You are on page 1of 60

SOP KOMUNIKASI

Tujuan
Komunikasi Operasi Sistem
Sarana Komunikasi
Tata Cara Komunikasi
Tujuan

Agar tatacara berkomunikasi dari setiap


unsur personil yang terkait didalam
operasi sistem tenaga listrik menggunakan
buku pedoman yang sama yaitu Buku
Pedoman Komunikasi Operasi Sistem
Tenaga Listrik.
Komunikasi Operasi Sistem
Batas Wewenang Operasi
Pelaksana Operasi dan Perpiketan
Struktur
Tugas Pokok dan Wewenang
Tatatertib
Serah Terima Dinas
Pertukaran Dinas Piket
Ruang Kerja
Pengaturan Jadwal
Koordinasi Pelaksanaan Operasi
UBOS dengan Pembangkit
UBOS dengan GITET
Region dengan Pembangkit
Region dengan Gardu Induk
Region dengan UPT
UBOS dengan Region
Region dengan Distribusi
Antar Region
Koordinasi Internal
Dispatcher dengan Penyelia Operasi
Dispatcher dengan Penyelia Pemeliharaan
Penyelia Operasi dengan Penyelia Pemeliharaan
Penyelia Operasi dengan Piket Pimpinan
Penyelia Pemeliharaan dengan Piket Pimpinan
Penyelia Pemeliharaan dengan Pelaksana Pemeliharaan
Batas Wewenang Pengendalian Operasi

500 kV UBOS

150 kV

REGION/
SUBREGION
70 kV

20 kV

DISTRIBUSI
Pelaksana Operasi dan Perpiketan

Struktur
Tugas Pokok dan Wewenang
Tatatertib
Serah Terima Dinas
Pertukaran Dinas Piket
Ruang Kerja
Pengaturan Jadwal
Struktur Piket di Region (Contoh)
Piket Pimpinan

Piket Penyelia Operasi Piket Penyelia Gangguan Instalasi

Pengendali Operasi
Sistem Region Piket UPT

Operator Gardu Induk


Tugas Pokok dan Wewenang

Tugas pokok dan wewenang perpiketan


dilingkungan PT PLN (Persero) Penyaluran
dan Pusat Pengatur Beban Jawa Bali
ditetapkan dengan surat Keputusan
General Manager No.016.K/021/GM.P3B
/2003 tanggal 28 April 2003.
Tatatertib

Tata tertib pelaksanaan operasi dan


perpiketan meliputi ruang, alat, waktu dan
personal. Agar didalam pelaksanaan piket
berjalan dengan baik maka diperlukan tata
tertib perpiketan, yaitu :
Serah Terima Dinas
Pertukaran Dinas Piket
Ruang Kerja
Serah Terima Dinas

Petugas diwajibkan menyampaikan


informasi kondisi sistem dan peralatan
selama jam dinasnya kepada petugas
penggantinya.
Penyampaian informasi tersebut dilakukan
secara lisan dan tertulis (dengan mengisi
buku mutasi).
Pertukaran Dinas Piket

Pertukaran dinas piket dapat dilakukan


jika petugas yang seharusnya piket sesuai
jadwal berhalangan hadir (dengan alasan
sakit, cuti, melaksanakan tugas lain, atau
keperluan lain) dengan mengisi blangko
tukar dinas piket dan disetujui/diketahui
oleh pejabat yang berwenang.
Ruang Kerja

Pelaksana Operasi/Petugas Piket diwajibkan


memakai pakaian kerja sesuai dengan peraturan
kepegawaian dan K3 di lingkungan PLN.
Dokumen operasional harus selalu di tempatnya.
Selain petugas dilarang masuk kecuali ada ijin
dari pejabat yang berwenang.
Mentaati peraturan setempat yang berlaku.
Pengaturan Jadwal

