Professional Documents
Culture Documents
7
Tanda dan Gejala
Epistaksis dibagi menjadi 2 kelompok :
Epistaksis anterior : Biasanya perdarahan tidak
begitu hebat dan bila pasien duduk, darah akan
keluar dari salah satu lubang hidung. Seringkali
dapat berhenti spontan dan mudah diatasi.
Epistaksis posterior : Perdarahan biasanya
hebat dan jarang berhenti spontan. Darah
mengalir ke belakang, yaitu ke mulut dan
tenggorokan.
Pemeriksaan
Lampu kepala, spekulum hidung dan alat
penghisap (suction)
Anamnesa yang lengkap dapat menentukan
sebab pendarahan
Penatalaksanaan
Tiga prinsip utama dalam menanggulangi
epistaksis :
Menghentikan pendarahan
Mencegah komplikasi
Mencegah berulangnya epistaksis
Menghentikan Perdarahan
Menghentikan perdarahan secara aktif
pemasangan tampon & tunggu epistaksis
berhenti dengan sendirinya
Pasien datang, diperiksa dalam keadaan duduk
(kecuali dalam keadaan syok)
Sumber Perdarahan :
12
Gambar : Plexus Kiesselbach
13
2. Posterior Cavum Nasi.
- Pada Hipertensi / Arterio Sclerosis pada
umumnya perdarahan pada 1/2 Posterior
Concha Inferior ( Dari A. Sphenopalatina ).
- Pada Carcinoma & Angiofibroma
Nasopharynx.
- Perdarahan berasal dari Nasopharynx.
14
Penatalaksanaan :
Usahakan penderita dalam keadaan duduk.
Tahap - tahap penatalaksanaan Epistaxis.
1. Membersihkan / mengeluarkan bekuan darah dari
cavum nasi, untuk :
- Mencari sumber perdarahan.
- Bekuan darah yang berlebihan menghambat
vasokonstriksi
15
2. Menekan Alae Nasi / Cuping hidung 5 - 15 menit,
untuk Epistaxis pada Kiesselbac berhenti