1513010035 ENCEPHALITIS Definisi Infeksi jaringan otak yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme,sebagian besar tidak dapat ditentukan penyebabnya Etiologi Bakteri Virus Parasit Fungus Riketsia Faktor risiko Malnutrisi pemakaian kortikosteroid jangka panjang Keganasan infeksi HIV kejadian TB EPIDEMIOLOGI Insidensi di USA dilaporkan 2.000 atau lebih kasus viral ensefalitis per tahun, atau kira-kira 0,5 kasus per 100.000 penduduk (RSUP Dr. Sardjito, 2010) PATOGENESIS Primerinvasi langsung mikroorganismesubstantia gricea Parainfeksiusakibat respon imun pasiensubstantia alba KLASIFIKASI 1. a. ENSEFALITIS SUPURATIVA Bakteri staphylococcus aureus, streptococcus, E.coli dan M.tuberculosa. Patogenesis Peradangan jaringan otak dari infeksi organ lain (otitis media, radang dalam paru)menembus otak & tromboflebitisRx dini jaringan otak edema&kongesti pelunakan&pembentukan absesDisekeliling daerah radang berproliferasi jaringan ikat dan astrosit membentuk kapsulapecah abses masuk ventrikel. Manifestasi klinis trias ensefalitis ;Demam, Kejang, Kesadaran *berkembangabses serebri gejala infeksi umum, tekanan intracranialnyeri kepala kronik dan progresif,muntah, penglihatan kabur, kejang, kesadaran, edema papil. *Tanda-tanda deficit neurologist lokasi&luas abses 1.b. ENSEFALITIS SIPHYLIS (Treponema pallidum) Patogenesis Infeksi lwt permukaan tubuhkontak seksualpenetrasi lwt epithelium yg rusak kuman ada di sistim limfatikdiserap darah spiroketemiamenginvasi SSPtersebar diseluruh korteks serebri dan bag. Lain susunan saraf pusat. Manifestasi klinis A. Gejala neurologistKejang-kejang yang datang dalam serangan-serangan, afasia, apraksia, hemianopsia, kesadaran *,>>pupil Agryll- Robertson,nervus opticus bisa atrofi B. Gejala mental proses dimensia progresif, intelgensia mundur perlahan yang mula-mula tampak pada kurang efektifnya kerja, daya konsentrasi mundur, daya ingat berkurang, daya pengkajian terganggu (stadium akhir + gangguan motorik progresif) 2. ENSEFALITIS VIRUS Virus RNA Paramikso virus (virus parotitis, virus morbili) Rabdovirus : virus rabies Togavirus : virus rubella flavivirus (virus ensefalitis Jepang B, virus dengue) Virus DNA Herpes virus : herpes zoster-varisella, herpes simpleks, sitomegalivirus, virus Epstein-barr Poxvirus : variola, vaksinia Retrovirus : AIDS Manifestasi klinis Dimulai dengan demam, nyeri kepala, vertigo, nyeri badan, nausea, kesadaran , timbul serangan kejang-kejang, kaku kuduk, hemiparesis dan paralysis bulbaris. 3. ENSEFALITIS KARENA PARASIT Malaria serebral (Plasmodium falsifarum) Gangguan utama pembuluh darah mengenai parasitSel darah merah yang terinfeksi melekat satu sama lain penyumbatanHemorrhagic petechia dan nekrosis fokal tersebar sec.difus + selaput otak &jaringan otak. Gejala : demam tinggi, kesadaran koma. Kelainan neurologik tergantung pada lokasi kerusakan-kerusakan. b. Toxoplasmosis (Toxoplasma gondii ) Gejala +keadaan dengan daya imunitas kista di otot dan jaringan otak. c. Amebiasis (Amuba genus Naegleria) Msk ke hidung saat berenang di air yang terinfeksi meningo- encefalitis akut. Gejala demam akut, nausea, muntah, nyeri kepala, kaku kuduk dan kesadaran menurun. 