Jadwal tugas pelaksana operasi dan


perpiketan diatur oleh satuan organisasi
masing-masing yang berwenang.
Koordinasi Pelaksanaan Operasi
Didalam mencapai tujuan operasi sistem tenaga listrik
memerlukan komunikasi dan koordinasi yang
berkesinambungan antara pihak yang terkait.
Komunikasi operasi tersebut meliputi :
UBOS dengan Pembangkit
UBOS dengan GITET
Region dengan Pembangkit
Region dengan Gardu Induk
Region dengan UPT
UBOS dengan Region
Region dengan Distribusi
Antar Region
Koordinasi Internal
UBOS dengan Pembangkit
Informasi yang disampaikan dalam komunikasi antara dispatcher
dengan operator pembangkit yang tersambung ke subsistem 500 kV
adalah :
kesiapan unit pembangkit,
penyampaian informasi sistem dan instalasi,
perintah start dan atau stop unit pembangkit,
perintah pembebanan pembangkit dan konfirmasi pelaksanaannya,
informasi gangguan pembangkitan dan pemulihannya,
serta pelaporan pembebanan dan energi.
Perintah dan konfirmasi operasi dengan pembangkit yang
tersambung ke subsistem 150 kV dan 70 kV dilaksanakan melalui
Dispatcher Region terkait.
Komunikasi untuk koordinasi operasi dan kesiapan pembangkit juga
dilakukan antara pejabat yang ditunjuk/penyelia operasi dengan
pejabat yang ditunjuk di Pembangkit.
UBOS dengan GITET
Informasi yang disampaikan dalam komunikasi antara
dispatcher dengan operator adalah :
kesiapan instalasi penyaluran 500 kV,
penyampaian informasi sistem dan instalasi,
perintah switching dan konfirmasi pelaksanaannya,
informasi gangguan penyaluran 500 kV dan pemulihannya,
pelaporan pembebanan penyaluran (IBT dan SUTET).
Komunikasi untuk koordinasi operasi dan kesiapan
instalasi penyaluran 500 kV juga dilakukan antara
pejabat yang ditunjuk/ penyelia operasi dengan pejabat
yang ditunjuk di Unit Pelayanan Transmisi (UPT).
Region dengan Pembangkit
Informasi yang disampaikan dalam komunikasi antara dispatcher
dengan operator pembangkit yang tersambung ke subsistem 150 kV
dan 70 kV (termasuk 30 kV) adalah :
kesiapan unit pembangkit,
penyampaian informasi sistem dan instalasi,
perintah start dan atau stop unit pembangkit,
perintah pembebanan pembangkit dan konfirmasi pelaksanaannya,
informasi gangguan pembangkitan dan pemulihannya,
pelaporan pembebanan dan energi.
Komunikasi untuk koordinasi operasi dan kesiapan pembangkit juga
dilakukan antara pejabat yang ditunjuk/penyelia operasi dengan
pejabat yang ditunjuk di Pembangkit.
Region dengan Gardu Induk
Informasi yang disampaikan dalam komunikasi antara dispatcher
dengan operator adalah :
kesiapan instalasi penyaluran 150 kV dan 70 kV,
informasi sistem dan instalasi, perintah switching,
perintah perubahan tap changer dan konfirmasi pelaksanaannya,
perintah manual load shedding dan konfirmasi pelaksanaannya,
pengoperasian kompensator 150 kV dan 70 kV,
informasi gangguan penyaluran 150 kV, 70 kV termasuk 30 kV dan
pemulihannya,
pelaporan pembebanan penyaluran (IBT, SUTT dan Trafo Distribusi).
Komunikasi untuk koordinasi operasi dan kesiapan instalasi
penyaluran 150 kV dan 70 kV juga dilakukan antara pejabat yang
ditunjuk/penyelia operasi dengan pejabat yang ditunjuk di Unit
Pelayanan Transmisi.
Region dengan UPT
Informasi yang disampaikan dalam
komunikasi antara penyelia pemeliharaan
Region dengan piket pelaksana Unit
Pelayanan Transmisi adalah :
performance instalasi,
gangguan peralatan yang berakibat harus
diperbaiki, dibatasi pembebanannya atau
mengalami kerusakan dan konfirmasi tindak
lanjutnya.
UBOS dengan Region
Informasi yang disampaikan dalam komunikasi antar dispatcher,
adalah :
perintah pembebanan unit pembangkit yang tersambung pada
subsistem 150 kV dan 70 kV,
perintah manual load shedding dan korfirmasi pelaksanaannya,
informasi gangguan pembangkit dan penyaluran,
koordinasi switching instalasi penyaluran 500 kV, 150 kV dan 70 kV,
koordinasi rekonfigurasi jaringan 500 kV, 150 kV dan 70 kV,
informasi dan koordinasi pada kondisi sistem normal, siaga atau
gangguan,
koordinasi pemulihan dan masalah operasional lainnya.
koordinasi pengaturan operasi harian.
Komunikasi antar penyelia adalah :
koordinasi penyeliaan operasi dan masalah operasional lainnya.
Region dengan Distribusi
Informasi yang disampaikan dalam komunikasi antara
Dispatcher Region dengan Dispatcher Pengatur Distribusi
/ Piket Area Pelayanan Jaringan adalah :
informasi kondisi sistem,
koordinasi switching trafo distribusi,
koordinasi pengaturan tegangan,
koordinasi load shedding dan konfirmasi pelaksanaannya serta
masalah operasional lainnya.
Komunikasi antar penyelia adalah :
koordinasi penyeliaan operasi dan masalah operasional lainnya.
Antar Region
Informasi yang disampaikan dalam
komunikasi antar Dispatcher adalah :
Koordinasi transfer daya,
Koordinasi pemeliharaan instalasi penyaluran,
informasi dan koordinasi operasional lainnya.
Komunikasi antar Penyelia adalah :
koordinasi penyeliaan operasi dan masalah
operasional lainnya.
Koordinasi Internal
Dispatcher dengan Penyelia Operasi
Dispatcher dengan Penyelia Pemeliharaan
Penyelia Operasi dengan Penyelia
Pemeliharaan
Penyelia Operasi dengan Piket Pimpinan
Penyelia Pemeliharaan dengan Piket Pimpinan
Penyelia Pemeliharaan dengan Pelaksana
Pemeliharaan
Dispatcher dengan Penyelia
Operasi
Supervisi yang dilaksanakan dan informasi
yang disampaikan adalah :
kondisi sistem dan permasalahannya,
kondisi dan kesiapan operasi instalasi
penyaluran.
Dispatcher dengan Penyelia
Pemeliharaan
Informasi yang disampaikan adalah :
kondisi dan kesiapan operasi instalasi
penyaluran.
Penyelia Operasi dengan
Penyelia Pemeliharaan
Informasi yang disampaikan adalah :
kondisi sistem dan permasalahannya,
kondisi dan kesiapan operasi instalasi
penyaluran.
Penyelia Operasi dengan Piket
Pimpinan

