You are on page 1of 21

DEFENISI

Visum Et Repertum adalah keterangan (laporan)


tertulis yang dibuat oleh seorang dokter atas
permintaan penyidik tentang apa yang dilihat dan
ditemukan terhadap manusia, baik hidup atau mati
ataupun bagian atau diduga bagian dari tubuh
manusia berdasarkan keilmuannya untuk
kepentingan peradilan.
PEMBAGIAN VISUM

Visum dibagi atas 2 bagian yaitu

1. Visum orang hidup


1. Visum seketika
2. Visum sementara
3. Visum lanjutan
4. Visum kejahatan seksual
5. Visum psikiatrik

2. Visum orang mati


Visum Et repertum terdiri dari 5 bagian yang tetap,
yaitu :

1. Projustisia
2. Pendahuluan
3. Pemberitaan
1. Pemeriksaan luar
2. Pemeriksaan dalam
3. Ringkasan hasil pemeriksaan luar dan dalam
4. Kesimpulan
5. Penutup
VISUM Et Repertum kasus perlukaan

Pada korban yang diduga korban tindak pidana ,


pencatatan harus lengkap dan jelas sehingga dapat
digunakan untuk pembuatan visum et repertum.

Berdasarkan ketentuan dalam KUHP derajat luka


dapat dibagi 3 yaitu ringan, sedang dan berat
KUHP pasal 352
Penganiayaan ringan adalah penganiayaan yang tidak
menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan
jabatan atau pekerjaan
KUHP pasal 90
Luka berat yaitu :
1. Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi
harapan akan sembuh sama sekali.
2. Yang menimbulkan bahaya maut
3. Yang menyebabkan seseorang terus menerus tidak
mampu untuk menjalankan tugas jabatan atau pekerjaan
pencarian.
4. Yang menyebabkan kehilangan salah satu panca indera.
5. Yang menimbulkan cacat berat

6. Yang mengakibatkan terjadinya keadaan lumpuh

7. Terganggunya daya pikir selama empat minggu atau lebih

8. Gugur atau matinya kandungan seorang perempuan


Visum Et Repertum Jenazah

Jenazah yang akan dimintakan visum et


repertumnya harus diberi label yang memuat
identitas mayat, dilak dengan diberi cap jabatan lalu
diikatkan pada ibu jari atau bagian tubuh lainnya.

Pada surat permintaan visum et repertum harus jelas


tertulis jenis pemeriksaan yang diminta (Pem luar
atau pem luar dalam)
Bila pemeriksaan autopsi yang diinginkan, maka
penyidik wajib memberitahukan kepada keluarga
korban dan ,menerangkan maksud dan tujuannya
pemeriksaan.

Lihat KUHAP pasal 134

Pemeriksaan dilakukan dengan teliti dan sistematis


serta dicatat secara rinci.
KOMPETENSI

Setiap dokter harus dapat memberikan pelayanan


kedokteran forensik dimanapun bertugas.

Dalam ketentuan hukum KUHAP dijelaskan bahwa


pemeriksaan kedokteran forensik dilakukan oleh
dokter spesialis forensik atau oleh dokter (umum
atau spesialis lainnya).
Untuk dokter spesialis forensik

Pemeriksaan TKP
Autopsi
Identifikasi
Exhumasi (penggalian kuburan)
Pengawetan jenazah (embalming)
Trace Evidence
Korban tindakan kekerasan
Kejahatan seksual
Histologi dan serologi forensik
Untuk dokter umum

Kompetensi ini terbatas pada atau diputuskan


bersama dengan penyidik kepolisian.

