You are on page 1of 43

Informasi yang diterima dari benda-benda langit berupa

gelombang elektromagnet (cahaya)


untuk mempelajarinya diperlukan pengetahuan
mengenai gelombang elektromagnet tersebut

DND-2006
Teori Pancaran Benda Hitam
Jika suatu benda disinari dengan radiasi elektromag-
netik, benda itu akan menyerap setidaknya sebagian
energi radiasi tersebut.
temperatur benda akan naik
Jika benda tersebut menyerap semua energi yang
datang tanpa memancarkannya kembali, temperatur
benda akan terus naik
Kenyataannya tidak pernah terjadi, mengapa?
Karena sebagian energi yang diserap benda akan
dipancarkan kembali.

DND-2006
Apabila laju penyerapan energi lebih besar dari laju
pancarannya,
temperatur akan terus naik
akhirnya benda mencapai temperatur keseimbangan
dimana laju penyerapan sama dengan laju
pancarannya.
Keadaan ini disebut setimbang termal (setimbang
termodinamik).

DND-2006
Untuk memahami sifat pancaran suatu benda kita
hipotesakan suatu pemancar sempurna yang disebut
benda hitam (black body)
Benda hitam adalah suatu benda yang menyerap
seluruh pancaran elektromagnetik (energi) yang
datang padanya
Tidak ada pancaran yang dilalukan atau yang
dipantulkan
Pada keadaan kesetimbangan termal, temperatur
benda hanya ditentukan oleh jumlah energi yang
diserapnya per detik
Pada keadaan ini, sifat pancaran dapat ditentukan
dengan tepat

DND-2006
Untuk mempelajari benda hitam, terlebih dahulu kita
mengenal beberapa besaran yang berkaitan dengan
benda hitam
s A = luas penampang

r r r r

a

a = s/r (sudut bidang) = A/r2 (sudut ruang)


radian steradian

DND-2006
Unsur kecil sudut ruang

r sinq df
df Luas penampang :
q r dq dA = r2 sin q dq df . (2-1)
r sinq dA

q + dq r Sudut ruang
d d = dA/r2
= sin q dq df . . (2-2)
r

DND-2006
Tinjau unsur permukaan dA yang arah normalnya
adalah garis n
Apabila berkas pancaran melewati permu-
n kaan dA berarah tegak lurus permukaan,
dalam sudut ruang d, maka jumlah
energi yang lewat dalam selang waktu dt
adalah,
dE = I dA d dt . . . . . . . . (2-3a)
intensitas spesifik
d
jumlah energi yang mengalir pada arah tegak lurus
dA permukaan, per cm2, per detik, per steradian

atau dE = I dA sin d df dt . . (2-3b)

DND-2006
Tinjau berkas pancaran yang membentuk sudut
terhadap garis normal
Pancaran bisa kita bayangkan
n
melewati permukaan dA dengan
n arah tegak lurus.
Dalam hal ini,

dA = dA cos
Dari pers (2-3b) :
dE = I dA sin d df dt
dA
dA diperoleh dE = I dA sin d df dt

DND-2006
n

dE()
atau = I cos sin d df . (2-4)
dA dt
dA
dA
besarnya energi yang dipancarkan oleh
satuan luas permukaan, per detik, pada
arah dan dalam sudut ruang d
DND-2006
Jumlah energi yang dipancarkan keluar melalui permu-
kaan seluas 1 cm2, per detik, ke semua arah dapat
ditentukan dengan mengintegrasikan pers. (2-4) ke
semua arah (luar) yaitu dari = 0 sampai /2 dan f = 0
sampai 2
2 /2 2 /2
dE()
Pers. (2-4) : = I cos sin d df
0 0
dA dt 0 0

2 /2

F= I cos sin d df . . . . . . . . . (2-5)