Informasi yang disampaikan adalah :


kondisi sistem dan permasalahannya,
kondisi dan kesiapan operasi instalasi
penyaluran.
Penyelia Pemeliharaan dengan
Piket Pimpinan

Informasi yang disampaikan adalah :


gangguan pada instalasi penyaluran, dan
prakiraan perbaikan instalasi,
koordinasi pemulihan gangguan tersebut.
Penyelia Pemeliharaan dengan
Pelaksana Pemeliharaan

Informasi yang disampaikan adalah :


kondisi instalasi penyaluran,
koordinasi perbaikan instalasi yang terganggu
termasuk pengaturan mobilisasi SDM dan
transportasinya.
Sarana Komunikasi
Jenis Media Telekomunikasi
Serat Optik
Power Line Carier (PLC)
Radio
Sarana Telepon Publik
Facsimile
Telepon Selular
Teknologi Informasi
Perekam Suara
Jenis Media Telekomunikasi
Sarana komunikasi data, suara dan pengaman yang
tersedia di PT PLN (Persero) P3B saat ini menggunakan
media serat optik, PLC dan radio, sedangkan sarana
telepon publik (PT Telkom) hanya dipergunakan sebagai
media komunikasi suara.
Di Pusat Pengatur Beban (UBOS) dan Unit Pengatur
Beban (Region/ Subregion) untuk komunikasi suara
dilengkapi dengan :
Hot Line Telephone System (OTS dan OD) dengan media serat
optik dan PLC.
Administrative Telephone System dengan media serat optik.
Serat Optik
Media komunikasi dengan menggunakan serat
optik yang terbentang pada saluran transmisi
500 kV, 150 kV dan 70 kV baik berupa OPGW
(Optical Fibre Ground Wire) maupun SPOF (Self
Supporting Optical Fibre). Media komunikasi ini
mempunyai kemampuan dan kapasitas yang
tinggi. Sarana serat optik sudah meliputi seluruh
pusat listrik dan gardu induk di Jawa Bali kecuali
sebagian subsistem Jawa Timur. Media
komunikasi serat optik ini dipergunakan sebagai
sarana komunikasi suara, data dan pengaman.
Power Line Carier (PLC)
Media komunikasi ini menggunakan saluran
udara tegangan tinggi/ ekstra tinggi (500 kV,
150 kV, 70 kV dan 30 kV). Keuntungan
menggunakan PLC antara lain tidak banyak
dipengaruhi oleh propagasi udara, namun
mengingat frekuensi kerjanya terlalu rendah
sehingga jumlah salurannya sangat terbatas.
Media komunikasi PLC dipergunakan sebagai
sarana komunikasi suara, data dan pengaman.
Radio

