
kutub lingkaran dasar utama, tegak lurus lingkaran dasar
utama
Titik asal: titik acuan pengukuran besaran koordinat I
Koordinat I(absis): dihitung dari titik asal sepanjang
lingkaran dasar utama
Koordinat II(ordinat): dihitung dari lingkaran dasar
utama ke arah kutub
47
KU
Lingkaran Dasar Kedua
Pusat Bola
KS
48
Tata Koordinat Bumi
Lingkaran Dasar Utama: lingkaran Ekuator
Kutub-kutub: Kutub Utara (KU) dan Kutub Selatan (KS)
Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui meridian
pengamat
Titik asal: titik potong ekuator dengan meridian Greenwich
Koordinat I: bujur, atau , dihitung dari meridian
Greenwich ke meridian pengamat:
0 < < 180 atau 0h < < 12h ke timur dan ke barat
Koordinat II: lintang , dihitung:
0 < < 90 ke arah KU, dan
-90 < < 0 ke arah KS
49
Tata Koordinat Bumi
50
Tata Koordinat Horison
Lingkaran Dasar Utama: Bidang Horison
Kutub-kutub: Titik Zenit (Z) dan Titik Nadir (N)
Lingkaran Dasar ke-2: lingkaran besar yang melalui
meridian pengamat
Titik asal: Titik Utara. Titik-titik Utara, Selatan, Barat, dan
Timur adalah titik kardinal
Koordinat I: azimut, A diukur dari Utara ke Timur,
0 < A < 360
Koordinat II: tinggi bintang h, diukur dari lingkaran
horison:
0 < h < 90 ke arah Z, dan
-90 < h < 0 ke arah N
51
Tata Koordinat Horison
52
Tata Koordinat Ekuatorial I (HA-DEC)
Lingkaran Dasar Utama: Ekuator Langit
Kutub-kutub: Kutub Utara Langit (KUL) dan
Kutub Selatan Langit (KSL)
Lingkaran Dasar ke-2: meridian pengamat
Titik asal: Titik , yang merupakan perpotongan meridian
pengamat dengan lingkaran ekuator langit
Koordinat I: sudut jam HA, diukur ke arah barat:
0h < HA < 24h
Koordinat II: deklinasi, , diukur:
0 < < 90 ke arah KUL, dan
-90 < < 0 ke arah KSL
53
Tata Koordinat Ekuatorial I
54
Tata Koordinat Ekuatorial II (RA-DEC)
Lingkaran Dasar Utama: Lingkaran Ekuator
Kutub-kutub: Kutub Utara Langit (KUL) dan
Kutub Selatan Langit (KSL)
Lingkaran Dasar ke-2: meridian pengamat
Titik asal: Titik , yang merupakan perpotongan ekuator
dan ekliptika
Koordinat I: asensiorekta, , diukur dari titik ke arah
timur: 0h < < 24h
Koordinat II: deklinasi, , diukur
0 < < 90 ke arah KUL, dan
-90 < < 0 ke arah KSL
55
Tata Koordinat Ekuatorial II (RA-DEC)
56
Tata Koordinat Ekliptika
Lingkaran Dasar Utama: Bidang Ekliptika
Kutub-kutub: Kutub Utara Ekliptika (KUE) dan
Kutub Selatan Ekliptika (KSE)
Titik asal: Titik
Koordinat I: bujur ekliptika, , diukur dari titik ke arah
timur: 0h < < 24h
Koordinat II: lintang ekliptika, , diukur dari bidang
ekliptika ke bintang :
0 < < 90 ke arah KUE, dan
-90 < < 0 ke arah KSE
57
Tata Koordinat Ekliptika
58
Lintasan Harian Benda Langit
Terbit, Terbenam, dan Kulminasi/Transit
Setiap benda langit bergerak pada lingkaran kecil yang sejajar
ekuator dan berjarak . Benda bergerak dari bawah horison
ke atas horison di sebelah timur. Peristiwa ini disebut sebagai
terbit. Lalu benda terbenam, yaitu bila benda bergerak dari
atas horison ke bawah horison, di sebelah barat. Saat terbit
atau terbenam, z = 90 dan h = 0.
Besarnya HA (terbit/terbenam) menyatakan waktu yang
ditempuh benda langit dari terbit sampai transit atas
(HA = 0h = 0 ), dan dari transit atas sampai terbenam.
Jadi 2 HA adalah lama benda langit di atas horison.
59
Bintang Sirkumpolar
Bintang bisa diamati jika berada di atas horison. Ada bintang
yang tidak pernah terbenam atau tidak pernah terbit. Bintang
bintang ini disebut sebagai Bintang Sirkumpolar.
Pada bintang sirkumpolar di atas horison, berlaku:
z(transit bawah) 90 ; jika:
90 - , untuk belahan bumi utara
- 90, untuk belahan bumi selatan
Pada bintang sirkumpolar di bawah horison, berlaku:
z(transit atas) 90 ; jika:
- 90 , untuk belahan bumi utara
90 -, untuk belahan bumi selatan
60
Senja dan Fajar
Pada saat Matahari terbenam, cahayanya masih dapat
menerangi Bumi. Ketika Matahari berada 18 di bawah
horison, pengaruh terang tersebut sudah hilang. Selang antara
matahari terbit atau terbenam dengan saat jarak zenitnya 108
disebut sebagai fajar atau senja.