0 0
Fluks Pancaran

DND-2006
Jumlah energi yang dipancarkan keluar melalui permu-
kaan seluas 1 cm2, per detik, ke semua arah dapat
ditentukan dengan mengintegrasikan pers. (2-4) ke
semua arah (luar) yaitu dari = 0 sampai /2 dan f = 0
sampai 2
dE()
Pers. (2-4) : = I cos sin d df
dA dt
2 /2 2 /2
dE()
= I cos sin d df
0 0
dA dt 0 0

2 /2

F= I cos sin d df . . . . . . . . . (2-5)


0 0
Fluks Pancaran
DND-2006
Apabila pancaran bersifat isotrop (sama ke semua
arah), atau dengan kata lain bukan fungsi dari dan f,
maka
2 /2

Pers. (2-5) : F = I cos sin d df


0 0

menjadi, F=I . . . . . . . . . . . . . . . . (2-6)

Buktikan !

Pancaran keluar ini (F) sering ditulis sebagai F untuk


membedakan dengan pancaran ke dalam F.

DND-2006
Pancaran ke luar (F) 0 q /2
2 /2

F = I cos sin d df . . . . . . . . . . . . (2-7)


0 0
Pancaran ke dalam (F) /2 q
2

F = I cos sin d df . . . . . . . . . . . . (2-8)


0 /
2
Pancaran Total : F = F + F . . . . . . . . . . . . (2-9)

Untuk pancaran isotropik : F = I


F = I
Pancaran totalnya adalah, F = I + I

DND-2006
Besaran lain yang sering digunakan dalam pembicaraan
pancaran adalah,
Intensitas Rata-rata (J), yaitu harga rata-rata I (inten-
sitas spesifik) untuk seluruh ruang

2
I d 1 1
J= = 4 I d = I sin d df . . . . . (2-10)
4
d 0 0

Untuk pancaran isotropik : J = I (Buktikan !)

DND-2006
Besaran pancaran yang telah kita bicarakan adalah
besaran energi untuk semua panjang gelombang atau
frekuensi, karena itu tidak bergantung pada atau .
Jika ingin mengetahui pancaran pada suatu panjang
gelombang () tertentu, maka besaran-besaran
pancaran di atas harus bergantung pada atau .
Walaupun demikian, kita tidak dapat mengamati hanya
pada suatu panjang gelombang saja, karena sangat
sukar untuk mengisolasinya. Yang paling mungkin
adalah pada suatu daerah panjang gelombang, yaitu
antara dengan + d.

DND-2006
Dengan demikian, intensitas pada suatu , yaitu I,
didefinisikan sebagai intensitas yang disebabkan oleh
panjang gelombang antara dan + d.
Intensitas untuk semua panjang gelombang dapat
dituliskan sebagai :

o
I = I d . . . . . . . . . . . . . . . (2-11)

Karena = c/, maka


d c
d = c -2d = . . . . . . . . . . (2-12)

d 2

panjang gelombang naik


Tanda negatif berarti
pada saat frekuensi turun

DND-2006
Dengan demikian,
d c 2
I d = I d I = I = 2 I = I
d c


I = I d = I d . . . . . . . . . . (2-13)
o o

Fluks pancaran dapat dituliskan sebagai :


o o
F = F d = F d . . . . . . . . . . (2-14)

DND-2006
Suatu benda hitam tidak memancarkan seluruh
gelombang elektromagnet secara merata. Benda
hitam bisa memancarkan cahaya biru lebih banyak
dibandingkan dengan cahaya merah, atau sebalik-
nya, bergantung pada temperaturnya.
Sifat pancaran benda hitam telah
dipelajari secara eksperimen pada
akhir abad ke-19, tetapi baru pada
awal abad ke-20, Max Planck berhasil
memperoleh penafsiran secara fisis.
Max Planck
(1858 1947)

DND-2006
Menurut Planck, suatu benda hitam yang temperaturnya
T akan memancarkan energi dalam panjang gelom-
bang antara dan + d dengan intensi-tas spesifik
B(T) d sebesar