Radio digunakan untuk berkomunikasi


suara yang berfungsi sebagai alternatif
(cadangan) tidak dimaksudkan sebagai
media komunikasi yang tetap. Sarana ini
dipergunakan sebagai sarana komunikasi
antara Region/Subregion dengan GI/
Pembangkit dan Unit Pengatur Distribusi/
Piket Area Pelayanan Jaringan.
Sarana Telepon Publik

Sarana telepon publik (PT Telkom)


digunakan sebagai alternatif dari sarana
komunikasi operasional, walaupun setiap
Gardu Induk atau Pusat Listrik belum
terpasang.
Facsimile

Fasilitas ini merupakan sarana komunikasi


dalam bentuk tulisan dan gambar dengan
menggunakan media telepon publik dan
serat optik.
Telepon Selular
Fasilitas ini merupakan teknologi pesawat
telepon yang menggunakan media udara tanpa
kabel.
Telepon selular mempunyai fasilitas layanan
pesan, yang digunakan untuk mengirimkan
pesan kepada piket pimpinan, piket penyelia,
regu pemeliharaan dan pejabat yang berhak
terhadap informasi tersebut.
Teknologi Informasi

Fasilitas ini merupakan teknologi high-end


yang menggunakan media jaringan
komputer untuk menyampaikan/
menerima berita beserta data. Teknologi
ini sedang dalam pengembangan untuk
memaksimalkan penggunaannya dalam
sistem operasi sistem tenaga listrik.
Perekam Suara

Semua pembicaraan didalam komunikasi


operasional direkam.
Rekaman tersebut disimpan (diarsipkan)
untuk dipergunakan bila diperlukan.
Penyimpanan dilaksanakan secara berkala
sesuai dengan kapasitas media penyimpan
rekaman suara tersebut.
Tata Cara Komunikasi
Tata Tertib dan Etika Berkomunikasi
CALLSIGN
Alur Komunikasi Operasi
Komunikasi Pengendalian Sistem
Kondisi Normal
Kondisi Siaga
Kondisi Gangguan
Dispatcher UBOS
Dispatcher Region/Subregion
Kondisi Pemulihan
Pelaporan Gangguan
Klasifikasi Jenis Gangguan
Isi Informasi Kejadian Gangguan
Sifat Pelaporan
Format Laporan Gangguan
Komunikasi Untuk Keperluan Pekerjaan Pemeliharaan/ Perbaikan
Peralatan
Komunikasi Pengoperasian Instalasi Baru
Tata Tertib dan Etika Berkomunikasi
Beberapa hal yang harus dipenuhi agar komunikasi dapat berjalan lancar :
Menggunakan Bahasa Indonesia Komunikasi operasi menggunakan bahasa
Indonesia dan kalimat yang mudah dipahami. Dengan menggunakan bahasa
Indonesia maka setiap personal yang terlibat dalam operasi sistem dapat
memahami informasi dengan baik dan benar.
Setiap perintah operasional yang disampaikan secara lisan baik melalui radio
ataupun telepon harus ditulis dan diulangi pembacaannya. Ketika perintah
telah diterima selengkapnya, sipenerima perintah harus membaca ulang
seluruh perintah tersebut untuk menjamin bahwa perintah telah diterima
dengan benar.
Sarana komunikasi operasional terutama hanya digunakan untuk
menyampaikan berita (informasi) operasional sistem Jawa Bali.
Tidak dibenarkan menyampaikan berita-berita (informasi) yang tidak
berkaitan dengan pengendalian sistem tenaga listrik Jawa Bali.
Tidak dibenarkan menggunakan sarana komunikasi operasional untuk
bergurau, berbincang-bincang (ngobrol) dan berbicara secara tidak sopan.
Perintah dan informasi operasional harus diusahakan untuk disampaikan
secara langsung. Bila hal ini tidak memungkinkan (misal karena saluran
komunikasi rusak) maka perintah (informasi) operasional dapat disampaikan
melalui perantara yang bertanggung jawab.
Semua informasi yang dipertukarkan baik lisan maupun tulisan harus direkam
dan atau dicatat.
Setiap menyampaikan atau menerima perintah (informasi) operasional harus
menyebutkan atau mencatat :
Callsign, nama pengirim dan penerima perintah (informasi).
Jam menerima atau menyampaikan perintah (informasi).
CALLSIGN
No. Nama Callsign

