You are on page 1of 52

Sistem Penanggulangan Gawat

Darurat Terpadu (SPGDT)

Keperawatan Gawat Darurat


Program Studi Ilmu Keperawatan FK UNSRI
Siapa Saja
(Bayi, Anak- Kapan Saja
anak, Dewasa,
Orang Tua)
(Pagi, Siang,
Malam)

Dimana Saja Kematia


(Rumah, Kantor,
Jalan, Tempat
n
Rekreasi, Mall, bisa
Sekolah, dsb) terjadi
dalam
waktu
singkat
Penanganan Gawat Darurat
-CEPAT PRA RS, RS,
-TEPAT KOLABOLASI INTER RS
-CERMAT ANTAR
DISIPLIN
Sistematis Konseptual

DISASTER
PLAN
DEFINISI
Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu
(SPGDT) / Integrated Emergency Medical Service
System (IEMSS)

A system of coordination in health sector


supported by other sector and profesional
groups activity on daily medical emergency
and emergency medical services
on disaster events
SPGDT/IEMSS

Time saving is life saving (waktu adlh


nyawa)
The right patient to the right place at
the right time
The epidemiological data in emergency
and disaster its important for health
sector to provide hospital preparedness
and health personals needed
Komponen/Fase
Fase Deteksi
Fase Supresi
Fase Pra Rumah Sakit
Fase Rumah Sakit
SISTEM PENANGGULANGAN GAWAT
FASE
DETEKSI
DARURAT TERPADU (SPGDT)
FASE RS
Lingkungan
Demografi Inter RS
FASE PRA
RS
GD sehari-hari
Pra RS RS Outcome
Populasi Komunikasi IGD,HCU, PGD
Transpotasi ICU, OR

Bencana

Tim, Fasilitas, Peralatan


Program Organisasi
pencegahan Prosedur
FASE
SUPRESI
SPGDT/IEMSS
Pra RS RS / Inter RS

Pencegahan, RS
Penanggulangan Gawat Darurat
Di masy. Swasta

Sistem RS
komunikasi Daerah
Primary
Awam transportasi Health RS
Care Rujukan
Public Safety
Medical professional (RS Pem)
Multi disiplin
Center (PSC)
Multi profesi
Multisektor
Emergency call
centre Dana, Fasilitas, Organisasi, Prosedur
SPGDT
SPGDTS / DAILY EMERGENCY SPGDTB / DISASTER EVENT
Kecelakaan/Trauma Bencana Alam
AMI Kecelakaan Transportasi
Luka Bakar + Trauma Massal
Inhalasi Terorisme
Sumbatan pada jalan nafas Perang
Percobaan Bunuh Diri Huru Hara
Near drowning Bencana Biologis
dsb Bencana Kimia
dsb
SPGDT/IEMSS
DAILY MEDICAL EMERGENCY
INTER
PRE HOSPITAL IN HOSPITAL
HOSPITAL
Community Emergency Gov. Hospital
Public safety Dept (National,
centre HCU/ICU Province,
Emergency call OR District)
centre Forensic Private Hospital
Medical first Police/Military
responder Hospital
Ambulance
service
PHC
SPGDT/IEMSS
DISASTER EVENT

IN DISASTER POST
PRE DISASTER
EVENT DISASTER
Prevention Acute Recovery
Mitigation Response Reconstruction
Preparedness Rehabilitation
Fase Deteksi
KLL
Tindak kriminal
Pabrik berbahaya
Gedung rawan
Gempa
Fase Supresi
Perbaikan konstruksi jalan,gedung
Peraturan lalin
K3
Patroli keamanan
Jalur evakuasi
Disaster maping
Fase Pra Rumah Sakit
1. Akses
Akses dari masyarakat ke sistem >>> PENTING
Polisi
Pemadam kebakaran
AGD
Daerah rural: Bedug, kentongan,asap, radio
komunikasi
2. Komunikasi
Pusat komunikasi
Pusat komunikasi ke RS
Pusat komunikasi ke
pusat instalasi lain
Ambulan ke ambulan
Ambulan ke RS

Perangkat Jenis Komunikasi


- Telepon -Kom Informasi
- Fax -Kom Koordinasi
- Radio -Kom Administrasi & Logistik
- Internet/Intranet -Kom Operasional
Tugas pusat komunikasi:
o Menerima permintaan tolong
o Mengirim unit-unit yang diperlukan
o Memonitor/membimbing kegiatan
pertolongan
o Memonitor kesiapan RS (UGD dan ICU)
o Bertindak sebagai Outside Command
penanggulangan bencana yang bekerja sama
dengan Onsite Command
3. Personal
Orang Awam
Adalah orang pertama (first responder) yang
menemukan orang sakit/mendapat musibah/trauma
Pramuka, PMR, anak sekolah, guru, IRT, hansip