3. ENSEFALITIS KARENA FUNGUS (candida albicans, Cryptococcus neoformans,Coccidiodis, Aspergillus, Fumagatus dan Mucor mycosis.) Gambaranmeningo-ensefalitis purulenta. Faktor yang memudahkan timbulnya infeksidaya imunitas 4. RIKETSIOSIS SEREBRI Riketsia masuk gigitan kutu EnsefalitisDi dalam dinding P.D timbul noduli sel MNdisekitar pembuluh darah dlm jaringan otaktrombosis. Gejalanyeri kepala, demam, mula-mula sukar tidur, kemudian mungkin kesadaran *Gejala- neurologik lesi yang tersebar PENEGAKKAN DIAGNOSIS 1. Anamnesis Demam tinggi mendadak, sering ditemukan hiperpireksia kesadaran dg cepat. Anak agak besar sering mengeluh nyeri kepala, ensefalopati, kejang, & kesadaran Kejang bersifat umum atau fokal, dapat terjadi status epileptikus Pemeriksaan penunjang Darah perifer lengkap, gula darah & elektrolit Pungsi lumbal: pemeriksaan CSS bisa (N) atau menunjukkan abnormalitas ringan sampai sedang 1. peningkatan jumlah sel 50-200/mm3 2. hitung jenis didominasi sel limfosit 3. protein meningkat tapi tidak melebihi 200 mg/dl 4. glukosa normal Pencitraan (CT-Scan atau MRI kepala) gambaran edema otak baik umum maupun fokal EEG gambaran perlambatan atau gelombang epileptiform baik umum maupun fokal, kadang didapatkan gambaran normal pd beberapa pasien PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan feses Pemeriksaan serologik darah (VDRL, TPHA) Pemeriksaan titer antibody Foto thorax Foto roentgen kepala Arteriografi. DIAGNOSA BANDING Pada ensefalitis supurativa: Neoplasma Hematoma subdural kronik Tuberkuloma Hematoma intraserebri TATALAKSANA 1. Terapi suportif Tx untuk hiperpireksia, keseimbangan cairan & elektrolit, TIK 2. Tx kejang dirawat di ruang rawat intensif Antipiretik cairan IV obat anti epilepsi *kortikosteroid mencegah kejang berulang fenitoin atau fenobarbital TIK diuretik osmotik manitol 0,5-1 gram/kg/kali atau furosemid 1 mg/kg/kali TATALAKSANA MEDIKAMENTOSA 1. Ensefalitis supurativa Ampisillin 4 x 3-4 g per oral selama 10 hari. Cloramphenicol 4 x 1g/24 jam i.v. selama 10 hari 2. Ensefalitis syphilis Penisillin G 12-24 juta unit/hari dibagi 6 dosis selama 14 hari Penisillin prokain G 2,4 juta unit/hari intra muskulat + probenesid 4 x 500mg oral selama 14 hari. *alergi penicillin : Tetrasiklin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari/Eritromisin 4 x 500 mg per oral selama 30 hari /Cloramfenicol 4 x 1 g intra vena selama 6 minggu 3. Ensefalitis virus Analgetik dan antipiretik : Asam mefenamat 4 x 500 mg Anticonvulsi : Phenitoin 50 mg/ml intravena 2 x sehari. Asiclovir 10 mg/kgBB intra vena 3 x sehari selama 10 hari atau 200 mg peroral tiap 4 jam selama 10 hari. 4. Ensefalitis karena parasit Malaria serebral Kinin 10 mg/KgBB dalam infuse selama 4 jam, setiap 8 jam hingga tampak perbaikan Toxoplasmosis Sulfadiasin 100 mg/KgBB per oral selama 1 bulan Pirimetasin 1 mg/KgBB per oral selama 1 bulan Spiramisin 3 x 500 mg/hari Amebiasis Rifampicin 8 mg/KgBB/hari. 5. Ensefalitis karena fungus Amfoterisin 0,1- 0,25 g/KgBB/hari intravena 2 hari sekali minimal 6 minggu Mikonazol 30 mg/KgBB intra vena selama 6 minggu. (4) 6. 6. Riketsiosis serebri Cloramphenicol 4 x 1 g intra vena selama 10 hari Tetrasiklin 4x 500 mg per oral selama 10 hari. TATALAKSANA NON MEDIKAMENTOSA Pencegahan Imunisasi BCGmeningitis tuberkulosis PROGNOSIS Ensefalitis supurativa angka kematian dapat mencapai 50%