1 Jawa Bali Control Center (JCC) UBOS


2 Region Control Center (RCC) Jakarta Banten Region 1
3 Region Control Center (RCC) Jawa Barat Region 2

4 Region Control Center (RCC) Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta Region 3

5 Region Control Center (RCC) Jawa Timur dan Bali Region 4


6 Subregion Control Center Bali SRB
Pusat Listrik Tenaga Uap ...
7 PLTU ...
Contoh : PLTU Muarakarang
Pusat Listrik Tenaga Gas/ Uap ...
8 PLTGU ...
Contoh : PLTGU Muarakarang
Pusat Listrik Tenaga Gas ...
9 PLTG ...
Contoh : PLTG Cilacap, PLTG Gresik
Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi ...
10 PLTP ...
Contoh : PLTP Gunung Salak
Gardu Induk ...
11 GI ...
Contoh : GI Waru
Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi ...
12 GITET ...
Contoh : GITET Gandul
ALUR INFORMASI OPERASIONAL SISTEM JAWA BALI

P3B
Pimpinan DIRUT/
P3B DIREKSI

UBOS Pimpinan
UBOS

Penyelia
Dispatcher
Sistem

Region
Penyelia Pimpinan Pimpinan
Dispatcher
Op-Har Region Distribusi
Operator
GITET
UPT Operator Pimpinan
GITET UPT U P D/A
P
Operator
GI 150, 70 kV

Sub Region
Penyelia Pimpinan Pimpinan
Bali Dispatcher
Op-Har SRB Distribusi Bali

Operator
GI
Alur Komunikasi Operasi Sistem

JCC
DISPATCHER

GI/PL 150 kV RCC GITET/PL 500 kV

OPERATOR DISPATCHER OPERATOR

DCC
DISPATCHER

Keterangan :
Instruksi
Koordinasi
Komunikasi Pengendalian Sistem

Kondisi Normal
Kondisi Siaga
Kondisi Gangguan
Dispatcher UBOS
Dispatcher Region/Subregion
Kondisi Pemulihan
Kondisi Normal
Selama kondisi sistem normal, dispatcher UBOS
mengendalikan sistem dengan mengatur
pembebanan unit-unit pembangkit dan
melaksanakan switching 500 kV yang
diperlukan. Dispatcher region mengendalikan
subsistem diwilayah wewenangnya dan
menyampaikan perintah pembebanan
pembangkit yang tersambung pada subsistem
150 kV dan 70 kV. Informasi dan perintah
operasional ke GI 150 kV dan 70 kV dilakukan
oleh masing-masing Region yang berwenang.
Kondisi Siaga
Kondisi siaga dinyatakan apabila seluruh konsumen
masih dapat dilayani dan kendala operasi terpenuhi
tetapi sekuriti tidak terpenuhi. Kondisi siaga pada
subsistem 500 kV dan pasokan sistem Jawa Bali
dinyatakan oleh UBOS. Kondisi siaga pada subsistem 150
kV dan 70 kV dinyatakan oleh Region.
Bila sistem berada dalam kondisi siaga, selain melakukan
tindakan pengamanan sistem, dispatcher juga harus
melaporkan kejadian tersebut secepatnya kepada
Penyelia Operasi, untuk disampaikan kepada Pejabat
operasional yang bertanggung jawab atas kelancaran
pengoperasian Sistem Jawa Bali. Disamping itu
dispatcher segera menyampaikan kondisi ini kepada
pengelola instalasi dan konsumen/distribusi di wilayah
kerjanya.
Kondisi Gangguan