Mampu:
1. Cara minta tolong
2. RJP tanpa alat
3. Menghentikan perdarahan
4. Memasang balut atau bidai
5. Cara transportasi yang baik
INDONESIA

Orang awam >>> tidak terlatih, minim


pengetahuan tentang pertolongan pertama pada
penderita gawat darurat

-pertolongan pertama yang diberikan


-lama waktu korban ditemukan/ditangani
-kecepatan meminta bantuan

Banyak korban sampai di RS


dengan kondisi risiko tinggi
terancam nyawa atau kecacatan
Orang Awam khusus
memiliki kemampuan yang sama dengan
orang awam ditambah dengan
pengetahuan/keterampilan sesuai dengan
bidangnya .
Polisi, petugas pemadam kebakaran,
satpam, SAR, ajudan
4. Transportasi
How?
What?
Who?
When?
Which?
Where?
HELP......!
Sarana transportasi :
Kendaraan pengangkut
Peralatan medis dan non medis
Petugas
Obat-obatan live saving
Upaya yang harus diperhatikan :
Sebelum mengangkut Selama perjalanan :
gangguan napas dan CV Kesadaran
telah ditanggulangi
Pernapasan
perdarahan telah
dihentikan tekanan darah
luka-luka telah ditutup denyut nadi
patah tulang telah keadaan luka
dibidai
Ambulan Service
Perlu standar kendaraan untuk kasus gawat
darurat (live safing equipment, professional crew,
communication system)
Jumlah ambulan , kondisi jalan, kepadatan lalu
lintas >>> evakuasi lancar/tidak lancar
Response time 10 menit sejak panggilan.
Transportasi dengan ambulan >>> untuk maks 2
jam perjalanan dari TKP ke RS
Safe transport >>> perlu perencanaan pelayanan
(organisasi, prosedur, komunikasi dan koordinasi)
Ambulan Service
Urban >>> mampu mencapai tempat kejadian 6-8 menit,
pencegahan kematian akibat sumbatan jalan nafas, henti
nafas, henti jantung, perdarahan massif.
Sepeda motor gawat darurat >>> daerah padat
Tugas:
1. Melakukan pre hospital cardiac life support (PHCLS)
dan pre hospital trauma life support (PHTLS) dan
masalah gawat darurat lainnya
2. Berkomunikasi dengan pusat komunikasi, RS dan
ambulan lainnya
3. Transportasi pasien dari tempat kejadian ke RS atau
dari RS ke RS
4. Menjadi RS lapangan dalam penanggulangan bencana
Ambulan Service
Rural >>> peralatan dasar PPGD (orotracheal
tube, suction, oksigen, bag and mask, balut
cepat, infus, bidai termasuk neck collar, long
short board, dan traksi untuk dissability)
Air Ambulan Service
1. Fixed Wing (long distance
and an airport)
2. Rotary Wing (short distance,
need the landing area)
Sea Ambulan Service and River
Ambulan Service >>> terutama
untuk daerah terpencil/terisolir
Fase Rumah Sakit
Ruang pelayanan yang saling berkaitan:
Instalasi Rawat Darurat
Ruang Rawat Intensif
Kamar Operasi
High Care Unit (HCU)
Memerlukan SDM yang terampil
Memiliki SOP dan standar layanan
Fase Rumah Sakit
RS dengan Trauma Center level I,II,III, dan IV
TC level I >>> spesialis 4 besar ada di tempat 24
jam (pusat gawat darurat, PGD I)
TC level II >>> dokter jaga adalah dokter umum
(ACLS dan ATLS) (PGD II), spesialis datang
bersamaan dengan penderita
TC level III >>> dokter jaga adalah dokter umum
(ACLS dan ATLS) (PGD III), spesialis datang 30
menit setelah dipanggil
TC level IV >>> tidak adaspesialis, hanya dokter
umum (ACLS dan ATLS) (PGD IV)
Instalasi Rawat Darurat
UU Rumah Sakit no 44/2009 Pasal 10
Ruang Gawat Darurat adalah salah satu ruang
yang disyaratkan harus ada pada bangunan
rumah sakit, yang merupakan ruang
pelayanan khusus yang menyediakan
pelayanan yang komprehensif dan
berkesinambungan selama 24 jam.
Instalasi Rawat Darurat
Tujuan : mampu memberikan pelayanan dengan
kualitas tinggi pada masyarakat dengan
problema medis akut.