Kemudian memberikan laporan dalam bentuk visum


Et Repertum, sehingga bantuan pemeriksaan
tersebut dapat dipakai sebagai pedoman atau alat
bukti bagi penyelidikan, penuntutan dan pemutusan
perkara.
DASAR HUKUM

KUHAP PASAL 133


1. Dalam hal penyidik untuk kepentingan peradilan
menangani seorang korban baik luka, keracunan ataupun
mati yang diduga karena peristiwa yang merupakan tindak
pidana, ia berwenang mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau
ahli lainnya.
2. Permintaan keterangan sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan secara tertulis, yang didalam surat itu
ditegaskan untuk pemeriksaan luka atau pemeriksaan
mayat atau pemeriksaan bedah mayat.
KUHAP pasal 6
1. Penyidik adalah pejabat Polisi Negara Republik Indonesia.

2. Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang


khusus oleh undang-undang.

Staatsblad Tahun 1937 no.350


Visa reperta seorang dokter yang dibuat baik atas sumpah
dokter yang diucapkan pada waktu menamatkan pelajaran
di Negeri Belanda atau di Indonesia, maupun atas sumpah
khusus dalam pasal 2, mempunyai daya bukti yang syah
dalam perkara pidana, selama Visa reperta tersebut berisi
keterangan mengenai hal yang dilihat dan ditemukan pada
benda yang diperiksa.
KUHAP pasal 184
Alat bukti yang sah adalah
1. Keterangan saksi
2. Keterangan ahli
3. Surat
4. Petunjuk
5. Keterangan terdakwa
KUHAP pasal 186
Keterangan ahli ialah apa yang seorang ahli nyatakan di sidang
pengadilan

KUHAP pasal 187


(c) Surat keterangan dari seorang ahli yang memuat pendapat
berdasarkan keahliannya mengenai sesuatu hal atau sesuatu
keadaan yang diminta secara resmi kepadanya.
No : Palembang, Januari 2012 Perihal :
Hasil pemeriksaan
atas nama Selis Suwalya

VISUM ET REPERTUM

PRO-YUSTITIA

Berhubung dengan surat Saudara ..., pangkat, . NRP ., Nomor Polisi , tertanggal
.., maka saya yang bertanda tangan dibawah ini dokter Indra Syakti Nasution, Sp.F, dokter pada Bagian
Instalasi Kedokteran Forensik Rumah Sakit Muhammadiyah Palembang menerangkan bahwa pada tanggal
bulan januari tahun dua ribu dua belas pukul . menit Waktu Indonesia Bagian Barat telah
melakukan pemeriksaan terhadap korban dengan nomor rekam medis yang berdasarkan surat tersebut

Nama : Selis Suwalya


Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Pekerjaan : .
Alamat : .
Pada pemeriksaan ditemukan :
Korban datang dalam keadaan sadar.
Pada korban dilakukan pemeriksaan:
Pemeriksaan Fisik : Tekanan darah seratus dua puluh per delapan puluh
milimeter air raksa, denyut nadi .. kali per menit, pernapasan .
per menit
Pada kedua lubang hidung, mulut dan kedua lubang telinga tidak keluar darah.

Ditemukan luka-luka pada tubuh:


Luka lecet pada leher kiri berukuran panjang lima koma lima sentimeter, lebar
nol koma tiga sentimeter, jarak dari garis tengah tubuh enam sentimeter.
Dijumpai tiga luka lecet pada lengan bawah kanan bagian luar, luka pertama
berukuran panjang satu sentimeter, lebar nol koma dua sentimeter, jarak dari
pergelangan tangan enam sentimeter. Luka kedua berukuran panjang satu
sentimeter, lebar nol koma dua sentimeter, jarak dari pergelangan tangan tiga
koma lima sentimeter. Luka ketiga berukuran panjang satu koma lima
sentimeter, lebar nol koma lima sentimeter, jarak dari pergelangan tangan dua
sentimeter.
KESIMPULAN
Luka-luka tersebut diatas disebabkan kekerasan benda tumpul. Luka tersebut di atas
tidak dapat mendatangkan bahaya maut atau halangan dalam melakukan pekerjaan.

PENUTUP
Demikianlah visum et repertum ini dibuat dengan sejujur-jujurnya berdasarkan
sumpah jabatan sesuai dengan lembaga Negara tahun 1937 nomor 350 untuk
digunakan bilamana perlu.

You might also like