Bila sistem berada dalam kondisi gangguan


(padam total atau parsial) maka dispatcher UBOS
maupun Region/Subregion, segera melaksanakan
langkah-langkah berikut :
Dispatcher UBOS
Dispatcher Region/Subregion
Kondisi Pemulihan
Dispatcher UBOS
Menyampaikan informasi ke semua dispatcher Region bahwa
sistem dalam kondisi gangguan dan menginstruksikan agar
masing-masing Region segera mengamankan subsistem di
wilayah kerjanya masing-masing.
Menggunakan sarana komunikasi yang ada untuk mempercepat
proses pemulihan sistem.
Melakukan inventarisasi terhadap unit pembangkit dan instalasi
penyaluran yang masih bekerja yang masih normal.
Dalam hal gangguan di subsistem 500 kV, menyampaikan
informasi gangguan, penyebab dan perkiraan waktu
pemulihannya kepada dispatcher region dan penyelia operasi
UBOS.
Mengintruksikan kepada GITET dan pembangkit di subsistem 500
kV yang kehilangan tegangan untuk melaksanakan pedoman
operasi GITET.
Segera melaksanakan tindakan pemulihan sistem sesuai Pedoman
Pemulihan Sistem Tenaga Listrik Jawa Bali dengan menggunakan
semua sarana komunikasi yang ada.
Setelah sistem kembali normal, dispatcher membuat laporan
kejadian gangguan beserta pemulihannya.
Dispatcher Region/Subregion
Segera menyampaikan informasi gangguan ke GI dan pembangkit
yang kehilangan tegangan, untuk melaksanakan tindakan sesuai
pedoman operasi yang berlaku dengan menggunakan semua
sarana komunikasi yang ada.
Melakukan inventarisasi terhadap unit pembangkit dan instalasi
penyaluran yang masih bekerja yang masih normal diwilayah
kerjanya masing-masing.
Mengadakan komunikasi langsung ke operator GI/ Pembangkit
untuk segera melaksanakan tindakan pemulihan sistem sesuai
dengan pedoman pemulihan subsistem di region masing-masing.
Segera menyampaikan informasi ke Pengatur Distribusi bahwa
sistem dalam kondisi gangguan serta penyebab dan perkiraan
waktu pemulihan.
Setelah sistem kembali normal, melaporkan penyebab gangguan,
cara-cara pemulihan serta melaporkan hal-hal lain yang erat
kaitannya dengan pedoman pemulihan sistem.
Kondisi Pemulihan
Sesuai dengan wewenang masing-masing
Dispatcher melaksanakan pemulihan
gangguan mengacu pada pedoman
pemulihan yang berlaku.
Pelaporan Gangguan
Pada saat terjadi gangguan, kecepatan pengambilan
keputusan untuk penormalan kembali ataupun tindak-
lanjutnya adalah sangat tergantung pada kecepatan
penyampaian laporan kejadian gangguan kepada pihak
yang berkepentingan. Dalam hal ini adalah kecepatan
pelaporan dari Operator GI/ Pembangkit ke Dispatcher,
dari Dispatcher kepada Penyelia Operasi atau dari
Penyelia Operasi/ Pemeliharaan kepada Para Pejabat
lainya yang terkait dengan operasi sistem. Penyampaian
informasi gangguan kepada penerima informasi dapat
dilakukan secara berjenjang tergantung pada kondisinya.
Pelaporan gangguan dalam rangka penanggulangan
dampak non teknisnya berpedoman pada Surat Edaran
Direksi PT PLN (Persero) no : 22.E/010/DIR/2000.
Klasifikasi Jenis Gangguan
Isi Informasi Kejadian Gangguan
Sifat Pelaporan
Format Laporan Gangguan
Klasifikasi Jenis Gangguan
Klasifikasi Informasi Gangguan Sistem

Jam Kerja Luar Jam Kerja


No. Jenis Gangguan
Kolektor Penerima Kolektor Penerima

1 Pembangkit berdampak beban Dispatcher UBOS MOPSIS, MUBOS, GM Dispatcher, Penyelia MOPSIS, Piket Pimpinan,
padam UBOS MUBOS, GM

2 IBT 500/150 kV berdampak beban Dispatcher UBOS Dispatcher Region, Dispatcher, Penyelia Dispatcher Region, MOPSIS,
padam MOPSIS, MUBOS, UBOS Piket Pimpinan, MUBOS,
GM GM

3 SUTET berdampak beban padam Dispatcher UBOS MOPSIS, MUBOS, GM Dispatcher, Penyelia MOPSIS, Piket Pimpinan,
UBOS MUBOS, GM

4 SUTT berdampak beban padam Dispatcher UBOS MOPSIS, MUBOS Dispatcher, Penyelia MOPSIS
UBOS

5 GI 150 dan atau 70 kV padam Dispatcher UBOS MOPSIS, MUBOS, GM Dispatcher, Penyelia MOPSIS, Piket Pimpinan,
UBOS MUBOS, GM

6 Kabel Laut Jawa Madura & Jawa Dispatcher UBOS MOPSIS, MUBOS, GM Dispatcher, Penyelia MOPSIS, Piket Pimpinan,
Bali beban padam UBOS MUBOS, GM

7 Trafo Distribusi padam Dispatcher UBOS MOPSIS Dispatcher, Penyelia MOPSIS


UBOS

8 IBT 500/150 kV berdampak beban Dispatcher UBOS MOPSIS Dispatcher, Penyelia MOPSIS
tidak padam UBOS

9 SUTET berdampak beban tidak Dispatcher UBOS Dispatcher Region, Dispatcher, Penyelia Dispatcher Region, MOPSIS
padam MOPSIS, MUBOS UBOS