Kemampuan yang harus dimiliki :


Mencegah kecacatan dan kematian
Melakukan rujukan
Menanggulangi korban bencana
Alur Pelayanan Kasus Gawat Darurat
di IRD
Pasien
Triase
Visual

False True
emergency emergency

Poli 24 jam Triase

Emergency/Darurat (perlu Urgent/GD (ada ancaman


pertolongan segera kematian)

Tindakan Resusitasi stabilisasi

Ruang Observasi R. Rawat OK ICU

Pulang
R. Rawat Inap
KRITERIA:
Buka 24 jam
Melayani false emergency
dengan tidak mengurangi
mutu
Hanya melakukan primary
care >>> untuk devinitive
care di tempat lain (ICU,
HCU, ruang rawat)
Harus meningkatkan mutu
personalia dan masyarakat
sekitarnya
Harus melakukan riset untuk
meningkatkan mutu
PENGORGANISASIAN:
Ada penangung jawab UGD
Peran inti disaster planning
Kerjasama saling menunjang antar unit
Semua personel mengenal dan menghayati SPPGD di
unit/nasional
Semua penderita harus jelas identitasnya dan harus selalu
triace office serta mendapat pengawasan ketat selama di IRD
Sistem rujukan jelas
Penunjang pelayanan (alat, obat, SDM) diatur sehingga
memenuhi kebutuhan 24 jam
Penderita keluar dari IRD harus jelas dimana dirawat atau
pulang
Catatan lengkap untuk setiap penderita
Fasilitas
Lokasi gedung mudah dicapai dengan tanda-tanda yang jelas
Pintu menghadap ke depan, ambulance tidak mundur
Luas IRD disesuaikan dengan beban kerja >>> jumlah pasien, jumlah
penunggu/keluarga pasien, jumlah petugas, jumlah peserta didik
RS kelas A dan B perlu adanya heliped
Ruang triase
Ruang resusitasi
Ruang tindakan
Rang persiapan operasi/observasi
Ruang GIPS dengan X-ray
Ruang operasi
Ruang pemulihan
Ruang tunggu keluarga
Tempat khusus untuk meninggal dan keluarga berduka
Ruang dekontaminasi
Ruang Rawat Intensif
Intensive Care Unit adalah bagian dari bangunan
rumah sakit dengan kategori pelayanan kritis
selain instalasi bedah dan instalasi gawat darurat
Merupakan fasilitas untuk merawat pasien dalam
keadaan belum stabil sesudah operasi berat atau
bukan karena operasi berat yang memerlukan
secara intensif pemantauan ketat atau tindakan
segera
Keterbatasan fasilitas pelayanan kurang
mendukung pelayanan gawat darurat/kritis
Kamar Bedah (Operating Theatre)
Kamar bedah adalah bagian dari bangunan di
rumah sakit yang digunakan untuk melakukan
pembedahan/operasi terhadap pasien.
Merupakan bagian yang penting >>> 20-25%
pendapatan RS didapat dari pelayanan kamar
bedah
Kamar bedah dibangun diantara beberapa disiplin
dan profesi >>> terlibat: dokter spesialis bedah,
spesialis anestesi, perawat bedah, perawat
anestesi, petugas kebersihan, dll
Rujukan Pasien
Jejaring rujukan dibuat sesuai kemampuan RS dalam
memberikan pelayanan (kualitas pelayanan dan
kuantitas menerima pasien) yang dihubungkan dengan
kemampuan SDM dan kesediaan fasilitas medis serta
perkembangan teknologi.
Kerjasama antar rumah sakit:
- RS rujukan pemerintah penuh >>> RS swasta?
Komunikasi? transportasi? pembiayaan?
- RS terbatas di daerah kepulauan/daerah
perbatasan/terpencil dengan masalah infrastruktur
transportasi?
SPGDTB (SAAT BENCANA)
Memerlukan adanya komponen sbb:
organisasi, fasilitas, komunikasi,
pendataan dan penanganan operasional
Pelayanan medis di lapangan (Pra RS), di
RS, dan antar RS
Perlu mengetahui karakteristik kasus
pada setiap kejadian bencana (analisis
kejadian dan permasalahannya)
Rumah sakit perlu memiliki perencanaan
penanganan bencana (hospital disaster
plan/HDP)
Di lapangan (lokasi bencana) perlu
koordinasi lintas sektor
Korban Bencana >>> 3
kelompok :
1. Korban cedera
2. Korban meninggal
3. Korban pengungsi

SIAPA YANG AKAN MENANGANI?