2 h c2 1 . . . . . . . (2-15)
B (T) =
5 e hc/kT - 1

Fungsi Planck
Intensitas spesifik (I) = Jumlah energi yang
mengalir pada arah tegak lurus permukaan
per cm2 per detik, per steradian

DND-2006
h = Tetapan Planck = 6,625 x 10-27 erg det
k = Tetapan Boltzmann = 1,380 x 10-16 erg/ oK
c = Kecepatan cahaya = 2,998 x 1010 cm/det
T = Temperatur dalam derajat Kelvin (oK)
2 h c2 1 . . . . . . . (2-15)
B (T) =
5 e hc/kT - 1
Apabila dinyatakan dalam frekuensi fungsi Planck
menjadi :
2h3 1 . . . . . . . . . (2-16)
B (T) =
c 2 e h/kT - 1

Buktikan !!!
DND-2006
Distribusi energi menurut panjang gelombang untuk pancaran
benda hitam dengan berbagai temperatur (Spektrum Benda
Hitam)
UV Kasatmata Inframerah

8 000 K
Intensitas Spesifik [B(T)]

Intensitas spesifik benda


hitam sebagai fungsi
7 000 K panjang gelombang

6 000 K

5 000 K
4 000 K
0,00 0,25 0,50 0,75 1,00 1,25 1,50 1,75 2,00
(m)
Makin tinggi temperatur benda hitam, makin tinggi pula intensitas
spesifiknya dan jumlah energi terbesar dipancarkan pada pendek
DND-2006
Panjang gelombang maksimum bagi pancaran benda
hitam, yaitu pada harga yang maksimum (maks) dapat
diperoleh dari syarat maksimum, yaitu,

d B(T) . . . . . . . . . . . . . . . (2-17)
=0
d
Garis Singgung
Intensitas Spesifik [B(T)]

0,00 0,50 1,00 1,50 1,75 2,00


(m)
DND-2006 maks
2 h c2 1
Dari pers. (2-15) : B (T) =
5 e hc/kT - 1
d B(T)
dan pers. (2-17) : =0
d
hc
diperoleh, = 4,965 . . . . . . . . . . . (2-18)
kT

Buktikan !

Apabila kita masukan harga h, k dan c, maka pers. (2-


18) menjadi

DND-2006
0,2898
maks = . . . . . . . . . . . . (2-19)
T

Hukum Wien

Wilhelm Wien
maks dinyatakan dalam cm dan T
(1864 1928) dalam derajat Kelvin

Apabila maks dinyatakan dalam frekuensi, hukum Wien


menjadi
hmaks = 2,821 kT . . . . . . . . . . . . . . (2-20)

DND-2006
0,2898
maks =
T

Hukum Wien
Hukum Wien ini menyatakan bahwa makin tinggi
temperatur suatu benda hitam, makin pendek
panjang gelombangnya
Hal ini dapat digunakan untuk menerangkan gejala
bahwa bintang yang temperaturnya tinggi akan
tampak berwarna biru, sedangkan yang temperatur-
nya rendah tampak berwarna merah.

DND-2006
Contoh penentuan maks
Apabila maks dapat
ditentukan, maka
temperatur benda
Distribusi energi dapat dicari, yaitu
benda hitam
Intensitas

0,2898
maks =
T
0,2898
T=
maks
0,2898
0 0.25 0.50 0.75 1.00 1.25 1.50 1.75 2.00
=
Panjang Gelombang 3,62 x 10-5

maks = 0,36 m = 3,62 x 10-5 cm = 8 000 K

DND-2006
Contoh :
Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa puncak
spektrum bintang A dan bintang B masing-masing
berada pada panjang gelombang 0,35 m dan 0,56 m.
Tentukanlah bintang mana yang lebih panas, dan
seberapa besar perbedaan temperaturnya

