You are on page 1of 15

MANAJEMEN ANASTESI

PADA PASIEN DIABETES


MELITUS
DEFINISI

Penyakit kronik yang disebabkan oleh defisiensi insulin ditandai dengan peningkatan kadar
glukosa darah dalam plasma
KLASIFIKASI

Tipe 1 (kerusakan sel p pancreas)


Tipe 2 (gangguan sekresi insulin, dan biasanya retensi insulin)
KRITERIA DIAGNOSIS DM

Gejala diabetes+ konsentrasi glukosa plasma sewaktu >200


Kadar glukosa plasma puasa >126

Kadar glukosa plasma 2 jam setelah minum 75 gram glukosa oral pada tes toleransi
glukosa oral >200mg
EFEK PEMBEDAHAN DAN PEMBIUSAN PADA
METABOLISME
DM -> kekurangan insulin atau resistensi insulin -> pengaturan abnormal gula darah
Pembedahan -> terjadi respon katabolic -> peningkatan sekresi katekolamin, glucagon,
kortisol, penurunan sekresi insulin -> hiperglikemia, penurunan penggunaan gula darah,
peningkatan gluconeogenesis, katabolisme protein
EFEK PEMBEDAHAN DAN PEMBIUSAN PADA
METABOLISME
Efek pembiusan :
Analgesia epidural tinggi -> menghambat respon katabolic (blockade saraf aferen dan
saraf otonom)
Teknik narkotik dosis tinggi (fentanyl 50mg -> mencegah respon stress
FAKTOR RESIKO PASIEN BEDAH DENGAN DM

Pasien DM mempunyai mortalitas dan morbiditas pasca bedah lebih tinggi dibandingkan
pasien normal. Masalah yang dapat muncul seperti infeksi, sepsis dan komplikasi dari
arteriosclerosis
Komplikasi jantung terjadi pada 7% dari pasien DM, mortalitas pasca bedah 4% terutama
pada pasien yang sebelumnya menderita penyakit jantung
FAKTOR RESIKO PASIEN BEDAH DENGAN DM

Penelitian menunjukkan bahwa pembedahan pada pasien DM dapat meningkatkan


mortalitas sampai 10 kali yang disebabkan oleh :
Sepsis
Neuropati autonomic
Komplikasi aterosklerosis
Ketoasidosis
FAKTOR RESIKO PASIEN BEDAH DENGAN DM

Pada DM tipe 1 terjadi proses autoimun yang dapat merusak system saraf autonom dan
meningkatkan neuropati autonomic dengan gejala klinik : berkurangnya respon denyut
jantung terhadap valsava manunver <5x/menit dan hipotensi ortostatik (penurunan TD >
30mmhg pada posisi tegak berdiri)
FAKTOR RESIKO PASIEN BEDAH DENGAN DM

Pasien dengan neuropati autonomic dapat mengalami hipotensi berat setelah penmberian
obat anastesi adanya peningkatan resiko gastroparesis, aspirasi, episode hipoksia dan
retensi urin. Hipotensi dapat terjadi pada 50% pada pasien DM dengan neuropati
autonomic
PENGARUH OBAT ANASTESI PADA PASIEN DM

Benzodazein akan menurukan sekeresi ACTH dan juga memproduksi kortisol jika
digunakan dengan dosis tinggi selama pembedahan. Obat golongan ini akan menurunkan
stimulasi simpatis, tetapi meransang sekresi growth hormone dan akan menyebabkan
penurunan respon glikemia pada pembedahan
PENGARUH OBAT ANASTESI PADA PASIEN DM

Penelitian invitro halotan dapat menghambat pelepasan insulin dalam merespon


hiperglikemia, tetapi tidak sama pengaruhnya terhadap lecel insulin selama anastesi.
Sedangkan enfluran dan isoflurane tak nyata pengaruhnya pada gula darah
PENGARUH OBAT ANASTESI PADA PASIEN DM

Penggunaan anastesi local baik yang dilakukan dengan Teknik epidural atau subarachnoid
tak berefek pada metabolism karbohidrat. Epidural anastesi lebih efektif dibandingkan
dengan anastesi umum dalam mempertahankan kadar gula darah
PERAWATAN PASCA BEDAH

Infus glukosa dan insulin harus tetap diteruskan sampai kondisi metabolic pasien stabil dan
pasien sudah boleh makan. Infus glukosa dan insulin dihentikan hanya setelah pemberian
subkutan insulin kerja pendek. Setelah pembedahan besar, infus glukosa dan insulin harus
diteruskan sampai pasien dapat makan makanan padat
PERAWATAN PASCA BEDAH

Perlu diwaspadai kemungkinan terjadinya hipoglikemia atau hiperglikemia pasien pasca


bedah terutama bila terdapat keterlambatan bangun atau penurunan kesadaran. Harus
dipantau kadar gula darah pasca bedah. Pemeriksaan EKG pos operative serial dianjurkan
pada pasien DM tipe 1 dan penderita dengan penyakit jantung infark miokard post
operatif mungkin tanpa gejala dan mempunyai mortalitas yang tinggi

You might also like