10 SUTT berdampak beban tidak padam Dispatcher UBOS MOPSIS, MUBOS Dispatcher, Penyelia MOPSIS
UBOS

11 Kabel Laut Jawa Madura & Jawa Dispatcher UBOS MOPSIS, MUBOS Dispatcher, Penyelia MOPSIS
Bali tidak padam UBOS

12 Pembangkit berdampak beban tidak Dispatcher UBOS MOPSIS Dispatcher, Penyelia Piket Pimpinan, MOPSIS
padam UBOS

13 Emergency : load curtailment, load Dispatcher UBOS, MUBOS, GM Dispatcher, Penyelia Piket Pimpinan, MOPSIS,
shedding, padam total MOPSIS UBOS MUBOS, GM

Klasifikasi Informasi Gangguan Subsistem


Jam Kerja Luar Jam Kerja
No. Jenis Gangguan
Kolektor Penerima Kolektor Penerima

1 Pembangkit berdampak beban Dispatcher Region Dispatcher UBOS, Dispatcher, Penyelia Dispatcher & Penyelia UBOS
padam Asmanop, Region , Pimpinan, Asmanop,
MOPHAR, MR MOPHAR, MR

2 IBT 500/150 kV berdampak beban Dispatcher Region Dispatcher UBOS, Dispatcher, Penyelia Dispatcher & Penyelia
padam Asmanop, Region UBOS, Pimpinan,
MOPHAR, MR Asmanop, MOPHAR,
MR

3 SUTET berdampak beban padam Dispatcher Region Dispatcher UBOS, Dispatcher, Penyelia Dispatcher & Penyelia
Asmanop, Region UBOS, Pimpinan,
MOPHAR, MR Asmanop, MOPHAR,
MR

4 SUTT berdampak beban padam Dispatcher Region Dispatcher UBOS, Dispatcher, Penyelia Dispatcher& Penyelia UBOS,
Asmanop, MOPHAR Region Asmanop, MOPHAR

5 GI 150 atau 70 kV berdampak Dispatcher Region Dispatcher UBOS, Dispatcher, Penyelia Dispatcher & Penyelia
beban padam Asmanop, Region UBOS, Pimpinan,
MOPHAR, MR Asmanop, MOPHAR,
MR

6 Kabel Laut Jawa Madura & Jawa Dispatcher Region Dispatcher UBOS, Dispatcher, Penyelia Dispatcher & Penyelia
Bali berdampak beban Asmanop, Region UBOS, Pimpinan,
padam MOPHAR, MR Asmanop, MOPHAR,
MR
7 Trafo Distribusi berdampak beban Dispatcher Region Dispatcher UBOS, Dispatcher, Penyelia Dispatcher & Penyelia
padam Asmanop, MOPHAR Region UBOS, Asmanop,
MOPHAR

8 IBT 500/150 kV berdampak beban Dispatcher Region Asmanop, MOPHAR Dispatcher, Penyelia Asmanop, MOPHAR
tidak padam Region

9 SUTET berdampak beban tidak Dispatcher Region Asmanop, MOPHAR Dispatcher, Penyelia Asmanop, MOPHAR
padam Region

10 SUTT berdampak beban tidak Dispatcher Region Asmanop, MOPHAR Dispatcher, Penyelia Asmanop, MOPHAR
padam Region
11 Kabel Laut Jawa Madura & Jawa Dispatcher Dispatcher UBOS, Dispatcher, Penyelia Dispatcher & Penyelia
Bali berdampak beban Subregion/Re Asmanop, MOPHAR Region UBOS, Pimpinan,
tidak padam gion Asmanop, MOPHAR