Jawab : maks A = 0,35 m , maks B = 0,56 m


Jadi bintang A mempunyai maks lebih pendek daripada
bintang B. Menurut hukum Wien, bintang A lebih panas
daripada bintang B

0,2898 0,2898
maks = T=
T maks
DND-2006
0,2898 0,2898
Untuk bintang A : TA = =
lmaks A 0,35
0,2898 0,2898
Untuk bintang B : TB = =
lmaks B 0,56

TA 0,2898 0,56
= = 1,6
TB 0,35 0,2898

Jadi temperatur bintang A lebih panas 1,6 kali daripada


temperatur bintang B

DND-2006
0,2898 0,2898
Cara lain : maks = T=
T maks
Bintang A : maks = 0,35 m = 0,35 x 10-4 cm
0,2898
TA = -4
= 8 280 K
0,35 x 10
Bintang B : maks = 0,56 m = 0,56 x 10-4 cm
0,2898
TA = -4
= 5 175 K
0,56 x 10
TA 8280
= = 1,6
TB 5175
Jadi bintang A 1,6 kali lebih panas daripada bintang B
DND-2006
Dari Fungsi Planck, dapat diturunkan juga Aproksimasi
Wien (Distribusi Wien) dan Aproksimasi Rayleigh - Jean
(Distribusi Rayleigh - Jean), yaitu :
1. Distribusi Wien
Untuk kecil ( besar), atau T yang rendah, maka :
h atau h c sangat besar 1
kT kT
Sehingga, eh/kT 1 eh/kT atau ehc/kT 1 ehc/kT
Jadi fungsi Planck menjadi,
2h 3
B (T) = e h/kT . . . . . . . . (2-21)
c2
DND-2006
2hc2
atau B (T) = e hc/kT . . . . . . . . (2-22)
5
2. Distribusi Rayleigh - Jean
Untuk besar ( kecil), atau T yang tinggi, maka :
h atau h c sangat kecil 1
kT kT

h
hc
Sehingga, e h /kT 1+ atau e hc/ kT 1+
kT kT
Akibatnya fungsi Planck menjadi,
2 2 kT . . . . . . . . . . . . . (2-23)
B (T) =
c2
2c k T . . . . . . . . . . . . . (2-24)
atau B (T) =
4
DND-2006
Energi total yang dipancarkan benda hitam dapat
ditentukan dengan mengintegrasikan persamaan (2-15)
2 h c2 1
Pers. (2-15) : B (T) =
5 e hc/kT - 1

2 k4 T4 x3
B(T) = B(T) d = 3 2 dx . . . . . (2-25)
0 h c 0 ex - 1
h 4/15 Buktikan !
dimana x =
kT
2 k4 T4 4 2 k4 5 T4 4
B(T) = = = T . . (2-26)
h3 c2 15 15 h c
3 2

= 5,67 x 10-5 erg cm-2 K-4 s-1 . . (2-27)


konstanta Stefan-Boltzmann
DND-2006
Dengan mensubtitusikan
Pers. (2-6) : F = I
4
ke pers. 2-26 : B(T) = T

dapat ditentukan jumlah energi yang dipancarkan oleh
setiap cm2 permukaan benda hitam per detik ke semua
arah, yaitu
F = B(T) = T4 . . . . . . . . . . . . (2-28)
Fluks energi benda hitam

DND-2006
Apabila suatu benda berbentuk bola beradius R dan
bertemperatur T memancarkan radiasi dengan sifat-sifat
benda hitam, maka energi yang dipancarkan seluruh
benda itu ke semua arah perdetik adalah,

L = 4R2 F = 4 R2 Tef 4 . . . . . . . (2-29)


Luminositas benda Temperatur efektif

DND-2006
Luminositas :
L = 4 R2 F = 4 R2 T4
Luas
permukaan bola
R
d Fluks F = L 2
Pancaran 4 R