HOSPITAL DISASTER
Internal disaster
keadaan emergensi/ terjadi bencana di dalam
RS
Eksternal disaster
keadaan emergensi/ terjadi bencana di luar
RS:
1. RS akan mengirimkan tim
2. RS menerima korban masal
HOSDIP/HDP
Tugas dan tanggung jawab RS
membuat perencanaan bila menghadapi bencana dan
selalu dievaluasi
melakukan koordinasi dengan instansi di luar RS dan
antar unit kerja di dalam RS
melakukan pelatihan secara periodik dan berkelanjutan
bagi personil di RS
menyiagakan sistem komunikasi, sistem evakuasi
penggerakan ambulans, penyediaan obat dan alat
untuk korban masal
menentukan penanggung jawab dan jadwal penugasan
dan diketahui oleh seluruh pegawai di RS pada saat
terjadi bencana
INTERNAL HOSDIP/HDP
Problem
- RS horizontal >>> bangunan satu lantai,
evakuasi lebih mudah, tergantung pada luas
RS dan kepadatan populasi RS
- RS vertikal >>> bangunan bertingkat, evakuasi
lebih sulit
INTERNAL HOSDIP/HDP
Tindakan:
- Perlu penyelamatan pasien, pengunjung, dan
karyawan RS. Bila memungkinkan penyelamatan
dokumen atau ALKES
Pasien >> Safe area? Pemindahan pasien ?
Tempat penampungan sementara ? Kebutuhan
(listrik, air, sanitasi, toilet, cuci tangan, terlindung
dari cuaca panas/hujan) ?
- Perlu mengetahui kepadatan dan distribusi
masyarakat RS, mengetahui fasilitas
penyelamatan di RS, membuat perencanaan alur
evakuasi di RS
INTERNAL HOSDIP/HDP
Pencegahan bila memungkinkan lebih baik
daripada penanganan bencana yang terjadi di
RS
Perlu perencanaan tertulis termasuk
kebijakan
Perlu sosialisasi dan pelatihan (minimal 1/3
karyawan mengetahuinya)
Evaluasi bila tidak dapat diterapkan dan
perbaikan perencanaan selanjutnya
EKSTERNAL HOSDIP/HDP
What to do:
- Analyzed field area
- Deployment of field team
- Identify speciality problem from each kind of
disaster (banjir, kebakaran, gunung meletus,
tsunami, kecelakaan transportasi)
Analisis area bencana, tentukan:
Karakter komunitas, demografi (kepadatan
penduduk)
Sumber daya (transportasi, logistik)
Jaringan sosial, sistem komunikasi
Masalah infrastruktur
Karakteristik korban
Penyebaran tim lapangan, perhatikan:
Komposisi tim (sesuai keahlian)
Komando tim dan siapa yang mengatur tim
Butuh peralatan medis, pakaian pelindung,
logistik, sarana pendukung
Komunikasi dan rencana transportasi
Pengiriman Rapid Medical Response Team
(RMR)
Identifikasi kekhususan masalah :
Kecelakaan transportasi/gempa >>> banyak korban
cedera/trauma ---- penanganan korban untuk
pembedahan dalam jumlah banyak?
Tsunami >>> banyak korban hilang-tenggelam dan
meninggal --- penanganan pada korban mati masal?
Gunung meletus >>> banyak korban pengungsi, gg
respirasi, luka bakar, trauma ---- penanganan di RS/
di lapangan?
Banjir >>> korban meninggal biasanya sedikit
kecuali banjir badang, banyak korban pengungsi,
hipotermi, penyakit menular pasca banjir ----
penanganan pencegahan ?
Penanganan di Lokasi Bencana
Bersifat perawatan sementara
Kegiatan yang dapat dilakukan :
1. Membuat RS lapangan menggunakan
tenda/bangunan yang ada dan mengelola
penyelenggaraan pelayanan/perawatan
2. Membantu RS lain (RS terdekat dengan lokasi
bencana/RS rujukan)
3. Membantu mengkoordinasi tim medis. RS bila
diperlukan pada penanganan di lapangan
4. Menyediakan/membuat fasilitas sanitasi (air bersih,
WC umum, sanitasi lingkungan --- utk jangka waktu
lama)
5. Mengorganisasikan penyediaan makanan dan
minuman, dapur umum
Penanganan Korban Masal yang
dikirim ke RS
1. Mobilisasi dan
aktivasi SDM
BAGAIMANA
2. Mobilisasi alkes dan
obat-obatan KESIAPAN RS?
3. Memperluas area KESIAPAN
kerja atau merubah
fungsi ruangan yang SDM?
ada untuk KESIAPAN FAS?
menampung semua
korban yang dikirim
ke rumah sakit

You might also like