12 Pembangkit berdampak beban Dispatcher Region Dispatcher UBOS, Dispatcher, Penyelia Dispatcher & Penyelia
tidak padam Asmanop, MOPHAR Region UBOS, Pimpinan,
Asmanop, MOPHAR
13 Emergency : load curtailment, load Dispatcher, Dispatcher UBOS, Dispatcher, Penyelia Pimpinan, Asmanop,
shedding, padam total Asmanop MOPHAR, MR Region MOPHAR, MR
Isi Informasi Kejadian Gangguan
Informasi gangguan berisi antara lain :
Lokasi dan waktu gangguan.
Menyatakan tempat/ lokasi serta perkiraan waktu terjadinya gangguan.
Contoh : IBT 1 Bandung Selatan trip pada tanggal pukul .....
Penyebab gangguan.
Menyatakan perkiraan sementara penyebab terjadinya gangguan.
Contoh : diperkirakan ada gangguan pada Pmt 150 kV IBT 1.
Dampak gangguan.
Menyatakan dampak gangguan terhadap Sistem Jawa Bali, berupa
perkiraan besar beban yang padam dan area pemadaman.
Contoh : diperkirakan sebagian beban Bandung Raya kurang lebih
sebesar 200 MW padam.
Perkiraan lama gangguan.
Menyatakan perkiraan waktu perbaikan peralatan yang mengalami
kerusakan.
Usaha pemulihan.
Menyatakan usaha pemulihan yang sedang atau akan dilakukan
dispatcher dan atau operator.
Contoh : manuver/ pemindahan beban ke Subsistem Cirata dan
Mandirancan sedang dilakukan.
Sifat Pelaporan

Gangguan yang mengakibatkan padam


disisi konsumen dan atau ada peralatan
rusak sifatnya segera, sedangkan
gangguan yang tidak mengakibatkan
padam disisi konsumen sifatnya biasa.
Format Laporan Gangguan

Format laporan pendahuluan gangguan


seperti pada lampiran C.
Komunikasi Untuk Keperluan Pekerjaan
Pemeliharaan/ Perbaikan Peralatan

Tata cara komunikasi yang dilakukan


dalam rangka pembebasan instalasi
tegangan tinggi untuk keperluan
pekerjaan atau pemeliharaan diatur sesuai
Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pada
Instalasi Listrik Tegangan Tinggi/ Ekstra
Tinggi (Dokumen K3 Buku Biru).
Komunikasi Pengoperasian Instalasi Baru

Komunikasi pengoperasian instalasi baru dilaksanakan dalam rangka


pemberian tegangan (energize) instalasi baru, dengan
memperhatikan :
Surat rekomendasi Laik Bertegangan dari PLN Jastek (LMK) atau
lembaga yang ditunjuk.
Konfirmasi siap diberi tegangan dari Manager UPT atau pejabat yang
ditunjuk.
Jadwal pelaksanaan pemberian tegangan telah disepakati.
Kesiapan Pengawas K3
Kesiapan Pelaksana Manuver (Operator GI)
Kesiapan Pengawas Manuver
Panduan Manuver Instalasi Baru.
Untuk instalasi relokasi (bukan instalasi baru), rekomendasi cukup
dari Manager UPT. Untuk komunikasi pengoperasian instalasi baru
mengikuti Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan Pada Instalasi Listrik
Tegangan Tinggi/Ekstra Tinggi (Dokumen K3 Buku Biru).
POLA KOMUNIKASI PENANGANAN DAMPAK NON TEKNIS
GANGGUAN SISTEM JAWA BALI

Penanggung Jawab Pelayanan Gangguan 123


Operasi Teknis /call center
Khalayak

Kepala Ranting *)

Internet
Kepala Cabang Radio Siaran
TV
Media Cetak
Pelanggan Besar
Petugas Operasi Aparat Keamanan
Teknis Kepala UPD Lembaga Pemerintah/
Kepala Sektor Pemda/DPRD
Kepala UPB Pemimpin Tokoh Masyarakat
Kepala UP Tokoh LSM
Opinion Leader
Tempat Ibadah
Pesantren

Pemimpin KITLUR DIRUT & DIROP


Pemimpin P3B PT PLN (Persero)
DIUT/DIRPROD PJB
*) Untuk Ranting yang jauh
Lampiran-1
dari Cabang
SE No. 22.E/010/DIR/2000
BAGAN WAKTU PENANGANAN DAMPAK NON TEKNIS
GANGGUAN SISTEM KELISTRIKAN
YANG BERSKALA NASIONAL
GANGGUAN Gangguan Selesai
Diatasi

Sesuai Kebutuhan

1 jam
Sesuai
45 menit Kebutuhan

15 menit

Laporan hasil Bahan penjelasan Penjelasan Informasi Penjelasan Informasi Penjelasan


Assessment oleh ke PLN Pusat ke Media Massa perkembangan Ke Media Perkembangan ke
Penanggung Jawab oleh Unit-unit Press Release oleh Unit-unit Massa Oleh unit-unit Media
Operasional Terkaitl oleh PLN Pusatl Terkaitl terkait Massa

You might also like