L . (2-30)
Fluks E =
4 d2

DND-2006
Resume Luminositas L = 4 R 2 T4

Intensitas spesifik B(T) = I

R
1 cm
1 cm

Fluks F = T4

Fluks pada jarak d : d


Energi yang melewati
sebuah permukaan bola
yang beradius d per detik L
1 cm 1 cm
per cm2 E=
4 d2

DND-2006
Bintang sebagai Benda Hitam
Bintang dapat dianggap sebagai benda hitam. Hal ini
bisa dilihat dalam gambar berikut, yaitu distribusi energi
bintang kelas O5 (Tef = 54 000 K) sama dengan distri-
busi energi benda hitam dg temperatur T = 54 000 K.

Black Body
T = 54 000 K

Bintang Kelas O5
Tef = 54 000 K

DND-2006
Oleh karena itu semua hukum-hukum yang berlaku
pada benda hitam, berlaku juga untuk bintang.
2 h c2 1
Intensitas spesifik (I) : B (T) =
5
ehc/kT - 1
Jumlah energi yg dipancarkan bintang pd arah tegak
lurus permukaan per cm2 per detik per steradian
Fluks Pancaran : F = B(T) (F = I)
L
F = T4 F=
4 R2
Jumlah energi yang dipancarkan oleh setiap cm2
permukaan bintang per detik ke semua arah

DND-2006
Luminositas (L) : L = 4 R2 Tef 4

Energi yang dipancarkan oleh seluruh permukaan


bintang yang beradius R dan bertemperatur Tef per
detik ke semua arah
Temperatur Efektif (Tef) adalah temperatur lapisan
paling luar sebuah bintang (lapisan fotosfere).
L hukum kuadrat kebalikan
Fluks pada jarak d : E=
4 d2 (invers square law)

Energi bintang yg diterima/melewati permukaan pada


jarak d per cm2 per detik (E)
Makin jauh sebuah bintang, makin redup cahayanya

DND-2006
Contoh :
Berapakah kecerlangan sebuah bintang dibandingkan
dengan kecerlangan semula apabila jaraknya dijauhkan
3 kali dari jarak semula.
Jawab :
Misalkan dA jarak semula dan kecerlangannya adalah
EA. Jarak sekarang adalah dB = 3dA dan kecerlangannya
adalah EB. Jadi,
L
EA = 2
4 dA2 d
EB = EA A = EA
dA 2 1
= EA
L dB 3dA 9
EB =
4 dB2
Bintang lebih redup sebesar 1/9 kali dari kecerlangan
semula.
DND-2006
Contoh :
Bumi menerima energi dari matahari sebesar 1380
W/m2. Berapakah energi dari matahari yang diterima
oleh planet Saturnus, jika jarak Matahari-Saturnus
adalah 9,5 AU ?.
Jawab :
Misalkan energi matahari yang diterima di Bumi adalah
EB = 1380 W/m2 dan jarak Bumi-Matahari dB = 1 AU.
Misalkan energi matahari yang diterima di Saturnus
adalah ES dan jarak Saturnus-Matahari dS = 9,5 AU. Jadi
dB 2 1
2
ES = EB = 1380 = 15,29 W/m2
dS 9,5

DND-2006
Soal-soal Latihan
1. Andaikan sebuah bintang A yang mirip dengan
Matahari (temperatur dan ukurannya sama) berada
pada jarak 250 000 AU dari kita. Berapa kali lebih
lemahkah penampakan bintang tersebut dibanding-
kan dengan Matahari?
2. Andaikan bintang B 1000 kali lebih terang daripada
bintang A (pada soal no.1 di atas) dan berada pada
jarak 25 kali lebih jauh dari bintang A. Bintang
manakah yang akan tampak lebih terang jika dilihat
dari Bumi? Berapa kali lebih terangkah bintang yang
lebih terang tersebut?

DND-2006
Lanjut ke Bab III

Kembali ke Daftar Materi

DND-2006

You might also like