* z = 90, h = 0 terbit/terbenam
* z = 96, h = - 6 fajar/senja sipil
* z = 102, h = -12 fajar/senja nautika
* z = 108, h = -18 fajar/senja astronomis
61
Pergerakan Tahunan Matahari
Matahari mengitari Bumi pada bidang
ekliptika posisinya dalam koordinat
ekliptika berubah terhadap waktu posisi
pada koordinat ekuator juga berubah
Dalam 1 tahun, berubah dari 0h sampai 24h
dan berubah dari -23.27 sampai + 23.27
Posisi titik tetap
62
Posisi Matahari dalam koordinat ekuator
II dan ekliptika
Tanggal lokasi
h () h ()
( ) ( )
21 Maret 0 0 0 0 Titik musim semi
63
Posisi titik terhadap Matahari dalam
peredaran harian dan tahunan Matahari
h h
Tanggal )
( HA ( )
21 Maret 0 0
22 Juni 6 -6
23 Sept. 12 -12
22 Des. 18 -18
64
Refraksi
Posisi benda langit yang tampak di langit
sebenarnya berbeda dengan posisi fisiknya,
salah satu sebab adalah karena efek refraksi.
65
Definisikan:
Indeks refraksi, n, setiap medium transparan adalah
1/kecepatan cahaya di dalam medium.
66
Refraksi Astronomi : yaitu refraksi terhadap sinar
bintang akibat atmosfer bumi.
Z N
A
i1 X
800 km
69
Dari rumus di atas, ada indikasi bahwa masing-masing lapisan saling meniadakan, sehingga
yang berperan hanyalah perbandingan antara v 0 (yang sama dengan c, yaitu kecepatan cahaya
dalam ruang hampa) dan vn (kecepatan cahaya di udara pada lapisan terbawah).
Bila rn adalah jarak zenit semu bintang z', dan i 1 adalah jarak zenit benar z. Refraksi tidak
memberikan pengaruh bagi bintang yang ada di zenith. Tetapi untuk posisi lain, efek refraksi
ini mengakibatkan bintang akan tampak lebih tinggi, dan efek terbesar adalah bila bintang
ada di horison.
Pada temperatur (0C = 273K) dan tekanan standard (1000 millibars), k = 59.6 detik busur.
Pada jarak zenit besar, model ini tidak berlaku. Besar refraksi di dekat horison ditentukan
dari pengamatan di atas permukaan bumi. Pada temperatur dan tekanan standard, refraksi di
horison (refraksi horisontal) sebesar 34 menit busur.
71
Efek refraksi pada saat Matahari atau Bulan
terbit/terbenam
Saat Matahari atau Bulan terbit/terbenam, jarak zenit dari
pusat kedua benda tersebut adalah 90. Refraksi yang
terjadi saat itu disebut sebagai refraksi horisontal.
Refraksi horisontal saat benda langit terbit/terbenam
adalah 35. Jika jarak zenit = 90, maka jarak zenit benar
adalah 9035.
Misalkan H adalah sudut jam bila jarak zenit pusat
Matahari 90, maka H+H adalah sudut jam pusat
Matahari ketika pusat Matahari yang tampak, berada di
horison, jadi z = 90 , dan z = 9035.
72
Bila Matahari dianggap terbenam ketika tepi
atasnya berada di horison, dan semi diameter
51
Matahari adalah 16, maka: H sec . sec . cos ecH
15
Tabel 1. Lintang tampak dan sudut refraksi
Lintang tampak Sudut refraksi
0 3521
1 2445
2 1824
3 1424
4 1143
10 518
30 141
60 034
90 000 73
Efek Refraksi pada asensiorekta dan
deklinasi.
= R sec sin
= R cos
74
Koreksi Semi diameter
Pada saat Matahari terbenam, z = 90, h = 0, maka:
jarak zenit piringan Matahari adalah: z 90 R(z=90)
tinggi pusat Matahari adalah : h 0 R(z=90)
Matahari dikatakan terbit jika batas atas piringan mulai
muncul di horison, dan terbenam jika batas piringan sudah
terbenam di horison, maka z dan h harus dikoreksi oleh
semidiameter piringan Matahari , S , sehingga:
z 90 R(z=90) S
h 0 R(z=90) S
Jadi saat Matahari atau Bulan terbit atau terbenam:
h = 050
h = +008
75
Koreksi ketinggian di atas muka laut
Bidang horison pengamat di Bumi bergantung kepada
ketinggian pengamat. Jika pengamat berada pada ketinggian l
(meter) dari muka laut, maka sudut kedalaman (angle of dip), ,
adalah : = 1.93l (dalam satuan menit busur).
Jika efek refraksi diperhitungkan, maka:
= 1.78l (dalam satuan menit busur).
76